(P/S
Sorry for typo ^^V)
“SESEORANG TOLONG
KAMI!” teriak seorang pria ketika memasuki ruang gawat darurat.
“OMO!” Teriak perawat Hwang ketika
melihat kondisi pasien.
“Tolong dia, tolong
selamatkan dia,” lelaki itu memelas.
“Baiklah, tunggu di
sini. SSAEM!”
“Ada apa ini?” aku
menghampiri perawat Hwang.
“Ini Ssaem,”
“OMO! Cepat siapkan IV Line, Whole Blood dan kemarikan obat pereda nyerinya! Ah, siapkan
ruang bedah dan jangan lupa lakukan pemeriksaan x-ray.” Aku segera menginstruksikan tindakan yang harus ku lakukan
untuk pasien ini. Kondisinya cukup parah. Satu luka tusuk di perut dan luka
tembak di kaki.
“Ruang radiologi
dan ruang bedah sudah ku hubungi,”
ucap seorang dokter jaga.
“Oke, aku akan
menghubungi dokter-,”
“YA! KAU LAGI!”
dokter Jung menghampiriku, padahal baru saja aku akan menghubunginya.
“Kau mengenalnya Ssaem?” tanyaku.
“Dia ini pelanggan
setiaku dokter Min.” Jawabnya sinis. “Cepat bawa dia ke ruang operasi!”
“Ah, nde!”
Operasi berjalan
lancar, kurang dari dua jam semuanya sudah beres. Luka tusuk dan peluru yang
bersarang di tubuhnya sudah berhasil di ‘perbaiki’ oleh tangan terampil seorang
Jung Ssaem, dokter ahli bedah yang sekarang
menjadi pembimbing sekaligus dosenku.
Aku sedang
memeriksa kembali catatan rekam medis dari pasien yang ku tangani malam ini.
Dia menjadi perhatian seluruh tim medis di ruang gawat darurat malam ini.
Menurut cerita yang mereka katakan padaku, pria ini sudah menjadi pelanggan
tetap dengan kasus yang bisa dibilang luar biasa. Luka tusuk, luka tembak,
lebam-lebam karena hantaman benda tumpul dan luka-luka lainnya. Pernah juga dia
datang dengan kondisi hampir mati karena luka lebam dan lecet dimana-mana.
Penasaran aku
membuka file catatan rekam medisnya di komputer, dan WOW DAEBAK! Seorang pelajar yang baru berusia 20 tahun menjadi pasien
tetap dengan luka seperti itu.
“DAEBAK!” ucapku.
“Tsk, tidak usah
heran seperti itu, dia sudah sering datang kesini dengan kondisi yang bahkan
lebih parah dari itu.” jelas kepala perawat Kang.
“WOW, dia seorang
pelajar dan mempunyai riwayat luka seperti seorang teroris,”
“Aku rasa dia
seorang remaja yang nakal,”
“Ckckck, remaja
jaman sekarang.”
Dan masih banyak
komentar-komentar yang lain mengenai pasienku yang satu ini.
Aku memeriksa aliran
infus yang terpasang di lengannya, memeriksa kembali kondisi vitalnya, denyut
nadinya, pernafasannya, aku pastikan aliran oksigen ke paru-parunya berjalan
lancar.
“Tsk, Kau ini benar-benar,”
aku bermonolog ria dengan seseorang yang tengah tertidur pulas di depanku. Masih
belum percaya, bahwa seorang pelajar bisa mempunyai catatan medis yang begitu
menyeramkan.
===000===
Aloha...
Aku datang lagi dengan cerita baru...(sorry kalau nggak
nge-feel)
Please banget kasih kritik dan sarannya ya,
Aku pingin ada masukkan-masukkan yang membangun untuk
ceritaku ini.
Terimakasih ^^

Tidak ada komentar:
Posting Komentar