Author
: Yeonhwa
Cast :
Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC), Min Hyunsik (OC), Min Hyunmi (OC)
Genre :
Family,Marriage life, Fluff (little)
Rated :
G
Lenght
: Ficlet
Disclaimare
: Suga and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
Sorry
for typo and I hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy
reading ^^
Hana POV
“Yoonri-ya, tolong
ambilkan obat turun panas.” Teriakku dari dalam kamar.
Sejak tadi siang
putriku terus saja rewel dan badannya panas. Duh, kenapa Hyunmi sakit disaat Yoongi
pergi sih.
Memang, sudah dua
hari ini priaku meninggalkanku dan anak-anak. Di harus pergi ke Cina untuk
urusan karirnya.
“Ini,” Yoonri
memberika obat sirup penurun panas dan juga segelas air.
Dengan sedikit
paksaan aku meminumkan sesendok obat berwarna merah muda itu pada Hyunmi. Tentu
saja Hyunmiku berontak.
“Papapapapa!
Papapapa! Aaaaaa!” tangis Hyunmi semakin menjadi.
“Kenapa sayang?”
aku terus menepuk-nepuk punggungnya.
“Mamamama!
Papapapapa! Aaaaaaa!” Celoteh putriku, bahkan tangannya terus menunjuk-nunjuk
kearah pintu kamar.
Terpaksa aku
menurutinya, keluar dari kamar, berharap tangis Hyunmi mereda.
“Papapa! Aaaaa!”
Hyunmiku masih menangis.
“Mungkin dia ingin
bertemu dengan Oppa,” celetuk Yoonri
yang sedari tadi mengekorku.
“Hyunmi kangen Appa?” tanyaku pada putriku yang masih
sesenggukkan di gendonganku.
“Papapapa. Hiks,”
dia masih berceloteh dengan matanya yang masih berair.
Aku terus
mengayun-ayun Hyunmi meski isakannya masih terdengar.
==000==
“Eomma! Ada telepon dari Appa.”
Teriak Hyunsik girang
“Eoh?” segera aku menerima panggilan dari
suamiku.
“Ya, ha-“
“YA! Kenapa lama sekali!”
Min Yoongi! Tak
bisakah kau pelan sedikit!
“Ya! Anakmu sakit dan kau terak-teriak
seperti ini! Dasar!” protesku.
“Apa katamu?” ku
dengar nada kekhawatiran darinya.
“Iya, Hyunmi sakit,
dia demam, dan dia terus-terusan memanggilmu.”
“Papapapapa!”
Hyunmi kembali rewel emanggil ayahnya.
“Dengar?” tanyaku
pada
“Matikan
teleponnya. Aku ganti dengan video call.”
Segera setelah mendengar perintahnya aku memutuskan sambungan kami. Dan,
“Hallo?” wajah
priaku muncul di layar ponsleku.
“Appa!” mendengar suara ayahnya, jagoan
kami lantas menghampiriku.
“Hai Jagoan!
Bagaimana sekolahmu hari ini?”
“Baik Appa, hari ini Hyunsik dapat nilai
seratus Appa,”celoteh Hyunsik. ku
biarkan dua lelakiku ini saling melepas rindu.
Sementara Hyunsik
asik berbincang dengan ayahnya, aku menggendong Hyunmi yang masih terisak.
Demamnya sudah lumayan turun tapi dia masih saja rewel.
“Hyunmi-ya, kau mau
bicara dengan Appa?” Hyunsik mengulurkan
ponselku pada Hyunmi.
“Papapapa...hiks,”
Hyunmi masih merengek memanggil ayahnya.
“Cup, cup, ini,
bicaralah sama Appa.” Tangan Hyunsik
terulur menghadapkan layar ponselku ke wajah Hyunmi sementara tangan yang
satunya mengusap pipi Hyunmi yang basah karena tangisannya.
“Papapapa~,”
“Halo sayang~, ini Appa. Kenapa menangis? Kamu sakit hm?”
Ku lirik layar
ponsel yang Hyunsik pegang. Ku benarkan posisi tangan Hyunsik agar wajah Hyunmi
bisa tertangkap kamera dengan sempurna.
“Appa, Hyunmi sakit, badanya panas.”
Papar putra sulungku.
“Apa Hyunmi sudah
minum obat?”
“Sayang, berikan
ponselnya ke Eomma,” aku mengambil
alih ponsel yang Hyunsik pegang.
“Sudah kamu beri obat?”
“Sudah, panasnya sudah reda tapi dia rewel terus. Dia
memanggilmu terus. Sepertinya dia merindukanmu.”
“Mana Hyunmi? Aku
ingin melihatnya.”
Ku arahkan kembali
ponselku ku wajah Hyunmi.
“Sayang, Hyunmi
jangan rewel ya, kasihan Eomma, eoh. Besok Appa pulang, jadi jangan rewel ya. Sekarang Hyunmi tidur ya, biar
cepat sembuh. Appa sangat merindukan
kalian.”
==000==
Suara ribut dari
ruang keluarga membuatku terbangun. Ku lirik jam yang tergantung manis di
tembok samping tempat tidurku.
“ASTAGA!” buru-buru
aku ke dapur dan,
“SELAMAT PAGI EOMMA!” ketiga manusia yang paling
berharga dalam hidupku sedang asik bermain bersama di depan televisi.
Seulas senyum ku
berikan untuk membalas sambutan hangat dari mereka pagi hari ini. “SELAMAT PAGI
JUGA SAYANG!”
Entah jam berapa Yoongi sampai ke
rumah, yang jelas sekarang kedua anakku sangat menikmati saat-saat bersama ayah
mereka.
Pagi ini aku hanya
memberi mereka pancake sebagai menu
sarapan. Karena bangun siang aku tepraksa memasak seadanya. Kecuali Hyunmi
tentunya,aku tetap memberinya bubur sebagai menu pagi harinya.
“Wangi,” ucap
Yoongi sambil memelukku dari belakang.
“Jangan
macam-macam!” aku menepuk tangannya yang melingkar erat di pinggangku.
“Apa kau tak
merindukanku?” tanyanya konyol.
“Ish!” aku lantas
membebaskan diri dari lingakaran tangannya.
“Hei, Hyunmi saja
merindukanku, masa Eomma-nya tidak?” protesnya.
“Aku sudah kebal
karena terlalu sering kau tinggal,” jawabku asal sambil menata pancake yang
sudah matang ke atas piring.
“Bohong!”
“Terserah kau
sajalah,” aku mulai jengah.
“YA!” tanpa basa-basi dia menarik
tanganku, “Yakin kau tak merindukanku eoh?”
tanganku kembali melingkar di pinggangku dna mengeratkannya, membuat jarak kami
semakin menipis.
TUK!
Spatula yang ku
pegang menjadi senjata andalan ku atas kelakuannya yang seenaknya sendiri.
“Tolong perhatikan keadaan Tuan Min.”
Seketika Yoongi
tersenyum bodoh setelah melihat ke dua buah hati kami yang sedang memperhatikan
tingkah ayahnya yang manja.
END

Tidak ada komentar:
Posting Komentar