Senin, 22 Agustus 2016

FF BTS ll UNTOLD


HELLO

.
.
.

===000===

Jungkook POV

Cahaya matahari mulai memasuki ruangan yang penuh dengan nuansa putih ini. Menampakkan sinar silaunya, memberikan sedikit kehangatannya kepada makhluk penghuni bumi.

Ku lirik sebentar wanita yang kini tengah terbaring di bed pasien. Wajahnya sedikit merona, tidak sepucat tadi malam. Sepertinya obat-obatan yang dimasukkan melalui selang infus ini mulai bekerja. Ku alihkan perhatianku sebentar ke arah ponsel yang tergeletak di nakas samping tempat tidurnya. Lima pesan dan dua panggilan tak terjawab.

DDDRRRTTT..DDDRRRTTT...

Kembali ponselnya bergetar, sebuah pangilan masuk dan sepertinya ini dari nomer yang sedari tadi mencoba menghubungi si pemilik ponsel ini. Sepertinya ini panggilan penting, lalu ku usap icon berwarna hijau untuk menghentikan raungan dari benda elektronik ini.

“Ya! MIN YOONRI! KENAPA TIDAK DI ANGKAT HUH!” ku jauhkan ponsel yang ku pegang,

“Ish,” umpatku. “YA! Bisakah kau pelankan suaramu? Aku tidak tuli!”

YA! Kau siapa? Kenapa ponsel adikku ada di tanganmu?”

“Ck,”

OMO! Kau apakan adikku huh!” Ya ampun, orang ini, benar-benar membuatku tuli.

YA! Jangan berpikiran macam-macam, adikmu sedang di rumah sakit sekarang!”

“Adikku memang setiap hari berada di rumah sakit. Tidak usah mengelak, mana adikku? Berikan ponselnya!”

“YA! ADIKMU SEDANG SAKIT BODOH!” aku sudah tak tahan lagi.

“APA?”

“Tsk, kakak macam apa kau ini,”

“Katakan di mana dia sekarang!”

“Dia berada di rumah sakit tempatnya bekerja,”

===000===

Aku masih setia menngguinya, setidaknya sampai dia membuka matanya dan memastikan kalau dia baik-baik saja.

Eungh~” lenguhnya, spontan ku dekati tubuhnya. Dia berkeringat cukup banyak, mungkin efek obat yang disuntikkan tadi. Ku usap keringatnya dengan handuk. “Cantik.” Gumamku.

Ehem!” suara deheman Taehyung Hyung mengakhiri aktifitas memujaku secepat kilat. “Sejak kapan kau menjadi cheesy seperti ini?” ledeknya.

“Aku hanya mengelap keringatnya saja Hyung,”

“Ck, masih saja mengelak.”

Eungh~” lagi, dia menggeliat dan melenguh.

“Yoonri-ssi! Min Yoonri-ssi!” panggilku,

“Nona Min Yoonri, apa kau sudah sadar?” Taehyung Hyung ikut membangunkannya.

Eungh~” lenguhnya lagi. Kali ini aku melihat matanya perlahan mulai membuka. Mata yang berhasil mengunci perhatianku mulai kembali.

“Kau sudah sadar?” tanyaku pelan, tapi dia masih belum menjawabnya, mungkin dia masih mengumpulkan nyawanya yang tercecer selama sehari semalam.

“Aku akan memanggil dokter.” Taehyung Hyung mengambil inisiatif untuk memastikan keadaan Yoonri.

“KAU!” teriaknya ketika melihatku. Astaga! Kenapa sekarang dia bisa sesehat ini?

YA!” bentakku.

“Kakimu tidak apa-apa? Oh tidak, dadamu. Luka di dadamu!” oke, sekarang dia mulai meraba-raba tubuhku, memastika setiap luka yang ada di tubuhku.

YA!” Aku memegang tangannya. Cukup risih dengan ulahnya. “Aku baik-baik saja,” aku memperlihatkan dadaku yang tertembak, “Dan lukaku juga tidak apa-apa,” aku memperlihatkan luka tusuk di perutku yang dulu dia obati.

Ku tatap wajahnya, matanya, dia benar-benar sorang dokter yang profesional. Tak peduli dengan keadaannya sekarang, dia justru mengkhawatirkan pasiennya.

“Tapi kau kan-“

“Dengar.” Aku menangkup wajahnya dengan kedua tanganku. “Aku baik-baik saja. Tembakan kemarin tidak menembus tubuhku sama sekali. Aku memakai pengaman dengan baik. Dan Kau, kau Min Yoonri, tak usah khawatirkan aku eoh, justru kau yang sekarang membuatku khawatir. Kau datang tiba-tiba dan sekarang kau terluka. Apa kau sudah baikkan?”

===000===

Yoonri POV

“Tapi kau kan-“ belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, dia membuatku membeku seketika.

“Dengar.” dia menangkup wajahku dengan kedua tangannya. “Aku baik-baik saja. Tembakan kemarin tidak menembus tubuhku sama sekali. Aku memakai pengaman dengan baik. Kau, kau Min Yoonri, tak usah khawatirkan aku eoh, justru kau yang sekarang membuatku khawatir. Kau datang tiba-tiba dan sekarang kau terluka. Apa kau sudah baikkan?” jelas bocah aneh di depanku ini.

“Hei kalian! Bisakah tidak ber-lovey dovey di sini?” ucap seseorang yang membuat kami, –aku dan Jungkook-, menoleh ke arahnya. Taehyung, pria yang ku tahu kalau dia itu kakak dari Jungkook.

“Kami tidak-“ aku berusaha menjelaskannya namun dia lebih dulu menubrukku dengan ucapannya.

“Ck, ck, ck, apa maksudmu itu?” ucapnya sambil menunjuk ke arah kami. Aku melirik sejenak ke arah Jungkook, dan OMO! PLAK!

YA!” teraknya saat aku memukul tangannya agar menjauh dari wajahku. Bisa kalian bayangkan, jika sesorang melihat kami dalam keadaan seperti ini tentu saja akan salah paham. Tangan Jungkook yang menangkup wajahku, sementara kancing bajunya yang terlepas hampir semua, oh tidak! Aku tidak se-pervert itu.

“YOONRI-AH! Hosh...hosh...hosh...!”

Oppa?” aku terkejut melihat Yoongi Oppa yang tiba-tiba datang ke kamar tempatku di rawat.

“Kau tidak apa-apa? Apa yang terjadi?” Yoongi Oppa meraba-raba tubuhku memastikan keadaanku dengan tanagnnya sendiri.

“Aw,” aku meringis pelan ketika tangannya menyentuh luka di punggungku.

“KAU!” Oppa-ku menggeram ke arah Jungkook ketika melihat luka di punggungku.

Oppa, aku tidak apa-apa,”

“KAU APAKAN ADIKKU HAH?”

Oppa, aku bilang aku tidak apa-apa,” aku berusaha meredam amarah Oppa-ku.

“JEON JUNGKOOK KATAKAN, KENAPA ADIKKU SEPERTI INI?”

Tunggu dulu, jadi Oppa mengenal bocah ini, siapa dia?

Hyung, kita bicara di luar saja, biarkan Yoonri istirahat.” Jungkook mengajak Oppa-ku keluar kamar.

Kepergian mereka memunculkan banyak pertanyaan di benakku. Bagaimana dia dan Oppa bisa saling mengenal? Siapa Jungkook? Kenapa dia bisa membuat Oppa semarah itu? masih banyak pertanyaan yang berkeliaran, dan itu membuat rasa penasarannku kepada bocah itu semakin besar. Kau siapa Jungkook-ah?

TBC




Tidak ada komentar:

Posting Komentar