Minggu, 12 Juni 2016

FF BTS ll FARMING


Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Marriage life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
I hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^

===000===
Hana POV

“Ayo Eomma, cepat, cepat!” Hyunsik menarik tanganku, dia tak sabar ingin segera bertemu dengan nenek dan kakeknya.

Hari ini dan selama tiga hari ke depan kami berlibur di rumah orangtua Yoongi. Lumayan untuk Hyunsik sambil belajar berkebun di rumah nenek dan kakeknya ini. Sebelumnya dia mendapatkan pelajaran berkebun di sekolahnya, mengenal bermacam-macam tanaman, dan berlajar bertanggung jawab dengan merawat tanaman yang dia tanam.

Halmeoni!” teriak Hyunsik girang ketika melihat sosok neneknya yang sedang merajut sebuah syal di teras rumah.

Aigoo~, cucuku,” sambut Ibu mertuaku dengan tangan terbuka lebar, menangkap tubuh kecil cucunya.

“Apa kabar bu?” tanyaku setelah memberikan salam padanya.       
 
“Baik, masuklah dulu,” ajak ibu mertuaku.

“Di mana Appa?” tanya suamiku.

“Ada di belakang, sedang memetik selada, Kau mau membantu Harabeoji?”  tanya Ibu mertuaku pada Hyunsik.

“Ah, iya, sana bantu Harabeoji,” suruhku pada Hyunsik, dan dia pun lantas mengiyakan lalu berlari menemui kakeknya.

“Kalian pasti lelah, istirahatlah dulu.” Ucap wanita tua ini sambil mengusap lenganku.

“Nanti saja,” ucapku sambil mengambil alih pekerjaannya, membuat minuman untuk kami.

“Yoongi-ya, kasurmu belum di pasangi sprei, ambil spreinya di lemari.” Teriak ibunya dari dapur.

“Biar aku saja bu,” aku meletakkan gelas-gelas yang berisi jus jeruk di atas meja depan TV lalu beranjak ke kamar Yoongi, membantunya menata barang bawaan kami sekalian merapikan kamarnya yang sudah lama tak dihuni ini.

===000===

Sore menjelang, acara masak-mesakapun selesai. Kami duduk dengan rapi di halaman belakang. Menikmati makan malam buatan Ibu. Yoongi yang sibuk memanggang daging, Hyunsik yang asik di pangkuan Kakeknya, dan aku yang sibuk menyuapi Hyunsik dan diriku sendiri. Malam yang indah.

“Hyunsik besok mau berkebun lagi Eomma, seru!” celotehnya dengan mulut yang masih terisi makanan.

“Baiklah, besok pagi bantu Halmeoni memanen lobak ya,” Neneknya mencubit pipinya gemas. Aku tersenyum bahagia melihat mereka tertawa.

“Dagingnya sudah matang.” Yoongi membawa sepiring daging yang dia panggang.

“Woaahhh~, sepertinya enak,” aku begitu antusias melihat daging panggang yang benar-benar menggiurkan ini.

“Buka mulutmu,” Yoongi menyuapkan sepotong daging yang sudah diberi bumbu lengkap dengan selada.

“Aaaa~” aku membuka mulutku lebar-lebar.

Aigoo~, kalian ini, disini ada Hyunsik.” tegur Ayah mertuaku.

“Hyunsik juga mau Appa!” bocahku ikut-ikutan meminta suapan dari Appa-nya, sepertinya dia cemburu,hihihi.

“Nah, buka mulutmu, aaa~,” suapan kecil medarat dengan mulus ke mulut jagoanku. Dia menguyahnya dengan cepat.

“Lagi Appa, lagi,” rengeknya, dengan telaten priaku menyuapi jagoan kami.

Gelak tawa dan canda terlontar diantara kami. Benar-benar malam yang indah. Sungguh bersyukur, aku bisa menjadi bagian dari keluarga ini.

===000===

Jarum jam menunjukkan pukul sembilan malam, tapi jagoanku masih belum mau menutup matanya. Bahkan dua dongeng telah ku ceritakan padanya. Matanya masih terbuka lebar, dan mulutnya belum mau berhenti untuk berceloteh ria. Ku lirik suamiku, dia tengah memejamkan matanya, meski aku tahu kalau dia pasti belum tertidur.

Eomma, Eomma,” panggilnya,

“Hm?”

“Kata Taya Nunna, berkebun itu mengasikknya, bahkan Junmi Imo juga menyukainya,” ucapnya.

“Nde?” aku terkaget mendengar ucapannya barusan.  Berkebun yang di maksud Taya itu, aish, Junmi! Apa yang kau katakan pada anakmu itu Junmi! Aku berteriak dalam hati. Definisi berkebun menurut Ibu dan Anak itu berbeda jauh, sungguh jauh. Dan perkataan Hyunsik barusan membuatku teringat kembali cerita Junmi yang sedang ‘berkebun’ itu. Kalian tahu dia, benar-benar ceroboh. Sampai-sampai gadis mereka harus ternodai karenanya.

“Kenapa? Bukankah kau sendiri yang ingin Hyunsik belajar berkebun di sini?” ucap Yoongi dengan mata yang masih terpejam.

“Bukan itu, hanya saja berkebun yang itu-“

“Besok Hyunsik ingin membantu Halmeoni, Eomma, pasti menyenangkan, berkebun seperti yang Taya Nunna katakan.” Celotehnya lagi.

Ku dekap tubuh kecil Hyunsil, ku elus kepalanya. “Makanya Hyunsik sekarang tidur ya, besok pagi kan Hyunsik harus membantu Halmeoni,”

Nde~,” sedetik kemudian mulut mungilnya menguap.

“HYUNSIK-A, AYO TIDUR DENGAN NENEK SAYANG!” Teriak ibu Yoongi dari luar sana. Akupun beranjak membukakan pintu.

“Tidak apa-apa bu, biar Hyunsik tidur denganku saja, takut menganggu ibu, lagian dia-“

Halmeoni, Hyunsik mau tidur dengan Halmeoni saja,” bocah itu malah terbangun dan berjalan sambil memeluk bantal leher milik ayahnya yang selalu dia bawa kemana-mana. Bantal leher yang selalu menjadi teman tidur Hyunsik.

“Ayo,” Ajak Ibu mertuaku seraya menggendong Hyunsik, “Kalian istirahatlah.” Ucapnya sebelum menutup pintu.

“Ah, nde, selamat malam bu, Hyunsik jangan rewel ya, kasihan Helmeoni, mengerti?” aku mengacak pucuk kepalanya.

“Eum,” angguknya kemudian berlalu dari pintu kamar Yoongi.

Aku berbalik arah, ku lihat suamiku yang kini sudah terduduk, bersandar pada headboard ranjang.

“Lho, bukannya tadi kau sudah tidur?” tanyaku seraya menarik selimut.

“Aku tadi hanya memejamkan mata, agar Hyunsik tidak bertanya terus.”

“Dasar!”

“Ngomong-ngomong, berkebun yang dimaksud Taya dan Junmi itu apa?” Skakmat. Aku mati langkah sekarang.

“Eum, itu,” aku bingung harus mengatakan apa.

“Jangan katakan kalau itu adalah istilah baru yang mereka gunakan untuk mengelabuhi Taya?”

Nde?” mataku terbelalak ketika Yoongi sudah mendekatkan wajahnya tepat di hadapanku.


END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar