HELLO
.
.
.
Jungkook POV
Cahaya matahari mulai memasuki
ruangan yang penuh dengan nuansa putih ini. Menampakkan sinar silaunya,
memberikan sedikit kehangatannya kepada makhluk penghuni bumi.
Ku lirik sebentar wanita yang
kini tengah terbaring di bed pasien.
Wajahnya sedikit merona, tidak sepucat tadi malam. Sepertinya obat-obatan yang
dimasukkan melalui selang infus ini mulai bekerja. Ku alihkan perhatianku
sebentar ke arah ponsel yang tergeletak di nakas samping tempat tidurnya. Lima
pesan dan dua panggilan tak terjawab.
DDDRRRTTT..DDDRRRTTT...
Kembali ponselnya bergetar, sebuah
pangilan masuk dan sepertinya ini dari nomer yang sedari tadi mencoba
menghubungi si pemilik ponsel ini. Sepertinya ini panggilan penting, lalu ku
usap icon berwarna hijau untuk
menghentikan raungan dari benda elektronik ini.
“Ya! MIN YOONRI! KENAPA TIDAK DI
ANGKAT HUH!” ku jauhkan ponsel yang ku pegang,
“Ish,” umpatku. “YA! Bisakah kau pelankan suaramu? Aku
tidak tuli!”
“YA! Kau siapa? Kenapa ponsel adikku ada di tanganmu?”
“Ck,”
“OMO! Kau apakan adikku huh!” Ya ampun, orang ini, benar-benar
membuatku tuli.
“YA! Jangan berpikiran macam-macam, adikmu sedang di rumah sakit
sekarang!”
“Adikku memang setiap hari berada
di rumah sakit. Tidak usah mengelak, mana adikku? Berikan ponselnya!”
“YA! ADIKMU SEDANG SAKIT BODOH!”
aku sudah tak tahan lagi.
“APA?”
“Tsk, kakak macam apa kau ini,”
“Katakan di mana dia sekarang!”
“Dia berada di rumah sakit
tempatnya bekerja,”
===000===
Aku masih setia menngguinya,
setidaknya sampai dia membuka matanya dan memastikan kalau dia baik-baik saja.
“Eungh~” lenguhnya, spontan ku dekati tubuhnya. Dia berkeringat
cukup banyak, mungkin efek obat yang disuntikkan tadi. Ku usap keringatnya
dengan handuk. “Cantik.” Gumamku.
“Ehem!” suara deheman Taehyung Hyung
mengakhiri aktifitas memujaku secepat kilat. “Sejak kapan kau menjadi cheesy seperti ini?”
ledeknya.
“Aku hanya mengelap keringatnya
saja Hyung,”
“Ck, masih saja mengelak.”
“Eungh~” lagi, dia menggeliat dan melenguh.
“Yoonri-ssi! Min Yoonri-ssi!”
panggilku,
“Nona Min Yoonri, apa kau sudah
sadar?” Taehyung Hyung ikut
membangunkannya.
“Eungh~” lenguhnya lagi. Kali ini aku melihat matanya perlahan mulai
membuka. Mata yang berhasil mengunci perhatianku mulai kembali.
“Kau sudah sadar?” tanyaku pelan,
tapi dia masih belum menjawabnya, mungkin dia masih mengumpulkan nyawanya yang
tercecer selama sehari semalam.
“Aku akan memanggil dokter.”
Taehyung Hyung mengambil inisiatif
untuk memastikan keadaan Yoonri.
“KAU!” teriaknya ketika
melihatku. Astaga! Kenapa sekarang dia bisa sesehat ini?
“YA!” bentakku.
“Kakimu tidak apa-apa? Oh tidak,
dadamu. Luka di dadamu!” oke, sekarang dia mulai meraba-raba tubuhku, memastika
setiap luka yang ada di tubuhku.
“YA!” Aku memegang tangannya. Cukup risih dengan ulahnya. “Aku
baik-baik saja,” aku memperlihatkan dadaku yang tertembak, “Dan lukaku juga
tidak apa-apa,” aku memperlihatkan luka tusuk di perutku yang dulu dia obati.
Ku tatap wajahnya, matanya, dia
benar-benar sorang dokter yang profesional. Tak peduli dengan keadaannya sekarang,
dia justru mengkhawatirkan pasiennya.
“Tapi kau kan-“
“Dengar.” Aku menangkup wajahnya
dengan kedua tanganku. “Aku baik-baik saja. Tembakan kemarin tidak menembus
tubuhku sama sekali. Aku memakai pengaman dengan baik. Dan Kau, kau Min Yoonri,
tak usah khawatirkan aku eoh, justru
kau yang sekarang membuatku khawatir. Kau datang tiba-tiba dan sekarang kau
terluka. Apa kau sudah baikkan?”
===000===
Yoonri POV
“Tapi kau kan-“ belum sempat aku
menyelesaikan kalimatku, dia membuatku membeku seketika.
“Dengar.” dia menangkup wajahku
dengan kedua tangannya. “Aku baik-baik saja. Tembakan kemarin tidak menembus
tubuhku sama sekali. Aku memakai pengaman dengan baik. Kau, kau Min Yoonri, tak
usah khawatirkan aku eoh, justru kau
yang sekarang membuatku khawatir. Kau datang tiba-tiba dan sekarang kau
terluka. Apa kau sudah baikkan?” jelas bocah aneh di depanku ini.
“Hei kalian! Bisakah tidak ber-lovey dovey di sini?” ucap seseorang
yang membuat kami, –aku dan Jungkook-, menoleh ke arahnya. Taehyung, pria yang
ku tahu kalau dia itu kakak dari Jungkook.
“Kami tidak-“ aku berusaha
menjelaskannya namun dia lebih dulu menubrukku dengan ucapannya.
“Ck, ck, ck, apa maksudmu itu?”
ucapnya sambil menunjuk ke arah kami. Aku melirik sejenak ke arah Jungkook, dan
OMO! PLAK!
“YA!” teraknya saat aku memukul tangannya agar menjauh dari wajahku.
Bisa kalian bayangkan, jika sesorang melihat kami dalam keadaan seperti ini
tentu saja akan salah paham. Tangan Jungkook yang menangkup wajahku, sementara
kancing bajunya yang terlepas hampir semua, oh tidak! Aku tidak se-pervert itu.
“YOONRI-AH! Hosh...hosh...hosh...!”
“Oppa?” aku terkejut melihat Yoongi Oppa yang tiba-tiba datang ke kamar tempatku di rawat.
“Kau tidak apa-apa? Apa yang
terjadi?” Yoongi Oppa meraba-raba
tubuhku memastikan keadaanku dengan tanagnnya sendiri.
“Aw,” aku meringis pelan ketika
tangannya menyentuh luka di punggungku.
“KAU!” Oppa-ku menggeram ke arah Jungkook ketika melihat luka di
punggungku.
“Oppa, aku tidak apa-apa,”
“KAU APAKAN ADIKKU HAH?”
“Oppa, aku bilang aku tidak apa-apa,” aku berusaha meredam amarah Oppa-ku.
“JEON JUNGKOOK KATAKAN, KENAPA
ADIKKU SEPERTI INI?”
Tunggu dulu, jadi Oppa mengenal bocah ini, siapa dia?
“Hyung, kita bicara di luar saja, biarkan Yoonri istirahat.”
Jungkook mengajak Oppa-ku keluar
kamar.
Kepergian mereka memunculkan
banyak pertanyaan di benakku. Bagaimana dia dan Oppa bisa saling mengenal? Siapa Jungkook? Kenapa dia bisa membuat Oppa semarah itu? masih banyak
pertanyaan yang berkeliaran, dan itu membuat rasa penasarannku kepada bocah itu
semakin besar. Kau siapa Jungkook-ah?
TBC

Tidak ada komentar:
Posting Komentar