Author : Yeonhwa
Genre : Action gagal, romance gaje
Rate : RBO (Rate apaan tuh?)
Main Cast : Kim Joon Myeon, Xi Luhan, Oh Sehun, Kim Aiko (OC/ as You)
Annyeong readers, author datang lagi dengan kelanjutan dari ff
abal-abal yang sebelumnya udah pernah dipost. Maaf kalau author telat ngasih
sequelnya, soalnya kerjaan lagi menumpuk. Sekali lagi FF Ini murni dari hasil
pemikiran author sendiri yang lagi iseng gara-gara ketagihan nonton film
action.
Hati-hati ada typo yang bergentayangan dan ada beberapa kata-kata kasar
serta adegan-adegan yang sebaiknya jangan ditiru ya....
Happy reading dan jangan lupa RCL... ^^
Skip One
year later
Aiko POV
Hari ini hari yang sangat spesial
bagi semua siswa. Yaph, hari ini adalah hari kelulusan kami. Hari dimana kami
menghirup udara bebas dari lingkungan yang mengkungkung kami. Memulai hidup
baru, kehidupan sebagai seorang mahasiswa mungkin.
“Hana...Dul...Set...say
KIMCHIII...!!!” ucap Sehun, namja yang aku cintai, dan meski aku tak
mengutarakan perasaanku kepadanya tapi aku akan tetap menyimpan cinta ini
untuknya.
“Aiko...aku pasti akan sangat
merindukanmu” ucap Hye Rin seraya memelukku erat.
“Aku juga, aku akan selalu
merindukanmu, jangan lupa sering-seringlah mengirimi ku pesan ne..”balasku
sambil mempererat pelukan Hye Rin.
“Ehemm,,, bagaimana denganku?
Apakah kalian akan merindukanku?” ucap Sehun, dia kembali bertingkah kekanakan.
“Kemarilah...” aku dan Hye Rin
mengerlingkan mata.
PLETAK..!!!!
“APPOOO...!!!!” Teriak Sehun.
“Aku pasti akan sangat
merindukanmu Sehunn-ah” kami mencibir Sehun.
“YA...!!!! maksud kalian, kalian
merindukankku untuk kalian aniaya eoh...Awas kalian..!!”
Kami berlari dan Sehun mengejar
kami, kami tak mau terkena balasannya. Kalian tahu, dia akan membalasnya 2x
lipat lebih sakit.
Lay POV
“Luhan-ah, lihatlah mereka” tunjuk
Lay ke arah Sehun dan Aiko.
“Aku justru khawatir dengan
Sehun, aku takut dia justru menaruh perasan yang lebih kepada Aiko”
Ku lihat dia mengernyitkan dahi, aku
paham betul bagaimana perasaannya. Dia sangat menyayangi adiknya yang satu ini.
“Aiko chan...” lirih Kai
tiba-tiba, namun masih bisa tertangkap oleh telingaku. Reflek aku menoleh ke
arahnya. Sadar akan perhatianku, Kai lantas memalingkan mukanya, tersenyum
kerahku.
“Sehunna...!!!” Aku dan Luhan
memanggil Sehun, adik kami tercinta.
Dia melambaikan tangan membalas
panggilan kami. Dia menyudahi acaranya dengan para sahabat-sahabatnya. Dan kami
berfoto bersama sebagai kenangan kelulusannya. Tak lupa aku mengajak Kai,
karena Kai secara tak langsung adalah anggota keluarga kami yang baru.
“Aiko...kemarilah...!” Sehun
memanggil Aiko, sementara aku sibuk memperhatikan Kai yang mulai salah tingkah
ketika mendengar Sehun memanggil Aiko.
Aiko POV
“Hye Rin-ah ayo kita ke sana” aku
mengajak Hye Rin menghampiri Sehun.
“Sehunnah..” suaraku melirih
seketika melihat namja yang tak asing bagiku, Kai. Sedang apa dia bersama
Keluarga Sehun? Pertanyaan itu terus memenuhi otakku. Tapi aku berusaha
setenang mungkin, kembali aku emnunjukan wajah dinginku, yang sebelumnya julukan
ice princesses telah sedikit melelh dari diriku karena namja yang bernama Oh
Sehun.
“Ada apa kau memanggilku?” aku
bertanya angkuh.
Srett, namja ini kurang ajar,
seenak jidatnya dia menarikku dan menjagaku dalam tangannya yang kekar.
“Hyung, ini Aiko” tak ku sangka
dia mengenalkanku pada hyung-hyung-nya.
“...” Aku tetap menjaga imageku,
“tak kusangka kau pintar juga”
salah satu hyung Sehun meledeknya.
Tapi diantara para namja yang
berada disekeliling Sehun, mataku tertuju pada namja yang tak asing lagi, dan
aku yakin itu adalah Jong In atau yang lebih dikenal dengan Kai, anak buah
ayahku, lalu mengapa dia ada disini?. Diam namun pasti mataku tetap saja
mengamatinya, aku takut kalau ayahku berniat buruk terhadap Sehun.
“Kau mau kemana?” tanya salah
satu hyung Sehun ketika melihat Jong In pergi menjauh.
“Aku ingin melihat-lihat, jangan
khawatir aku tak akan pergi jauh-jauh” ku lihat dia melambaikan tangannya, dia
berjalan menjauhi kami. Aku melihat gelagat yang mencurigakan dari Jong In, bergegeas
ku ikuti dia.
“Eoh, kau mau kemana Aiko” tanya
Sehun.
“Bukan urusanmu” aku melengos
pergi begitu saja, aku tak menghiraukan omelan Hye Rin yang terdengar jelas,
namun bisa ku pastikan Hye Rin juga sedang merasa senang kali ini karena bisa
bertemu dengan namja yang dia bilang keren, siapa lagi kalau bukan hyung-nya
Sehun. Pernah suatu hari ketika Sehun di jemput oleh hyungnya, dia berkata
kalau hyung Sehun itu sangat tampan, tapi menurutku dia biasa saja.
Oke kembali mataku mengawasi Jong
In, hingga langkahnya terhenti di depan kolam di taman yang lumayan sepi saat
ini.
“Keluarlah nona, aku tau kau
sedang mengikutiku” ucapnya.
“Apa yang kau lakukan Kai?”
tanyaku setengah mengiterogasinya.
“seperti biasa, kau pasti tahu”
ucapnya datar
“Apa kali ini ayahku memberikan
misinya padamu? Apakah misi itu berkaitan dengan Sehun?”
Namja ini malah tersenyum,
brengsek!, akan ku pastikan kau tak bisa menyentuhnya Kai!
SLASSHHH...
BRAKK... aku mendorong Kai hingga
terjatuh. Lagi-lagi seseorang menyerangku dengan shuriken, dan yang aku ketahui
mafia asli korea tak mungkin menggunakan shuriken seperti ini.
“Brengsek!” Kai menggeram.
“ YA BUKAN SAATNYA UNTUK
MARAH-MARAH!” aku menarik tangan Kai untuk berlari, bersembunyi kami berlari
bersembunyi beberapa tembakan dari senapan yang berperedam berhasil menghujani
langkah kami.
SREEETTT...BRAKK...
Seseorang menarikku dan Kai
hingga kami terjatuh.
“Brengsek siapa mmpphh....”
Kurang ajar kini dia membungkam mulutku.
“Sttt diamlah bodoh!” suara ini
tak asing lagi bagiku.
“Oh Sehun?” aku melihat sepasang
bola mata walaupun samar karena ruangan ini cukup gelap, namun aku yakin kalau
dia adalah Sehunku, pria yang aku cintai.
Cekelekkk....seseorang tengah
bersiaga dengan senapannya.
“Kau siapa?” aku pun lantas
bersiap dengan sebilah pisau yang terselip punggungku.
“Tenanglah dia hyungku” Sehun
memegang tanganku, menenangkanku.
DORRRR....DOORRRR....DOOORRRR....!!!!
Baku tembak terjadi, Sehun dan
Hyungnya berusaha menyerang mereka segerombolan orang yang berusaha meneror
kami. Sembari tetap menembakkan senapannya, kami berjalan mundur mencari jalan
keluar. Untung saja hal ini terjadi di gudang sekolah yang sudah lama tak
terpakai, dan letaknnya jauh dari pusat kegiatan para siswa.
“Hyung Cepat jalankan mobilnya” Perintah
Kai kepada Yi Xing.
“Aiko, pakai ini,” Sehun
melemparkan sebuah senapan padaku,
Tanpa ba-bi-bu lagi aku langsung
membonceng Sehun, dia menarik gas motornya agar dapat melaju sekencang
mungkin.kami terus melaju dengan kendaraan kami masing-masing. Aku dan Sehun
dengan motor sportnya, sedangkan Hyungnya dengan mobilnya.
“Sehun sedikit kekiri”perintahku
sambil menembakkan peluru agar tepat sasaran.
“SEHUNNA...KITA BERPENCAR!”
Teriak Luhan.
Kami mengangguk, mengikuti
perintah Luhan. Sial...meskipun kami berpecar, sebagian besar dari gerombolan
musuh malah mengikuti kami.
“Sial...” umpat Sehun.
Greep...refleks aku memeluk Sehun.
“Ya...bisakah kau tidak mengerem
mendadak” omelku sambil tetap menembaki mereka.
“Ikuti aku” dia menarikku berlari
menerobos sebuah pagar, dan yang ku tahu sekarang kami memasuki daerah hutan.
Sehun POV
“Ikuti aku” aku menarik tangan
Aiko, ku genggam sekuat mungkin, aku tak ingin kehilangan dia.
“Apa kau masih menyimpan peluru?”
tanyanya
“Ini pakailah” aku memberikan
senapanku padanya.
“lalu kau?”
“tenanglah” aku tersenyum licik
sambil menunjukkan beberapa shuriken kepadanya.
“lebih baik berikan ini padaku” dia
merebut shuriken dari tanganku dan melempar kembali senapan yang aku berikan
padanya.
“Ya...!!!”
“Sudahlan lindungi aku” Hap... dia
melompat seperti seorang ninja yang akan menyerang musuhnya dari atas dan
Slashhh...lemparan surikennya tepat sasaran. Tiga diantara mereka tumbang.
“Good Job” aku memujinya.
“Terimakasih” dia kembali merebut
senapan milikku.
Kami terus berlari menghindari
serangan musuh. Mungkin untuk saat ini kami pantas disebut sebagai pengecut,
karena kami hanya berlari menghindari lawan tanpa menyerang dengan segenap
kemampuan yang kami miliki. Tapi ini tidaklah imbang, mereka membawa beberapa
orang sedangkan kami hanya berdua, belum lagi merka menggunakan senapan laras
panjang yang mampu menembakkan beberapa peluru sekaligus sedangkan kami? Hanya
mempunya dua senapan yang memiliki kapasitas peluru terbatas dan beberapa
shuriken.
“Sehun....stop!” Aiko menghentikan
larinya. Dia menoleh kearahaku sambil mengisyaratkan jalan ini buntu.
“Sial” aku berpikir haruskah kami
terjun? Tapi tindakkan bodoh ini mungkin akan menjadi penyelamat kami.
“SEHUN AWAS...!!!” Teriak Aiko
dia memelukku lalu membalikkan tubuhnya.
DOORRR.... sebuah peluru
menghujam punggung kirinya.
“AIKO...!!!” aku memeluk erat
tubuhnya Aiko.
“Tidak apa, kau pergilah” dia
mendorongku kearah sungai hingga aku hanya bisa mendengar suara tembakkan tanpa
bisa melihat keadaan Aiko dengan jelas.
“Tembak dia!” perintah salah
seorang musuh, dan DOORRR....tepat di kepalaku mereka menembakkan timah panas.
“Aiko, aku akan segera
menolongmu” aku bersumpah pada diriku sendiri. BYURRR.... aku membiarkan
tubuhku dan darahku ini terbawa oleh arus sungai.
Aiko POV
DORR...DORRR...DORRR...
Suara tembakan kembali terdengar,
sepertinya ada orang lain yang menyerang mereka. Aku menoleh, meski pandanganku
mulai kabur tapi aku dapat melihat Luhan, hyung Sehun dan teman-temannya.
“Aiko, kau tak apa?” Tanya Kyung
So.
“Anniya....Sehun..hiks...Sehun...”
aku menangis sekencang-kencangnya, kubiarkan airmata ini tumpah.
Srett...Luhan menarik lenganku
yang tertembak.
“Ada apa dengan Sehun?” Amuk
Luhan.
Aku hanya terdiam, aku tak tahu
apa yang harus aku katakan. Aku merasa bersalah padanya.
“Katakan Apa yang terjadi dengan
Sehun!!!” Kali ini amarahnya semakin manjadi. Bahkan dia sempat menodongkan
senapannya kearahku.
“Tenanglah, bukan saatnya kau
marah, kalaupun kau marah harusnya kau marah kepada mereka bukan Aiko” lerai
Kyung So
DORR....DORRR...DORRR...
“Yak bisakah kalian membantuku!”
Kai kali ini memprotes.
“BRENGSEK KALIAN.....!!!!” Luhan
dengan penuh amarah menembakkan timah panasnya kepada mereka. Hutan yang begitu
sepi kini berisi dan ramai dengan suara adu tembak.
Aku berlari menjauh, aku tahu ini
bukanlah teror biasa, mungkin seseorang menyuruh mereka untuk menghabisiku dan
Sehun.
“AAAAAA......” aku terperosok ke
jurang, aku pasrah, aku biarkan tubuh ini mengguling, menabrak beberapa
bebetuan, sakit memang, tapi lebih sakit hatiku. Aku kehilangan Sehun tepat
didepan mataku.
“Oh Sehun...” DUKKK...kepalaku
membentur batu dan setelah itu hanya gelap yang aku rasakan, sunyi, dan aku tak
tahu apa yang terjadi setelah ini.
TBC (Again) ya readers,,,hehehehe....
Author udah capek ngetiknya. Bagaimana? Jelek ya ceritanya? Mononton
banget ya?, kasih komennya ya, dan likenya jangan lupa, di tunggu part
selanjutnya ya...?!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar