Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi
(Suga BTS), Jung Hana (OC), Min Hyunsik (OC)
Genre : Marriage
life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga
and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
Sorry for typo and I
hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^
Hana POV
“Eungh!” aku menggeliat pelan,
meregangkan otot-ototku yang ah, ya Tuhan badanku rasanya sakit semua. Ku lirik
suamiku yang masih terpejam. Ku elus rambutnya. Dalam hatiku berkata, “Kenapa
aku bisa jatuh cinta pada laki-laki seperti dia?”
Ku julurkan kakiku meyentuh
lantai. Menapaki lantai dingin. Perlahan kupunguti lembaran-lembaran pakaianku
yang tercecer akibat perbuatan kami semalam.
TOK…TOK…TOK…
“APPA! AYO BANGUN!” suara anakku meramaikan pagi kami.
“Yoongi-ya! Hana-ya! Apa kalian
sudah bangun?” Ibu mertuaku turut menyumbangkan suaranya membangunkan kami.
KLEK…
Ku putar knop pintu, “Ada apa
bu?” ucapku seraya mengancing bajuku.
“KALIAN!”
“AH INI, Maaf bu! Hihihihi,” aku
meringis, merutuki kecerobohanku, segera aku keluar, dan kututup pintu, aku tak
ingin anakku melihat ayahnya yang masih terlelap dengan kondisi mengenaskan.
“Eomma, Appa belum
bangun?” ucap jagoanku.
“Belum sayang, nanti Eomma bangunkan ya. Hyunsik bantu Harabeoji dulu sana.” Aku menyuruh
jagoanku untuk membantu kakeknya yang sedang mengambil telur-telur ayam di
halaman belakang. Setelah jagoanku pergi, aku bergegas masuk ke kamar dan
membersihkan diri, lalu bersiap dengan aktivitas pagiku, membantu ibu mertuaku.
Ya, karena kami masih berada dirumah mereka, jadi aku harus membantu Ibu setiap
pagi.
“Yoongi-ya ayo bangun! Hyunsik sudah
mencarimu!” aku berusaha membangunkan si pemalas yang satu ini.
“Eungh, sebentar lagi, aku masih
mengantuk!”
“YA! Kau kan sudah janji padanya, apa kau lupa?”
“Sebentar lagi, aku masih lelah.”
“TSK! AYO BANGUN!”
GREB!
Bukannya bangun, dia justru
menarikku dalam pelukannya.
“YA! Aku sudah mandi, kau jangan macam-macam!” aku mencubit
perutnya.
“AW!” teriaknya, dan akhirnya dia
mau membuka mata.
“Kau tak lupa kan kalau kau
berjanji pada Hyunsik mengajaknya ke jalan-jalan ke taman.” Ucapku sambil
mengeringkan rambut.
“Aku tak lupa. Tenang saja”
jawabnya santai, masih dengan posisi tiduran dengan berbantalkan kedua
tangannya.
“AWAS KALAU KAU TIDUR LAGI!”
ancamku sebelum menghilang dari balik pintu.
===000===
Yoongi POV
Aku masih asik dengan bantal dan
selimutku, memejamkan mata sebentar mungkin bisa menyegarkanku kembali sebelum
beraktifitas dengan jagoanku.
“APPA!” oh, belum apa-apa rupanya jagoanku sudah lebih dulu
membuatku terbangun.
“APPA! AYO BANGUN! APPA~,”
tangan mungilnya mengguncang-guncangkan tubuhku. Aku tetap diam dengan mataku
yang masih terpejam.
“APPAAAAAAAA…!” Dia berteiak tepat di telingaku, kemudian tangannya
menarik selimutku.
“Hmmm,” buru-buru aku mendekap
tubuhnya, menguncinya dalam pelukanku, sebelum dia membuka selimutku lagi.
“Ahahahaha, Appa geli,” tawanya saat aku menggelitikki perutnya.
“Appa, ayo kita ke taman.”
“Okay, Hyunsik sama keluar dulu
ya, Appa mau siap-siap.”
“Siap~,” bocah itu kemudia turun
dari kasur. Tapi langkahnya terhenti dan kembali menoleh ke arahku, “Appa, jangan lupa pakai baju.” Ucapnya
yang sukses membuatku merasa geli. Untung saja kondisiku masih sedikit aman,
hanya bagian atas saja yang tak kututupi dengan baju. Ah, anakku ada-ada saja.
Selesai membersihkan diri aku
bersiap untuk memenuhi janjiku pada Hyunsik. Mengajaknya ke taman yang berada
di sekitar sini. Dia terus mengajakku ke sana setelah mendengar cerita dari
teman-temannya yang dia kenal selama menginap di sini.
“Ayo!” aku menggandeng tangan
anakku.
Berdua, kami meyusuri jalanan
kota ini, kota kelahiranku. Aku begitu menikmati kegiatan ini, meski aku harus
bersabar menghadapi celotehan anakku yang penuh dengan rasa penasaran.
Pertanyaan-pertanyaan tak henti terlontar dari mulut mungilnya.
“Woaahh!” teriak Hyunsik girang.
Segera ku lepasakan tautan tangan kami dan membiarkan dia melakukan apapun yang
dia suka. Sementara aku hanya mengamatinya dari bangku yang tak jauh darinya.
Dia berlari kesana kemari, mencoba setiap permainan yang ada disini, bahkan dia
berkenalan dengan anak-anak yang sedang bermain disini.
“Hyunsik-a, hati-hati!” sesekali
akau memperingatkannya.
Aku terus memperhatikannya,
sambil mengulas senyum, aku sungguh senang melihat tawanya yang begitu ceria
itu. Tawanya yang begitu lepas, seolah tak ada beban sama sekali. Andaikan aku
bisa memutar lagi waktu, aku ingin kembali ke masa itu, masa seperti Hyunsik,
masa dimana hanya ada bermain dan bermain, tidak ada yang namanya beban hidup,
ah, sungguh menyenangkan.
“Appa, kemari!” panggilnya lengkap dengan lambaian tangan. Aku beranjak
menghampirinya
.
“Ada apa?” tanyaku.
“Appa duduk sini.” Tangannya mendorong tubuhku agar duduk di salah
satu fasilitas olah raga disini. Taman ini sungguh lengkap, ada permainan untuk
anak-anak, dan juga fasilitas olah raga, seperti yang ada di gym. Hanya saja ini lebih sederhana.
“Appa pegang ini,” dia mengangkat tanganku agar berpegangan pada
salah satu tuas. “Pegang yang ini juga.” Perintahnya lagi.
“Lalu?”
“Ayo Appa harus olah raga!”
“Nde?”
“Ayo Appa~,”
“Tapi Appa-“
“Ayo Appa! Ayo!” rengeknya. Terpaksa aku mengikuti perintahnya,
menggerakkan tanganku pada tuas Pec Deck
Machine. Ya Tuhan, kenapa aku harus olah raga seperti ini. Menemanimu bermain
saja sudah melelahkan sayang.
“Appa, bukan seperti itu!” protesnya ketika melihatku yang
asal-asalan melakukan perintahnya. “Appa
minggir!” Tubuh mungilnya menggantikan posisiku, tangannya lantas berpegangan
pada tuas seperti yang ku lakukan tadi. Dan, “La-ku-kan se-per-ti i-ni A-ppa!” ucapnya penuh penekanan karena
tenaganya terlalu kecil untuk menggerakkan tuas itu.
“Hahahaa,” tawaku lepas seketika
melihat wajahnya yang merah padam. Lucu sekali, ku cubit pipinya gemas.
“Baiklah, baiklah, Appa mengerti.”
Akhirnya aku mengalah dan menuruti kemauannya, tak tega rasanya jika melihatnya
harus mengejan seperti itu lagi hanya unutk memberiku contoh bagaimana berolah
raga yang benar.
===000===
“Kami pulang!” ucapku ketika memasuki rumah.
“Bagaimana jalan-jalannya?” ucap Hana menyambut kami.
“Menyenangkan. Ah, aku lelah!” aku langsung berjalan ke
kamar, ku banting tubuhku ke atas kasur, ah, nikmatnya.
“Setidaknya ganti bajumu dulu Yoon,” Hana berkacak pinggang
di depan pintu kamar.
“Nanti saja, aku lelah,”
“Dasar pemalas.”
“Eomma, Eomma.”
Panggil jagoanku sambil menarik-narik ujung pakaian Hana.
“Iya?”
“Eomma, Appa tadi payah, masa Appa tidak bisa olah raga,” celotehnya
bermaksud menyindirku.
“Oh ya? Coba beri tahu Eomma,
bagaimana payahnya Appa,” Hana
semakin ikut meledekku. Aku hanya melihat dua orang yang ku sayangi itu.
“Seperti ini saja Appa tidak bisa Eomma,” lagi, Hyunsik berceloteh sambil memeragakan aku yang tadi
asal-asalan menggunakan Pec Deck Machine.
“Oh, seperti itu. Hyunsik-a, kau tahu, Appa memang benar-benar payah, Appa
memang tidak bisa berolah raga kau tahu, dan Hyunsik harus sering-sering
mengajak Appa berolah raga okay?”
ucap Hana sambil melirikku sinis.
“YA! Kau! Hyunsik Eomma, jangan berkata yang macam-macam,
bukankah jadwal olah raga kita itu malam hari, masa kau tak tahu sih, hm,” aku
berbalik meledeknya.
“YA! Sialan kau
Min Yoongi!” teriak Hana kesal, bisa ku tebak dia pasti tengah malu sekarang.
END

Tidak ada komentar:
Posting Komentar