Author
: Yeonhwa
Cast :
Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC), Min Hyunsik (OC), Min
Hyunmi (OC)
Genre :
Family,Marriage life, Fluff (little)
Rated :
G
Lenght
: Ficlet
Disclaimare
: Suga and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
Sorry
for typo and I hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy
reading ^^
===000===
Hana
POV
Bosan menunggu
kantuk datang, ku buka ponselku yang sejak sore tergeletak di atas nakas di
samping tempat tidurku, sekedar untuk memeriksa apakah suamiku masih
mengingatku atau tidak.
Sebuah pesan dan
tiga panggilan tak terjawab. Ha~, syukurlah suamiku masih mengingatku rupanya.
jariku tergerak untuk membuka pesan darinya.
From Yoongi: Hana-ya, kalian sedang apa?
WHAT?! Hanya itu saja? Tidak ada
pertanyaan lainnya? Oh Min Yoongi kau benar-benar!
To Yoongi : Maaf baru membalas pesanmu.
Seharian aku menemani Hyunsik dan Hyunmi. Bagaimana acaramu? Apakah berjalan
lancar?
Jariku mengetuk icon berbentuk amplop untuk mengirimkan
pesan yang ku tulis.
From Yoongi : Semuanya berjalan lancar.
Balasan singkat
darinya akhirnya muncul di layarku. Selang beberapa detik kemudian sebuah pesan
darinya kembali muncul.
From Yoongi : Kalian tidak merindukanku?
Yah, inilah
pertanyaan yang ku tunggu-tunggu. Aku ingin sekali mengatakan padanya, kalau
aku dan anak-anak benar-benar merindukanmu.
To Yoongi : Heol~, apa tidak terbalik?
Apa kau tidak merindukan kami? bukankah kau selalu bilang kalau kau merasa sepi
jika tak ada kami.
Sedikit menaikkan
gengsi, ku balikkan pertanyaan itu padanya.
From Yoongi : Iya, Iya. Tidak ada anak-anak
disini, sepi.
Singkat, jelas,
padat, namun menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Itulah Min Yoongi jika
sudah berbicara.
Ku letakkan ponselku
untuk memeriksa anak-anak. Hyunsik yang akhirnya terlelap setelah mengerjakan
tugasnya, Hyunmi yang juga sudah terlelap, dan sekarang giliranku unutk
merilekskan otot-ototku yang tegang karena harus berjuang mengurus rumah dan
anak-anak.
Ku dudukan tubuhku
di sofa. Secangkir coklat hangat dan drama mungkin bisa menjadi pasangan duet
yang tepat malam ini. Ku gerakkan tanganku untuk menghidupkan televisi melalui
remote yang tergeletak di sampingku.
Kotak elektronik
itu menyala, menampilkan gambar-gambar bergerak yang terkemas apik. Menampilkan
tayangan-tayangan yang menghibur. Iklan terhenti dan berganti dengan tayangan
berita dari dunia hiburan. Niatku menonton drama akhirnya harus berbelok
lantaran acara berita hiburan ini.
Pembawa acara
masaih membacakan narasi dari berita yang di sampaikan. Berita mengenai dunia
musik, dan kali ini munculah nama suamiku di berita itu. Sedikit ku keraskan
volume televisi agar aku bisa mendengar dengan jelas apa yang dia katakan
tentang suamiku. Ya Tuhan, demi apa, suamiku menangis.
“Pfftt!” sontak
saja aku hampir tertawa melihatnya.
Aku teringat
kata-katanya yang benar-benar penuh angkuh. Kala itu dia berkata, “Aku tidak
akan menangis diatas panggung. Itu kekanak-kanakan.” Sungguh aku bersumpah dia
berbicara seperti itu dengan sikapnya yang keras. But now, see, he already crying like a baby.
Iseng aku mencari
foto suamiku yang bertebaran di dunia maya. Ku simpan salah satu foto terbaik
darinya saat kamera menangkapnya sedang menangis.
“Kena kau Min
Yoongi.” Aku menyeringai licik ketika sebuha gambar berhasil ku simpan di
ponselku.
Jujur saja,
melihatnya menangis seperti itu membuatku sedih. Seumur-umur aku hidup bersama
dengannya, belum pernah aku melihat dia menangis seperti itu. dia selalu
menyembunyikan tangisannya dan selalu berusaha kuat untuk orang-orang di
sekitarnya.
From Yoongi: Hana-ya? Kau sudah tidur?
Lagi dia
mengirimiku pesan, dan sengaja aku biarkan pesannya itu. sekali-sekali
mengabaikan pesannya tak salah kan? Aku juga ingin dia tahu bagaimana rasanya
diabaikan. Sedikit membalas dendam, hihihihi.
From Yoongi : Jung Hana?
From Yoongi : Hana sayang~
From Yoongi : Hyunsik Eomma~
From Yoongi : Hyunmi Eomma~
From Yoongi : Istriku sayang~
From Yoongi : Ya ampun, YA! JUNG HANA!
Kenapa kau mengabaikanku? Aku tahu kau membaca pesanku. Cepat balas!
Ya Tuhan, baru
sebentar saja ku abaikan dia sudah marah seperti itu. Dasar.
To Yoongi : Brisik!
Ya, hanya satu kata
untuk membalas pesan-pesan yang dia kirim.
From Yoongi : YA! Awas kau ya! Kau tega
mengabaikanku. T.T
Oke, ternyata dia
marah. Dan tunggu, apa-apaan ini, dia memasang emoticon menjijikan seperti ini.
To Yoongi : Kau menangis hanya karena aku
mengabaikanmu?
Pertnyaan konyol ku
ketik begitu saja.
From Yoongi: TIDAK!
“Cih, masih saja
keras kepala, aku tidak menangis katamu?” aku mulai jengah.
To Yoongi : Aigoo, Min Yoongiku, kenapa
kau menangis uh? Cup cup cup, sayang~ :P
Sebuah pesan dan
foto yang tadi ku simpan ku kirimkan padanya.
===000===
Yoongi POV
Sebuah pesan muncul
di layar ponselku tepat ketika kakiku berada di depan pintu rumah.
“Ck,” aku berdecak
sebal saat melihat pesan yang Hana kirimkan.
Segera jariku
menekan kode pada kunci pintu. “YA JUNG HANA!”
Aku sengaja
mengeraskan suaraku untuk memanggil wanita yang seharian ini membuatku kesal.
“Eoh!” jawabnya terkejut. Matanya
membulat menatapku. “Kau sudah pulang?” ucapnya basa-basi dan bisa kulihat dengan jelas, dia buru-buru
menyembunyikakn ponselnya.
“Berikan ponselmu!”
aku menghampirinya dengan rasa kesal.
“U-Untuk apa?”
“Dari mana kau
mendapatkan foto itu?” tanyaku penuh selidik. Semntara tesangka di depanku ini
hanya bisa senyum-senyum sambil mencari alasan.
“Itu aku, eum,
aku-“
“Sudah jangan
banyak alasan, kemarikan saja ponselmu!” tanpa perlu di perintah aku segera
melancarkan aksiku untuk merebut ponselnya. Tentu saja untuk menghapus foto
nistaku itu.
“Haahahahha...berhenti
Yoon! geli!” Hana menggeliat geli di bawahku.
“Tidak akan samapi
kau menyerahkan ponselmu!” tanganku semakin gencar menggelitiki perut wanitaku
ini.
“Oke, oke, aku
menyerah!” dia menyerah dan memberikan ponselnya dengan suka rela.
“Nah anak pintar.”
Ku elus pucuk kepalanya lalu menerima ponselnya yang kemudian ku letakkan
begitu saja di atas meja dan BRUK!
“YA! Mau apa lagi?” protesnya ketika aku
kembali mengukungnya di bawahku.
“Menghukumu karena
kau nakal!”
“YA MIN YOONGI!” peduli setan, dia mau
berteriak atau apa, yang jelas saat ini aku benar-benar merindukannya. Setelah
tiga hari aku harus berpisah dengannya bukankah hal yang wajar jika aku
melampiaskan semua rinduku padanya? Hei, kita ini suami istri, jadi tak masalah
bukan?
END

Tidak ada komentar:
Posting Komentar