Senin, 18 April 2016

FF BTS ll One Day With Cousin


Author  : Yeonhwa
Cast : Jeon Jungkook (Jungkook BTS) and Min Yoonri
Genre : Family, fluff (little), Comedy (Little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Jungkook and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
Sorry for typo and I hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^




“Aigoo lucunya,”

“Aduh pasangan muda jaman sekarang,”

“Kalian manis sekali,”

“Hei, kau sungguh gadis yang beruntung bisa berkeluarga di usia semuda ini, aigo~”

“Huft~” aku meniup poniku kasar. Kesal. Ya, karena entah berapa ahjumma yang terus terusan mengatakan hal yang menyebalkan. Dan Jungkook justru merasa bangga dengan puji-pujian itu. tah tahukah aku sekarang sedang menahan rasa malu. Aku sunguh menyesal meminta tolong Jungkook untuk menemaniku berbelanja.

“Ini buahnya,” seorang ahjumma penjual buah mengulurkan sekantung buah pisang yang aku beli. “Buah itu juga bagus sekali untuk pertumbuhan puteramu,” lanjutnya lagi sambil tersenyum.

“Tapi dia-“

“Ah, tentu saja ahjumma, buah-buahan dan sayuran memang sangat di perlukan untuk pertumbuhan si kecil, bukan begitu sayang?” ucapnya lalu memeluk pinggangku. Cih, pernyataan macam apa itu Jeon Jungkook.

Aigo~, kau sungguh beruntung, suamimu sungguh perhatian, cha~ aku beri kalian bonus,” lagi, Jungkook mendapatkan pujian plus bonus sebungkus jeruk.

Aku hanya tersenyum kecut lalu melengos pergi. Melanjutkan acara belanjaku, dan tentu saja dengan wajah yang masih ku tekuk.

“Hei, tersenyumlah, tidak enak dilihat orang,” Jungkook menyenggol bahuku.

“Hehehe...” aku memaksakan diriku untuk tersenyum.

“Nah begitu lebih cantik, ya kan Hyunsik?” Jungkook semakin meledekku, dan sialnya bocah yang sekarang dalam gendongannya itu justru bersekongkol dengannya dengan menganggukkan kepalanya.

“Tsk!” aku memberikan death glare-ku lalu berjalan mendahuluinya.

“Ada apa dengannya?” ku dengar dia berbicara dengan Hyunsik.

YA! Cepat sedikit!” aku memanggil mereka dengan nada yang cukup lantang.

.
.
.

Kedai ramyun menjadi pelampiasan kami. Lelah seharian berputar-putar di pasar, berbelanja ini itu, dan akhirnya cacing-cacing di perut kami meronta untuk diberi makan.

“Hyunsik mau ramyun imo~” bocah penggemar ramyun ini sudah tidak sabar untuk menikmati makanan kesukaannya.

“Iya, iya, sebentar ya sayang, kita pesan dulu,” ucapku sambil mengatur posisi duduknya.

“Eum~” Jungkook masih berkutat dengan menu yang terpampang di buku menu.

“Jungkook-ah, pesankan ramen yang tidak pedas untuk Hyunsik.”

“OK!”

“Permisi, apa kalian sudah memesan menunya?” seorang pelayan menghampiri kami.

“Eum, satu ramyun tidak pedas dan, oh, Seung Yoon sunbae?” aku terkejut ketika melihat pelayan yang menghampiri kami.

“Ya! Min Yoonri!, apa kabar?” Seung Yoon sunbae menyapaku.

“Baik, sunbae sendiri?”

“Ah seperti inilah, bagaimana sekolahmu?”

“Aku pindah ke sini, sunbae? Bukankah sunbae sedang kuliah?”

“Iya, aku mengambil pekerjaan ini sebagai part time, lumayan lah untuk menambah uang jajan. Ngomong-ngomong mereka-“

“Ehem! Dua ramyun tidak pedas, satu untuk Hyunsik kita, dan satu lagi untukku, lalu kau mau yang mana sayang?,” ucap Jungkook dengan nada kesal.

YE~?” aku melotot kearah Jungkook,

“Kau mau memesan yang mana sayangku~” ulang Jungkook dengan penuh penekanan pada kata terakhirnya.

“Sama denganmu,” jawabku singkat.

“Baiklah, tiga ramyun tidak pedas,”

“Terimakasih, mohon tunggu sebentar, makanan akan kami siapkan,” lalu Seung Yoon sunbae pergi dari hadapanku.

Waktu menunggu terasa begitu lama. Dan hanya hening yang tercipta di antara kami. Jungkook yang asik dengan Hyunsik, sementara aku dengan bosannya memainkan ponselku, bermain dengan akun snsku.

“Dia sunbaemu?” tanyanya ketus memecah hening.

“Iya, dia sangat pintar dan baik hati pula,” jelasku penuh bangga.

“Lalu?”

“Lalu dia mendapatkan beasiswa untuk menlanjutnya kuliah di sini, hebat bukan?”
“Oh, sehebat itukah?” sindirnya.

“Tentu saja, bahkan dia lebih dewasa darimu,” balasku,

“YA!”

“Permisi, ini pesanan kalian,” Seung Yoon sunbae kembali dengan nampan yang berisi pesanan kami.

“Terimakasih sun-“

“Terimakasih sunbae-nya Yoonri” tubruk Jungkook.

“Ah, ye, selamat menikmati. Hei jagoan kecil makan yang banyak ya,” dia mengusap kepala Hyunsik sebelum berlalu.

“Cih, sok kenal.” Umpat Jungkook.

YA! Soapanlah sedikit,”

“Tsk, sopanlah sedikit, bilang saja kalau kau mengaguminya kan?” lagi Jungkook mengumpat.

Eiii~ kau cemburu eoh?”

“Enak saja!”

“Bohong!”

“Ah sudahlah ayo makan!” Jungkook menyodorkan sumpit dan sendok padaku dan Hyunsik.

“Jungkook-ah, apa yang kau masukkan ke makananku?” aku merasa aneh dengan ramyun yang kumakan ini, rasanya asin dan juga pedas.

“Aku tak memasukkan apapun, SLRUUPP...” Jungkook mulai memasukkan makanan ke mulutnya.

“YA!” dia lalu meloto ke arahku,

“Kenapa?”

“Bukankah aku tadi memesan ramyun tidak pedas?”

Eoh,” ucapku sambil meneguk segelas air.

“Tapi kenapa rasanya sepedas ini? HUWAA....BERIKAN AKU AIR!” Jungkook mulai kelabakan.

“Tunggu dulu,” aku melirik ke arah Hyunsik yang asik bermain dengan botol cabe bubuk dan saus pedas di tangannya.

“Jangan! Itu pedas sayang,” aku segera merampas benda terkutuk itu.

“Ini enak imo~, eomma akan menambahkan ini di ramyunnya,” Hyunsik berceloteh dengan tangannya yang berusaha meraih benda yang ku rampas tadi. Dan “HUWE...! IMO~...HUHUHU...!!!” tangisnya pun pecah. Kali ini dia jauh lebih rewel dari biasanya semenjak eomma-nya terpaksa di rawat di rumah sakit karena kehilangan calon adiknya.

“Hyunsik-ah, kemari ayo kita makan, samcheon suapi ya,” Jungkook dengan sigap meraih tubuh bocah itu dan menguncinya dalam pangkuannya. Dan sedetik kemudian bocah itu terdiam lalu mulai memakan ramyun yang Jungkook suapkan.

Ya ampun! Oppa kenapa anakmu cerdas sekali sih?, Eonni-ya cepatah sembuh, anakmu ini sungguh luar biasa.

 END

Ini FF selingan dari seri MFS karen jujur aja aku lagi belum ada ide buat nerusin MFS. Dan maaf kalao ceritanya gak jelas dan gak nge-feel­.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar