Author
: Yeonhwa
Cast:
Jeon Jungkook(Jungkook BTS), Min Yoonri (OC)
Genre
: romance (little), fluuf (little)
Rated
: T
Length
: Ficlet
Disclaimare
: Member BTS milik Tuhan sedangkan OC serta alur cerita milik author
PS:
sorry for typo(s), i hate copy paste and plagiarsm
Happy
reading ^^
WARNING!
KANDANGIN OTAK KALIAN SEBELUM
BERKELIARAN KEMANA-MANA!
===000===
Yoonri POV
“Uh, menyebalkan,” lenguhku seraya meletakkan kepalaku
yang begitu berat di meja.
“Kau kenapa?” bisik Hyerin, teman, sahabat, sekaligus chairmate ku.
“Kapan semua ini akan berakhir
Hyerin-ah?” rancau tak jelas.
“Ssst, Jung Ssaem sedang melihat kita.” Hyerin
memberiku peringatan.
“Ha~”
“Ya! Ssstt…” dia menyenggol
bahuku dengan sikunya.
“Ada apa sih?”
“NONA MIN YOONRI, BISAKAH KAU
SELESAIKAN SOAL DI PAPAN TULIS ITU?” Sial! Guru sialan itu menantangku kali
ini.
“Ya? Eum~” aku berdiri, melihat
rentetan tulisan abstrak yang terpajang di depan sana. Tulisan penuh makna dan
aku rasa hanya Jung Ssaem dan Tuhan
saja yang tahu apa arti dari coretan itu.
“Nona Min Yoonri?” Jung Ssaem kembali memanggilku.
“Nde, sebentar Ssaem.” Aku
mencoba berpikir keras. Tapi sepertinya otakku benar-benar buntu untuk
menyelesaikan soal fisika itu.
“Maju sekarang atau akan ku potong
nilaimu!”
“Nde?” aku membelalakan mata. Benar-benar tak percaya, hari ini
sungguh sial. Dengan langkah malas aku berjalan menuju papan tulis,
mengumpulkan keberanian serta kekuatan untuk bisa menyelesaikan soal laknat
itu.
KRIIIINNGGGG…..!!!
Oh Tuhan terimakasih. Bunyi bel
istirahat benar-benar penyelamatku kali ini. Segera aku berbalik arah dan
kembali menuju tempat dudukku.
“Soal yang tadi, ku jadikan tugas dan kumpulkan besok pagi
di meja!” titah Jung Sssam kemudian berlalu dari kelas.
“Wuuuuuuu….!” Teriak seluruh
penghuni kelas ketika dia berlalu.
Segera ku rapikan kembali
peralatan tulisku dan memasukkannya ke laci meja. Merapikan rambutku lalu, “Cha, ayo keluar!” ku tarik tangan Hyerin dan di sambut dengan
ceria.
“Ayo!”
===000===
DUK…DUK…DUK…
Bunyi pantulan bola bercampur
dengan riuh teriakan para gadis menjadi euphoria
tersendiri siang ini. Sekumpulan pria yang di sebut sebut sebagai pria idaman
di sekolah ini tengah bermain basket bersama.
“KYAAA…JUNGKOOKIE!” aku
menghentikan langkahku ketika mendengar nama bocah itu.
“JEON JUNGKOOK! JEON JUNGKOOK!”
oh sial, ada apa ini?
Spontan, aku menarik tangan Hyerin agar mengikuti
menuju lapangan basket.
“YA! Ada apa?” teriak Hyerin.
“Wooaahh!” Hyerin tak kuasa
berteriak kagum melihat pemandangan indah di depannya. Sekumpulan pria berparas tampan dan tubuh yang ideal bagai model, sedang bermain basket, terlebih lagi
keringat yang mengucur di tubuh mereka menambah kesan tersendiri bagi para
gadis yang melihatnya.
“JUNGKOOK-AH, KYAAA!” teriak
sekumpulan gadis di seberang sana.
“KYAA!” Hyerin ikut-ikutan
berteriak ketika Jungkook berhasil mencetak poin. Dan memang harus ku akui dia
terlihat begitu keren.
“OMO! YA!” aku kembali ke alam
sadarku. Ku gerakkan bola mataku
mengikuti arah pandang Hyerin.
OMO! Bolehkah aku mengatakan kalau sekarang dia
benar-benar, errr seksi? Keren? Ah tidak, tampan mungkin? Dia melepas baju seragamnya dan menyisakan short slevees yang memperlihatkan
lengannya yang kini sudah mulai terlihat atletis. Di tambah lagi tetesan
keringat yang mengalir di pelipisnya, DAMN!
Dia benar-benar menggoda hati para gadis yang melihatnya, termasuk aku,
hihihihi.
DUK...DUK...DUK...
Bola basket terus memantul dan berpindah tangan dari satu pemain ke pemain yang
lainnya. TRAK! Bunyi ring yang terkena lemparan bola. Satu poin untuk team Jungkook.
“Hosh...hosh...hosh...aku akui kau memang hebat Jungkook-ah,” ucap salah
seorang pria yang menjadi lawan main Jungkook. Ku lihat dia mengukir senyum
lalu menepuk pundak pria itu.
“Aku belum apa-apa jika dibandingkan denganmu yang sudah masuk ke tim
basket sekolah ini Hyung,” ucapnya
yang masih bisa terdengar olehku, setelah itu gelak tawa mengiringi langkah
mereka menjauh dari arena pertandingan.
“YA!YA!” Kembali Hyerin menyenggol lenganku. Aku
menoleh dan mengikuti isyarat darinya. BANG! Setelah lengan kini dia
benar-benar menampakkan tubuhnya. Tepat di depanku, dia berlalu dengan
penampilannya yang benar-benar sulit ku artikan. Masih dengan keringat yang
menetes kini short slevees yang
menutup tubuhnya justru menampakkan lekuk tubuh atletisnya itu.
“Ck, ayo kita pergi!” aku menarik tangan Hyerin sebelum otakku kembali liar
dengan pikirannya yang tidak-tidak.
===000===
“SATU, DUA, TIGA, EMPAT, LIMA, ENAM, PUTAR, DAN HAP!” Kim Ssaem sedang mengajarkan gerakan dance. Aku yang kebetulan lewat di depan
sruang latihan dance bisa mendengar
dengan jelas suara dari guru yang bertubuh lentur itu.
Ku lirik ponsel yang sedari tadi ku genggam, menunggu balasan dari Jungkook
yang telah berjanji untuk mengantarku pulang kali ini. Namun nihil, belum ada
balasan darinya. Ku tengok ruang latihan dance
dan yah, rupanya pria itu sedang asik di sana, meliukkan tubuhnya mengikuti
gerakan dari arahan Kim Ssaem.
Ku buka pintu ruang latihan perlahan berharap tidak menganggu kegiatan mereka.
dengan tenang aku duduk di bangku yang tersedia di salah satu sudut ruangan
ini. Ku lihat priaku itu menari, mengikuti alunan musik. Sungguh, dia
benar-benar seorang idol. Memiliki suara yang indah, paras yang tampan dan
kemampuannya dalam menari, ah, lengkap sudah.
Musik kembali berputar. Sebuah musik hip-hop dengan beat yang cukup cepat menggema di ruangan ini. Segera Jungkook dan
teman-temannya bersiap untuk menggerakkan tubuhnya mengikuti alunan musik.
They call me baepsae
Yokbwatji i sedae
Ppalli chase ‘em
Hwangsae deoge nae garangin taeng taeng
Sial! lagu ini, koreonya benar-benar aku ingat, dan Blush, seketika pipiku
memanas mengingat hal itu. gerakan Hip
thrust itu, ekspresi itu, suara itu.
“Tidak! Tidak! Tidak!” aku menggelengkan kepalaku sendiri, berusaha membuah
semua pikiran-pikiran itu.
Nae tasirani neo nongdamiji
Gongpyeonghadani ah are you crazy
Ige jeouirani you mu be kiddin’ me!
You mu be kiddin’ me you you mu be kiddin’ me!
“Nde?” lamunanku buyar, pria yang
sedari tadi menari-nari di otakku tiba-tiba berada di depanku, menari dengan
alunan nada dan lirik yang seolah menggodaku. Tunggu dulu! Dia memang
menggodaku. Kemeja putih tipis yang dia kenakan kini terbuka kancingnya di
bagian atas, lengan yang tergulung, rambutnya yang berantakan dan DAMN! Perut kotak-kotaknya mengintip
dari bawah sana.
TUHAAAANNN! Tolong selamatkan aku!
Sebelum hal ini semakin menjadi segera aku keluar dari ruangan ini.
Memutuskan untuk menunggunya di dalam sana adalah kesalahan terbesar.
Ku gerakkan ibu jariku di atas layar ponsel, ku ketikan sebuah pesan
untuknya. Belum selesai aku mengetiknya, dia lebih dulu meneleponku.
“Ya?”
“Kau di mana?” ucapnya dari sambungan telepon.
“Aku di depan ruangan,”
“Tunggu sebentar! Aku ke situ.” Sambungan telepon kami terputus.
“YA!” Aku menoleh ke kanan dan ku
dapati dia, oh Tuhan! Ada apa lagi ini? Kenapa hari ini pikiranku benar-benar
kacau olehnya. Dia hanya menggunakan celana panjangnya dan membiarkan bagian
atasnya terbuka.
“JUNGKOOK!” teriakku, aku berbalik arah sambil menunduk. Ku ayunkan kakiku
secepat mungkin. Menjauh darinya, mungkin itu pilihan yang tepat.
“YA! MAU KE MANA KAU?” teriakannya tak ku hiraukan. Tetap ku ayunkan kakiku
meski kini ku dengar derap langkahnya mengikutiku dari belakang.
GREP!
Tangannya berhasil meraih tanganku. Membuatku terpaksa berbalik ke arahnya.
“Kau kenapa?” tanyanya.
Aku masih menunduk, enggan untuk menatapnya.
“Kau kenapa hm?” dia justru semakin mendekatkan wajahnya ke arahku.
PLETAK!
Kuberi dia sebuah sentilan di dahinya. Hadiah atas perluakuan manisnya.
“YA! SAKIT BODOH!” teriaknya.
“KAU YANG BODOH!” kurampas kaos yang menggantung bebas di bahunya dan ku
lemparkan ke wajahnya. Setelah itu aku berlari menjauhinya. Aku masih
menyayango otak dan nyawaku. Kalau begini terus lama-lama aku bisa mati
karenanya.
Jeon Jungkook sialan! Kau benar-benar menggodaku! AARRGGHH!
END

Tidak ada komentar:
Posting Komentar