Author : Yeonhwa
Cast : Jeon Jungkook (Jungkook BTS) and Min Yoonri
Genre : Family, fluff (little), Comedy (Little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare :
Jungkook and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to
me.
Sorry for typo and I
hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^
“Aigoo lucunya,”
“Aduh pasangan muda jaman sekarang,”
“Kalian manis sekali,”
“Hei, kau sungguh gadis yang beruntung bisa berkeluarga di usia semuda
ini, aigo~”
“Huft~” aku meniup poniku kasar.
Kesal. Ya, karena entah berapa ahjumma
yang terus terusan mengatakan hal yang menyebalkan. Dan Jungkook justru merasa
bangga dengan puji-pujian itu. tah tahukah aku sekarang sedang menahan rasa
malu. Aku sunguh menyesal meminta tolong Jungkook untuk menemaniku berbelanja.
“Ini buahnya,” seorang ahjumma
penjual buah mengulurkan sekantung buah pisang yang aku beli. “Buah itu juga
bagus sekali untuk pertumbuhan puteramu,” lanjutnya lagi sambil tersenyum.
“Tapi dia-“
“Ah, tentu saja ahjumma,
buah-buahan dan sayuran memang sangat di perlukan untuk pertumbuhan si kecil,
bukan begitu sayang?” ucapnya lalu memeluk pinggangku. Cih, pernyataan macam
apa itu Jeon Jungkook.
“Aigo~, kau sungguh beruntung, suamimu sungguh perhatian, cha~ aku beri kalian bonus,” lagi,
Jungkook mendapatkan pujian plus
bonus sebungkus jeruk.
Aku hanya tersenyum kecut lalu
melengos pergi. Melanjutkan acara belanjaku, dan tentu saja dengan wajah yang
masih ku tekuk.
“Hei, tersenyumlah, tidak enak
dilihat orang,” Jungkook menyenggol bahuku.
“Hehehe...” aku memaksakan diriku
untuk tersenyum.
“Nah begitu lebih cantik, ya kan
Hyunsik?” Jungkook semakin meledekku, dan sialnya bocah yang sekarang dalam
gendongannya itu justru bersekongkol dengannya dengan menganggukkan kepalanya.
“Tsk!” aku memberikan death glare-ku lalu berjalan
mendahuluinya.
“Ada apa dengannya?” ku dengar
dia berbicara dengan Hyunsik.
“YA! Cepat sedikit!” aku memanggil mereka dengan nada yang cukup
lantang.
.
.
.
Kedai ramyun menjadi pelampiasan
kami. Lelah seharian berputar-putar di pasar, berbelanja ini itu, dan akhirnya
cacing-cacing di perut kami meronta untuk diberi makan.
“Hyunsik mau ramyun imo~” bocah penggemar ramyun ini sudah
tidak sabar untuk menikmati makanan kesukaannya.
“Iya, iya, sebentar ya sayang,
kita pesan dulu,” ucapku sambil mengatur posisi duduknya.
“Eum~” Jungkook masih berkutat
dengan menu yang terpampang di buku menu.
“Jungkook-ah, pesankan ramen yang
tidak pedas untuk Hyunsik.”
“OK!”
“Permisi, apa kalian sudah
memesan menunya?” seorang pelayan menghampiri kami.
“Eum, satu ramyun tidak pedas
dan, oh, Seung Yoon sunbae?” aku
terkejut ketika melihat pelayan yang menghampiri kami.
“Ya! Min Yoonri!, apa kabar?”
Seung Yoon sunbae menyapaku.
“Baik, sunbae sendiri?”
“Ah seperti inilah, bagaimana
sekolahmu?”
“Aku pindah ke sini, sunbae? Bukankah sunbae sedang kuliah?”
“Iya, aku mengambil pekerjaan ini
sebagai part time, lumayan lah untuk
menambah uang jajan. Ngomong-ngomong mereka-“
“Ehem! Dua ramyun tidak pedas,
satu untuk Hyunsik kita, dan satu lagi untukku, lalu kau mau yang mana sayang?,”
ucap Jungkook dengan nada kesal.
“YE~?” aku melotot kearah Jungkook,
“Kau mau memesan yang mana
sayangku~” ulang Jungkook dengan penuh penekanan pada kata terakhirnya.
“Sama denganmu,” jawabku singkat.
“Baiklah, tiga ramyun tidak
pedas,”
“Terimakasih, mohon tunggu
sebentar, makanan akan kami siapkan,” lalu Seung Yoon sunbae pergi dari
hadapanku.
Waktu menunggu terasa begitu
lama. Dan hanya hening yang tercipta di antara kami. Jungkook yang asik dengan
Hyunsik, sementara aku dengan bosannya memainkan ponselku, bermain dengan akun
snsku.
“Dia sunbaemu?” tanyanya ketus memecah hening.
“Iya, dia sangat pintar dan baik
hati pula,” jelasku penuh bangga.
“Lalu?”
“Lalu dia mendapatkan beasiswa
untuk menlanjutnya kuliah di sini, hebat bukan?”
“Oh, sehebat itukah?” sindirnya.
“Tentu saja, bahkan dia lebih
dewasa darimu,” balasku,
“YA!”
“Permisi, ini pesanan kalian,”
Seung Yoon sunbae kembali dengan
nampan yang berisi pesanan kami.
“Terimakasih sun-“
“Terimakasih sunbae-nya Yoonri” tubruk Jungkook.
“Ah, ye, selamat menikmati. Hei jagoan kecil makan yang banyak ya,” dia
mengusap kepala Hyunsik sebelum berlalu.
“Cih, sok kenal.” Umpat Jungkook.
“YA! Soapanlah sedikit,”
“Tsk, sopanlah sedikit, bilang
saja kalau kau mengaguminya kan?” lagi Jungkook mengumpat.
“Eiii~ kau cemburu eoh?”
“Enak saja!”
“Bohong!”
“Ah sudahlah ayo makan!” Jungkook
menyodorkan sumpit dan sendok padaku dan Hyunsik.
“Jungkook-ah, apa yang kau
masukkan ke makananku?” aku merasa aneh dengan ramyun yang kumakan ini, rasanya
asin dan juga pedas.
“Aku tak memasukkan apapun, SLRUUPP...” Jungkook mulai memasukkan
makanan ke mulutnya.
“YA!” dia lalu meloto ke arahku,
“Kenapa?”
“Bukankah aku tadi memesan ramyun
tidak pedas?”
“Eoh,” ucapku sambil meneguk segelas air.
“Tapi kenapa rasanya sepedas ini?
HUWAA....BERIKAN AKU AIR!” Jungkook mulai kelabakan.
“Tunggu dulu,” aku melirik ke
arah Hyunsik yang asik bermain dengan botol cabe bubuk dan saus pedas di
tangannya.
“Jangan! Itu pedas sayang,” aku
segera merampas benda terkutuk itu.
“Ini enak imo~, eomma akan menambahkan ini di ramyunnya,” Hyunsik berceloteh
dengan tangannya yang berusaha meraih benda yang ku rampas tadi. Dan “HUWE...! IMO~...HUHUHU...!!!” tangisnya pun
pecah. Kali ini dia jauh lebih rewel dari biasanya semenjak eomma-nya terpaksa di rawat di rumah
sakit karena kehilangan calon adiknya.
“Hyunsik-ah, kemari ayo kita
makan, samcheon suapi ya,” Jungkook
dengan sigap meraih tubuh bocah itu dan menguncinya dalam pangkuannya. Dan
sedetik kemudian bocah itu terdiam lalu mulai memakan ramyun yang Jungkook
suapkan.
Ya ampun! Oppa kenapa anakmu cerdas sekali sih?, Eonni-ya cepatah sembuh, anakmu ini sungguh luar biasa.
END
Ini FF selingan dari seri MFS karen jujur aja aku lagi belum ada ide
buat nerusin MFS. Dan maaf kalao ceritanya gak jelas dan gak nge-feel.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar