Minggu, 20 Maret 2016

UNDER THE MOONLIGHT (Part 7)


Author : Yeonhwa
Genre : Action gagal, romance gaje
Rate : RBO (Rate apaan tuh?)
Main Cast : Kim Joon Myeon, Xi Luhan, Oh Sehun, Kim Aiko (OC/ as You)
Annyeong readers, author datang lagi dengan kelanjutan dari ff abal-abal yang sebelumnya udah pernah dipost. Maaf kalau author telat ngasih sequelnya, soalnya kerjaan lagi menumpuk. Sekali lagi FF Ini murni dari hasil pemikiran author sendiri yang lagi iseng gara-gara ketagihan nonton film action.

Hati-hati ada typo yang bergentayangan dan ada beberapa kata-kata kasar serta adegan-adegan yang sebaiknya jangan ditiru ya....
Happy reading dan jangan lupa RCL... ^^



Skip One year  later
Aiko POV
Hari ini hari yang sangat spesial bagi semua siswa. Yaph, hari ini adalah hari kelulusan kami. Hari dimana kami menghirup udara bebas dari lingkungan yang mengkungkung kami. Memulai hidup baru, kehidupan sebagai seorang mahasiswa mungkin.

“Hana...Dul...Set...say KIMCHIII...!!!” ucap Sehun, namja yang aku cintai, dan meski aku tak mengutarakan perasaanku kepadanya tapi aku akan tetap menyimpan cinta ini untuknya.

“Aiko...aku pasti akan sangat merindukanmu” ucap Hye Rin seraya memelukku erat.

“Aku juga, aku akan selalu merindukanmu, jangan lupa sering-seringlah mengirimi ku pesan ne..”balasku sambil mempererat pelukan Hye Rin.

“Ehemm,,, bagaimana denganku? Apakah kalian akan merindukanku?” ucap Sehun, dia kembali bertingkah kekanakan.

“Kemarilah...” aku dan Hye Rin mengerlingkan mata.

PLETAK..!!!!

“APPOOO...!!!!” Teriak Sehun.

“Aku pasti akan sangat merindukanmu Sehunn-ah” kami mencibir Sehun.

“YA...!!!! maksud kalian, kalian merindukankku untuk kalian aniaya eoh...Awas kalian..!!”

Kami berlari dan Sehun mengejar kami, kami tak mau terkena balasannya. Kalian tahu, dia akan membalasnya 2x lipat lebih sakit.

Lay POV

“Luhan-ah, lihatlah mereka” tunjuk Lay ke arah Sehun dan Aiko.

“Aku justru khawatir dengan Sehun, aku takut dia justru menaruh perasan yang lebih kepada Aiko”
Ku lihat dia mengernyitkan dahi, aku paham betul bagaimana perasaannya. Dia sangat menyayangi adiknya yang satu ini.

“Aiko chan...” lirih Kai tiba-tiba, namun masih bisa tertangkap oleh telingaku. Reflek aku menoleh ke arahnya. Sadar akan perhatianku, Kai lantas memalingkan mukanya, tersenyum kerahku.

“Sehunna...!!!” Aku dan Luhan memanggil Sehun, adik kami tercinta.

Dia melambaikan tangan membalas panggilan kami. Dia menyudahi acaranya dengan para sahabat-sahabatnya. Dan kami berfoto bersama sebagai kenangan kelulusannya. Tak lupa aku mengajak Kai, karena Kai secara tak langsung adalah anggota keluarga kami yang baru.

“Aiko...kemarilah...!” Sehun memanggil Aiko, sementara aku sibuk memperhatikan Kai yang mulai salah tingkah ketika mendengar Sehun memanggil Aiko.

Aiko POV

“Hye Rin-ah ayo kita ke sana” aku mengajak Hye Rin menghampiri Sehun.

“Sehunnah..” suaraku melirih seketika melihat namja yang tak asing bagiku, Kai. Sedang apa dia bersama Keluarga Sehun? Pertanyaan itu terus memenuhi otakku. Tapi aku berusaha setenang mungkin, kembali aku emnunjukan wajah dinginku, yang sebelumnya julukan ice princesses telah sedikit melelh dari diriku karena namja yang bernama Oh Sehun.

“Ada apa kau memanggilku?” aku bertanya angkuh.

Srett, namja ini kurang ajar, seenak jidatnya dia menarikku dan menjagaku dalam tangannya yang kekar.

“Hyung, ini Aiko” tak ku sangka dia mengenalkanku pada hyung-hyung-nya.

“...”  Aku tetap menjaga imageku,

“tak kusangka kau pintar juga” salah satu hyung Sehun meledeknya.

Tapi diantara para namja yang berada disekeliling Sehun, mataku tertuju pada namja yang tak asing lagi, dan aku yakin itu adalah Jong In atau yang lebih dikenal dengan Kai, anak buah ayahku, lalu mengapa dia ada disini?. Diam namun pasti mataku tetap saja mengamatinya, aku takut kalau ayahku berniat buruk terhadap Sehun.

“Kau mau kemana?” tanya salah satu hyung Sehun ketika melihat Jong In pergi menjauh.

“Aku ingin melihat-lihat, jangan khawatir aku tak akan pergi jauh-jauh” ku lihat dia melambaikan tangannya, dia berjalan menjauhi kami. Aku melihat gelagat yang mencurigakan dari Jong In, bergegeas ku ikuti dia.

“Eoh, kau mau kemana Aiko” tanya Sehun.

“Bukan urusanmu” aku melengos pergi begitu saja, aku tak menghiraukan omelan Hye Rin yang terdengar jelas, namun bisa ku pastikan Hye Rin juga sedang merasa senang kali ini karena bisa bertemu dengan namja yang dia bilang keren, siapa lagi kalau bukan hyung-nya Sehun. Pernah suatu hari ketika Sehun di jemput oleh hyungnya, dia berkata kalau hyung Sehun itu sangat tampan, tapi menurutku dia biasa saja.

Oke kembali mataku mengawasi Jong In, hingga langkahnya terhenti di depan kolam di taman yang lumayan sepi saat ini.

“Keluarlah nona, aku tau kau sedang mengikutiku” ucapnya.

“Apa yang kau lakukan Kai?” tanyaku setengah mengiterogasinya.

“seperti biasa, kau pasti tahu” ucapnya datar

“Apa kali ini ayahku memberikan misinya padamu? Apakah misi itu berkaitan dengan Sehun?”
Namja ini malah tersenyum, brengsek!, akan ku pastikan kau tak bisa menyentuhnya Kai!

SLASSHHH...

BRAKK... aku mendorong Kai hingga terjatuh. Lagi-lagi seseorang menyerangku dengan shuriken, dan yang aku ketahui mafia asli korea tak mungkin menggunakan shuriken seperti ini.

“Brengsek!” Kai menggeram.

“ YA BUKAN SAATNYA UNTUK MARAH-MARAH!” aku menarik tangan Kai untuk berlari, bersembunyi kami berlari bersembunyi beberapa tembakan dari senapan yang berperedam berhasil menghujani langkah kami.

SREEETTT...BRAKK...

Seseorang menarikku dan Kai hingga kami terjatuh.

“Brengsek siapa mmpphh....” Kurang ajar kini dia membungkam mulutku.

“Sttt diamlah bodoh!” suara ini tak asing lagi bagiku.

“Oh Sehun?” aku melihat sepasang bola mata walaupun samar karena ruangan ini cukup gelap, namun aku yakin kalau dia adalah Sehunku, pria yang aku cintai.

Cekelekkk....seseorang tengah bersiaga dengan senapannya.

“Kau siapa?” aku pun lantas bersiap dengan sebilah pisau yang terselip punggungku.

“Tenanglah dia hyungku” Sehun memegang tanganku, menenangkanku.

DORRRR....DOORRRR....DOOORRRR....!!!!

Baku tembak terjadi, Sehun dan Hyungnya berusaha menyerang mereka segerombolan orang yang berusaha meneror kami. Sembari tetap menembakkan senapannya, kami berjalan mundur mencari jalan keluar. Untung saja hal ini terjadi di gudang sekolah yang sudah lama tak terpakai, dan letaknnya jauh dari pusat kegiatan para siswa.

“Hyung Cepat jalankan mobilnya” Perintah Kai kepada Yi Xing.

“Aiko, pakai ini,” Sehun melemparkan sebuah senapan padaku,

Tanpa ba-bi-bu lagi aku langsung membonceng Sehun, dia menarik gas motornya agar dapat melaju sekencang mungkin.kami terus melaju dengan kendaraan kami masing-masing. Aku dan Sehun dengan motor sportnya, sedangkan Hyungnya dengan mobilnya.

“Sehun sedikit kekiri”perintahku sambil menembakkan peluru agar tepat sasaran.

“SEHUNNA...KITA BERPENCAR!” Teriak Luhan.

Kami mengangguk, mengikuti perintah Luhan. Sial...meskipun kami berpecar, sebagian besar dari gerombolan musuh malah mengikuti kami.

“Sial...” umpat Sehun.

Greep...refleks aku memeluk Sehun.

“Ya...bisakah kau tidak mengerem mendadak” omelku sambil tetap menembaki mereka.

“Ikuti aku” dia menarikku berlari menerobos sebuah pagar, dan yang ku tahu sekarang kami memasuki daerah hutan.

Sehun POV

“Ikuti aku” aku menarik tangan Aiko, ku genggam sekuat mungkin, aku tak ingin kehilangan dia.

“Apa kau masih menyimpan peluru?” tanyanya

“Ini pakailah” aku memberikan senapanku padanya.

“lalu kau?”

“tenanglah” aku tersenyum licik sambil menunjukkan beberapa shuriken kepadanya.

“lebih baik berikan ini padaku” dia merebut shuriken dari tanganku dan melempar kembali senapan yang aku berikan padanya.

“Ya...!!!”

“Sudahlan lindungi aku” Hap... dia melompat seperti seorang ninja yang akan menyerang musuhnya dari atas dan Slashhh...lemparan surikennya tepat sasaran. Tiga diantara mereka tumbang.

“Good Job” aku memujinya.

“Terimakasih” dia kembali merebut senapan milikku.

Kami terus berlari menghindari serangan musuh. Mungkin untuk saat ini kami pantas disebut sebagai pengecut, karena kami hanya berlari menghindari lawan tanpa menyerang dengan segenap kemampuan yang kami miliki. Tapi ini tidaklah imbang, mereka membawa beberapa orang sedangkan kami hanya berdua, belum lagi merka menggunakan senapan laras panjang yang mampu menembakkan beberapa peluru sekaligus sedangkan kami? Hanya mempunya dua senapan yang memiliki kapasitas peluru terbatas dan beberapa shuriken.

“Sehun....stop!” Aiko menghentikan larinya. Dia menoleh kearahaku sambil mengisyaratkan jalan ini buntu.

“Sial” aku berpikir haruskah kami terjun? Tapi tindakkan bodoh ini mungkin akan menjadi penyelamat kami.

“SEHUN AWAS...!!!” Teriak Aiko dia memelukku lalu membalikkan tubuhnya.

DOORRR.... sebuah peluru menghujam punggung kirinya.

“AIKO...!!!” aku memeluk erat tubuhnya Aiko.

“Tidak apa, kau pergilah” dia mendorongku kearah sungai hingga aku hanya bisa mendengar suara tembakkan tanpa bisa melihat keadaan Aiko dengan jelas.

“Tembak dia!” perintah salah seorang musuh, dan DOORRR....tepat di kepalaku mereka menembakkan timah panas.

“Aiko, aku akan segera menolongmu” aku bersumpah pada diriku sendiri. BYURRR.... aku membiarkan tubuhku dan darahku ini terbawa oleh arus sungai.
   
Aiko POV

DORR...DORRR...DORRR...

Suara tembakan kembali terdengar, sepertinya ada orang lain yang menyerang mereka. Aku menoleh, meski pandanganku mulai kabur tapi aku dapat melihat Luhan, hyung Sehun dan teman-temannya.
“Aiko, kau tak apa?” Tanya Kyung So.

“Anniya....Sehun..hiks...Sehun...” aku menangis sekencang-kencangnya, kubiarkan airmata ini tumpah.

Srett...Luhan menarik lenganku yang tertembak.

“Ada apa dengan Sehun?” Amuk Luhan.

Aku hanya terdiam, aku tak tahu apa yang harus aku katakan. Aku merasa bersalah padanya.

“Katakan Apa yang terjadi dengan Sehun!!!” Kali ini amarahnya semakin manjadi. Bahkan dia sempat menodongkan senapannya kearahku.

“Tenanglah, bukan saatnya kau marah, kalaupun kau marah harusnya kau marah kepada mereka bukan Aiko” lerai Kyung So

DORR....DORRR...DORRR...

“Yak bisakah kalian membantuku!” Kai kali ini memprotes.

“BRENGSEK KALIAN.....!!!!” Luhan dengan penuh amarah menembakkan timah panasnya kepada mereka. Hutan yang begitu sepi kini berisi dan ramai dengan suara adu tembak.

Aku berlari menjauh, aku tahu ini bukanlah teror biasa, mungkin seseorang menyuruh mereka untuk menghabisiku dan Sehun.

“AAAAAA......” aku terperosok ke jurang, aku pasrah, aku biarkan tubuh ini mengguling, menabrak beberapa bebetuan, sakit memang, tapi lebih sakit hatiku. Aku kehilangan Sehun tepat didepan mataku.

“Oh Sehun...” DUKKK...kepalaku membentur batu dan setelah itu hanya gelap yang aku rasakan, sunyi, dan aku tak tahu apa yang terjadi setelah ini.

TBC (Again) ya readers,,,hehehehe....


Author udah capek ngetiknya. Bagaimana? Jelek ya ceritanya? Mononton banget ya?, kasih komennya ya, dan likenya jangan lupa, di tunggu part selanjutnya ya...?!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar