Title : On the rainy days
Author : yeonhwa
Genre : romantic,sad story (masih tetap geje)
cast : member of b2st, another person
****
Annyeong chingu,,ini author balik lagi dengan cerita yang tentunya lanjutan dari kemari, dan author harap chingu deul bisa menikmatinya, oh ya sebelumnya mian ya chingu, kalo ada kata2 atau jalan cerita yang jelek,maklumlah kan author ini pemula, jadi harap maklum ya,
nahh selamat membaca
nahh selamat membaca
*****
Mentari belum muncul tetapi aku sudah terbangun dan bergegas
menyelesaikan semua-tugas sekolah dan juga mempersiakan pelajaran untuk hari
ini. Tanpa terasa mentari sudah menyapa dengan sinarnya yang indah. Aku pergi
ke halaman belakang sambil menikmati sejukya udara pagi juga hangatnya sinar mentari
di pagi hari. Ini memang bukan kebiasaaanku tapi entah mengapa pagi ini aku ingin sekali merasakan
sejuknya udara pagi.
“Yoo Ri-ah, kau sedang apa pagi-pagi di situ?” tanya umma yang mellhatku heran
“Oh umma, aku hanya ingin
menghirup udara pagi ini, rasanya segar sekali, kemarilah umma, coba kau rasakan
segarnya udara pagi ini” kataku sambil menghirup udara pagi ini dengan kuat
Mentari yang mulai meninggi membuatku harus bergegas bersiap ke sekolah.
Kali ini aku lebih siap dulu dari pada oppa.
Di ujung meja appa sedang sibuk
dengan laptopnya dengan secangkir the hangat buatan umma serta selembar roti
selai kacang yang juga telah disiapkan oleh umma.
Segelas susu dan selembar roti selai
cokelat kesukaanku. Tanpa ba-bi-bu lagi aku langsung menyantap sarapan yang
sudah didepan mata. Sambil menunggu oppa
aku membaca kembali catatanku di kursi teras depan rumah. Tapi tiba-tiba rasa pusing
itu kembali datang, tapi aku harus bisa menahannya, aku yakin aku pasti kuat.
“Sudah siap Yoo Ri-ah?mian aku
terlambat” ucap Doo Joon oppa sambil
membenarkan tatanan rambutnya.
“Ah dasar kau ini kenapa kau terlambat,cepatlah aku ada kelas music pagi
ini aku tak ingin tertinggal” omelku kepada oppa
Tanpa menunggu aba-aba oppa langsung menekan pedal gas menuju sekolah. Tak
seperti biasanya oppa sesekali
memperhatikanku, mungkin dia masih khawatir dengan keadaanku kemarin.
“Waeyo oppa? Kenapa dari tadi kau memperhatikanku seperti itu?” tanyaku
yang lama-kelamaan heran juga melihat sikap oppa
yang mendadak aneh
“Gwaenchanayo, apa aku tak
boleh melihat wajah adikku yang canti ini hah??” jawab oppa sambil mengacak-acak rambutku
5 menit waktu yang tersisa untukku mempersiapkan segalanya diruang music.
Selesai menata buku di locker pribadiku aku begegas menuju ke ruang music.
Namun langkahku terhenti oleh rasa sakit di kepalaku ini. Aku behenti sejenak
lalu kulanjutkan lagi langkahku sambil berpegangan pada tembok. So Ran yang
melihatku berjalan dengan langkah seperti itu lantas memapahku. Dia sudah
mengetahui keadaanku dari awal, pertama kali aku merasakan sakit ini dialah
yang lebih dulu tahu sebelun akhirnya Doo Joon oppa,umma serta appa mengetahuinya.
Kelas music kulalui dengan penuh perjuangan. Menahan rasa sakit dikepala
dan juga berusaha untuk memfokuskan pandanganku yang terkadang kabur. Seusai
kelas music ada jeda 1 jam sebelum melanjutkan ke matapelajaran selanjutnya.
Tapi aku ingin tetap tinggal disini. Piano menjadi temanku kali ini bersama
dengan So Ran kami berlatih bersama, lagu yang akan kami bawakan pada festival
musim dingin di yang akan segera berlangsung. Alunan nada yang bergema di ruang
music teryata membawa Dong Woon untuk mencari dari mana sumbernya. Dari balik
pintu dia melihat kami yang sedang latihan. Menyadari ada sesorang yang mekihat
kami So Ran membuka pintu untuk mengetahuinya
“Oh Dong Woon oppa. Sedang apa
kau disini? Apa kau ingin latihan juga bersama kami?” ucap So Ran
“mian kalau mengganggu kalian
tadi aku sedang berjalan –jalan disekitar sini lalu ku dengan suara piano dari
ruangan ini jadi aku ingin melihatnya ternyata kalian yang sedang memainkannya”
jawab Dong Woon
“So Ran apa yang sedang kau lakukan disana?” Tanyaku heran
“Gwaenchanayo Yoo Ri-ah hanya sedang ngobrol dengan
Dong Woon oppa” jawabnya
“Apa Dong Woon oppa? Apa yang
sedang dilakukannya disini?” lantas aku beranjak dari piano dan berjalan
menghampiri So Ran.
Tapi langkahku kembali terhenti oleh rasa sakit itu. Kali ini
benar-benarsakit hingga akhirnya aku terjatuh dan suara music serta cahaya lampu
tak lagi kurasakan. Kini benar-benar gelap sangat gelap. Tapi tiba-tiba saja
aku merasa aku berada di pantai dengan pemandangan yang indah dengan matahari
terbenamnya yang sangat indah, deburan ombaknya seolah alunan music dan angin
yang berhembus menyanyikan lagu yang sangat merdu, benar-benar tenang dan rasa
sakit itu seperti hilang seketika.
“Yoo Ri-ah bangunlah” So Ran yang sedari tadi khawatir dengan keadaanku
terus berusaha untuk membangunkaku. Tapi aku terlalu bandel dan belum mau
membuka mata untuk melihatnya.
“Yoo Ri ah bangunlah,buka matamu” ucap Dong Woon
Sementara itu Doo Joon oppa yang
belum mengetahui keadaanku masih sibuk dengan latihan dancenya hingga
sahabatnya Jun Hyung me,beri tahu keadaanku padanya.
“Hyung, apa kau sudah tahu Yoo
Ri pingsan dan dari siang tadi sampai sekarang dia belum sadarkan diri” ucap
Jun Hyung dengan wajah paniknya
“jinjja? Sekarang dia di mana hyung?”
“dia di ruang kesehatan, dan sebaiknya kau segera melihatnya”
“Gurae, gumawo hyung” ucap Doo
Joon lantas pergi meninggalkan teman-temannya yang lain
Melihat kondisiku yang belum juga sadarkan diri Doo Joon oppa memutuskanku untuk membawaku ke
Rumah sakit dia khawatir terjadi apa-apa denganku. Dan meski aku telah
berpindah tempat aku masih saja tertidur pulas. Sepertinya aku telah berada
pada suasaan yang begitu nyaman hingga aku tak mau bangun dari tidurku. Meski
sudah 4 hari berlalu aku masih saja senang bermain di pantai itu, pantai yang
begitu indah dan tak jauh dari sana ada sebuah taman bunga yang sangat indah
dengan warna-warni bunganya yang begitu elok. Sungguh menyenangkan berada di
tempat itu aku tak mau pergi dari tempat itu. Tapi tiba-tiba umma memangilku untuk segera pulang,
mungkin umma membuatanku makanan kesukaanku dan dia ingin
aku untuk segera memakannya.
“Yoo Ri anakku bangunlah, kau sudah tertidur lama, apa kau tak lelah
tidur selama itu?lihatlah mentari sudah meninggi. Ayolah bangun….”tangis umma di sampingku sambil terus mengelus
rambutku.
“YA anak kecil bangunlah,atau
akan ku cubit pipimu” ucap YoSeob yang juga berusaha membangunkaku
“Yoo Ri-ah bangunlah aku akan membuatkanmu sup kesukaanmu, ayolah bangun”
Ucap Doo Joon oppa
“umma, aku di mana?kenapa
kalian semua ada disini?” tanyaku heran
“umma mian aku telah
mengkhawatirkanmu aku bermain dipantai terlalu lama” lanjutku sambil memegang
tangan umma
“Gwaenchanayo, setelah ini kaupun masih boleh main lagi
dipantai kalau perlu aku juga akan ikut menemanimu” ucap umma sambil menhapus air
matanya
Sesaat setelah ku tersadar Yo Seob memanggilkan dokter. Tubuhku yang
masih terbaring lemah dan selang oksigen yang masih terpasang dan akupun
terpaksa pasrah ketika dokter memeriksa kondisiku dan obat yang di bawa oleh
dokter disuntikkan ke tubuhku. Umma dan
oppa terlihat lega setelah dokter memastikan
kondisi tubuhku.
“Maaf, nyoya apakah kau bisa ikut denganku sebentar” kata dokter sambil
berlalu pergi dari hadapanku
“Doo Joon kau jaga adikmu aku akan menemui dokter” perintah umma
“Gurae” jawab Doo Joon
Umma lantas pergi menemui
dokter. Entah apa yang mereka bicarakan, yang jelas mereka membicarakan
kondisiku, dan aku berharap semuanya baik-baik saja. Lebih dari 10 menit umma belum juga kembali kekamarku. Doo
Joon oppa yang mulai penasaran akhirnya
menyusul umma. Tanpa sengaja dia
mendengar pembicaraan antara umma dan
dokter.
“mian, nyoya harus sabar.
Munkin benturan yang terjadi ketika kecelakaan waktu dulu telah membuat
beberapa pembuluh dara di otak kanan Yoo Ri pecah dan mengalami pendarahan.
Itulah yang menyebabkan mengapa dia
menjadi sering merasa pusing” ucap dokter seraya menghibur umma
“tapi bukankah dulu kau sudah
berhasil mengeluarkan sumbatan darahnya”
“memang meski begitu pembuluh darah yang masih terluka belum bisa
ditertutup seperti semula sehingga apabila terjadi benturan lagi itu bisa
mengakibtatkan pendarahan lagi. Saya sarankan untuk melakukan operasi kembali
untuk mengeluarkan darah yang menyumbat serta menutup kembali pembuluh darah
yang luka. Jika hal tersebut tidak segera dilakukan maka bukan tidak mungkin
risiko cacat permanen bahkan kematian bisa terjadi pada Yoo Ri.” Jelas dokter
“Lakukan yang terbaik untuk Yoo Ri. Saya percayakan kepada dokter.” Ucap umma pasrah pada dokter
Mendengar itu semua Doo Joon tertunduk lemas. Andai saja dulu ia tidak
menjatuhkan Yoo Ri, andai dulu kecelakaan itu tidak terjadi, mungkin sekarang
Yoo Ri sudah menjadi seorang musisi, dia bisa menjadi penyayi seperti yang ia
cita-citakan. Namun itu semua telah terjadi, kini yang bisa dilakukan oleh Doo
Joon adalah menjaga adiknnya dengan baik agar ia tak terluka lagi.
“Doo Joon? Apa yang kau lakukan di sini?kenapa kau tak menjaga adikmu?”
tanya umma dengan kaget
“Gwaenchanayo, aku hanya ingin
menyusul umma. Ada Yo Seob dikamar
bersama Yoo Ri” jawab Doo Joon oppa
dsambil meyembunyikan kesedihannya
Lorong rumah sakit saat itu sepi bukannya tak ada pasien tapi karena jam
telah menunjukan pukul 10 malam dan itu berarti jam besuk sudah habis, tapi Doo
Joon masih di sana bersama dengan Yoseob mereka menemaniku dan mengijinkan umma pulang terlebih dahulu untuk
istirahat.
“Hyung, kenapa kau belum tidur,
apakah kau sedang memikirkan sesuatau?” tanya YoSeob
“Aku hanya sedang memikirkan Yoo Ri, aku merasa bersalaha atas sakitnya hyung, and saja aku bisa menggantikan
sakitnya jadi dia tidak harus terbaring lemah seperti itu” jawab Doo Joon
sambil menahan air matanya.
“Sudahlah Hyung itu semua bukan
salahmu, itu semua sudah menjad takdir, dan mungkin dengan ini dia bisa menjadi
anak yang lebih kuat lagi, sudahlah kau tak boleh berpikiran seperti itu ,
sekarang lebih baik kau tidur, bukankah besok kita ada jadwal latihan, sekarang
lebih kau istirahatkan tubuhmu” hibur YoSeob
Mataku kembali terbuka dan
hening yang kurasakan, aku berusaha memfokuskan pandanganku dan ku lihat ke-dua
oppa yang sedang tertidur pulas di
sofa. Aku terus memperhatikan mereka, terutama Doo Joon oppa,hingga tanpa kusadarai dia terbangun dan lekas ku berpura-pura
baru terbangun dari tidurku.
“Yoo Rin-ah, kau sudah bangun?”tanya oppa
sambil menghampiriku
“emm”jawabku sambil mengangguk
“oppa kapan aku bisa pulang?aku
ingin latihan dengan So Ran, bukankah festival musim dingin akan segaera
berlangsung, oppa jebal mintalah ijin
kepada dokter agar aku bisa pulang, jebal
oppa…” rengekku pada oppa
“Kau ini dengan kondisi seperti ini kau masih sempat-sempatnya
memikkirkan festival musim dingin, aku tak akan menijinkanmu pulang sebelum kau
sembuh benar,” ucap Doo Joon dengan nada agak keras
“Oppa jebal,,kau tau betapa
pentingnya festival itu untukku karena mungkn aku tak bisa mengikutinya lagi..”
ucapku sambil menahan air mata
“Yoo Rin, dengar aku tak akan membiarkanmu pergi meninggalkanku aku ingin
melihatmu menjadi penyayi aku ingn melihatmu menyanyi seperti yang kau impikan,
jadi ku mohon kau harus sembuh dulu” mohon Doo Joon sambil memegang tanganku erat
seolah tak ingin melepasku pergi
Sebenarnya aku sudah tahu
sakitku ini tak bisa membuatku berlma-lama bermain music, sebenarnya alibat
dari kecelakaan itu telah lama kuketahui dan aku telah meminta dokter untuk
merahasiakanny dari umma,appa,juga oppa, aku tak ingin mereka bersedih atas
kecelakaan itu apalagi oppa aku tak
ingin dia merasa bersalah atas sakitku ini.
Akhirnya hari yang kun anti
daang, hari dimana aku bebas dari selang infus dan juga tusukan jarum suntik.
Aku telah diperbolehkan pulang dan itu
berarti aku harus mengejar jadwal latihan karena festival musin dingin akan
segera di mulai.
“ Yoo Ri, Doo Joon, sarapan
sudah siap apa kalian tak ingin sarapan dahulu?!” teriak umma mengawali pagi ini
“NEEE UMMAAAA..!!!” jawabku dan oppa
hamper bersamaan
Bergegas kami sarapan karena hari ini adalah hari dance competition di
laksanakan, dan aku tak ingin ketinggalan untuk melihat oppa pentas. Perjalanan yang
cukup panjang harus ku tempuh. Bersama dengan sahabatku So Ran dan juga Dong
Woon oppa kami menjuju ke Busan,
tempat dance competition digelar. Aku sengaja tak ikut dengn mobil Doo Joon oppa, karena mobil oppa sudah terlalu penuh oleh property yang akan di gunakan dan tak
mungkin juga aku ikut dengan Jun Hyung oppa
karena di mobilnya sudah dipenuhi oleh oppa-oppa
yang lain dan satu-satunya mobil yang masih longgar yaitu mobil Dong Woon. Dong
Woon akhirnya terpilih sebagai anggota tim inti hal ini karena bakatnya yang
luar biasa dan juga kemampuannya yang lumayan bagus selain itu untuk melengkapi
kekurangan anggota dari team oppa.
Suasana begitu dingin, hanya diam yang ada diantara kami, tapi entah
mengapa aku merasa nyaman sekali berada di samping Dong Woon oppa. Angin dan lalulalang kendaraan
menjadi teman perjalanan kami menuju Busan.
“oppa,mian bisakah kita mampir
sebentar ke rest area?aku ingin
kekamar kecil sebentar..”pinta So Ran
“kau ini selalu saja minta ke kamar kecil seperti anak kecil saja kau
ini,repotkan oppa saja.” Ledekku pada
Soran, yang memang dia punya kebiasaan seperti itu selalu ingin buang air kecil
di tengah perjalanan
“sudahlah Yoo Ria, tak apa kebetulan aku juga ingin istirahat sebentar,oh
ya kabari hyung kalau kita berheni
sebentra di rest area supaya dia tidak mencari kita” ucap Dong Woon
“ne aku akan sms dia” jawabku
Perjalanan yang panjang akhirnya selesai juga dan semua rasa capek yang
menyilimuti tubuh ini rasanya hilang sudah ketika menyksikan oopaku menari dan aku juga terkejut
ternyata mereka memang sangant keren
lebih dari apa yang ku bayangkan. Mereka sangat lihai dan lincah dalam menari,
terutama Hyun Seung dan Gi Kwang, mereka sangat lihai dan mereka dengan kompak
mampu melengkapi kekurangan anggta yang ain sehingga nyaris terlihat sempurna.
Dan pan tas saja dewan juri menjatuhkan gelar juara kepada mereka. Senang
sekali rasanya melihat mereka kembali menjadi juara.
“YYEEEE Yoo Rin kita menang,kita menang..!!!” teriak So Ran dengan
histeris
“NEEE So Ran kita juara,,,,opppaaa Chukae…!!!” teriaku mengikuti So
Ran
Sorak kegembiraan menyelimuti kami, sungguh hari yang sangat menyenagkan,
dan perjalanan pulang kali ini sangat menyenangkan. Dan Doo Joon memutuskan
untuk merayakan kemenangan di kedai langganan mereka yang terletak di tepi
pantai itu.
“Ajumma aku pesan menu seperti
biasa ya tapi kali ini porsinya di tambah ya, oh ya jangan lupa minumannya di
tambah juga ya”
“ye, apakah kau habis
memenangkan sesuatu tak biasanya kau memesan porsi sebanyak ini”
“Ye ajumma,oppa telah
memenangkan dance competition tadi” jawab So Ran dengan nada penuh kegembiraan
“Guraeyo?kalau begitu aku akan
masakan yang special untuk kalian karena kemenangan kalian dank arena kalian
adalah pelanggan setiaku” ucap ajumma
pemilik kedai
“Gamsahamnida”ucap kami secara
bersamaan
Makan malam yang terbilang istimewa bagiku,karena kemenangan oppa dan juga karena q bisa bersama Dong
Woon. Gurau dan tawa saling terlempar diantara kami. Hingga Dong Woon menarik
tanganku dan mengajakku bermain dengan ombak ditepi pantai. Aku berlakri di
belakang Dong Woon dengan tangan yang terus digenggam leh Dong Woon. Dia
memegang tanganku seolah dia tak ingin melapaskanku. Dibelakang ada So Ran yang juga ikut berlarian bersama
dengan teman-teman oppa yang lainnya,
hingga akhirnya Dong Woon menyatakan cintanya padaku
“Yoo Ri-ah,mian mungkin aku
lancing, tapi sungguh aku tak bisa menyembunyikannya diadapanmu, aku, aku, aa…ku,
aku tak bisa lagi bebohong padamu, kalau aku,” ucap Dong Woon sambil terbata-
bata dan tangannya yang masih menggenggam tanganku yang lantas dia dekapkan ke
dadanya.
Angin yang bertiup serta riuh ombak di pantai itu menemaniku dan mebuat
suasana menjadi sangat istimewa bagiku. Untuk pertama kalinya dalam hidupku
seorang aki-laki yang benar-benar kusayangi menyatakan cintanya padaku. Oppa sedari tadi melihatku terus
tersenyum dan sesekali mengalihkan pandangannya ke laut, sambil
tersenyum-senyum oppa terus
memandangiku.
“saranghamnida Yoo Ri-ah, jeongmal saranghamnida, Yoo ri maukah
kau menjadi kekasihku” lanjut Dong Wong yang semakin menggenggam erat tanganku.
Aku hanya bisa terdiam dan menahan rasa haru hingga akhirnya tak kuasa
lagi aku menahan air mataku. Dan ternyata teman-teman oppa juga So Ran sedari tadi memperhatikan kami dan mereka besorak
agar aku menerima cinta Dong Woon. Dengan pipi yang basah dengan air mata dan
jantung yang berdegup sangat kencang aku menyakinkan diriku ini untuk menerima
cinta Dong Woon.
“oppa mian, mianhe, aku
sebenarnya juga menyimpan perasaan yang sama terhadapmu, dan aku juga ingin
menjadi kekasihmu. Oppa nado
saranghe,” kataku sabil menganggukan kepala dan pipi yang masih basah oleh
airmata.
Tak bisa menyembunyikan kegembiraan itu Dong Woon lantas mencium tanganku
dan aku yang sedari tadi gugup dan juga malu akhirnya bertambah malu lagi
karena Dong Woon mencium tanganku didepan teman-temanku.
Malam semakin larut dan Doo Joon oppa
memerintahkan kami pulang. Dan tangan Dong Woon masih belum terlepas dari
tanganku. Aku sungguh merasa nyaman dan lega sekali rasanya karena perasaan
yang kupendam sejak pertemuanku dengan Dong Woon akhirnya terluap sudah.
******
TBC
tunggu lanjutannya ya chingu
dan mohon tinggalkan koment untuk kemajuan dari tulisan author..
GUMAWO ^^
dan mohon tinggalkan koment untuk kemajuan dari tulisan author..
GUMAWO ^^