UNDER THE MOONLIGHT (part 1)
Author : Yeonhwa
Genre : Action gagal, romance gaje
Rate : RBO (Rate apaan tuh?)
Cast : Kim Joon Myeon, Xi Luhan, Oh Sehun, Kim Aiko (OC/ as You)
Annyeong readers, author datang lagi dengan ff abal-abal. FF Ini murni
dari hasil pemikiran author sendiri yang lagi iseng gara-gara ketagihan nonton
film action.
Hati-hati ada typo yang bergentayangan dan ada beberapa kata-kata kasar
serta adegan-adegan yang sebaiknya jangat ditiru ya....
Happy reading dan jangan lupa RCL... ^^
Aiko POV
Menjadi seorang geisha bukanlah pilihanku,
ini semua kulakukan dengan terpaksa, demi ayahku. Demi menutupi status ayahku
aku terpaksa menjadi seorang geisha.
Aku seorang gadis keturunan
Jepang-Korea. Ibuku orang Jepang, sedangkan Ayahku orang korea. Mereka juga
menikah tanpa restu dari orang tua mereka, dengan kata lain aku ini adalah anak
yang yang terlahir karena cinta yang tak direstui, tepatya tak direstui oleh
orangtua Ibuku.
“Aiko...”
“Ne...sajangnim”
Segera aku merapikan diri,
memeriksa kembali penampilanku. Kimono hitam dengan hiasan bunga sakura serta
meke up sederhana seperti gadis korea lainnya. Untuk ukuran geisha penampilanku
memanglah tak terlalu mencolok, dandanan sederhana dan pakaian yang minimalis.
Namun begitu banyak yang menyukaiku, terutama tamu-tamu ayahku, mereka bilang
kalau aku ini cantik alami dan tak perlu dipoles lagi.
“Aiko...kenalkan dia tuan Xi dan
dia adalah pemilik Xinopec Grup, dan dia akan menginvestasikan sahamnya ke
perusahaan kita” jelas Joon Myeon, kim Joon Myeon, ayahku.
“Ne, Annyeonghasimnika” aku
menunduk sopan, memberikan salam sehangat mungkin kepada tamu istimewa ayahku.
“Jadi kau yang bernama Aiko, primadona
yang sering tuan Kim ceritakan? Ternyata kau lebih cantik dari apa yang
kubayangkan” lelaki tua itu berusaha merayuku, namun aku bukanlah geisha
murahan seperti yang kalian bayangkan. Meskipun aku seorang geisha tapi aku tak
pernah sekalipun melayani nafsu bejat para lelaki hidung belang yang menjadi
tamu ayahku. Aku hanya menemani mereka saja dan hanya menemani sebatas menuangkan
minum saja, tidak lebih, karena ayahku juga tidak akan membiarkan aku tersentuh
oleh tangan bejat dari lelaki yang tak tahu malu.
“kemarilah, temani dia” perintah
ayahku
“ne sajangnim” aku menurut dan
duduk di samping tuan Xi, menuangkan shake ke gelas yang telah disediakan. Tak
lupa aku memasang wajah semanis mungkin agar mereka tak curiga bahwa aku adalah
anak dari pemilik restoran ini, sekaligus anak dari pemilik JK group, Kim Joon
Myeon alias Suho.
“Ah, Tuan Kim saya rasa pertemuan
kali ini sudah jelas, saya akan bekerjasama dengan perusahaan anda dan saya
harap kerjasama ini dapat berlangsung dengan baik.”
“ne...Gamsahamnida tuan Xi, saya
sungguh berterimakasih karena anda sudah percaya untuk bekerjasama dengan kami”
Mereka berjabat tangan dan
setelah itu aku mengikuti ayahku mengantarkan para tamu undangan sampai ke
depan lift.
“terimakasih Aiko, kau sudah
bekerja sangat baik,” ucap ayah sambil menengacak pelan rambutku.
“cheonmanayo appa”
Aku mengekor ayah masuk ke mobil,
sementara Jong Dae ahjussi, sekretaris pribadi ayahku mengendarai mobil menuju
rumah kami, anni tepatnya penjara terindah bagiku.
Sesampai di depan rumah Han
ahjumma segera menyambut kami dengan beberapa wanita yang juga berprofesi sama
seperti Han ahjumma, pelayan pribadi keluargaku.
“Anda baru pulang Tuan?” sapa Han
ahjumma
“ne ahjumma, tolong siapkan air
hangat untuk Aiko dan juga bawakan aku sebotol red wine yang berusia 10 tahun
terserah dari mana asalnya.” Perintah ayahku sambil berjalan memasuki istana
agungnya.
“baik tuan” jawab Han ahjumma
tunduk.
“Aiko, lekas ganti bajumu dan
setelah itu temui appa di tempat biasa” kembali ayahku bersikap dingin.
“ne” jawabku tak kalah dingin.
Semenjak ibuku meninggal ayahku
selalu bersikap dingin, tetapi sedingin-dinginya ayahku aku masih bisa
merasakan kehangatan pada dirinya. Kehangatan kasih sayang seorang ayah kepada
anaknya.
“Airnya sudah siap nona” ucap
seorang pelayan begitu aku memasuki kamar.
“ne, gamsahamnida ahjumma” aku
tersenyum kepada pelayanku. Bagiku mereka tak sekedar pelayan, mereka adalah
keluarga bagiku, terutama Han ahjumma, dialah yang telah merawatku semenjak
ibuku meninggal.
“Annyeong eomma, apa kabar, malam
ini aku kembali bekerja membantu appa, dan sekarang appa kembali bersikap dingin
padaku eomma, dan tadi appa menyuruhku untuk menemuinya, entah untuk apa kali
ini, aku harap kali ini bukanlah permintaan yang aneh-aneh lagi.” aku berbicara
dengan sosok eommaku yang tergambar dalam sebuah bingkai foto berukuran 4R yang
di pajang di nakas dekat tempat tidurku.
TOK...TOK...TOK...
Ku ketuk pelan pintu ruang kerja ayah.
Sebenarnya ini bukanlah tempat kerja ayah, melainkan ruangan yang layak di
sebut sebagai markas yakuza. Memang ayahku adalah ketua dari kelompok mafia
yang beroperasi di Korea dan Jepang, dia tidaklah sendiri, ada paman Kris yang
juga pemimpin mafia yang menguasai China dan Korea. Baik ayah dan paman Kris
adalah penerus mendiang kakek, jadi dapat disimpulkan bahwa aku adalah
keturunan mafia, di dalam tubuhku ini mengalir darah mafia, atau bahkan darah
seorang pembunuh berdarah dingin, Kotaro Mai, ibuku. Di usiaku yang masih muda
aku pernah diperintahkan oleh ayah untuk menghabisi nyawa seorang bos besar
pemilik perusahaan telekomunikasi terbesar di Korea, dengan alasan dia telah
menghianati ayah dalam urusan bisnis.
“masuklah Aiko”
Aku melangkah masuk dengan sikap
dingin tentunya. Ada tujuh orang yang berada di ruangan itu, meski keadaan
ruangan begitu gelap tapi aku masih bisa merasakan kehadiran orang-orang itu,
mungkin karena aku sudah terbiasa melatih instingku.
“Tak usah memandangku seperti itu
ahjussi” ucapku pada paman Min Seok, salah satu tangan kanan ayahku.
“Ternyata kau tak berubah, tatap
cantik dan dingin” paman Min Seok melangkah maju dan hendak menyentuhku,
SLASH...JLEBB....
Ayahku melemparkan pisau lipatnya
sebagai peringatan kepada paman Min Seok agar tak menyentuhku.
“Owoow...calm down bos, aku tak
menyentuhnya sedikitpun” paniknya
“Cih...” aku beralu menghampiri
ayah. Beruntung pisau yang dilempar ayang menancap kedinding, jika saja paman
Min Seok tak sigap, maka pisau itu sudah pasti menancap di kepalanya.
“Sudah kuperingatkan Min Seok!
Jangan pernah menyentuh anakku, cari saja wanita lain untuk kau sentuh
ARRA...!!!” bentak ayah.
“Ne, tenanglah aku tak akan
macam-macam, lagi pula aku masih sayang dengan nyawaku.” Jawab paman Min Seok
mundur.
“Geundae, ada apa appa
memanggilku?” akhirnya aku membuka pembicaraan.
“Besok kau mulai sekolah, appa sudah
mendaftarkanmu di SMA Hannyoung“ ucapnya sambil menyesap wine-nya.
“apakah kali ini aku bebas dari
misi anehmu?” firasatku kali ini berkata bahwa ada udang dibalik batu, tak
mungkin ayahku menyekolahkanku secara cuma-cuma, alias tanpa misi apapun.
“Anniyo, untuk saat ini kau
bebas, namun ke depan mungkin kau akan mendapatkan sebuah misi, jadi appa harap
kau bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik” jelas ayahku
“Jeongmal?” tanyaku penuh selidik
“Ne, apa kau meragukan appamu?”
ayahku menatapku tajam
“Anniyo, kalau begitu aku akan
kembali ke kamar, aku lelah, aku ingin istirahat, annyeong”
“Jangan lupa besok kau harus
berangkat pagi-pagi bersama Jong Dae untuk melengkapi semua persyaratan di
sekolahmu” teriak ayah.
“Ne arasso”
Aku melengos pergi tanpa
mempedulikan perkataan ayahku, aku masih tak yakin kalau ayahku memberikanku
kesempatan untuk menikmati masa mudaku secara percuma.
“Eomma, besok aku akan pergi ke
sekolah, aku akan memulai kehidupan normalku tanpa misi aneh dari appa, doakan
aku eomma agar aku bisa melewati hari-hariku besok, annyeong, muach” aku mencium
foto ibuku lalu memejamkan mata.
Pagi menjelang, aku sudah
mempersiapkan diri untuk memulai aktivitasku, dan memulai kehidupanku sebagai
gadis normal. Merapikan seragam baruku, menyisir rambut yang sengaja ku gerai
dan memoles lip balm tipis sebagai sentuhan terakhir.
Sepatu sporty dan tas backpack
menjadi ikon tambahan fashionku hari ini. Aku memang tak menyukai dandanan yang
terlalu girly, tapi terkadang sebuah misi menuntutku untuk berandan lebih
girly.
“kau sudah siap?” tanya ayah yang
sedang menikmati sarapannya
“ne” aku mengambil selembar roti
dan mengoleskannya dengan selai coklat.
Selesai sarapan aku bergegas
menemui paman Jong Dae yang telah menantiku bersama audy hitam kesayanganku.
Oh jadi seperti ini rasanya bersekolah? Bertemu dengan teman baru dan
lingkungan baru, sepertinya menyenangkan. Gumamku dalam hati. Aku takjub
dengan keadaan sekeliling. Hal ini terasa begitu mengagumkan bagiku.
“Anak-anak mulai hari ini kalian
akan mendapatkan teman baru, masuklah perkenalkan dirimu nak” ucap seosangnim.
“ah ne seosangnim, Annyeonghaseo,
naneun Aiko, Kim Aiko imnida, aku adalah keturunan Jepang Korea.Bangapseumnida”
ucapku lalu membungkuk.
“Nah Aiko, kau bisa duduk di
kursi kosong sebelah Sehun,” perintah seosangnim
“ne seosangnim gamsahamnida”
Aku berjalan menuju bangku yang
dimaksud. Dan kali ini aku kembali bertemu dengan pria yang dingin selain
ayahku, namun tentu saja aku tak akan pernah sudi berkenalan dengan pria
manapun, bagiku semua pria sama saja, brengsek. Mungkin karena aku sudah
terbiasa hidup dengan pria anak buah
ayahku yang tergolong brengsek itu.
“annyeong Aiko, kenalkan aku Hye
Rin,” ucap seorang siswi yang duduk tepat di depanku
“ne annyeong Hye Rin-ah” aku
tersenyum, dan mungkin ini adalah awal yang baik bagiku untuk memulai kehidupanku
sebagai gadis normal seusiaku.
Bel berbunyi dan semua siswa
berhamburan keluar kelas, meski begitu ada banyak siswi yang yang berkerumun di
bangku siswa yang bernama Sehun.
“Kau tahu Aiko, dia namja yang
sungguh sombong, dingin, lihatlah, yeoja-yeoja yang mengerumuninya tak satupun
yang dia hiraukan, padahal dia juga sama sepertimu, sama-sama berstatus sebagai
siswa baru, hanya selang beberpa jam darimu dia memijakan kaki di kelas ini,
tapi dia sudah sombong seperti itu” celoteh Hye Rin dan aku hanya bisa
tersenyum kecut melihatnya.
“Cih sombong sekali!” entah
karena suaraku yang terlalu keras, semua yeoja yang tengah mengerumuninya menoleh
ke arahku tak terkecuali pria yang bernama Sehun itu.
“MWO...!!!” teriak salah seorang
yeoja ke arahku.
“Kajja Hye Rin tunjukkan aku di
mana letak kantin aku lapar” pintaku untuk mengalihkan perhatian mereka, aku
sudar risih melihat pemandangan ini, ternyata sekolah tak seindah yang
kubayangkan.
“ne, kajja” Hye Rin menggandeng
tanganku, mengajaku pergi meninggalkan ruangan yang dipenuhi pemandangan
memuakkan ini.
Sehun POV
Apa dia gadis yng dimaksud oleh hyung? Jika itu benar maka aku harus
berhati-hati dan mendekati dia.
TBC ya readers,,,hehehehe....
Author udah capek ngetiknya. Bagaimana? Jelek ya ceritanya? Mononton
banget ya?, kasih komennya ya, dan likenya jangan lupa, OKE?!!