Jumat, 03 Juni 2016

FF BTS ll DON’T TEASE ME! (2)





Author : Yeonhwa
Cast: Jeon Jungkook(Jungkook BTS), Min Yoonri (OC)
Genre : romance (little), fluuf (little)
Rated : T
Length : Ficlet
Disclaimare : Member BTS milik Tuhan sedangkan OC serta alur cerita milik author
PS: sorry for typo(s), i hate copy paste and plagiarsm
Happy reading ^^

WARNING! 
KANDANGIN OTAK KALIAN SEBELUM BERKELIARAN KEMANA-MANA!

===000===


Yoonri POV

“Uh, menyebalkan,” lenguhku seraya meletakkan kepalaku yang  begitu berat di meja.

“Kau kenapa?” bisik Hyerin, teman, sahabat, sekaligus chairmate ku.

“Kapan semua ini akan berakhir Hyerin-ah?” rancau tak jelas.

“Ssst, Jung Ssaem sedang melihat kita.” Hyerin memberiku peringatan.

“Ha~”

“Ya! Ssstt…” dia menyenggol bahuku dengan sikunya.

“Ada apa sih?”

“NONA MIN YOONRI, BISAKAH KAU SELESAIKAN SOAL DI PAPAN TULIS ITU?” Sial! Guru sialan itu menantangku kali ini.

“Ya? Eum~” aku berdiri, melihat rentetan tulisan abstrak yang terpajang di depan sana. Tulisan penuh makna dan aku rasa hanya Jung Ssaem dan Tuhan saja yang tahu apa arti dari coretan itu.

“Nona Min Yoonri?” Jung Ssaem kembali memanggilku.

Nde, sebentar Ssaem.” Aku mencoba berpikir keras. Tapi sepertinya otakku benar-benar buntu untuk menyelesaikan soal fisika itu.

“Maju sekarang atau akan ku potong nilaimu!”

Nde?” aku membelalakan mata. Benar-benar tak percaya, hari ini sungguh sial. Dengan langkah malas aku berjalan menuju papan tulis, mengumpulkan keberanian serta kekuatan untuk bisa menyelesaikan soal laknat itu.

KRIIIINNGGGG…..!!!

Oh Tuhan terimakasih. Bunyi bel istirahat benar-benar penyelamatku kali ini. Segera aku berbalik arah dan kembali menuju tempat dudukku.

“Soal yang tadi, ku jadikan tugas dan kumpulkan besok pagi di meja!” titah Jung Sssam kemudian berlalu dari kelas.

“Wuuuuuuu….!” Teriak seluruh penghuni kelas ketika dia berlalu. 

Segera ku rapikan kembali peralatan tulisku dan memasukkannya ke laci meja. Merapikan rambutku lalu, “Cha, ayo keluar!” ku  tarik tangan Hyerin dan di sambut dengan ceria.

“Ayo!”

===000===
DUK…DUK…DUK…

Bunyi pantulan bola bercampur dengan riuh teriakan para gadis menjadi euphoria tersendiri siang ini. Sekumpulan pria yang di sebut sebut sebagai pria idaman di sekolah ini tengah bermain basket bersama.

“KYAAA…JUNGKOOKIE!” aku menghentikan langkahku ketika mendengar nama bocah itu. 

“JEON JUNGKOOK! JEON JUNGKOOK!” oh sial, ada apa ini?

Spontan, aku menarik tangan Hyerin agar mengikuti menuju lapangan basket. 

“YA! Ada apa?” teriak Hyerin.

“Wooaahh!” Hyerin tak kuasa berteriak kagum melihat pemandangan indah di depannya. Sekumpulan pria berparas tampan dan tubuh yang ideal bagai model, sedang bermain basket, terlebih lagi keringat yang mengucur di tubuh mereka menambah kesan tersendiri bagi para gadis yang melihatnya.

“JUNGKOOK-AH, KYAAA!” teriak sekumpulan gadis di seberang sana.

“KYAA!” Hyerin ikut-ikutan berteriak ketika Jungkook berhasil mencetak poin. Dan memang harus ku akui dia terlihat begitu keren.

OMO! YA!” aku kembali ke alam sadarku. Ku gerakkan bola mataku mengikuti arah pandang Hyerin.

OMO! Bolehkah aku mengatakan kalau sekarang dia benar-benar, errr seksi? Keren? Ah tidak, tampan mungkin? Dia melepas baju seragamnya dan menyisakan short slevees yang memperlihatkan lengannya yang kini sudah mulai terlihat atletis. Di tambah lagi tetesan keringat yang mengalir di pelipisnya, DAMN! Dia benar-benar menggoda hati para gadis yang melihatnya, termasuk aku, hihihihi.

DUK...DUK...DUK...

Bola basket terus memantul dan berpindah tangan dari satu pemain ke pemain yang lainnya. TRAK! Bunyi ring yang terkena lemparan bola. Satu poin untuk team Jungkook. 

“Hosh...hosh...hosh...aku akui kau memang hebat Jungkook-ah,” ucap salah seorang pria yang menjadi lawan main Jungkook. Ku lihat dia mengukir senyum lalu menepuk pundak pria itu.

“Aku belum apa-apa jika dibandingkan denganmu yang sudah masuk ke tim basket sekolah ini Hyung,” ucapnya yang masih bisa terdengar olehku, setelah itu gelak tawa mengiringi langkah mereka menjauh dari arena pertandingan.

YA!YA!” Kembali Hyerin menyenggol lenganku. Aku menoleh dan mengikuti isyarat darinya. BANG! Setelah lengan kini dia benar-benar menampakkan tubuhnya. Tepat di depanku, dia berlalu dengan penampilannya yang benar-benar sulit ku artikan. Masih dengan keringat yang menetes kini short slevees yang menutup tubuhnya justru menampakkan lekuk tubuh atletisnya itu.

“Ck, ayo kita pergi!” aku menarik tangan Hyerin sebelum otakku kembali liar dengan pikirannya yang tidak-tidak.

===000===

“SATU, DUA, TIGA, EMPAT, LIMA, ENAM, PUTAR, DAN HAP!” Kim Ssaem sedang mengajarkan gerakan dance. Aku yang kebetulan lewat di depan sruang latihan dance bisa mendengar dengan jelas suara dari guru yang bertubuh lentur itu. 

Ku lirik ponsel yang sedari tadi ku genggam, menunggu balasan dari Jungkook yang telah berjanji untuk mengantarku pulang kali ini. Namun nihil, belum ada balasan darinya. Ku tengok ruang latihan dance dan yah, rupanya pria itu sedang asik di sana, meliukkan tubuhnya mengikuti gerakan dari arahan Kim Ssaem.

Ku buka pintu ruang latihan perlahan berharap tidak menganggu kegiatan mereka. dengan tenang aku duduk di bangku yang tersedia di salah satu sudut ruangan ini. Ku lihat priaku itu menari, mengikuti alunan musik. Sungguh, dia benar-benar seorang idol. Memiliki suara yang indah, paras yang tampan dan kemampuannya dalam menari, ah, lengkap sudah.

Musik kembali berputar. Sebuah musik hip-hop dengan beat yang cukup cepat menggema di ruangan ini. Segera Jungkook dan teman-temannya bersiap untuk menggerakkan tubuhnya mengikuti alunan musik. 

They call me baepsae
Yokbwatji i sedae
Ppalli chase ‘em
Hwangsae deoge nae garangin taeng taeng

Sial! lagu ini, koreonya benar-benar aku ingat, dan Blush, seketika pipiku memanas mengingat hal itu. gerakan Hip thrust itu, ekspresi itu, suara itu.

“Tidak! Tidak! Tidak!” aku menggelengkan kepalaku sendiri, berusaha membuah semua pikiran-pikiran itu.

Nae tasirani neo nongdamiji
Gongpyeonghadani ah are you crazy
Ige jeouirani you mu be kiddin’ me!
You mu be kiddin’ me you you mu be kiddin’ me!

Nde?” lamunanku buyar, pria yang sedari tadi menari-nari di otakku tiba-tiba berada di depanku, menari dengan alunan nada dan lirik yang seolah menggodaku. Tunggu dulu! Dia memang menggodaku. Kemeja putih tipis yang dia kenakan kini terbuka kancingnya di bagian atas, lengan yang tergulung, rambutnya yang berantakan dan DAMN! Perut kotak-kotaknya mengintip dari bawah sana.

TUHAAAANNN! Tolong selamatkan aku!

Sebelum hal ini semakin menjadi segera aku keluar dari ruangan ini. Memutuskan untuk menunggunya di dalam sana adalah kesalahan terbesar.

Ku gerakkan ibu jariku di atas layar ponsel, ku ketikan sebuah pesan untuknya. Belum selesai aku mengetiknya, dia lebih dulu meneleponku.

“Ya?”

“Kau di mana?” ucapnya dari sambungan telepon.

“Aku di depan ruangan,”

“Tunggu sebentar! Aku ke situ.” Sambungan telepon kami terputus.
YA!” Aku menoleh ke kanan dan ku dapati dia, oh Tuhan! Ada apa lagi ini? Kenapa hari ini pikiranku benar-benar kacau olehnya. Dia hanya menggunakan celana panjangnya dan membiarkan bagian atasnya terbuka.

“JUNGKOOK!” teriakku, aku berbalik arah sambil menunduk. Ku ayunkan kakiku secepat mungkin. Menjauh darinya, mungkin itu pilihan yang tepat.

“YA! MAU KE MANA KAU?” teriakannya tak ku hiraukan. Tetap ku ayunkan kakiku meski kini ku dengar derap langkahnya mengikutiku dari belakang. 

GREP!

Tangannya berhasil meraih tanganku. Membuatku terpaksa berbalik ke arahnya.

“Kau kenapa?” tanyanya.

Aku masih menunduk, enggan untuk menatapnya.

“Kau kenapa hm?” dia justru semakin mendekatkan wajahnya ke arahku.

PLETAK!

Kuberi dia sebuah sentilan di dahinya. Hadiah atas perluakuan manisnya.

YA! SAKIT BODOH!” teriaknya.

“KAU YANG BODOH!” kurampas kaos yang menggantung bebas di bahunya dan ku lemparkan ke wajahnya. Setelah itu aku berlari menjauhinya. Aku masih menyayango otak dan nyawaku. Kalau begini terus lama-lama aku bisa mati karenanya.

Jeon Jungkook sialan! Kau benar-benar menggodaku! AARRGGHH! 

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar