Jumat, 21 Oktober 2016

FF BTS ll MFS SEASON 2 ll FIRST LOVE




Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC), Min Hyunsik (OC), Min Hyunmi (OC)
Genre : Marriage life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
Sorry for typo and I hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^
===000===

Hana POV
“Ya ampun kenapa banyak sekali,” aku sungguh kesal. Lelah menemani Hyunmi bermain dan sekarang tugas tambahan di berikan oleh Yoongi. Yap, setumpuk pakaian kotor yang dia bawa sebagai oleh-oleh sehabis menginap di dorm selama tiga hari.
“Yoongi-ya kenapa baju kotormu banyak sekali!” teriakku kesal.
 Sementara orang yang ku teriaki sedang asik bersama jagoannya, bercengkrama di depan televisi sambil belajar berhitung.
Pluk!
Secarik jatuh dari buku catatan miliknya ketika aku memberesi tas ransel miliknya. Tas yang sudah lumayan berumur ini tetap menjadi tas favoritnya. Pernah suatu hari ku tawari dia untuk membeli tas baru, namun dia menolak dengan alasan, tas ini masih bisa dipakai.
“Surat?” gumamku ketika membuka lembaran kertas yang terlipat itu. Wujudnya sudah lumayan lusuh, kusut, tapi tulisannya masih bisa ku baca.
Halo aku Min Yoongi, dari Daegu. Aku malu untuk menulis surat ke radio yang selalu ku dengarkan. Hari ini,kami diberitahu untuk menulis surat ke radio oleh guru Bahasa Korea kami. Aku sedang memikirkan apa yang harus ku tulis, tetapi saat membaca “surat gembira” dari Hwang Dongkyu aku ingat cinta masa laluku dan disini aku menuliskan beberapa kata tentang itu.
“Cinta masa lalu,” membaca kata-kata itu membuat hatiku berdenyut nyeri. Apa Yoongi masih belum melupakan cinta masa lalunya itu? mataku terus menelisik coretan tangan suamiku ini. Rasa penasaran lebih mendominasi diriku saat ini. 
Kelas sembilan, itu mungkin usia untuk mengatakan kata “cinta” tanpa merasa malu. Namun, jantungku sakit tentang ingatan perasaanku yang sebenarnya. Tahun lalu, aku berada di kelas delapan dan aku malu mengatakan ini tapi aku punya seorang gadis yang aku suka. Tapi aku bodoh sehingga aku tidak bisa berbicara dengannya dan kami tetap hanya sebagai teman. Semakin dekat aku dengan dia, keserakahanku datang. Aku tidak ingin berteman dengan dia lagi jadi aku mengaku kepadanya.
“Seorang gadis yang aku suka? Yoongi-ya, sebegitu cintanya kah aku pada gadis itu?” tiba-tiba mataku memanas tanpa sebab. Ah, surat ini benar-benar membuatku sakit.
Tapi dia menerima pengakuanku jadi kami mulai pergi keluar. Namun saat itu juga masalah mulai datang. Aku pergi keluar dengannya, tapi tidak bisa mendekatinya dengan mudah dan karena kau malu aku tidak bisa memperlakukan dia lebih baik di bandingkan dengan waktuyang kita gunakan saat berteman, sehingga hubungan kita menjadi canggung. Itu membuatku gila. Beberapa hari setelah hubungan kami, dia berkata kita hanya akan menjadi teman dan kata-katanya seperti menciptakan lubang di salah satu sisi hatiku. Tentu saja aku mengerti dan aku menyalahkan diri karena kau bodoh. Orang dewasa akan mengatakan aku tidak boleh berkencan di usiaku, tapi tidak ada yang berbeda dibandingkan dengan orang dewasa, meskipun aku masih muda. Aku terus berbikir tentang dia bahkan setelah kita memutuskan unutk menjadi teman lagi dan menyesal “mengapa aku tidak memperakukannya lebih baik saat itu?”. Jika ada yang memintaku untuk kembali saat itu, aku akan kembali memperlakukan dia lebih baik dan percaya diri mengatakan bahwa aku menyukainya dan aku mencintainya.
Tes!
Cairan bening meluncur sempurna di pipiku. Ini surat masa lalu, bahkan wujudnya sudah usang, tapi kenapa sukses membuatku menangis seperti ini? Oh Ya Tuhan.
Hatiku sakit ketika aku berpikir tentang waktu itu. Apakah dia mendengarkan surat ini? Jika tidak, aku ingin mengatakan ini. Aku sangat menyesal atas apa yang kulakukan denganku dan hatiku terluka karena aku benci atas kebodohanku tapi sekarang kenangan masa laluku telah menetap dengan indah. Aku ingin berterimakasih padanya karena telah menciptakan kenangan ini. Aku memutuskan unutk menulis surat ini karena aku ingat itu tiba-tiba saat di kelas. Aku berterimakasih jika suratku dipilih.
“Hana-ya?” Yoongi memanggilku, buru-buru ku leakkan kembali kertas itu di tempatnya seperti semula.
“Ya!” aku segera menghampiri suamiku.
Eomma~,” oh rupanya jagoanku sudah mengantuk, dan aku lupa belum membuatkannya susu.
“Maafkan Eomma, Eomma lupa. Hyunsik bereskan ini dulu dan Eomma akan membuatkanmu susu, oke?” ku acap pucuk kepala jagoanku ini.
===000===
“Ha~,” ku hela napas panjang. Menahan rasa sakit yang tiba-tiba saja menjalar.
“Hana-ya?” Yoongi duduk di sampingku.
Ku tolehkan wajahku menghadap suamiku yang kini sudah siapp untuk terlelpa ke alam mimpi.
“Kau menangis?” tanyanya.
“Aku?” ku usap kembali ke dua pipiku dengan kasar. “Tidak. Aku tidak menangis.” Elakku. Namun hatiku berkata, ya aku  menangis, aku sakit Yoongi-ya.
“Apa yang kau tangisi, hm?” tanganya terjulur ke wajahku dan menghapus sisa-sisa cairan bening di pipiku.
“Aku tidak apa-apa,” bohongku sambil tersenyum.
“Benarkah?” dia menatapku penuh selidik.
Ku tatap wajah samiku lekat-lekat. Sungguh aku tak menyangka kalau dia begitu manis dengan menyimpan surat masa lalunya hingga usang seperti itu. Hatiku bertarung antara percaya atau tidak. Aku berusaha untuk tetap mempercayai suamiku, aku yakin dia mencintaiku tulus, terlebih dia sekarang telah menjadi ayah dari dua anak yang terlahir dari rahimku. Namun, ketika aku membaca surat itu, sunggu kepercayaanku terhadapnya sedikit goyah.
Tes.
Lagi, cairan bening itu kembali meluncur. “Eum, Yoongi-ya,” dengan berat hati aku terpaksa harus mengatakan kebenaran prasangkaku.
“Ya?” dia terus menatapku, “Apa ada masalah? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu hm?” tanyanya sambil mengusap rambutku.
“Aku,” ku usap air mataku dengan telapak tanganku. “Aku tadi menemukan surat di buku catatanmu. Surat itu jatuh ketika aku sedang membereskan baju-bajumu.”
“Dan kau membacanya?” tanyanya, dan seketika tanganku turun, menjauh dari kepalaku.
Aku pun mengangguk. Perlahan air mataku kembali menetes. Sial. kau lemah sekali Jung Hana!
“Maafkan aku,” ucapnya, dan itu membuatku terenyuh seketika. Maaf katanya?
“Maaf, karena aku masih menyimpannya.” Lanjutnya dengan pandangan lurus ke depan.
Ya Tuhan, kuatkan aku. Aku berusaha untuk menguatkan diriku sendiri untuk mendengar semua penjelasan dari suamiku. Aku tak ingin hatiku termakan oleh prasangkaku.
“Itu cinta pertamaku. Aku masih menyimpannya karena kau merasa bersalah karena telah memperlakukannya dengan buruk. Bahkan sampai sekarang aku tidak mengetahui kabar apapun darinya. Dulu aku memperlakukannya dengan buruk, sangat buruk. Bahkan aku memaksakan kehendakku padanya, hingga dia merasa sakit karenaku dan akhirnya meninggalkanku.”
“Dan kau ingin bertemu dengannya?” pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulutku seiring mengalirnya anak sungai di pipiku.
“Ya,” jawabnya mantap, “Aku ingin meminta maaf padanya.”
Ya Tuhan, Min Yoongi, dengan entengnya kau menjawab iya? Apa kau tidak memikirkan perasaan istrimu ini?
“Aku ingin meminta maaf, hanya itu.” lanjutnya. Dia lantas menatapku, “Maafkan aku, karena menyembunyikannya darimu Hana-ya, aku tidak ingin kau salah sangka, tetapi kau malah mengetahuinya sendiri. Percayalah, meski kau bukanlah yang pertama bagiku, tapi kau telah menjadi yang terakhir bagiku. Aku telah memberikan hatiku padamu, bahkan tidak ada sedikitpun ruangan di sini yang tidak terisi olehmu dan juga anak-anak kita.” Ucapnya seraya mennutn tangaku ke arah dada kirinya.
“Yoongi-ya,” aku benar-benar tidak bisa menahan air mataku. Aku bodoh sangat bodoh hingga aku merusak kepercayaanku pada suamiku sendiri hanya karena surat usang itu.
“Jangan menagis lagi hm, aku sudah menjadi milikmu sepenuhnya, dan aku tidak akan meninggalkanmu dan anak-anak kita.”  CUP, dia mencium dahiku sebagai penutup dari penjelasannya itu, namun air mataku masih tetap mengalir.
Dua kecupan dia daratkan di kedua mataku. “Berhentilah menangis, apa kau ingin anak-anak mengira kalau kita habis bertengkar?” bujuknya agar aku berhenti mengeluarkan air mata.
“Maafkan aku, aku telah berburuk sangka padamu,” aku memeluk suamiku erta-erat. Menenggelamkan kepalu di dadap bidangnya. Dan dia bahkan mengijinkanku untuk membasahi bajunya dengan tangisanku.
“Sudahlah, ini sudah malam, lebih baik kita tidur.” Ucapka sambil mengarakanku untuk berbaring dipelukannya.
END
A/N : Huweee T_T ini beneran gue nulisnya sambil mewek gegara baca postingan di grup fb yang isinya tentang surat masa lalu dari Yoongi tentang cinta pertamanya. Biar kata itu surat di tulis waktu dia masih kelas tiga SMP, tapi tetep aja bikin gue bacanya serasa ada rasa perih-perihnya gitu. tapi gue harap Yoongi bisa mendapatkan wanita yang lebih baik lagi, dan dia bisa lebih dewasa lagi dalam menjalani kehidupan cintanya.
FYI, itu isi suratnya juga translate-an dari admin grup BAI. Thankyou so much buat adminnya yang uda kasih inspirasi buat nulis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar