Jumat, 11 Maret 2016

FF BTS ll WORK HARD

cr,pict to BTS-ARMY Indonesia Fanspage


Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Marriage life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
I hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^




Jarum jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam, dan aku masih belum menemukan priaku di sampingku. Penasaran, aku memutuskan untuk menemuinya yang sudah bisa ku pastikan dia sedang berkencan di studio kerjanya.

“Yoongi-ah?” aku berjalan menghampirinya.

“Emm,” jawabnya singkat dan masih dengan pandangannya yang lurus ke arah layar monitor.

“Kau sedang membuat lagu lagi?” tanyaku sambil menempatkan diri di sampingnya.

“Bukan, aku sedang menyelesaikan mixtapeku yang tertunda,” jelasnya, tangannya menekan-nekan tombol mouse dan sesekali matanya beralih dari sudut ke sudut layar monitor.

“Bukankah kau sudah membuatnya sebelum kau ulang tahun kemarin?”

“Itu dia, aku belum bisa menyelesaikannya,” dia masih saja mengacuhkanku.

“Jangan terlalu memforsir dirimu sendiri Yoongi-ah,” aku mengusap pundaknya, dia berbalik menatapku lalu tersenyum.

“Ini untuk mereka yang telah bekerja keras mendukungku, aku tak ingin mengecewakan mereka.” tangannya menggenggam tanganku.

“Aku tahu, tapi mereka akan lebih kecewa lagi jika kau sampai sakit, terlebih aku dan anakmu,”

“Jangan khawatir aku tidak akan jatuh sakit, hm~” dia mencium tanganku, akupun tersenyum. “Sudah sana tidur, ini sudah larut,” lanjutnya, aku pun menuruti perintahnya.

Pagi menjelang, aku kembali sibuk dengan rutinitasku sebagai seorang ibu rumah tangga. Menyiapkan sarapan dan keperluan suamiku selanjutnya berkutat kembali dengan rumah yang sebentar lagi akan berubah wujud karena ‘biang ribut’ kami sudah terbangun.

“Hana-ya, buatkan aku bekal sarapan roti panggang dan jus, aku akan memakannya nanti di kantor.” Yoongi berseru di depan pintu kamar mandi.

“KAU MAU BERANGKAT AWAL?” teriakku.

“IYA! ADA INTERVIEW DI KANTOR!” teriaknya dari balik pintu kamar mandi.

Aku bergegas menyiapkan apa yang dia minta. Sekotak bekal roti panggang dan segelas jus jeruk untuk sarapannya yang kumasukkan ke dalam tas yang akan dia kenakan.

“Appa berangkat dulu ya sayang, jaga eomma baik-baik ya, dan jangan nakal, CUP”  sebuah kecupan mendarat di pucuk kepala Hyunsik, dia masih sibuk dengan mainan karetnya sampai tidak menyadari kalau appa-nya akan pergi bekerja.

Sore ini aku hanya menemani Hyunsik bermain di halaman belakang rumah. tak ada kegiatan istimewa. Sambil mengawasinya kumainkan ponselku. Membukan akun sns-ku yang penuh dengan notifikasi. Iseng aku membuka sebuah artikel yang berisikan interview suamiku.

Q : Suga-ssi Tolong sampaikan sepatah dua patah kata untuk dirimu sendiri di hari ulang tahunmu ini.
A: Tahun ini aku harapkamu tidak sakit, dan menjalankan semua kegiatanmu dengan kondisi yang sehat. Dan akan lebih bagus jika kamu bisa mengerjakan pekerjaan individual juga. Tolong tolong tolooooong jangan sakit !!!

Ada rasa haru menyelimuti hatiku. Betapa dia mencintai pekerjaannya, dan menyanyangi fansnya, para ARMY. Yoongi yang aku kenal benar-benar seorang pria yang pekerja keras demi membahagiakan orang yang dia sayang.

“Aku pulang,” ucapnya ketika memasuki rumah. ini baru pukul delapan dan dia sudah pulang.

“Tumben pulang cepat?” ucapku

“Semua pekerjaan di kantor sudah selesai tinggal pekerjaan rumahku yang belum selesai,” ujarnya sambil menyesap teh yang kubuatkan untuknya.

Selesai mandi dan makan malam Yoongiku kembali sibuk dengan pekerjaan rumahnya. Dia kembali mendekam di studio mininya. Aku dan Hyunsik memilih mengalah. Meski Hyunsik protes lantaran appa-nya seharian tak menemaninya bermain.

“Eomma~ appa mana?”

“Appa sedang bekerja sayang, Hyunsik main sama eomma dulu ya,” ku berikan pengertian sehalus mungkin agar anakku memahami kesibukkan appa-nya.

Hampir tiga jam aku menunggu suamiku untuk terlelap bersama. Aku masih menyibukkan diriku dengan novel yang dua hari ini belum selesai ku baca.

“Kau belum tidur?” sebuah suara yang membuat mataku tertuju ke asalnya.

“Belum, aku menunggumu,” aku menatap wajahnya, dia tampak pucat.

“Tidurlah dulu kau akan tidur sebentar lagi,” ucapnya kemudian berlalu setelah mendapatkan kabel charger ponselnya yang tertingal di kamar. Mataku terus menatapnya lekat-lekat, aku merasa ada sesuatu yang tak beres darinya.

“YA!” aku segera bangkit dan berlari menghampiri suamiku ketika melihatnya berjalan terhuyung. Aku membantunya menegakkan kembali tubuhnya.

“Aku tak apa-apa,” elaknya. Aku tak mempedulikan seribu alasan yang dia ucapkan, tanganku mencengram erat di lengannya, memaksanya untuk naik ke ranjang, memaksanya untuk tertidur.

“Sudah ku bilang aku tidak apa-apa,” dia berontak ketika aku menekan pundaknya agar tubuhnya kembali merebah.

“Aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja, aku harus menyelesaikan mixtapeku Hana-ya,” ucapnya lagi.

“...” aku masih terdiam. Marah, takut, sedih, dan bangga semuanya bercampur aduk. Aku marah karena dia tak bisa menyanyangi tubuhnya sendiri sedangkan dia terlalu sibuk menyayangi orang-orang di sekitarnya. Aku takut, takut kalau-kalau dia sampai ambruk lagi seperti dulu dan tentu saja itu membuaku sedih. Namun rasa bangga tetap ada walau sedikit, bangga karena memiliki suami pekerja keras sepeti Min Yoongi.

“Hana-ya?” dia memanggilku.

“...” aku diam dan tertunduk. Mataku memanas, mungkin sekarang rasa takut dan marah lebih mendominasiku hingga cairan bening perlahan membasahi pipiku.

“Ya, sudah kubilang aku-“ BUK! BUK! BUK! Aku memukul dadanya.

“Kau jahat!” ucapku

“Ya, kau kenapa?” dia bangkit dari tidurnya dan duduk menghadapku.

“Kau menangis?” dan aku masih tertunduk. Tangannya terulur meraih tubuhku. Merengkuhku dalam pelukannya. Bagaimanapun juga aku ini terlalu lemah untuk mengimbangi kekuatanmu Yoongi-ah. Aku tahu kau sering sekali begadang, bahkan tak jarang kau tak tidur semalaman. Aku tahu kau mempunyai stamina yang kuat untuk itu, untuk membuat orang lain senang karena karyamu, tapi tidak bisakah sedikit saja kau memberikan belas kasihanmu itu untuk tubuhmu sendiri?

“Aku takut, hiks...” tangisku dalam dekapannya.

“Apa yang aku takutkan hmm~” tangannya mengelus surai coklatku.

“Kau! Kau yang ku takutkan.” Lirihku masih dalam isakan tangis.

“Aku?” tanyanya heran.

Akupun mendongak, berusaha menatap wajahnya meski samar karena airmataku masih terbendung. “Ya, kau! Aku takut kau sperti dulu lagi, aku tak mau kau sakit lagi, aku mohon, jangan teralu keras pada dirimu sendiri.”

“Hei, aku baik-baik saja, bisa kau lihat hm~, aku masih bisa tersenyum,” dia berusaha menghiburku dengan memberikan senyum manisnya. Iya manis baginya tapi bagiku tidak, gurat lelah tak bisa di sembunyikan dari wajahnya. Aku bahkan masih bisa melihat dengan jelas wajahnya yang memucat itu.

“Bohong!” aku kembali memukulnya, “kalau kau merasa sehat kenapa tadi jalanmu bisa terhuyung seperti itu? Lalu kenapa kau terus memakai kacamatamu, aku tahu matamu itu masih sehat, kau tidak mempunyai riwayat miopi apalagi astigmatism, aku mohon, jangan telalu memforsir tenagamu Yoongi-ah, aku tak ingin melihatmu sakit,” kembali aku menitikkan air mata. Mungkin aku terlihat kekanak-kanakkan dan berlebihan, tapi sebagai seorang istri, siapa sih yang tega melihat suaminya sakit hanya karena dia bekerja keras untuk membahagiakan keluarganya?

Aku menatapnya, mata kami bertemu, aku melihatnya, aku tahu dia sedang mencerna kata-kataku.

“Iya, iya, baiklah aku akan istirahat,” tangannya menangkup wajahku, CUP dia mencium sekilas keningku, “Jangan menangis lagi, aku minta maaf, aku akan menjaga tubuhku dan aku janji aku tidak akan membuatmu khawatir lagi.” Ucapnya sambil menghapus sisa-sisa tangisku.

“Terimakasih,” aku lantas tersenyum lega, akhirnya dia mau mengalah juga dan mau menerima permintaanku.

“Tunggulah disini, aku mau mematikan komputerku-“

“Awas kalau kau kembali bermesraan dengan mixtape-mu,” sergahku.

“Iya, iya aku akan secepatnya kembali, tunggu ya~” dia mengacak rambutku lalu pergi ke ruang kerjanya.

Tuhan, jaga suamiku, berikanlah dia kesehatan, lindunginya setiap langkahnya, aku mohon buatlah dia menjadi kuat agar dia bisa terus membuat orang-orang di sekitarnya bangga.


END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar