Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi
(Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Marriage
life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga
and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
Sorry for typo and I
hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^
===000===
Hari ini aku akan
membuat kejutan untuk lelakiku, ayah dari anakku. Kejutan kecil sebagai rasa
terimakasihku karena dirinya yang telah bekerja keras untuk membahagiakan kami
dan juga orang-orang yang mencintainya.
“Apa yang akan
kau lakukan dengan ini?” Yoonri masih termangu melihat kondisi ruang kerja
suamiku yang err, mirip kandang ayam.
“Aku rasa sedikit
sentuhan khusus untuk membuatnya terlihat baru.” Jawabku sambil berpikir apa
yang harus ku lakukan untuk mengubah
ruang kerjanya ini.
Aku masuk ke
ruangan kedap suara ini. Sudah lumayan lama aku tak memasukinya terhitung sejak
aku harus terbaring lemah dan setelah itu aku baru memasuki ruangan ini kemarin
saat Yoongi berusaha menghiburku, dan saat itulah aku sadar kalau suamiku
bekerja di tempat yang boleh ku sebut kurang layak.
“Apa eonni yakin waktunya cukup?” Yoonri
masih ragu.
“Mudah-mudahan
cukup. Ayo bantu aku membereskan ini, setelah itu hubungi Choi ahjussi untuk merenovasi ruangan ini.”
Aku dan Yoonri membereskan ruangan ini. Mengeluarkan semua furniture yang
tertata di sana, dan mengepack semua peralatan musiknya sebelum Choi ahjussi datang untuk melakukan make over studio mini ini.
Untung saja
hari ini jadwal suamiku lumayan padat. Jadwal perform, jadwal rekaman, dan juga persiapan untuk album terbaru
mereka. Hal itu menguntungkan sekali bagiku, karena aku bisa melakukaan
rencanaku ini, dan aku harap Choi ahjussi
bisa menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Oh ya, Choi ahjussi adalah seorang kontraktor disini, dia merangkap sebagai designer juga, dan dia juga yang dulu
membangun rumah yang sekarang kami huni.
“Apa kau sudah
menghubungi Choi ahjussi?” tanyaku
pada Yoonri yang sedang asik dengan kardus yang berisi kepingan kaset dvd milik
kakakknya.
“Sudah. Oh ya,
tadi oppa menelefon, tapi aku yang
mengangkat, katanya, tolong eonni
siapkan baju dan sepatu serta keperluan lainnya, ngomong-ngomong oppa mau ke mana?”
“Eoh,” aku mengangguk,”Oppa-mu mau mencari nafkah untuk kita,”
aku berusaha mengalihkan pembicaraan, aku tahu Yoonri pasti akan kesal jika dia
tahu kalau oppa-nya tidak bisa pulang
ke rumah dan harus menginap di dorm-nya.
“Oppa pulang ke dorm lagi?” Yoonri menatapku tajam.
“Tenanglah,
jadwalnya sangat padat, kasihan dia kalau harus bolak-balik pulang ke rumah,
ayo cepat bereskan ini!” aku memberikan tumpukan komik milik suamiku. Dia
lumayan addict dengan komik.
Satu persatu
barang-barang yang sudah ku pilah dan aku rasa tak terpakai lagi ku kemas
dengan rapi dan ku bawa ke tempat sampah di depan rumah. Cukup berat memang,
tapi untungnya Yoonri masih bisa membantuku.
“Selamat sore
nyonya Min dan nona Min!” sapa seorang ahjussi yang tak asing lagi.
“Eoh, Ahjussi,
masuklah dulu.” Aku mempersilahkan Choi ahjussi
masuk ke rumah.
“Jadi apa yang
harus ku kerjakan kali ini?” dia membuka pembicaraan ketika aku menghampirinya
yang telah berdiri di depan pintu ruangan yang harus dia make over.
“Aku ingin-,”
“EONNI-YA OPPA DATANG!” Yoonri berteriak dari luar sana.
“Ahjussi
tunggu sebentar, dan aku mohon jangan katakan kalau kau ke sini untuk
memperbaiki ruangan ini,”
“Oke!”
jawabnya, kemudian aku bergegas ke dalam kamar mempersiapkan apa yang Yoongi
pinta tadi.
“HANA-YA?, Eoh, ada Choi ahjussi, apa kabar?” aku mendengar suamiku berbicara dengan Choi ahjussi, oh Tuhan, jangan sampai dia tahu
rencanaku.
“Hana-ya,” dia
memanggilku ketika memasuki kamar.
“Hm,” aku
menoleh ke arahnya.
“Kenapa ada
Choi ahjussi di sini? Apa ada yang
perlu di perbaiki dari rumah kita?”
“Iya,
sedikit.”
“Apa ada yang
rusak?”
“Bukan
apa-apa, hanya genting yang bocor, hehehe...” aku tertawa kikuk.
“Oh. Ah, kau
tak lupa pesananku kan?”
“Nde~, ini, aku sedang meyiapkannya.”
“Terimakasih,
kau memang yang terbaik,” CUP, mengecupku sekilas.
“Euhhh,
mandilah sana! Kau bau!” aku mendorong tubuhnya.
“Hehehe,,,
maaf,” dia melengos pergi ke kamar mandi.
Aku kembali ke
Choi ahjussi menjelaskan apa maksudku
memanggilnya ke sini, sementara Yoonri tengah menyiapkan minuman untuk suamiku
dan juga untuk Choi ahjussi.
“Oh, oppa kau sudah selesai mandi?” aku
mendengar suara Yoonri yang meyebut oppa
– suamiku-, lekas aku menghampirinya.
“Kau sudah mau
berangkat?” aku memberikan tas yang sudah ku isi dengan barang-barang
keperluannya.
“Emm,”
jawabnya sambil meneguk kopi buatan Yoonri.
“Aku berangkat
dulu,” dia mencium keningku, “Aku pergi dulu Ahjussi, maaf tidak bisa menemanimu,” dia menjabat tangan Choi ahjussi dan pergi. Untunglah dia tidak
mengetahui rencanaku.
===000===
Tiga hari
berjalan sudah, dan sungguh di luar perkiraan, pekerjaan Choi ahjussi bisa selesai dalam waktu dua hari
saja. Dan di hari terakhir pekerjaan Choi ahjussi
tingga finishing dan menata kembali
pealatan milik Yoongi.
“Bagaimana?”
tanya Choi ahjussi.
“WOAAHH~”
Yoonri berdecak kagum dengan make over
karya Choi ahjussi.
“ahjussi memang hebat! Aku benar-benar
menyukainya,” aku terkagum-kagum dengan ruangan ini. Choi ahjussi benar-benar merombaknya sesuai selera suamiku.
“Tugasku sudah
selesai dan selanjutnya ku serahkan padamu, karena kau yang lebih tahu
bagaimana selera suamimu.” Choi ahjussi
lalu mengemas kembali perkakasnya, kemudian berjalan menghampiri Yoonri yang
sudah menyiapkan minuman untuknya.
“Terimakasih Ahjussi sudah mau membantuku memberikan kejutan
untuk suamiku.” Aku menyalaminya sambil memberikan sebuah amplop yang berisi
biaya yang harus ku bayarkan atas jasanya.
“Sama-sama,
aku harap dia menyukainya. Ah, aku pamit dulu, permisi.”
Sepeninggal
Choi ahjussi, aku dan Yoonri sibuk menata
perkakas di ruang kerja milik Yoongi. Beberapa hiasan meja ku tata dengan rapi
di rak yang sudah terpasang di sana, kaset dvd dan komik-komiknya ku simpan di
lemari dorong yang terpajang di sana. Aku rasa tempat ini jauh lebih nyaman,
apa lagi ada sebuah karpet yang terbentang di atas lantai berwarna coklat ini.
“Cukup
nyaman,” aku terkagum sendiri.
“Aku harap oppa menyukainya,” ucap Yoonri setelah
meletakkan hiasan meja di atas speaker
besar milik Yoongi.
“Ah aku
melupakan ini,” ku ku keluarkan boneka Kumamon kesayangan Yoongi dan kuletakkan
di pojok meja. Boneka ini tak boleh ketinggalan, bisa ku bilang kalau Kumamon
adalah saingan terberatku. Karena Yoongi begitu menyukai Kumamon, huh~.
===000===
Aku dan Yoonri
sibuk di dapur, menyiapkan makan malam. Hari ini dua leliku akan pulang ke
rumah, Hyunsik yang hampir satu minggu dia tinggal di rumah neneknya dan Yoongi
yang pulang dari kesibukkannya karena album baru grupnya.
“Aku pulang!”
suara suamiku menandakan dia sudah pulang.
“APPA~!!!” Hyunsik berlari menhampiri appa-nya, lalu menghambur memeluknya.
Mungkin dia sangat merindukannya.
“Mandilah
dulu, lalu kita makan bersama,” suruhku seraya membawakan tas miliknya dan
mengeluarkan baju-baju kotor yang dia bawa sebagai oleh-oleh untukku.
“Appa, Hyunsik punya hadiah untuk appa,” celotehnya. “eomma~” Hyunsik memanggilku, bermaksud memberikan kode.
“Hadiah apa
sayang?” Yoongi mengacak pucuk kepala bocah berumur tiga tahun itu.
“Ini~” sebuah
kotak berwarna biru muda di ulurkan oleh Hyunsik dan di terima dengan senang
hati oleh Yoongi.
“Bukanya nanti
saja, selesaikan dulu makanmu,” pintaku.
===000===
Hyunsik,
Yoongi dan Yoonri asik bermain di depan televisi, sementara aku masih sibuk
mencuci perkakas yang kami gunakan untuk makan malam tadi.
“Hana-ya, apa
gentingnya sudah tidak bocor lagi?” tanya Yoongi, dan itu membuatku teringat
akan kejutanku untuknya.
“Sebentar,”
aku melepas sarung tangan karet dan appron
yang ku pakai. Ku tarik dia untuk mengikutiku. Ku ajak dia ke ruang kerja
miliknya.
“Mau ke mana?”
protesnya.
“Aku ingin kau
memastikan sendiri apakah gentingnya masih bocor apa tidak,” aku menghentikan langkahku ketika sampai di depan
pintu ruang kerjanya.
“TUNGGU DULU!”
cegah Yoonri sebelum tanganku memutar kenop pintu.
“Ah, Yoongi-ah
tutup matamu.” pintaku
“Ada apa sih?”
“Aish, sudahlah, tutup saja matamu!” Aku menarik
tangannya agar menutupi pandangannya. Ku buka pintu ruang kerjanya dan ku
tuntun dia berjalan memasukinya.
“Cha, sekarang buka matamu!” perintaku
lagi.
“OMO! YA!”
“Bagaimana apa
gentingnya masih bocor hm?” ledekku.
CUP sebuah
kecupan hangat mendarat di pipiku, tangannya merengkuhku dan memelukku erat.
“Ehem!” kami
menoleh dan mendapati Yoonri yang sudah berdiri di belakan kami dengan Hyunsik
yang berada di gendongannya. “Permisi,”
“Hahaha...maaf,”
Yoongi kemudian menarik Yoonri agar berdiri di sampingnya.
“Appa, buka kadonya~”
“Oh iya,
hampir saja appa lupa sayang,” Yoongi
membuka bungkusan kotak berwarna biru muda itu.
“S-U-G-A,”
mulutnya mengeja huruf yang terukir di hiasan arcylic yang sengaja ku berikan padanya sebagai hadiah untuknya. Ku
lirik dia yang masih mengulas senyum, senyuman manis yang selalu membuatku rindu.
“Appa letakkan di sini ya,” Yoongi
meletakkan hadiah kecil itu di atas meja, berdekatan dengan Kumamon
kesayangannya.
“Terima kasih,”
dia mencium keningku, Hyunsik, dan Yoonri bergantian.
“Oppa, buatlah lagu-lagu yang bagus ya,
buat teman-temanku semakin jatuh cinta pada karya-karyamu.” Ujar Yoonri.
Memang, yang aku tahu penggemar karya-karya suamiku ini sebagian besar adalah gadis-gadis
seusia Yoonri.
===000===
Jarum jam
menunjukkan pukul sepuluh malam. Yoonri dan Hyunsik sudah terlelaap ke lama
mimpinya. Aku masih terjaga, dan ku dapati suamiku tengah berkutat dengan layar
komputernya.
“Masih proses editing?” ucapku seraya memeluknya dari
belakang.
“Hm...”
jawabnya singkat. Tangan kirinya menggengam tanganku yang melingkar di
lehernya, sementara tangan kanannya masih asik menggerakkan mouse, mengklik beberapa bagian yang
terpampang di layar.
“Bagaimana
dengan ruang kerjamu yang sekarang, kau suka tidak? Nyaman tidak?” tanyaku
setengah berbisik, karena ku lihat dia terlalu fokus dengan pekerjaannya.
Dia menghentikkan
kegiatannya, lalu menghadapkan wajahnya ke arahku. Sebuah senyum terukir lebar
di wajahnya. “Terima kasih, aku sangat menyukainya,” CUP, dia meraih bibirku
dan mengulumnya singkat. “Aku menyukainya, sangat. Dan ini lebih nyaman,”
Aku tersenyum
mendengarnya, syukurlah dia merasa senang. Semoga dia bisa terus berkarya,
memberikan yang terbaik untuk kami dan juga para penggemarnya.
END
Duh, maaf banget ya, updatenya lama...
Maaf juga buat ceritanya yang nggak banget, nggak nge-feel...
Soalnya aku lagi di kejar-kejar laporan pekerjaan yang buanyaakkk
banget, ada seribu lebih data pasien yang harsu aku rekap, makanya jadi jarang up date...
BTW makasih buat kalian yang uda mau baca dan mau nungguin aku up date...
Oh ya, jangan panggil aku “Thor” apalagi “Min/ Admin/ Mimin” BIG NO,
Okay?!
Panggil aja namaku, atau bisa juga eonni/ saeng/ dek/ kak, terserah
kalian enaknya gimana yang jelas bukan “Thor” apa lagi “Min/Admin/Mimin”...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar