Author
: Yeonhwa
Cast :
Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC), Min Hyunsik (OC), Min
Hyunmi (OC)
Genre :
Marriage life, Fluff (little)
Rated :
G
Lenght
: Ficlet
Disclaimare
: Suga and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
Sorry
for typo and I hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy
reading ^^
===000===
Hana POV
“Eomma, lihat ini!” jagoanku memasuki
rumah.
“Apa itu?” aku
melihat dengan seksama paper bag yang
dipegang oleh Hyunsik.
“Aku membelikannya
pianika,” celetuk suamiku sambil melepaskan jaketnya.
“Kau membelikannya
pianika?” tanyaku balik.
“Iya. Tadi sepulang
sekolah, dia bercerita kalau gurunya memberinya tugas untuk membawa alat musik
besok, dan aku tidak mungkin membawakannya gitar ataupun piano itu,” tunjuknya pada
piano tua yang terletak disalah satu sudut ruang keluarga.
“Oh,” aku hanya
ber-oh ria, karena kegiatanku yang sedang kerepotan membantu Hyunsik mengganti
bajunya.
“WOAAHH~, APPA! TERIMAKASIH~,” Cup, jagoaku
mencium ayahnya setelah melihat takjub pianika barunya.
“Sama-sama sayang,”
Yoongi mengacak pucuk kepala bocah itu.
“Sekarang cuci
tanganmu dan segera ke meja makan, Eomma sudah menyiapkan makan siang untuk
kalian.” Perintahku pada jagoanku.
===000===
Hari ini bisa
dibilang hari yang langka bagi keluargaku. Yoongi yang mendadak bisa menjemput
Hyunsik yang ku tahu hari ini adalah jadwalnya untuk pulang lebih awal,
mengingat hari ini adalah hari sabtu, dan biasanya sekolah memulangkan siswanya
lebih awal di hari sabtu.
“Minggir! Hyunmi main
ini saja!” Terak Hyunsik dari arah ruang keluarga. Ku biarkan bocahku bermain
bersama. Sementara aku harus membereskan bebrapa perabot kotor di dapur.
“Hyunsik ingat,
adik Hyunmi masih kecil, jangan nakal ya sayang,” ucapku dari arah dapur.
Sesekali aku memberi Hyunsik peringatan jika aku sudah mulai mendengar
teriakan-teriakan kesal darinya. Bukannya aku bersikap galak atau pilih kasih,
aku hanya ingin Hyunsik-ku belajar bertanggung jawab dengan menjaga adiknya.
“Ne Eomma~,” jawabnya begitu mendengar peringatan
dariku.
“Papapapapa~,” aku
mendengar celoteh Hyunmi dan kulirik dia, dan ku dapati dia sedang tertawa
dengan kakaknya.
TEEETT...TTEETTT...TEEETTT
Suara pianika yang
kacau memenuhi ruangan ini, ku lihat Hyunsik yang sesekali harus menarik napas
dalam-dalam kemudian menahannya lalu menghembuskannya hingga wajahnya memerah
demi tuts-tuts pianikanya.
“PAPAPAPAPA~,
HAHAHAHAHA~” Hyunmi tertawa lepas melihat kakakknya. Entah karena ekspresi
Hyunsik atau karena bunyi pianikanya, yang jelas Hyunmi tertawa dan Hyunsik
kesal karena dia tidak bisa memainkan pianika barunya.
“AH, INI SUSAH!”
Hyunsik menyerah, dan aku hanya tersenyum melihatnya, aku yakin tidak lama
pasti dia akan mengadu pada ayahnya.
“Appa~,” tebakanku benar, ketika Yoongi
lewat, dia langsung memasang wajah memelasnya.
“Jagoan tidak boleh
menyerah. Kemari! Appa ajari,” Yoongi
memposisiskan dirinya diatas kursi, dan Hyunsik mengulurkan pianikanya.
Aku, Hyunmi, dan
Hyunsik, kami bertiga berkonsentrasi penuh pada Yoongi yang sedang bersiap-siap
untuk memainkan pianikanya.
TEETT...TETTT...TETTT...!
Oke, untuk tahap
percobaan sepertiya sukses.
“Hah~,” Yoongi
menghela nafas panjang, kemudian,
“HAHAHAHHAHAHAAAA~,”
serempak, kami semua tertawa. Bukan karena nadanya yang meleset, tapi ekspresi
suamiku saat memainkan pianikanya.
“Appa, hahahaha, wajah Appa lucu, hahahhaa~,” lihatlah, bahkan
Hyunsik sampai tertawa terpingkal-pingkal.
“YA! Wajah macam apa itu,” aku mencubit
pipinya gemas.
“Papapapapa~,”
Hyunmi turut berceloteh dengan bahasanya sendiri.
“Loh, ini cara
memainkan pianika yang benar, kenapa kalian tertawa?”
“Iya benar, kau
memainkan nadanya dengan tepat, tapi tidak dengan ekspresi wajahmu Yoongi,”
jelasku.
Dia tidak membalas,
hanya mengedikkan bahunya.
“Nah, sekarang
Hyunsik coba,” Yooongi dengan telaten mengajari Hyunsik.
===000===
“Anak-anak sudah
tidur?” tanyanya ketika aku keluar dari kamar.
“Eum,” ku posisikan diriku disampingnya.
Tangannya terulur menggapai bahuku, lalu menarik tubuhku agar merapat padanya.
“Apa tadi aku
selucu itu? sampai-sampai kalian menertawakanku,” ucapnya.
Aku tersenyum geli.
Ya, bagaimana tidak geli, aku masih ingat betul ekspresi wajahnya yang
menggemaskan itu. “Kau tadi sangat lucu dan menggemaskan Min Yoongi~,” aku
mencubit pipinya gemas.
“YA! Sakit,” rengeknya.
“Ck,”
“Mau ku tunjukkan
sesuatu?” tanyanya. Aku pun mengangguk.
Dia lantas
melangkahkan kainya menuju piano tua itu, jari jemarinya menyusuri setiap tuts
yang terpasang di sana. Memeriksa nada-nadanya apakah masih pas atau tidak. Ku
fokuskan pandanganku pada priaku itu.
Heol~, demi Tuhan, Min Yoongiku
berubah sekarang, dari bocah imut yang menggemaskan menjadi pria tampan yang
romantis. Entahlah, seketika auranya berubah menjadi lebih romantis ketika dia
memainkan piano itu.
“Jadi, apakah ini
masih lucu?” tanyanya.
“Eh?” aku terkaget,
“Eum, bagaimana ya? Dilihat dari sisi
manapun kau terlihat mengemaskan,”
“YA! Awas kau ya!” Yoongi melangkahkan
kakinya menghampiriku, dan sebelum dia menangkapku, aku segera berlari menuju
dapur untuk meletakkan cangkir teh yang dia gunakan tadi.
END

Tidak ada komentar:
Posting Komentar