Selasa, 26 April 2016

FF BTS ll A LITTLE GIFT AS MY GRATITUDE


Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Marriage life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
Sorry for typo and I hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^


===000===

Hari ini aku akan membuat kejutan untuk lelakiku, ayah dari anakku. Kejutan kecil sebagai rasa terimakasihku karena dirinya yang telah bekerja keras untuk membahagiakan kami dan juga orang-orang yang mencintainya.

“Apa yang akan kau lakukan dengan ini?” Yoonri masih termangu melihat kondisi ruang kerja suamiku yang err, mirip kandang ayam.

“Aku rasa sedikit sentuhan khusus untuk membuatnya terlihat baru.” Jawabku sambil berpikir apa yang harus ku lakukan untuk  mengubah ruang kerjanya ini.

Aku masuk ke ruangan kedap suara ini. Sudah lumayan lama aku tak memasukinya terhitung sejak aku harus terbaring lemah dan setelah itu aku baru memasuki ruangan ini kemarin saat Yoongi berusaha menghiburku, dan saat itulah aku sadar kalau suamiku bekerja di tempat yang boleh ku sebut kurang layak.

“Apa eonni yakin waktunya cukup?” Yoonri masih ragu.

“Mudah-mudahan cukup. Ayo bantu aku membereskan ini, setelah itu hubungi Choi ahjussi untuk merenovasi ruangan ini.” Aku dan Yoonri membereskan ruangan ini. Mengeluarkan semua furniture yang tertata di sana, dan mengepack semua peralatan musiknya sebelum Choi ahjussi datang untuk melakukan make over studio mini ini.

Untung saja hari ini jadwal suamiku lumayan padat. Jadwal perform, jadwal rekaman, dan juga persiapan untuk album terbaru mereka. Hal itu menguntungkan sekali bagiku, karena aku bisa melakukaan rencanaku ini, dan aku harap Choi ahjussi bisa menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Oh ya, Choi ahjussi adalah seorang kontraktor disini, dia merangkap sebagai designer juga, dan dia juga yang dulu membangun rumah yang sekarang kami huni.

“Apa kau sudah menghubungi Choi ahjussi?” tanyaku pada Yoonri yang sedang asik dengan kardus yang berisi kepingan kaset dvd milik kakakknya.

“Sudah. Oh ya, tadi oppa menelefon, tapi aku yang mengangkat, katanya, tolong eonni siapkan baju dan sepatu serta keperluan lainnya, ngomong-ngomong oppa mau ke mana?”

Eoh,” aku mengangguk,”Oppa-mu mau mencari nafkah untuk kita,” aku berusaha mengalihkan pembicaraan, aku tahu Yoonri pasti akan kesal jika dia tahu kalau oppa-nya tidak bisa pulang ke rumah dan harus menginap di dorm-nya.

Oppa pulang ke dorm lagi?” Yoonri menatapku tajam.

“Tenanglah, jadwalnya sangat padat, kasihan dia kalau harus bolak-balik pulang ke rumah, ayo cepat bereskan ini!” aku memberikan tumpukan komik milik suamiku. Dia lumayan addict dengan komik.
Satu persatu barang-barang yang sudah ku pilah dan aku rasa tak terpakai lagi ku kemas dengan rapi dan ku bawa ke tempat sampah di depan rumah. Cukup berat memang, tapi untungnya Yoonri masih bisa membantuku.

“Selamat sore nyonya Min dan nona Min!” sapa seorang ahjussi yang tak asing lagi.

Eoh, Ahjussi, masuklah dulu.” Aku mempersilahkan Choi ahjussi masuk ke rumah.

“Jadi apa yang harus ku kerjakan kali ini?” dia membuka pembicaraan ketika aku menghampirinya yang telah berdiri di depan pintu ruangan yang harus dia make over.

“Aku ingin-,”

EONNI-YA OPPA DATANG!” Yoonri berteriak dari luar sana.

“Ahjussi tunggu sebentar, dan aku mohon jangan katakan kalau kau ke sini untuk memperbaiki ruangan ini,”

“Oke!” jawabnya, kemudian aku bergegas ke dalam kamar mempersiapkan apa yang Yoongi pinta tadi.

“HANA-YA?, Eoh, ada Choi ahjussi, apa kabar?” aku mendengar suamiku berbicara dengan Choi ahjussi, oh Tuhan, jangan sampai dia tahu rencanaku.

“Hana-ya,” dia memanggilku ketika memasuki kamar.

“Hm,” aku menoleh ke arahnya.

“Kenapa ada Choi ahjussi di sini? Apa ada yang perlu di perbaiki dari rumah kita?”

“Iya, sedikit.”

“Apa ada yang rusak?”

“Bukan apa-apa, hanya genting yang bocor, hehehe...” aku tertawa kikuk.

“Oh. Ah, kau tak lupa pesananku kan?”

Nde~, ini, aku sedang meyiapkannya.”

“Terimakasih, kau memang yang terbaik,” CUP, mengecupku sekilas.

“Euhhh, mandilah sana! Kau bau!” aku mendorong tubuhnya.

“Hehehe,,, maaf,” dia melengos pergi ke kamar mandi.

Aku kembali ke Choi ahjussi menjelaskan apa maksudku memanggilnya ke sini, sementara Yoonri tengah menyiapkan minuman untuk suamiku dan juga untuk Choi ahjussi.

“Oh, oppa kau sudah selesai mandi?” aku mendengar suara Yoonri yang meyebut oppa – suamiku-, lekas aku menghampirinya.

“Kau sudah mau berangkat?” aku memberikan tas yang sudah ku isi dengan barang-barang keperluannya.

“Emm,” jawabnya sambil meneguk kopi buatan Yoonri.

“Aku berangkat dulu,” dia mencium keningku, “Aku pergi dulu Ahjussi, maaf tidak bisa menemanimu,” dia menjabat tangan Choi ahjussi dan pergi. Untunglah dia tidak mengetahui rencanaku.

===000===

Tiga hari berjalan sudah, dan sungguh di luar perkiraan, pekerjaan Choi ahjussi bisa selesai dalam waktu dua hari saja. Dan di hari terakhir pekerjaan Choi ahjussi tingga finishing dan menata kembali pealatan milik Yoongi.

“Bagaimana?” tanya Choi ahjussi.

“WOAAHH~” Yoonri berdecak kagum dengan make over karya Choi ahjussi.

“ahjussi memang hebat! Aku benar-benar menyukainya,” aku terkagum-kagum dengan ruangan ini. Choi ahjussi benar-benar merombaknya sesuai selera suamiku.

“Tugasku sudah selesai dan selanjutnya ku serahkan padamu, karena kau yang lebih tahu bagaimana selera suamimu.” Choi ahjussi lalu mengemas kembali perkakasnya, kemudian berjalan menghampiri Yoonri yang sudah menyiapkan minuman untuknya.

“Terimakasih Ahjussi sudah mau membantuku memberikan kejutan untuk suamiku.” Aku menyalaminya sambil memberikan sebuah amplop yang berisi biaya yang harus ku bayarkan atas jasanya.

“Sama-sama, aku harap dia menyukainya. Ah, aku pamit dulu, permisi.”

Sepeninggal Choi ahjussi, aku dan Yoonri sibuk menata perkakas di ruang kerja milik Yoongi. Beberapa hiasan meja ku tata dengan rapi di rak yang sudah terpasang di sana, kaset dvd dan komik-komiknya ku simpan di lemari dorong yang terpajang di sana. Aku rasa tempat ini jauh lebih nyaman, apa lagi ada sebuah karpet yang terbentang di atas lantai berwarna coklat ini.

“Cukup nyaman,” aku terkagum sendiri.

“Aku harap oppa menyukainya,” ucap Yoonri setelah meletakkan hiasan meja di atas speaker besar milik Yoongi.

“Ah aku melupakan ini,” ku ku keluarkan boneka Kumamon kesayangan Yoongi dan kuletakkan di pojok meja. Boneka ini tak boleh ketinggalan, bisa ku bilang kalau Kumamon adalah saingan terberatku. Karena Yoongi begitu menyukai Kumamon, huh~.

===000===

Aku dan Yoonri sibuk di dapur, menyiapkan makan malam. Hari ini dua leliku akan pulang ke rumah, Hyunsik yang hampir satu minggu dia tinggal di rumah neneknya dan Yoongi yang pulang dari kesibukkannya karena album baru grupnya.

“Aku pulang!” suara suamiku menandakan dia sudah pulang.

APPA~!!!” Hyunsik berlari menhampiri appa-nya, lalu menghambur memeluknya. Mungkin dia sangat merindukannya.

“Mandilah dulu, lalu kita makan bersama,” suruhku seraya membawakan tas miliknya dan mengeluarkan baju-baju kotor yang dia bawa sebagai oleh-oleh untukku.

Appa, Hyunsik punya hadiah untuk appa,” celotehnya. “eomma~” Hyunsik memanggilku, bermaksud memberikan kode.

“Hadiah apa sayang?” Yoongi mengacak pucuk kepala bocah berumur tiga tahun itu.

“Ini~” sebuah kotak berwarna biru muda di ulurkan oleh Hyunsik dan di terima dengan senang hati oleh Yoongi.

“Bukanya nanti saja, selesaikan dulu makanmu,” pintaku.

===000===

Hyunsik, Yoongi dan Yoonri asik bermain di depan televisi, sementara aku masih sibuk mencuci perkakas yang kami gunakan untuk makan malam tadi.

“Hana-ya, apa gentingnya sudah tidak bocor lagi?” tanya Yoongi, dan itu membuatku teringat akan kejutanku untuknya.

“Sebentar,” aku melepas sarung tangan karet dan appron yang ku pakai. Ku tarik dia untuk mengikutiku. Ku ajak dia ke ruang kerja miliknya.

“Mau ke mana?” protesnya.

“Aku ingin kau memastikan sendiri apakah gentingnya masih bocor apa tidak,” aku  menghentikan langkahku ketika sampai di depan pintu ruang kerjanya.

“TUNGGU DULU!” cegah Yoonri sebelum tanganku memutar kenop pintu.

“Ah, Yoongi-ah tutup matamu.” pintaku

“Ada apa sih?”

Aish, sudahlah, tutup saja matamu!” Aku menarik tangannya agar menutupi pandangannya. Ku buka pintu ruang kerjanya dan ku tuntun dia berjalan memasukinya.

Cha, sekarang buka matamu!” perintaku lagi.

OMO! YA!

“Bagaimana apa gentingnya masih bocor hm?” ledekku.

CUP sebuah kecupan hangat mendarat di pipiku, tangannya merengkuhku dan memelukku erat.

“Ehem!” kami menoleh dan mendapati Yoonri yang sudah berdiri di belakan kami dengan Hyunsik yang berada di gendongannya. “Permisi,”

“Hahaha...maaf,” Yoongi kemudian menarik Yoonri agar berdiri di sampingnya.

Appa, buka kadonya~”

“Oh iya, hampir saja appa lupa sayang,” Yoongi membuka bungkusan kotak berwarna biru muda itu.

“S-U-G-A,” mulutnya mengeja huruf yang terukir di hiasan arcylic yang sengaja ku berikan padanya sebagai hadiah untuknya. Ku lirik dia yang masih mengulas senyum, senyuman manis yang selalu membuatku rindu.

Appa letakkan di sini ya,” Yoongi meletakkan hadiah kecil itu di atas meja, berdekatan dengan Kumamon kesayangannya.

“Terima kasih,” dia mencium keningku, Hyunsik, dan Yoonri bergantian.

Oppa, buatlah lagu-lagu yang bagus ya, buat teman-temanku semakin jatuh cinta pada karya-karyamu.” Ujar Yoonri. Memang, yang aku tahu penggemar karya-karya suamiku ini sebagian besar adalah gadis-gadis seusia Yoonri.

===000===

Jarum jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Yoonri dan Hyunsik sudah terlelaap ke lama mimpinya. Aku masih terjaga, dan ku dapati suamiku tengah berkutat dengan layar komputernya.

“Masih proses editing?” ucapku seraya memeluknya dari belakang.

“Hm...” jawabnya singkat. Tangan kirinya menggengam tanganku yang melingkar di lehernya, sementara tangan kanannya masih asik menggerakkan mouse, mengklik beberapa bagian yang terpampang di layar.

“Bagaimana dengan ruang kerjamu yang sekarang, kau suka tidak? Nyaman tidak?” tanyaku setengah berbisik, karena ku lihat dia terlalu fokus dengan pekerjaannya.

Dia menghentikkan kegiatannya, lalu menghadapkan wajahnya ke arahku. Sebuah senyum terukir lebar di wajahnya. “Terima kasih, aku sangat menyukainya,” CUP, dia meraih bibirku dan mengulumnya singkat. “Aku menyukainya, sangat. Dan ini lebih nyaman,”

Aku tersenyum mendengarnya, syukurlah dia merasa senang. Semoga dia bisa terus berkarya, memberikan yang terbaik untuk kami dan juga para penggemarnya.

END

Duh, maaf banget ya, updatenya lama...

Maaf juga buat ceritanya yang nggak banget, nggak nge-feel...

Soalnya aku lagi di kejar-kejar laporan pekerjaan yang buanyaakkk banget, ada seribu lebih data pasien yang harsu aku rekap, makanya jadi jarang up date...

BTW makasih buat kalian yang uda mau baca dan mau nungguin aku up date...

Oh ya, jangan panggil aku “Thor” apalagi “Min/ Admin/ Mimin” BIG NO, Okay?!

Panggil aja namaku, atau bisa juga eonni/ saeng/ dek/ kak, terserah kalian enaknya gimana yang jelas bukan “Thor” apa lagi “Min/Admin/Mimin”...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar