Author
: Yeonhwa
Cast :
Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC), Min Hyunsik (OC), Min
Hyunmi (OC)
Genre :
Marriage life, Fluff (little)
Rated :
G
Lenght
: Ficlet
Disclaimare
: Suga and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
Sorry
for typo and I hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy
reading ^^
===000===
Hana
POV
“Appa, ayo cepat nanti kita terlambat.”
“Sebentar sayang, Appa pakai sepatu dulu.”
Kalian lihat, dua
lelakiku ini sedang ribut sendiri. Yang satu sudah siap dengan baju olah
raganya, dan yang satunya masih berkutat dengan ‘persiapannya’. Alih-alih
bersiap-siap, Ayah dari anak-anakku ini malah justru asik melahap kimbab yang
sedang ku tata untuk ku bawa sebagai bekal.
“YA! Jangan makan terus! Kasihan Hyunsik
sudah menunggu!” ku tampik tangannya yang hendak menyomot satu irisan kimbab.
“Ish, pelit!”
dengan ekspresi manyunnya Yoongi lantas beralih menuju tas dan menyambar ponselnya
yang tergeletak di meja.
Hari ini adalah
hari ayah. Sekolah tempat Hyunsik belajar memiliki kebiasaan unik untuk
merayakan hari ayah. Di mana ada dua hari yang mereka khususkan sebagai acara
keluarga. Ada dua macam acara yang mereka adakan setiap tahunnya, acara
perlombaan dan pentas seni. Kali ini kedua jagoanku mengikuti perlombaan balap
lari estafet. Jujur saja aku penasaran apakah suamiku masih bisa berlari
kencang atau tidak. Mengingat dia yang selalu malas-malasan dan jarang berolah
raga, kecuali basket tentunya.
Setengah jam kami
menempuh perjalanan dengan berjalan kaki dan akhirnya gerbang sekolah yang
dihiasi bunga warna-warni menyambut kedatangan kami.
“YA MIN DAL PENGIE!” sesorang berteriak dan
melambaikan tangan ke arah suamiku.
“Dal pengie?” ulangku.
“Ya! Min Dal Pengie, woah, kau ikut juga
ternyata?” sapa seorang lelaki yang ku rasa dia adalah teman suamiku.
“Eoh, anakmu bersekolah di sini juga?”
jawab suamiku malas.
“Eum,” angguknya, “Istrimu? Dan, hei,
anakmu juga? Woah, kau hebat!” pujinya pada suamiku.
“Annyeonghaseyo,” sapaku.
Ku biarkan ke
lelakiku berjalan bersama temannya itu. aku mengekor mereka dari belakang. Ku
lihat dari gesture suamiku, nampak
dia sangat tidak nyaman dengan panggilan kesayangannya itu, Dal Pengie.
“Sampai jumpa di
lapangan!” pamit teman suamiku. Sementara yang dipamiti hanya memasang senyum
masam.
“Dal Pengie, kau mempunyai nama
kesayangan dari teman-temanmu? Heol,
aku bahkan tak mengetahuinya.” Ucapku sambil meletakkan kotak bekal dan juga
tas yang berisi perlengkapan tiga orang kesayanganku.
“Sudahlah jangan
dibahas, tidak lucu,”
“Tapi itu terdengar
lucu,”
“Itu masa lalu,”
ucap Yoongi dingin.
Tak ingin merusak mood-nya pagi ini, segera ku alihkan
perhatianku dengan menata kota bekal diatas meja yang telah di siapkan oleh
panitia.
“MOHON PERHATIAN,
KEPADA SELURUH PESERTA LOMBA HARAP SEGERA BERSIAP DI LAPANGAN, TERIMAKASIH!”
pengumuman dari panitia menjadi aba-aba bagi Yoongi untuk bersiap diri.
Dengan telaten ku
teliti penampilan Hyunsik dan juga Yoongi.
“Ikat sepatunmu
yang benar, jangan sampai talinya lepas.”
“Ya bawel,” cibir
Yoongi
“Nah, nanti kau
harus berlali yang kencang ya, jangan sampai terjatuh, mengerti?”
“Nde Eomma,” angguk Hyunsik.
“Oppa, Appa Fightng!” ku gerakkan tangan
Hyunmi yang sedang berada digendonganku untuk menyemangati dua lelakiku ini.
CUP!
Dua kecupan
mendarat dengan sempurna di pipiku.
“Power recharge!” ucap kedua priaku penuh
semangat seusai mencium pipiku.
“Berlarilah yang
kencang! Jangan seperti siput!” teriakku dari pinggir lapangan.tunggu dulu,
siput, Dal Pengie, oh ya Tuhan,
ternyata dari dulu suamiku memang terkenal dengan malasnya. Ck!
“SEMUA BERSIAP!
SATU! DUA! DOR!” bunyi pistol dari wasit menjadi aba-aba berlangsungnya
perlombaan. Anakku yang berada di jalur ke tiga berlari sangat kencang, meski
awalnya sempat goyah karena kakinya yang tidak berpijak dengan sempurna.
“YA!” aku berteriak ketika Hyunsik
terhuyung hampir mencium tanah. Ya Tuhan kenapa mengangkan sekali sih.
Kini tongkat
estafet telah berpindah ke tangan para ayah. Dan Yoongi di percaya sebagai pembawa
tongkat terakhir, sebelum mencapai garis finish.
Sorak sorai penonton semakin menjadi ketika jarak antara Yoongi dan rivalnya
semaikin menipis. Hingga akhirnya Yoongi menambah kecepatannya dan YEEEYY! Pita
garis finish akhirnya putus oleh
suamiku.
“HOREEE APPA MENANG!” aku menggegam kedua tangan
Hyunmi dan menggerakkannya seolah sedang bertepuk tangan.
“EOMMA! KITA MENANG!” Hyunsik berlari ke
arahku. Segera ku sambut dia dengan ke dua tanganku yang terbuka lebar. Kucium
ke dua pipinya.
“Anak Eomma hebat!” ku asungkan kedua ibu jari
tanganku.
“Appa juga hebat Eomma, Appa berlari
dengan kencang.”
“Eum, Appa-mu memang hebat, kalian hebat!” aku
sungguh bangga dengan mereka.
“Hosh...hosh...Hana-ya,
hosh...minumh...” rupanya suamiku benar-benar mengeluarkan seluruh tenaganya
hingga ternegah seperti itu.
“Ini,” segera dia
menyambar sebotol air mineral yang ku sodorkan, “minumlah pelan-pelan, nanti
tersedak.”
“Terimakasih.”
Ucapnya setelah menggak habis air di botol itu.
“Min Dal Pengie, selamat! Aku kalah darimu
kali ini,” pria yang tadi lagi.
“Eoh, Hyunsik-a, selamat ya! Ahjussi senang bisa bertanding
denganmu.” Dia mengaak rambut Hyunsik.
“Suami hebat sekali
nyonya, padahal dulu dia tidak pernah secepat ini,” lanjutnya sambil menepuk
bahu suamiku.
“Terimakasih,
hehehe,” aku benar-benar kikuk dengan suasana ini.
===000===
Podium kemenangan
sudah diisi oleh para juara, dan suamiku serta anakku berada di podium paling
tinggi. Dengan bangga mereka menerima medali dan juga sertifikat dari panitia.
Tak lupa ku abadikan momen bahagia ini, jarang-jarang kan seorang Min Yoongi
bisa menjadi juara lomba balap lari.
“Aigo, Min Dal Pengie kelaparan rupanya.” ledekku.
“YA!” protesnya ketika melahap bekal yang ku bawa
dengan lahap.
“Ngomong-ngomong
sejak kapan siput bisa berlari kencang ya?”
“YA! Bisakah kau
tidak membahasnya?”
“Woaahhh, ada yang
marah.” Segera ku menghindar sebelum Yoongi membalasku, “Hyunsik-a, Hyunmi-ya,
ayo makan sebelum bekalnya habis d makan siput.”
“YA! JUNG HANA!”
protesnya lagi ketika ku rebut kotak bekal yang sedang dia pegang.
“Wleee...” ku
julurkan lidahku sebagai balasan. Maaf Yoongi sayang, tapi anak-anakmu belum
memakan bekal yang kubuat.
===000===
Tepat pukul satu
siang acara berakhir dan kami pulang dengan rute yang sama dan cara yang sama,
berjalan kaki. Hanya saja kali ini Yoongi harus membawa beban lebih karena
jagoanku yang terlelap di punggungnya.
“Kita pulang naik
taksi saja ya,” tawarku. Aku kasihan melihat Yoongi yang susah payah
menggendong dua beban di tubuhya. Tas ransel yang menggantung di depannya dan
Hyunsik yang terlelap di punggungnya.
“Tidak usah,
sebentar lagi sampai kan?”
“Tapi kau
keberatan,”
“Tidak, ini sudah
tugasku, aku kan kuat!” heol, sombong
sekali kau Min Yoongi.
Bersama, aku dan
Yoongi berjalan beriringan dnegan kedua buah hati kami yang berada di gendongan
kami. Hyunmi juga sudah terlelap setelah melahap habis asip-nya. Sepanjang
perjalanan Yoongi menceritakan tentang kisah masa kecilnya, cerita lucu yang
dia rekam semasa kecil, cerita tentang dia dan teman-teman ‘nakalnya’, dan aku
merasa seperti seorang cucu yang sedang mendengarkan kisah dari kakekknya.
Begitu menarik untuk di dengar.
“Heol, jadi kau memang terlahir sebagai
seorang yang lambat seperti-, ya!” aku terkejut ketika priaku berada beberapa
langkah di belakangku. “Cepatlah Dal
Pengie!”
“YA!”
“LAMBAT! Ini sudah
siang dan kalian harus segera mandi, bau!”
“Ini sudah cepat!” ucapnya
sambil melangkahkan kakinya dengan santai.
“CEPAT SEDIKIT
SIPUT!”
“YA! AWAS KAU!”
akhirnya ejekanku sukses membuatnya melaju sedikit cepat. “Jangan
pernahmemanggilku siput, atau kau akan tau akibatnya,” gumamnya.
“Min Dal Pengie lambat! Wlee...” ledekku, dan
BRUK! Dia berhasi menyudutkanku ke salah satu tembok rumah yang kami lewati.
“Kau bilang lambat
Jung Hana? Akan ku buktikan padamu kalau aku ini bukan siput lambat dan ku
pastikan kau besok tak bisa berjalan normal,” bisiknya penuh ancaman.
GLEK!
Okay, maaf Min
Yoongi, aku menyerah!
END
PS: SORRY GARING KRIUK-KRIUK *BOW

Tidak ada komentar:
Posting Komentar