Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi
(Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Marriage
life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga
and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
I hate plagiarism so
don’t copy paste!
Happy reading ^^
Hampir satu bulan semenjak
musibah itu, satu bulan sudah aku tak lagi bersama dia. Eomma merindukanmu sayang. Ku tatap langit yang telah memekat malam
ini. Hitam dan gelap, tak ada yang bisa ku lihat di sana kecuali tiga bintang
yang berkelipan di sana. Ya, tiga, aku sempat menghitungnya tadi.
“Hana-ya, sedang apa malam-malam
begini?” Yoongi menyelimutiku dari belakang.
“Aku hanya ingin menghirup udara
segar,” jawabku.
“Apa ada yang kau pikirkan hm?”
dia melingkarkan tangannya ke pinggangku, lalu meletakkan dagunya di pundakku.
“Aku merindukannya, ha~” ucapku
diikuti hembusan nafasku yang berat.
“Dia sudah bahagia di sana, dan
aku rasa jika dia tahu kalau eomma-nya
terus bersedih dia juga akan ikut sedih.” Jelasnya.
“...” aku hanya bisa terdiam. Sebagai
seorang ibu yang baru saja kehilangan calon anaknya, aku rasa wajar jika aku
merindukannya.
“Hei!” Yoongi membalikkan tubuhku
agar menghadapnya, matanya menulusuri setiap lekuk wajahku, begitu pula aku
yang dengan serius menatap matanya, mata sipit yang selalu terlihat tulus itu.
Tangannya terulur mengusap wajahku, menyingkirkan anak rambut yang menutupi
wajahku lalu menyelipkannya ke belakang telingaku. Ibu jarinya mengusap pipiku
dengan lembut, seolah memberikan kehangatan tersendiri bagiku yang terlihat
kedinginan ini.
Aku tak bisa berkata apa-apa,
hanya mampu menatapnya di balik cahaya lampu teras rumah yang sedikit meredup.
Semakin aku menatapnya, semakin aku merasa bersalah karena kejadian itu. sekuat
mungkin ku tahan agar mataku tak mengalirkan sungai bening di pipiku.
“Kau tahu Hana-ya,” dia memulai
perkatannya dengan nada yang lirih, hingga terdengar seperti bisikkan bagiku,
aku mengedipkan mataku, bermaksud untuk memfokuskan diriku padanya. Tangannya
terulur mengenggam tanganku. “Kau adalah wanita hebat yang pernah ku temui
setelah ibuku. Kau adalah wanita yang kuat yang pernah ku temui. Karena kau
mampu menghadapiku dengan sabar, kau mampu mengerti keadaanku dan kau mampu
menjadi ibu yang hebat bagi anak-anakku, jadi aku tak akan mengijinkan rasa
bersalah menghantam dirimu termasuk kesedihan yang akhir-akhir ini selalu
menghampirimu.” Dan di akhir ucapannya dia memberikan kecupan singkat di dahiku.
Aku terdiam dengan perlakuannya.
Aku merasakan hawa sejuk dan hangat menyelimutiku. Suamiku, Min Yoongi yang
dikenal dingin dan blak-blakan, kini terlihat begitu hangat dan bijak.
“Mau ikut denganku?”
“Kemana?”
“Aku ingin menunjukkan sesuatu
padamu,” dia menarikku ke dalam ruang kerjanya, studio mini di rumah kami.
Sesampainya di depan layar
kerjanya, dia menyuruhku untuk duduk di pangkuannya.
“Aku bisa duduk sendiri,”
protesku.
“Begini lebih baik.” dia
menarikku hingga aku terduduk di atas pangkuannya.
“Pakai ini,” dia memakaikan
Headphone kepadaku. Tangannya bermain dengan mouse dan terus menggerakkan
jarinya, menekan-nekan tombol mouse, hingga sebuah lagu terdengar di telingaku.
Lately i’ve been thinking
Thinking about what we had
And i know it was hard
It was all we knew, yeah~
Haeve you been drinking
To take all the pain away?
I wish that i could give you what you deserve
Cause nothing can ever, ever replace you
Nothing can make me feel like you do, yeah
You know there’s no one, i can relate to
I know we won’t find find a love that’s so true
There’s nothing like us
There’s nothing like you and me
Together trough the strom
There’s nothing like us
There’s nothing like you and me, together, oh~
-Nothing Like Us, JB-
“Yoongi-ah,” aku menatapnya,
sekali lagi aku di buat speechless
olehnya. Dia menoleh ke arahku dan tersenyum.
Tangannya lantas menangkup wajahku, dan mendekatkan wajahnya ke arahku,
lalu meraih bibirku, dan mengecupnya sepintas.
“Kau tahu, tidak ada yang seperti
kau Hana-ya, dan kau telah membuat aku yang semula seorang diri berubah menjadi
kita, aku, kau, dan anak-anak menjadi kita.”
“Yoongi-ah,” aku menatap matanya,
lalu kembali meraih bibir manisnya. Melumatnya sebentar, sekedar menyalurkan
rasa yang terlalu memenuhi hatiku ini. Rasa sayangku padanya.
Terimakasih Yoongi-ah, kau telah
menjadi suami, sahabat, dan ayah yang hebat. Aku sungguh tak menyesal
mengenalmu bahkan mencintaimu.
END
Sorry guys lama bgt updatenya. soalnya kerjaan lg banyak bgt plus pasien yang akhir-akhir luar biasa.
Sekali lagi maaf ya, dan maaf juga kalo gak ngefeel.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar