Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi
(Suga BTS), Jung Hana (OC), Min Hyunsik (OC), Min Hyunmi (OC)
Genre :
Family,Marriage life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga
and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
Sorry for typo and I
hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^
===000===
Hana POV
“Yoongi-ya, ponselmu bunyi!”
ucapku dari sini, di depan televisi bersama anak-anak.
“Ya, Hallo?” Yoongiku mennjauh
dari kami unutk menjawab panggilan di ponselnya.
Sudah beberapa hari ini dia
terlalu sibuk dengan ponselnya, bahkan Hyunsik sempat mengeluh lantaran ayahnya
lebih memilih menjauh darinya demi menjawab panggilan dari ponslenya.
Aku ingat benar waktu itu
Hyunsik sedang belajar ditemani Yoongi, dan saat itu ponselnya tiba-tiba
berdering.
“Appa ini bagaima-,”
“Sebentar ya sayang,” Yoongi
pergi menjauh dari Hyunsik dan memilih mejawab panggian dari ponselnya.
Aku yang waktu itu melihatnya,
lekas menghampiri puteraku sebelum kecewa lebih dahulu menghampirinya.
===000===
Aku membalikkan tubuhku. Kasur
ini terasa begitu luas. Dan benar saja, suamiku tidak ada di sampingku. Ku putuskan
untuk menemuinya. Ya, sudah bisa kupastikan dia sedang berada di ruang
kerjanya.
“Yoongi-ya?” panggilku dan pria
yang ku panggil itu diam tak menyahut.
“Ah, tidak, suaramu bagus kok.”
“Ha? Apa? Aku? Kau memang pandai
sekali memuji. Tapi benar suaramu memang bagus, unik. Tidak semua penyanyi
wanita memiliki suara yang khas sepertimu.”
Tunggu dulu, dia sedang menerima
telepon dari wanita? Hatiku sesak seketika, pikiran buruk dan ketakutanku
kembali menguasai benakku.
Perlahan ku hampiri suamiku. Ku
langkahkan kakiku sepelan mungkin. Ku atur napasku agar tidak mengisaratkan
bahwa aku ini sedang dalam keadaan tidak baik.
“Yoongi-ya,” ku lingkarkan
tanganku di bahunya.
“Ah,” Dia berbalik menatapku
sebentar. Tidak seperti biasanya, Yoongi yang selalu meraih tanganku unutk
mengeratkan pelukanku, tapi dia justru menahan tanganku yang belum melingkar
sempurna di bahunya. “Sepertinya cukup untuk hari ini, besok kita sambung
lagi.”
Yoongi meletakkan ponselnya dan
berbalik menatapku. “Kenapa kau bangun?”
“Hanya ingin menemuimu.” Aku
menggerakkan tubuhku, mendudukkan diriku di sampingnya. “Lagu baru?”
“Masih rencana.” Jawabnya dingin.
Sekilas ku lirik kertas di meja
dan layar elektonik yang berdiri di hadapan suamiku. Rangkaian lirik dengan
kalimat yang cukup cheesy untuk
seorang Min Yoongi, serta sayup ku dengar melodi yang cukup melankolis.
“Kedengarannya seperti seseorang
yang sedang jatuh cinta?” ucapku spontan.
Priaku hanya tersenyum dan mengusap
kepalaku.
===000===
“Sarapannya?” ucapku segera
setelah melihat Yoongi yang sudah siap dengan tas serta kunci mobilnya.
“Aku makan ini saja,” dia
menggambil sepotong roti dan memakannya sambil berjalan.
“Hati-hati di jalan!” teriakku.
Ku hembuskan napasku kasar.
Melihat suamiku yang jauh berbeda dari biasanya benar-benar membuatku sesak.
Bahkan tadi dia memakan rotinya sambil menerima telepon. Aku harap bukan dari
orang yang sama seperti semalam.
“Appa sepertinya sibuk sekali, Eomma.”
Hyunsikku sudah bisa menilai kondisi ayahnya saat ini.
“Iya, Appa mendapat proyek lagu baru, jadi dia sibuk sekali. Hyunsik dan
Hyunmi jangan rewel ya, jangan ganggu Appa,
mengerti?” Dan dua bocahku mengangguk bersamaan.
===000===
“Astaga Abeoji, Eommoni, kenpa kalian tidak memberitahuku terlebih dahulu.”
Segera ku lepaskan sarung tanganku, dan ku tinggalkan Hyunsik serta Hyunmi yang
sedang membantuku menanam bunga.
Kaget. Tentu saja, aku kaget
melihat mertuaku yang tiba-tiba saja datang ke sini tanpa memberitahu kami.
“Maafkan aku, Eommoni,” aku meletakan jus jeruk dan
buah-buahan yang kumiliki sebagai suguhan unutk kedua mertuaku.
“Ah, tidak apa-apa, toh, sekarang
kami sudah sampai disini dengan selamat ya kan?” ucap ibu Yoongi sambil menepuk
tanganku. “Oh ya, mana Yoongi? Bukankah dia sedang libur?”
Tunggu, libur? Yoongi sedang
libur sekarang? Aku bahkan tidak tahu bahwa hari kantornya memberinya jatah
libur.
“Ah, itu, dia, sedang ada
panggilan mendadak tadi. Jadi dia sedang di kantor saat ini, hehehehe,” aku
tertawa garing menutupi kegugupan sekaligus rasa kagetku.
===000===
Aku mematikan lampu rumah setelah
memastikan anak-anakku dan mertuaku sudah tidur. Ku hidupkan tidur. Ku
baringkan diriku. Mataku menatap langit-langit kamar, menerawang jauh.
Pikiranku terus berputar, batinku bergemuruh, bertarung untuk mengusir semua
prasangka yang cukup membebaniku.
Tanganku terulur meraih ponsel
yang kuletakkan di atas nakas samping tempat tidur. Jariku tergerak mencari
nomer dari sesorang yang saat ini membuatku khawatir.
“Yoon-,” mulutku terbuka, dan
namanya terucap begitu saja.
“Ya?” jawabnya
“Min Yoongi! Kemari sebentar!”
Ku dengar jelas suara wanita di
sana, dia memanggil suamiku.
“Hana-ya, maaf, aku harus lembur
malam ini. Kalian jaga diri baik-baik ya. Aku merindukan kalian, aku janji
besok setelah semuanya selesai aku akan segera pulang.”
“Tunggu dulu,” see, bahkan belum selesai aku berbicara,
dia menutup sambungan telepon kami.
Aku harap dia masih bisa menjaga
hatinya. Lindungi dia Tuhan, lindungi kami. Jangan biarkan rasa takutku ini
menjadi nyata.
Tepat setelah ku hembuskan
napasku, ku pejamkan mataku. Berusaha intuk mengistirahatkan tubuhku. Walaupun
otakku terus bekerja. Memikirkan ketakutanku.
END
Maaf ya chingu, sudah nunggu lama banget.
FYI, untuk part ini mungkin agak berbeda dari part sebelumnya yang
biasanya langsung ketemu konflik lalu selesai, tapi untuk kali ini sengaja
dibuat seperti menyambung karena authornya lg bingung mau bikin cerita kaya apa
lagi.
Authornya lagi mabok sama dokumen akreditasi tempat kerja,jadi harap
maklum dan mohon maaf kalau ceritanya jelek, gak nyambung, dsb.
Maaf *bow

Tidak ada komentar:
Posting Komentar