Minggu, 03 Juli 2016

FFBTS ll I DON’T WANT LITTLE SISTER!


Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC), Min Hyunsik (OC)
Genre : Marriage life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
Sorry for typo and I hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^

===000===

Hana POV

Hana-ya, sudah siap belum?” teriak Yoongi dari dapur.

“Sebentar lagi!” jawabku. Aku merapikan make up-ku, memberikan polesan tipis pada bibirku dan sebagai sentuhan akhir ku rapikan lagi rambutku.

Aigoo! Kau mau pergi ke dokter apa kencan sih?” ucapnya ketika melihatku keluar dari kamar.

“Bukankah kau sendiri suka melihatku cantik seperti ini?”

“Ck, tapi tetap saja,” dia berjalan acuh meninggalkanku yang sedang menenggak kapsul vitamin yang dia siapkan.

Ku gerakkan ekor mataku melirik Yoongi yang sedang membujuk jagoan kami. Dia terus ngambek tidak mau diajak ikut menemaniku memeriksakan calon adiknya ke dokter. Ku dekati pria kecilku itu, pelan-pelan ku elus kepalanya. Bibirnya terus dia manyunkan, wajahnya dia tekuk, bahkan pandangannya tak sedikitpun beralih dari mainan yang menjadi pelarian bad mood-nya.

“Hei, Hyunsik sedang main apa?” tanyaku. Dia terdiam tak menggubrisku.

“HYUN-!” segera ku raih tangannya, ku gelengkan kepalaku. “Baiklah, aku tunggu di mobil.” Syukurlah, emosinya berhasil diredam.

“Hyunsik kan pingin punya adik, nah Eomma mau melihat adik bayi yang ada di perut ini,” ku raih tangan mungilnya. Ku tempelkan telapak tangannya ke perutku yang sudah membesar ini. “Ah!” aku mengaduh, rupanya calon bayiku  ini senang disapa oleh kakaknya.

Eomma sakit?” tanyanya melihatku meringis tadi.

“Tidak apa-apa sayang, adik bayi ingin bermain denganmu rupanya.

“Hei adik bayi, jangan nakal!” dia menggerakkan tangannya, menyatukan ibu jari dan telunjuknya, seolah dia akan menyentil adiknya yang dia anggap nakal ini.

“Adik bayi tidak nakal sayang, dia hanya ingin bermain denganmu.” Jelasku. Hyunsik terdiam, menatapku, “Apa Hyunsik ingin melihat adik bayi di perut Eomma?”

“Memangnya bisa?” dia mendekatkan kepalanya ke perutku,  mencari cara agar bisa melihat adiknya ini.

“Bisa sayang, tapi kita harus meminta bantuan dokter. Dokter punya teropongnya, supaya Hyunsk bisa melihat adik bayi di dalam perut Eomma.

“Ah~, ayo Eomma kita ke dokter, Hyunsik mau pinjam teropongnya supaya Hyunsik bisa melihat adik bayi.” Dengan semangat dia menarik tanganku agar bergegas pergi.

Aku mengulum senyum ketika melihat Yoongi yang sudah siap di dalam mobil. Mimik wajahnya mengatakan, kau apakan dia?.

“Sudah ku bujuk dia, sepertinya mood-nya sudah membaik.” Ucapku seraya memasangkan sit belt pada Hyunsik.

Appa ayo ke tempat dokter, Hyunsik ingin meminjam teropong untuk melihat adik bayi,” celotehnya.

“Oke! Kita berangkat sekarang!” ucap Yoongi tak kalah semangat. Kakinya lantas menekan pedal gas.

===000===

“Nyonya Jung Hana!” panggil perawat.

“Ya!” aku melangkahkan kakiku mengekor perawat yang memanggilku tadi, begitu pun dengan dua lelakiku, mereka turut mengekor di belakangku.

Balutan Shygmomanometer membungkus lenganku, tangan perawat itu menekan pemompa gas dan jarumnya bergerak naik.

“Bagaimana?” tanyaku.

“Tekanan darah Nyonya sedikit rendah, sembilan puluh per enam puluh, apa akhir-akhir ini Nyonya sering merasa lemas?” tanyanya.

“Em,” anggukku, “bahkan aku juga sering merasakan pusing.”

“Apa tidak apa-apa?” Yoongi turut bertanya.

“Tidak apa-apa tuan, nyonya hanya perlu istirahat dan makan yang cukup.” Jelas perawat itu. Kemudian dia mengarahkan kami untuk memasuki ruang pemeriksaan.

“Bagaimana kabar anda Nyonya?” sapa dokter.

“Sehat dok, hanya saja kalau kecapaian saya merasa pusing,” jawabku.

“Mual-muntahnya?”

“Sudah tidak terasa lagi,” ku lirik Yoongi yang bernafas lega mendengar jawabanku. Maklum akhir-akhir ini dia memang jarang di rumah, jadi wajar kalau dia selalu was-was jika menyangkut kesehatanku.

“Silahkan Nyonya,” seorang perawat menuntunku menuju bed pemeriksaan. Sementara Yoongi dan dokter masih berbicang, mungkin dia sedang diberi penjelasan mengenai perkembangan kandunganku.

“Nah, lihat tuan, ini bayinya,” ucap dokter sambil menggerakkan Transducer USG, “Eum, ini dia kepalanya,”

Aku, Yoongi dan tentunya Hyunsik, kami sangat antusias melihat monitor USG, “Appa, apa itu adik bayi?” mulut kecil jagoan kami mulai bersuara. Ku lirik dia, matanya masih terfokus pada layar elektronik di hadapannya, mulutnya menganga, dan sesekali dia menganggukan kepalanya.

“Ini adik bayinya sayang,” ucap dokter sambil tersenyum ke arah Hyunsik. “Nah, sepertinya kau mau jadi Oppa,”

Oppa?” Hyunsik balik bertanya pada Yoongi.

“Adik bayinya perempuan sayang,” jawab Yoongi, “Hai adik bayi, ini Oppa.” Yoongi mengarahkan tangan Hyunsik, bermaksud menyapa calon adiknya.

“Tapi Appa, Hyunsik tidak mau adik perempuan, Hyunsik mau adik lak-laki,” pernyataannya itu sungguh membuat kami yang ada disini tertawa gemas.

===000===

Selesai dengan pemeriksaan dan mendapatkan obat, segera kami menuju salah satu kedai ramyun kesukaan Hyunsik. Sengaja acara kali ini selain memeriksakan kandunganku, kami juga berencana makan malam di luar, mumpung Yoongi tidak sibuk.

Semangkuk ramyun sudah tersaji di hadapan Hyunsik. tangan Yoongi terulur untuk membantu Hyunsik menyuapkan helaian mie ke mulutnya. Mulutnya asik mengunyah, namun wajahnya seperti orang kesal.

“Hyunsik mau nambah lagi?” tawarku setelah melihat makuk ramyunnya kosong.

Appa, Hyunsik mau es krim,” dia merengek ke Appa-nya yang sedang sibuk makan.

“Sama Eomma saja ya, Hyunsik mau es krim rasa apa?” aku mengulurkan tanganku hendak menggandengnya, namun dengan segera dia berpaling menggelayut manja pada Appa-nya.

Appa, ayo~,” rengeknya.

“Sama Eomma dulu ya, Appa harus menghabiskan makanan Appa dulu,”

“Tidak mau! Ayo Appa~,”

“Kenapa? Ayo, adik bayi juga ingin mekan es krim lho,” bujukku.

“Tidak mau! Hyunsik tidak mau sama adik bayi!”

“Baiklah, baiklah, tunggu sebentar,” Yoongi menyegerakan acara makannya, dia lantas menenggak segelas air begitu kunyahan terakhirnya selesai. “Ayo!” tangannya terulur menggendong Hyunsik, dan dengan nyamannya jagoaku itu bersandar pada dada Appa-nya. Sepertinya mood-nya kembali jelek.

Satu cup es krim rasa coklat sudah didapat, bocah itu akhirnya terdiam dari rengekannya. Kami berempat kembali berkeliling, sekalian mampir ke toko peralatan bayi, membeli keperluan calon adik Hyunsik.

“Hyunsik kenapa diam saja?” tanya Yoongi memecah keheningan. Memang sepulang dari klinik, wajah anakku yang satu ini terus ditekuk, dia bahkan mengabaikanku dan adiknya ini.

Appa, Hyunsik tidak mau adik perempuan,” kambali dia mengutarakan penolakan kehadiran adik prempuannya ini.

“Kenapa?” tanyaku.

“Tidak seru!”

“Lho kenapa? Kan kalian bisa bermain bersama,” jelasku.

“Tidak! Tidak mau!”

“Memangnya kalau adik Hyunsik perempuan kenapa? Kenapa tidak seru?” tanya Yoongi sambil melirik Hyunsik dari pantulan rare-vision mirror.

“Kalau perempuan kan tidak bisa main robot-robotan, tidak bisa main sepak bola, terus Hyusik main sama siapa?” rajuknya. Oh, jadi itu yang dia rasakan, sampai-sampai mukanya terus ditekuk sepanjang hari.

“Kan Hyunsik bisa main sama Appa.” Ucap Yoongi penuh kesabaran,pelan-pelan dia terus memberikan pengerian pada jagoanku ini.

“Kalau adik bayinya laki-laki, lalu Eomma mau main sama siapa di rumah?” tanyaku. Hyunsik menoleh kearahku, matanya mengerjap seolah berpikir mengenai ucapanku barusan.

“Iya ya, nanti Eomma sendirian di rumah, tidak ada yang menemani Eomma,” angguk putraku.

Ku usap kepala jagoanku, dia pun tersenyum. Tapi sayang senyumnya hanya sebentar, wajahnya kemudian kembali ditekuk. “Tapi tetap saja, kalau Appa pergi tidak ada yang bisa diajak bermain!” Heol, anak ini benar-benar.

“Sudah, sudah, nanti Appa akan bermain dengan Hyunsik sepuas yang Hyunsik mau, jangan ngambek lagi ya,”

Ku lihat putraku itu mengangguk tanda setuju. Ku condongkan tubuhku mendekat ke telinga Yoongi dan berbisik, “Yakin kali ini kau mau bermain bersamanya? Memangnya sekarang kau sedang free?”

“Jangankan bermain dengannya, bermain denganmu pun aku sanggup.” Balasnya.

Sialan kau Min Yoongi!

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar