Sabtu, 04 Juni 2016

FF BTS ll MY SWAGGER BOY


Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Family, Marriage life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
Sorry for typo and I hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^

===000===
Hana POV

“Hana-ya!” panggil suamiku dari dalam kamar.

“Ya?” ucapku ketika memasuki ruangan bernuansa coklat ini.

“Ini!” dia melemparkan handuk ke arahku. Kebiasaan baginya, selalu meminta bantuanku untuk mengeringkan rambutnya setiap habis mandi.

“Tak bisakah kau keringkan sendiri? Aku masih harus mengurus anakmu.” Omelku.

“Anakku belum bangun, sudah keringkan rambutku, aku bisa terlambat.”

“Dasar!” marahku, sambil mengacak-acak rambutnya.

YA! Sakit!” dia menarik tanganku, membuatku sedikit merunduk dan menghadap wajahnya. “Morning Kiss please,”

“Cih!” aku menutup wajahnya dengan handuk yang ku pegang.

YA! Kau mau kemana?”

“Dapur!” ucapku ketus.
===ooo===

Beberapa potong sayur telah ku masukkan ke dalam panci, dan dua butir telur ku kocok di dalam mangkuk, memberinya beberapa bumbu, lalu ku dadar di atas wajan. Setelah itu ku siapkan mangkuk-mangkuk di atas meja. Ku siapkan juga seangkir teh hangat untuk Yoongi dan segelas susu untuk Hyunsik.

GREP!

Tangan putih suamiku melingkar erat di pinggangku. Membuaku terpaksa menghentikan kegiatanku.

“Kau kenapa?”

“Biarlah seperti ini!” ucapnya lalu menelusupkan kepalanya ke ceruk leherku.

YA! Jangan macam-macam!” aku memukul kecil tangannya yang mulai bertindak sembarangan.

“Nanti juga kau akan merindukkan ini,” CUP, sebuah kecupan hangat dia berikan di pipiku. Membuatku berbalik arah menatapnya.

“Kau akan pergi lama lagi?” tanyaku, yang jujur saja sedikit sedih. Ha~, pekerjaannya memang benar-benar membuatku harus mati-matian menahan rasa rindu.

“Hanya sebentar.” CUP, lagi, dia mendaratkan bibirnya tepat di atas bibirku.

“Hentikan! Kau bisa terlambat nanti.” Sergahku sebelum hal ini berlarut ke arah yang, tidak usah kujelaskan pun kalian tentu mengerti sendiri.

“Diamlah!” perintahnya masih sibuk dengan leher jenjangku.

“MIN YOONGI, AKU SEDANG MEMEGANG PISAU, KAU MAU KUBUNUH SEKARANG?” ucapku penuh penekanan. Tapi sepertinya dia tak menggubrisnya.

“Yoongiii-ah~” ucapku dengan susah payah. “YA!” kali ini sekuat tenaga ku dorong tubuhnya.

“Cepat sana bersiap, makanannya sudah hampir matang!” perintahku.

“Ish, padahal tanggung.” Gerutunya lirih namun masih bisa terdengar olehku. Ku lirik dia dan kuberikan deathglare bersamaan dengan tanganku yang sedang memegang pisau dan hendak memotong mentimun.

===ooo===

“Hana-ya kemasi saja sarapanku, aku harus berangkat sekarang.” Perintahnya dengan tergesa-gesa.

“Baiklah.” Aku menggambil kotak bekal, dan menata beberapa lauk serta nasi. Ku beri porsi sedikit lebih banyak agar dia bisa berbagi dengan yang lainnya.

“Ini bekalnya,” aku tertegun melihat penampilan suamiku ini. Kaos di padu dengan kemeja kotak-kotak serta snapaback dan aksesoris lainnya. Bolehkah kali ini aku memujinya? Dia benar-benar tampan.

“Hei!” dia membuayarkan lamunanku.

Eoh, ini.” Aku menyodorkan kotak bekal kepadanya. “Biar ku bantu,” aku membantunya mengemas pakaian-pakaian serta benda-benda penting lainnya. Menatanya kedalam kopor dan sesuai kebiasaanya, beberapa barang harus dipisah sesuai dengan kegunaannya. Priaku ini benar-benar rapih dan tertata.

Selesai dengan packing, dia melihat kembali ke arah cermin, melihat kembali penampilannya. “Aku tahu aku tampan.” Oh sial! dia melihatku yang sedari tadi memperhatikannya.

“Tsk!” aku menoleh, menutup rasa maluku karena tertangkap basah sedang memperhatikannya.

“Aku akan pergi cukup lama, tapi aku pasti pulang kerumah,”

“Lalu kau akan pergi lagi? kau puang sehari dua hari kemudian pergi lagi?”

“Kau marah?”

“Tidak.”

“Aku pergi untuk kalian, kau jaga diri baik-baik,”

“Kau yang harusnya jaga diri, jaga mata, dan jangan tebar pesona. Jangan buat gadis-gadis diluar sana membuatku semakin membencimu.”

“Kau? Membenciku?” ucapnya sambil menggendong tasnya.

Aku diam, memilih menjauh darinya. Ha~, jujur saja, melihatnya yang sering pergi dan meninggalkan kami, itu cukup membuatku sedih, tapi kembali lagi, itu semua dia lakukan demi kami dan demi cita-citanya. Bukankah aku akan egois jika aku menginginkannya tetap di sini? Aku harus berbesar hati menghadapi semua ini.

Ku antar kepergian suamiku sampai ke depan pintu. Menatapnya yang mulai melangkah pergi. “Hati-hati, jaga pola makanmu, tidur yang cukup, aku tak ingin mendengar kalau kurang tidur atau kau sampai jatuh sakit.”

Nde Eomma,” ucapnya menirukan gaya Hyunsik.

“Ish.”

“Hana-ya?”

“Hmm,” aku mendongak.

CUP, kecupan singkat dibibirku ini membuatku membeku seketika. “Jaga diri kalian, aku akan merindukan kalian.” Ucapnya kemudian berlalu dariku.

Ya Tuhan, baru beberapa langkah dia meninggalkan rumah ini, hatiku sudah merindukannya. Jaga dia untukku Tuhan.

END


Tidak ada komentar:

Posting Komentar