Hana POV
Jarum jam terus
berputar. Detik demi detik terus berlalu, seiring keheningan malam yang semakin
memekat. Tanganku terulur ke samping, berniat untuk memeluk lelakiku yang telah
menjadi teman hidupku selama hampir delapan tahun.
“Yoon-ah,” mulutku
memanggil nama itu dengan suara serak.
Ku buka mataku
perlahan, dan ku dapati ruangan kosong di sampingku. Kemana priaku?
Kakiku turun
menapaki lantai yang cukup dingin. Ku ayunkan tungkaiku menuju keluar dari
ruangan pribadiku dan suamiku ini.
“Yoongi-ah?”
panggilku sekali lagi.
Nihil.
Tak ada sahutan
atau jawaban dari pria yang ku cari.
“Dia kemana sih?”
aku mulai menggerutu.
Entah kenapa malam
ini, aku ingin sekali berada di pelukannya. Setelah akhir-akhir ini aku selalu
menjumpai parasnya yang seolah penuh rasa bimbang.
Seluruh ruangan di
rumah ini aku datangi. Berharap dia yang kucari ada di sana. Tapi mataku belum
menemukan sosok itu.
“Yoon-ah,” aku
menghentikan langkah kakiku ketika netraku menangkap kepulan asap di teras
belakang rumah.
“CK, DASAR!” aku
langsung menggeram, merebut paksa gulungan tembakau yang sedang disesap nikmat
oleh suamiku.
“OH!” Yoongiku
menoleh kaget.
===000===
Yoongi POV
Kehembuskan napasku
kasar. Kesal karena rokokku direbut paksa oleh wanita yang kini sedang memasang
wajah marahnya padaku.
“Kenapa?” tanyanya
angkuh.
Aku hanya bisa
menghela napas panjang.
“Mau mulai lagi?”
dia memainkan rokokku.
“YA!” buru-buru ku
tampik dengan kasar ketika Hana mengarahkan benda bewarna putih itu ke
mulutnya.
“Kenapa? Kan sama
saja, kamu yang merokok dan aku yang menghisap asapnya?”
Huh, wanita ini.
Ku rebut kembali
rokokku dan ku buang jauh-jauh. Ku genggam tengan wanitaku, mengajaknya ntuk
duduk disampingku.
“Maaf,” satu kata
itu meluncur begitu saja.
“Ada apa
sebenarnya?” pada akhirnya, dia akan membuka pembicaraan.
“Kau tidak terlihat
baik-baik saja, katakan ada apa?” desaknya.
Aku masih terdiam,
bergelut dengan pikiranku, apakah aku harus mengatakannya atau tidak.
“Katakan, apapun
itu, hm?” kedua tangannya menangkup kedua tanganku erat.
“Aku ingin
berhenti.” Ucapku.
“Maksudmu?”
“Iya, aku ingin
berhenti menjadi seorang penyanyi.” Ucapku mantap.
“Tapi, bukankah itu
keinginanmu?” Hana memandangku penuh tanya.
“Aku ingin fokus
dibalik layar dan bisa meluangkan waktu leih banyak bersama kalian.”
Aku tertunduk, ada
sedikit rasa takut menyelinap di lubuk hatiku. Ya, takut jika Hanaku kecewa
akan keputusanku.
“Sayang,” tangan
lembutnya mengusap pipiku hangat. “Aku tahu ini berat unutkmu, aku tidak akan
menyesalinya. Sama sekali. Justru aku akan menyesal jika kau mengambil
keputusan ini dengan gegabah. Tapi jika itu memangkeputusanmu dan kau sudah
mantap, aku akan mendukungmu, apapun yang terjadi aku selalu berada dipihakmu.”
Sejenak kupandangi
wajahnya yang meneduhkan jiwaku ini. Senyum tulusnya mengembang, membuatku
merasa nyaman setiap kali aku berada disampingnya.
“Terimakasih,” ku
kecup singkat pucuk kepalanya.
“Eum,” gumamnya.
Kurasakan tangannya semakin melingkar erat di lenganku.
“Kau masuklah,
disini telralu dingin,” aku merapatkan sleeping robe yang membalut tubuh
wanitaku “Kau bahkan tidak berpakaian lengkap.” Aku sedikit menyesal karena
meninggalkannya begitu saja seusai kegiatan intim kami.
“Aku tidak butuh
pakaian untuk menghangatku, tapi kamu.” Dia semakin bergelayut manja di
sampingku.
“Ck!” aku berdecak
kesal. Sial! kenapa dia kembali menggodaku. Ku aih kembali sisa rokokku yang
masih utuh di bungkusnya.
“Ish!” tangan mulus
wanitaku kembali merebut paksa rokok yang bahkan aku belum sempat mengambilnya
unutk ku hisap.
“Buang saja! Benda
sialan!” kesalnya sambil melempar asal satu bungkus rokokku. “Awas kalau kau
coba-coba memulai kebiasaan burukmu itu lagi!” ancamnya sembari meninggalkanku
dengan langkah penuh emosi.
GREP!
“Hemh,” aku memeluk
erat tubuhnya, menyembunyikan wajahku di ceruk lehernya.
“Minggir!”
protesnya, “Kau bau rokok!”
“Maaf, jangan marah
lagi, eoh”
“MINGGIR, Yoonh,”
Bagus, satu
kecupanku sukses membuatnya luluh.
“Masih berani
marah?” tanyaku dengan posisi siap menerkamnya hidup-hidup.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar