Rabu, 19 Oktober 2016

FF BTS ll MFS SEASON 2 ll MIN DAL PENGIE



 
Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC), Min Hyunsik (OC), Min Hyunmi (OC)
Genre : Marriage life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
Sorry for typo and I hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^
===000===


Hana POV

Appa, ayo cepat nanti kita terlambat.”

“Sebentar sayang, Appa pakai sepatu dulu.”

Kalian lihat, dua lelakiku ini sedang ribut sendiri. Yang satu sudah siap dengan baju olah raganya, dan yang satunya masih berkutat dengan ‘persiapannya’. Alih-alih bersiap-siap, Ayah dari anak-anakku ini malah justru asik melahap kimbab yang sedang ku tata untuk ku bawa sebagai bekal.

YA! Jangan makan terus! Kasihan Hyunsik sudah menunggu!” ku tampik tangannya yang hendak menyomot satu irisan kimbab.

“Ish, pelit!” dengan ekspresi manyunnya Yoongi lantas beralih menuju tas dan menyambar ponselnya yang tergeletak di meja.

Hari ini adalah hari ayah. Sekolah tempat Hyunsik belajar memiliki kebiasaan unik untuk merayakan hari ayah. Di mana ada dua hari yang mereka khususkan sebagai acara keluarga. Ada dua macam acara yang mereka adakan setiap tahunnya, acara perlombaan dan pentas seni. Kali ini kedua jagoanku mengikuti perlombaan balap lari estafet. Jujur saja aku penasaran apakah suamiku masih bisa berlari kencang atau tidak. Mengingat dia yang selalu malas-malasan dan jarang berolah raga, kecuali basket tentunya.

Setengah jam kami menempuh perjalanan dengan berjalan kaki dan akhirnya gerbang sekolah yang dihiasi bunga warna-warni menyambut kedatangan kami.

“YA MIN DAL PENGIE!” sesorang berteriak dan melambaikan tangan ke arah suamiku.
Dal pengie?” ulangku.

“Ya! Min Dal Pengie, woah, kau ikut juga ternyata?” sapa seorang lelaki yang ku rasa dia adalah teman suamiku.

Eoh, anakmu bersekolah di sini juga?” jawab suamiku malas.

Eum,” angguknya, “Istrimu? Dan, hei, anakmu juga? Woah, kau hebat!” pujinya pada suamiku.
Annyeonghaseyo,” sapaku. 

Ku biarkan ke lelakiku berjalan bersama temannya itu. aku mengekor mereka dari belakang. Ku lihat dari gesture suamiku, nampak dia sangat tidak nyaman dengan panggilan kesayangannya itu, Dal Pengie.

“Sampai jumpa di lapangan!” pamit teman suamiku. Sementara yang dipamiti hanya memasang senyum masam.

Dal Pengie, kau mempunyai nama kesayangan dari teman-temanmu? Heol, aku bahkan tak mengetahuinya.” Ucapku sambil meletakkan kotak bekal dan juga tas yang berisi perlengkapan tiga orang kesayanganku.

“Sudahlah jangan dibahas, tidak lucu,” 

“Tapi itu terdengar lucu,”

“Itu masa lalu,” ucap Yoongi dingin. 

Tak ingin merusak mood-nya pagi ini, segera ku alihkan perhatianku dengan menata kota bekal diatas meja yang telah di siapkan oleh panitia.

“MOHON PERHATIAN, KEPADA SELURUH PESERTA LOMBA HARAP SEGERA BERSIAP DI LAPANGAN, TERIMAKASIH!” pengumuman dari panitia menjadi aba-aba bagi Yoongi untuk bersiap diri.

Dengan telaten ku teliti penampilan Hyunsik dan juga Yoongi.

“Ikat sepatunmu yang benar, jangan sampai talinya lepas.” 

“Ya bawel,” cibir Yoongi

“Nah, nanti kau harus berlali yang kencang ya, jangan sampai terjatuh, mengerti?”

Nde Eomma,” angguk Hyunsik.

Oppa, Appa Fightng!” ku gerakkan tangan Hyunmi yang sedang berada digendonganku untuk menyemangati dua lelakiku ini.

CUP!

Dua kecupan mendarat dengan sempurna di pipiku.

Power recharge!” ucap kedua priaku penuh semangat seusai mencium pipiku.

“Berlarilah yang kencang! Jangan seperti siput!” teriakku dari pinggir lapangan.tunggu dulu, siput, Dal Pengie, oh ya Tuhan, ternyata dari dulu suamiku memang terkenal dengan malasnya. Ck!

“SEMUA BERSIAP! SATU! DUA! DOR!” bunyi pistol dari wasit menjadi aba-aba berlangsungnya perlombaan. Anakku yang berada di jalur ke tiga berlari sangat kencang, meski awalnya sempat goyah karena kakinya yang tidak berpijak dengan sempurna.

YA!” aku berteriak ketika Hyunsik terhuyung hampir mencium tanah. Ya Tuhan kenapa mengangkan sekali sih.

Kini tongkat estafet telah berpindah ke tangan para ayah. Dan Yoongi di percaya sebagai pembawa tongkat terakhir, sebelum mencapai garis finish. Sorak sorai penonton semakin menjadi ketika jarak antara Yoongi dan rivalnya semaikin menipis. Hingga akhirnya Yoongi menambah kecepatannya dan YEEEYY! Pita garis finish akhirnya putus oleh suamiku.

“HOREEE APPA MENANG!” aku menggegam kedua tangan Hyunmi dan menggerakkannya seolah sedang bertepuk tangan.

EOMMA! KITA MENANG!” Hyunsik berlari ke arahku. Segera ku sambut dia dengan ke dua tanganku yang terbuka lebar. Kucium ke dua pipinya.
 
“Anak Eomma hebat!” ku asungkan kedua ibu jari tanganku.

Appa juga hebat Eomma, Appa berlari dengan kencang.”

“Eum, Appa-mu memang hebat, kalian hebat!” aku sungguh bangga dengan mereka.

“Hosh...hosh...Hana-ya, hosh...minumh...” rupanya suamiku benar-benar mengeluarkan seluruh tenaganya hingga ternegah seperti itu. 

“Ini,” segera dia menyambar sebotol air mineral yang ku sodorkan, “minumlah pelan-pelan, nanti tersedak.”

“Terimakasih.” Ucapnya setelah menggak habis air di botol itu.

Min Dal Pengie, selamat! Aku kalah darimu kali ini,” pria yang tadi lagi.

Eoh, Hyunsik-a, selamat ya! Ahjussi senang bisa bertanding denganmu.” Dia mengaak rambut Hyunsik.

“Suami hebat sekali nyonya, padahal dulu dia tidak pernah secepat ini,” lanjutnya sambil menepuk bahu suamiku.

“Terimakasih, hehehe,” aku benar-benar kikuk dengan suasana ini.

===000===

Podium kemenangan sudah diisi oleh para juara, dan suamiku serta anakku berada di podium paling tinggi. Dengan bangga mereka menerima medali dan juga sertifikat dari panitia. Tak lupa ku abadikan momen bahagia ini, jarang-jarang kan seorang Min Yoongi bisa menjadi juara lomba balap lari.

“Aigo, Min Dal Pengie kelaparan rupanya.” ledekku.

“YA!”  protesnya ketika melahap bekal yang ku bawa dengan lahap.

“Ngomong-ngomong sejak kapan siput bisa berlari kencang ya?”

“YA! Bisakah kau tidak membahasnya?” 

“Woaahhh, ada yang marah.” Segera ku menghindar sebelum Yoongi membalasku, “Hyunsik-a, Hyunmi-ya, ayo makan sebelum bekalnya habis d makan siput.” 

“YA! JUNG HANA!” protesnya lagi ketika ku rebut kotak bekal yang sedang dia pegang.

“Wleee...” ku julurkan lidahku sebagai balasan. Maaf Yoongi sayang, tapi anak-anakmu belum memakan bekal yang kubuat.
 
===000===

Tepat pukul satu siang acara berakhir dan kami pulang dengan rute yang sama dan cara yang sama, berjalan kaki. Hanya saja kali ini Yoongi harus membawa beban lebih karena jagoanku yang terlelap di punggungnya.

“Kita pulang naik taksi saja ya,” tawarku. Aku kasihan melihat Yoongi yang susah payah menggendong dua beban di tubuhya. Tas ransel yang menggantung di depannya dan Hyunsik yang terlelap di punggungnya.

“Tidak usah, sebentar lagi sampai kan?” 

“Tapi kau keberatan,”

“Tidak, ini sudah tugasku, aku kan kuat!” heol, sombong sekali kau Min Yoongi.

Bersama, aku dan Yoongi berjalan beriringan dnegan kedua buah hati kami yang berada di gendongan kami. Hyunmi juga sudah terlelap setelah melahap habis asip-nya. Sepanjang perjalanan Yoongi menceritakan tentang kisah masa kecilnya, cerita lucu yang dia rekam semasa kecil, cerita tentang dia dan teman-teman ‘nakalnya’, dan aku merasa seperti seorang cucu yang sedang mendengarkan kisah dari kakekknya. Begitu menarik untuk di dengar.

Heol, jadi kau memang terlahir sebagai seorang yang lambat seperti-, ya!” aku terkejut ketika priaku berada beberapa langkah di belakangku. “Cepatlah Dal Pengie!”

YA!”

“LAMBAT! Ini sudah siang dan kalian harus segera mandi, bau!” 

“Ini sudah cepat!” ucapnya sambil melangkahkan kakinya dengan santai.

“CEPAT SEDIKIT SIPUT!”

“YA! AWAS KAU!” akhirnya ejekanku sukses membuatnya melaju sedikit cepat. “Jangan pernahmemanggilku siput, atau kau akan tau akibatnya,” gumamnya.

“Min Dal Pengie lambat! Wlee...” ledekku, dan BRUK! Dia berhasi menyudutkanku ke salah satu tembok rumah yang kami lewati.

“Kau bilang lambat Jung Hana? Akan ku buktikan padamu kalau aku ini bukan siput lambat dan ku pastikan kau besok tak bisa berjalan normal,” bisiknya penuh ancaman.

GLEK!

Okay, maaf Min Yoongi, aku menyerah!

END

PS: SORRY GARING KRIUK-KRIUK *BOW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar