Minggu, 05 Juni 2016

FF BTS ll UNTOLD



 

I'M NOT ODD

 
-Jungkook POV-

“Eung~” aku membuka mataku membiasakan cahaya lampu memasuki pupil mataku.

“Oh, kau sudah sadar?”

Hyung,” aku menoleh ke sebelah kanan dan ku dapati Hyung-ku. “Hyung aku mau pulang,” aku berusaha bangkit dan ku raih selang infus yang terhubung di lenganku, aku muak dengan ini. Rumah sakit, dokter, obat, dan istirahat.

YA!” marahnya, “Tidak bisakah kau menurut padaku eoh? Kau ini hampir saja mati untuk yang kesekian kalinya, dan sekarang kau masih berlagak sok kuat.” 

Hyung~” 

“TIDAK! Kau! Tunggu di sini aku akan memanggil dokter untuk memeriksamu.”

“TAE HYUNG-“

“Sstt...” dia hanya menyahut dengan sebuah isyarat untuk tetap diam.

Sia-sia, melawannya sama saja aku melawan kerasnya batu. Dia selalu bisa mengalahkanku, tapi dia juga mampu menuruti semua keinginanku, disaat orang yang paling ku hormati hanya bisa menuntut dan menuntut dariku.

“Oh kau sudah sadar rupanya?” seorang dokter yang ku kenal datang menghampiriku.

“Oh, hai Dokter Jung, apa kabar?” ucapku sok akrab.

PLETAK! “YA! Sopanlah sedikit!” pukulan sayang mendarat di pelipisku.

“Ish,” 

Cha, mari kita lihat seberapa hebatnya dirimu tuan Jeon.” dengan teliti dokter Jung memeriksa kondisiku.

Ku amati setiap gerakannya, karena bagiku tubuhku ini begitu berharga meski terdapat bekas luka yang lumayan banyak, tapi justru itulah yang membuatku tubuhku ini begitu berharga.

“Ganti kassanya setiap hari dan pastikan dia tidak melakukan hal bodoh atau dia akan kehilangan kakinya, MENGERTI!” dokter jung memberikan arahan pada seorang dokter yang aku rasa dia adalah dokter muda.
 
Nde Ssaem.”

“MENGERTI?” dokter Jung melotot ke arahku,

“Ck,” aku mengalihkan wajahku darinya. Bagiku menjadi ‘pelanggan’ dokter Jung merupakan suatu kenyamanan tersendiri. Dia sudah ku anggap seperti ayahku sendiri. Dia juga mengatahui segalanya tentangku, termasuk tentang ke hidupanku yang kelam.

===000===

Aku duduk di atas kursi roda seperti seorang pesakitan. Ku tatap layar kaca di depanku. Layar yang menampilkan gumpalan awan putih dan langit biru serta sedikit bagian atas gedung pencakar langit. Ku lirik bagian bawahnya, ku dapai kesibukan yang luar biasa di sana. 

“Ha~, membosankan.” Aku mengeluh dalam sepi. Bagaimana tidak, sudah empat hari aku terdampar disini, dan hanya makan-tidur-menonton televisi, tiga aktivitas mononton itulah yang bisa ku lakukan, tidak ada yang lain.

TOK...TOK...TOK...

“Permisi Tuan Jeon, saatnya pemeriksaan rutin.” 

Aku menoleh ke asal suara itu. Eiii~, rupanya seorang dokter cantik yang sudah empat hari ini menjadi ‘pengasuh’ ku.

Eoh,” aku berbalik arah. Ku dorong kursi rodaku ke arahnya.

“Berbaringlah.” Perintahnya sambil menepuk-nepuk kasur.

Dan entah kenapa aku selalu saja menurut padanya, padahal perintah dokter Jung tak sekalipun kuturuti.

“Apa kau sudah berlatih menggerakan kakimu?” tanyanya. Aku menggeleng.

“Kalau kau tak melatih kakimu, otot-otot kakimu-“

“Otot-otot kakiku bisa kaku. Cih, tenanglah aku tak selemah itu.”

“Ck, dasar! Sudah hampir mati masih saja sombong.” Umpatnya sambil mengganti kassa yang menutupi luka di kakiku.

“SShh,” ku condongkan tubuhku ke arahnya. “Hei, kau belum pernah tau betapa kuatnya aku hm, apa kau mau membuktikannya?” ledekku.

Ku tatap matanya. Lucu sekali, ekspresinya sangat aneh. Matanya membulat mendengar ucapanku.

YA!” dia mendorong kepalaku agar menjauh. “Jangan bertingkah aneh!” dia mengakhiri aktivitasnya terhadap kakiku. 

“Apanya yang aneh?” sekarang justru aku yang merasa kalau dialah yang aneh.

YA! Cepatlah sembuh, aku sudah bosan berhadapan denganmu.” Gerutunya sambil membereskan peralatan yang dia gunakan.

“Tenang saja aku pasti akan cepat sembuh, karena aku juga bosan berada disini, tidak ada yang menarik.” 

“Dasar bocah aneh,” kembali dia mengumpat sebelum berlalu dari hadapanku.

YA!”  aku sedikit kesal karena setiap kali dia bertemu denganku, panggilan bocah aneh selalu keluar dari mulutnya.
Ku ulas senyum. Sedikit mengingat betapa manisnya dia ketika memarahiku, mengumpat tentangku dan mungkin aku akan merindukannya setelah ini.

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar