Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi
(Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Family, Fluff
(little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga
and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
Sorry for typo, and I
hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^
Cuaca sore ini cukup cerah, ku
biarkan jagoanku bermain dengan teman-temannya di taman. Sambil menunggunya
bermain aku berkutat dengan ponselku. Lebih tepatnya berkutat dengan pikiranku
yang entah kenapa selalu merasa takut setiap kali suamiku tak ada di rumah.
To: Yoongi
Yoongi-ah?
Aku mengirimkan sebuah sms
padanya. Aku tahu dia sekarang sedang sibuk dengan syuting dan promo untuk
album barunya. Tapi seharian ini dia belum memberiku kabar.
DDRRTTT...!
Sebuah notifikasi masuk ke
ponselku. Ku usap layar berbentuk persegi empat itu. Akhirnya pria yang ku
pikirkan mengirimiku kabar.
From: Yoongi
Ya?
Ada apa?
Tanpa pikir panjang aku langsung
membalas pesannya.
To : Yoongi
Tak apa. Hanya saja kau seharian
belum memberiku kabar. Apa kau baik-baik saja di sana?
Mungkin terlihat sedikit
kekanakan mengiriminya pesan seperti itu, tapi apa salahnya sih, toh aku ini
istrinya.
DDDRRRTTTT...DDDRRRTTT...DDDRRRTTT...!!!
Aku hanya mengiriminya pesan
singkat, tapi dia malah meneleponku sekarang.
“Halo?” ucapku membuka percakapan
kami.
“Ada apa?”
“Bukankah aku tadi sudah
mengirimu pesan? Tumben seharian ini kau tak mengirimiku kabar. Eung Yoon-“
“Yoongi-ssi kemari sebentar!”
terdengar suara seroang wanita memanggilnya.
“Nde!, Hana-ya sebentar ya,”
“Eum,” oke kali ini aku mencoba
untuk berpikir positif.
“Hana-ya?” lanjutnya lagi dari
sambungan telepon kami.
“Ya, siapa yang memangilmu tadi?”
tanyaku penasaran.
“Lebih baik kita lanjutkan lewat
pesan saja,”
“Eh?” dia bahkan belum memnjawab
pertanyaanku dan aku masih ingin mendengar suaranya. Bodoh!
TUT...TUT...TUT...
Sambungan telepon kami akhirnya
terputus. Ku letakkan kembali ponselku. Ku fokuskan perhatianku pada jagoanku
yang sedang asik bermain pasir bersama temannya. Untunglah di dekat rumah kami
ada taman bermain, jadi tidak merepotkan bagiku jika Hyunsik merengek minta
bermain di luar.
Ku lirik jam yang melingkar manis
di tanganku. Pukul lima sore, dan ini waktunya kami unutk pulang.
“Hyunsik-ah! Sudah sore, Ayo pulang!”
aku memanggil anakku.
“Nde eomma~” jawabnya sambil
berlari ke arahku. Begitu Hyunsik berlari meninggalkan kolam pasir, satu
persatu anak-anak yang lain juga pergi meninggalkan taman ini.
===000===
Aku sudah membersihkan diri,
begitupun dengan Hyunsik yang kini sudah terlelap seusai menghabiskan segelas
susunya. Jarum jam memang belum menunjukkan waktu yang cukup malam. Jam
delapan, bukankah masih sore? Aku putuskan untuk bermain dengan akun sns-ku. sejenak aku mengubah diriku
menjadi seorang fangirl. Ku ketik
nama suamiku dan beberapa artikel serta video bermunculan di layar ponselku.
“Hah~” aku menghela nafas
panjang. Terkadang aku harus menahan rasa sesakku ketika melihat wanita-wanita
lain berada dekat dengan suamiku. Aku harus merelakan tangan itu menyentuh
hangat tangan para wanita yang menyebut drinya sebagai fans dari suamiku.
Bahkan aku harus mengikhlaskan wanita stylist
mereka, melihat bahkan menyentuh tubuh suamiku. Menyesakkan bukan?
“Yoongi-ah aku takut.” Kalimat
itu lolos begitu saja dari mulutku. Untung saja aku masih bisa bertahan untuk
tidak membiarkan cairan bening ini meluncur membanjiri pipiku. Sungguh tidak
lucu.
Kembali aku membuka beberapa
video saat dia melaukan fansign
bersama dengan grupnya. Sekali lagi aku hanya bisa menarik nafas panjang lalu
menghembuskannya kuat-kuat. Aku berusaha meyakinkan diriku sendiri, berkata
dalam hati bahwa Yoongi sekarang menjadi milikku dan dia sudah menjadi suamiku,
dia sudah menjadi ayah dari anakku.
Sebuah pesan darinya muncul di
layar ponselku.
From: Yoongi
Aku pulang agak larut, jangan
menungguku, tidur saja dulu.
Dia hafal betul kalau aku selalu
menungggunya pulang. Tak usah ku jawabpun sepertinya dia sudah tahu, aku tetap
akan menunggunya, karena sudah menjadi kewajibanku.
===000===
YOONGI POV
Pukul satu dini hari, aku
memasuki rumah, dan ku temukan istriku tengah terbaring di sofa. Ku letakkan
jaket serta tasku di kamar lalu kembali menghampiri wanitaku yang sudah
terlelap.
“Ck, dasar.” Perlahan aku
menggangkat tubuhnya, mengendongnya dan membawanya ke kamar.
“Sudah ku bilang jangan
menungguku, masih saja bandel.” Aku menggerutu karena sikap bandelnya.
“Eung, Yoongi-ah,” dia menggeliat dalam gendonganku. Aku meletakkan
tubuhnya dengan hati-hati. Ku posisikan tubuhnya senyaman mungkin diatas kasur.
“Yoongi-ah, aku takut” dia merancau dalam tidurnya. Ku balikkan tubuhku, dan
tepat saat aku hendak beranjak, tangannya mengenggam tanganku erat. Membuatku
urung untuk pergi untuk berganti pakaian.
Ku dekatkan tubuhku. Ku elus pucuk
kepalanya penuh sayang. “Apa yang membuatku takut Hana-ya?” tanyaku. Hanya
wajah yang menggambarkan ketakutan itu yang menjadi jawabannya.
Ku kecup keningnya, membuatnya
sedikit terusik rupanya. Dia membuka mata dan menatapku lekat-lekat.
“Apa yang membuatmu takut hm?” ku
ulangi pertanyanku sambil mengusap-usap pucuk kepalanya.
“Kau, kau membuatku takut.”
“Aku?”
“Emm,” dia mengangguk. Aku
tertawa kecil mendengar jawabannya. Lalu ku tegakkan tubuhku, bermaksud untuk
melanjutkan aktivitasku, namu tangannya kembali menahanku.
“Sebentar ya, setidaknya ijinkan
aku untuk mengganti bajuku,” aku beranjak pergi membersihkan diri lalu
mengganti bajuku sebelum akhirnya aku terlelap bersama dengan wanitaku.
“Cha~” aku memposisikan diriku senyaman mungkin, berada disampingnya
seperti ini membuatku nyaman. Ku dekatkan tubuh istriku agar mendekat, ku dekap
tubuhnya. Ku biarkan tangan kiriku menjadi bantal untuknya.
“Masih takut?” tanyaku, dia
mengangguk.
“Apa yang kau takutkan dariku?
Aku baik-baik saja, aku sehat, aku makan dengan baik, tidur cukup, lalu apa
yang kau takutkan dariku?”
“Aku takut kau jauh dariku. Aku
takut kau pergi dariku.” Ucapnya, dan aku menjauhkan kepalaku darinya agar ku
bisa melihat wajahnya.
“Terlalu banyak waita di luar
sana yang dekat denganmu. Terlalu banyak wanita di luar sana yang jujur saja
membuatku takut akan kehilanganmu. Bahkan setiap kali kau pergi bekerja, selalu
saja ada wanita di dekatmu. Dia bahkan lebih sering bertemu dengamu, menatap
wajahmu, bahkan dia bisa menyentuhmu hampir setiap hari.”
“Hey, jadi itu yang membuatmu
takut?” aku mengulas senyum. Ku eratkan pelukanku padanya.
“Kenapa kau harus takut akan hal
itu? bukankah kau sudah memiliku seutuhnya? Bukankah aku sudah menjadi priamu?
Lalu apa lagi? Mereka memang selalu bersamaku, melihat wajahku, menjabat
tanganku hangat, mendapatkan senyumku, bahkan mereka yang kau bilang selalu ada
ketika kau bekerja bisa menyentuhku setiap saat. Tapi apakah dia bisa
memilikiku? Seperti kau memillikiku?”
Dia mendongak menatapku. Aku
kembali mengulas senyum. “Apakah dia bisa mendapatkan pelukanku setiap saat?”
dia menggeleng.
CUP, aku mencium bibirnya yang
manis, “Apakah mereka bisa mendapatkan ciumanku setiap saat?” dia kembali
menggeleng.
“Jadi apa yang kau takutkan? Aku
selalu ada disini,” aku menunjuk ke arah hatinya. “Dan aku selalu menempatkanmu
di sini,” aku menunjuk dadaku. “Cha,
ayo tidur ini sudah larut, aku ada disini, aku tak perlu takut lagi.” CUP,
sebuah kecupan di kening menjadi pengantar Hana untuk terlelap ke alam mimpi.
END
Maaf banget ini
ceritanya absurd banget. Sebenernya ini curcol berkedok ff.
Karena setelah sekian
lama menjadi ARMY dan sering liat Jungkook deket-deket sama cewek, ya walaupun
cuman sebatas untuk profesionalisme aja, tapi tetep, ini otak jadi mikirin yang
nggak-nggak. Tbh, aku jadi kepikiran kalau Yoongi tiba-tiba ada kabar sama
cewek apa lagi sampai dating, hatiku ini belum siap. Belum..!!!
Aku sadar, aku cuman
seorang fans, tapi ketika ada kabar mendadak seperti itu tetep aja kaget dan
mestinya butuh waktu untuk mencerna dan menerimanya. Tapi kalaupun iya dan aku
yakn suatu saat nanti dia bakalan dapet pasangan hidup (Bahasa lu *plak!) aku
bakalan nerima dengan lapang dada kok...
Janji...beneran
bakalan nerima dengan lapang dada, ikhlas lahir batin...Janji!!!!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar