I Can’t
.
.
.
Jungkook POV
“Abeoji!” aku berteriak ke pada orang yang ku hormati ini.
“Kau harus melakukannya. Apa kau
ingin melihat Ibumu semakin terisksa HAH?” ucapnya penuh penekanan di akhir
kalimatnya.
“Kau!” aku mengepalkan tanganku
kuat-kuat. Rasa kesalku benar-benar mendominasi diriku sekarang ini.
Untuk kesekian kalinya Ayah
memaksakan kehendaknya padaku. Mengikutinya untuk menghadiri rapat direksi, dan
menjadikanku sebagai pemegang saham, demi kelancaran bisnisnya. Sebenarnya aku
tidak perlu melakukan apapun, cukup mengikuti Ayah saja. Duduk manis,
mendengarkan ceramah dari orang-orang yang gila akan harta, memasang senyum
termanisku, mudah bukan?. Tapi bukan itu masalahnya, aku sudah tidak ingin
dikekang, aku tidak ingin seperti Hyungku
yang bernasib menyedihkan.
“Lusa kau harus ikut denganku, dan
tinggalkan tugas bodohmu itu!” BLAM! Bantingan pintu menjadi akhir perdebatan
kami. Dan inilah aku sekarang, seperti seorang tahanan di rumah sendiri.
“HAH!” Aku mengusap kasar
wajahku, gusar? Ya aku sungguh gusar dengan perlakuan yang mereka lakukan
padaku. Aku tahu aku bukanlah anak yang terlahir dari istri sah Ayah, tapi apa
aku salah jika aku memiliki cita-cita? Salah jika aku memiliki keinginan yang
harus aku capai?
Ku ambil ponselku, menekan beberapa
nomor di layar dan “Hyung?”
“Ada apa?”
“Taehyung Hyung, kau dimana sekarang?”
“Aku? Aku sedang di rumah,
kenapa?”
“Bisakah kau jemput aku?”
“Jangan katakan kalau kau-“
“Hyung, tolong, aku sudah tak tahan lagi.”
“Baiklah, aku akan ke sana lima
belas menit lagi.”
Mendengar jawaban dari Tehyung Hyung, aku bergegas bersiap-siap. Ransel
dan beberapa pakaian telah aku siapkan dan juga snapback serta jaket. Ku buka jendela dan ku intip keadaaan di
bawah sana.
“Sial!” dua penjaga Ayah di siagakan
tepat di bawah sana, sementara tidak ada jalan lain yang bisa kugunakan. Aku
kembali menelepon Taehyung Hyung.
“Hyung sepertinya kita ada masalah.”
“Kenapa?”
“Aku tak bisa keluar.”
“Kau kan selalu punya plan B,” mendengar ucapannya aku
langsung berpikir dan menyipakan segala sesuatunya. Peralatan untuk memanjat
tebing dan yeah, akhirnya aku bisa
menemukan jalan keluarku dari sini.
===000===
Taehyung POV
Bocah ini, ah, selalu saja
membuatku khawatir. Tapi bagaimanapun dia sudah ku anggap seperti adikku
sendiri. Lima tahun mengenalnya bukannya waktu yang singkat. Kami saling kenal
semenjak dibangku sekolah dan hingga sekarang. Aku bahkan mengetahui bagaimana
latar belakang keluarganya. Dia sungguh malang.
“Ah!” Jungkook mendesah lega,
ketika memasuki mobilku.
“Kau mau kemana?”
“Aku ingin menemui dokterku.”
“Bukankah jadwal cek up masih lama?”
“Tapi aku ingin menemuinya Hyung,”
“Baiklah.” Aku menekan pedal gas,
menuju Rumah Sakit tempat dimana dokter itu berada.
BLAM! Bunyi pintu mobil yang dia
banting. “YA! Kau mau merusak mobilku
ha?” teriakku kesal.
“Ah, kau ini berlebihan, aku
bahkan bisa membilakanmu mobil baru Hyung,”
“Ish, dasar kau ini!”
Ku ikuti dia dari belakang, ku
lihat dia, entah mengapa semenjak kejadian itu dia terlihat lebih bahagia bila
bertemu dengan gadis itu.
“Kau beruntung Jungkoook-ah”
gumamku dalam hati.
“Permisi, apa dokter Min Yoonri
ada?” dia bertanya pada seorang perawat.
“Dia sedang ada di ruang
operasi.” Setelah mendapat jawaban, bocah itu langsung saja mengeluyur pergi
tanpa mengucapkan terimakasih.
“Terimakasih.” Ucapku pada
perawat itu. “YA! Kau mau kemana?”
“Tentu saja menemui dokterku!”
ucapnya dengan senyum di wajahnya. Melihatnya tersenyum seperti ini, sungguh
membuatku sedikit lega.
Langkahnya terhenti ketika berada
tepat di depan pintu ruang operasi, dan seketika itu juga pintu terbuka, gadis
yang sedari tadi dinantikannya akhirnya muncul juga.
“HAI!” ucapnya innoncent.
“KAU? Mau apa kau kesini?”
Aku hanya mengamati dua insan itu
dari jarak sejauh ini. Mataku menangkap dokter itu merasa tak enak diganggu
oleh adikku yang satu ini. Tapi bukan Jungkook namanya, jika dia berhenti
sebelum mendapatkan keinginannya.
“Baiklah, baiklah!” gadis itu
akhirnya menyerah, dan mengiyakan keiinginan Jungkook.
“Hyung!” lambainya.
“Eoh, Taehyung-ssi, hai!”
dia menyapaku. Senyumnya sungguh manis. Aku membalas sapaan darinya. Ah, ada
apa ini, kenapa senyumnya terlihat begitu manis dimataku?
“Hyung, aku pinjam mobilmu,” dengan seenak jidat, kunci mobilku dirampas
oleh bocah tengil ini.
“YA! Lalu dia pulang naik apa?” kaget Yoonri ketika melihat kelakuan
Jungkook.
“Aku bisa naik taksi.” Ucapku,
“Kalian bersenang-senanglah.” Aku menepuk pundak mereka, kemudian pergi.
Ah~, aku harap aku tak terjebak dalam
perasaanku sendiri. Aku tak mungkin memaksakan kehendakku pada adikku sendiri.
TBC

Tidak ada komentar:
Posting Komentar