Jumat, 04 Maret 2016

FF BTS ll Wish


Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Marriage life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
I hate plagiarism so don’t copy paste!
Sorry for typo(s)
Happy reading ^^



Hari ini aku sedikit sibuk. Ada acara spesial sederhana di rumah kami. Ayah dan Ibu Yoongi berkunjung ke Seoul hari ini, dan karena itu aku harus menyiapkan semuanya sebaik mungkin, menunjukkan pada mereka kalau aku ini adalah menantu yang bisa diandalkan.

Aku dan Yoonri sibuk di dapur, Yoongi masih di kantor sedangkan jagoanku asik sendiri dengan mainannya. Kulirik jarum jam yang kini menunjukkan pukul satu siang.

“Yoonri-ah, tadi eomma-mu bilang mau dijemput jam berapa?” tanyanku.

“Jam dua, oh astaga eonni, ini sudah jam satu. Eum, sebaiknya aku saja yang menjemputnya.”

Aku menyetujui perkataan Yoonri. Aku mengambil alih masakan yang dia kerjakan.

“Tidak usah, biar aku saja.” Ucap seseorang dari ujung pintu.

“Appa~” Hyunsik menghambur ketika melihat Yoongi pulang.

“Baiklah kalau begitu.”

“Hyunsik sini saja ya, main sama imo, ayo.” Yoonri menggandeng Hyunsik. Aku lantas menyambutnya sebentar, menerima tas yang dia bawa, lalu meletakkannya ke kamar.

Acara memasak selesai dan kini saatnya semuanya dia tas meja. Karena meja makan di ini terlalu kecil untuk keluarga besar yang akan berkumpul hari ini, maka aku menatanya di meja depan televisi.

“Mana Hyunsik?” tanyaku pada Yoonri yang baru saja bergabung denganku.

“Dia tidur.”

“Oh, syukurlah.” Aku bernafas lega, karena ‘biang rusuh’ itu akhirnya tertidur juga.

Lauk pauk, kue, buah, mangkuk, sumpit, sendok, dan nasi sudah ku siapkan semuanya. Aku menatap bangga hasil masakanku yang telah rapi di atas meja.

“Eonnie, ini ketinggalan.” Yoonri menyodorkan setumpuk gelas dan botol berisi air putih serta jus.

“Apa ayah masih suka minum soju?” tanyaku.

“eung~, aku rasa masih.”

“Baiklah keluarkan juga soju yang ku beli tadi.” Yoonri menurut.

Tepat pukul tiga orang yang kami tunggu datang. Appa, Eomma dan suamiku. Mereka memasuki rumah bergantian. Syukurlah mereka datang tepat waktu jadi makanan belum terlalu dingin.

“Ibu~” aku menghambur ke pelukan hangat wanita yang begitu berharga bagi suamiku.

“Bagaimana kabarmu?” tanyanya lembut.

“Baik, ibu bagaimana?”

“Seperti yang kau lihat, aku sehat sekali.”

“Mana Hyunsik?” tanya Yoongi.

“Di kamar.” Jawabku singkat sambil mempersilahkan kedua orang tua ku ini duduk. Boleh kan aku menyebut mereka orang tuaku, karena bagaimanapun juga orang tua Yoongi juga orang tuaku bukan?

“Hyunsik sudah bangun~” ucap Yoongi yang keluar dari kamar Hyunsik. bocah itu sedang menempel di gendongan appa-nya. “Ayo beri salam pada kakek dan nenek.” Lanjutnya seraya mengajari jagoan kami membungkuk hormat.

Kuraih tubuh mungilnya yang kini padat berisi, ku usap rambutnya. Ku cium pipi tembabnya. Hyunsik masih belum sadar penuh dari tidurnya. Dia masih menekuk mukanya, bahkan masih enggan untuk beranjak dari pelukanku. Terpaksa Yoonri dan Yoongi mengambil alih tugasku untuk melayani kakek dan nenek Hyunsik.

Acara makan malam berlangsung nikmat, untunglah tak ada suara protes keluar dari mulut mereka. aku sungguh gugup. Terlebih masakanku yang sederhana ini akan dicicipi oleh sang maestro, ibu mertuaku, dia sangat pandai dalam hal memasak.

“Yoongi-ah, bagaimana pekerjaanmu?” tanya pria yang sekarang beruban itu.

“Semuanya berjalan lancar, jangan khawatir.” Jawabnya dingin sambil memasukkan makanan ke mulutnya. Ish pria ini, tak bisa sopan sedikit apa.

Obrolan-obrolan santai terus terlontar dari mulut kami, hingga suasana benar-benar menghangat. Sudah lama aku merindukan suasana ini. Makan bersama dan bercanda bersama ayah dan ibu. Ah, andai saja ayahku masih ada.

Aku membereskan sisa-sisa acara makan bersama tadi. Meletakkan perabot kotor di bak cuci piring lantas segera ku bersihkan. Pekerjaan menjamu ayah dan ibu diambil alih oleh Yoonri.

“Kelihatannya asik sekali,” aku berbaur dengan mereka, duduk disamping suamiku.

“Ya, Hana-ya kemarilah!” ibu mertuaku menyuruhku untuk duduk di dekatnya. Akupun beringsut menghampirinya. Ku pandangi tubuh rentanya, wajahnya mulai menampakkan keriput disana, namun tetap terlihat cantik. Tangannya masih sibuk dengan jagoanku, mengajaknya bermain.

“Ada apa bu?” ucapku lirih.

“Ya, Hana-ya, kau masih bekerja di cafe itu?” tanya ibu mertuaku.

“Ya, sesekali aku datang ke sana.”

“Lalu Hyunsik?”

“Hyunsik kadang ku ajak ke kantor kalau tidak Hana bawa dia ke cafe, ada yng salah?” ujar Yoongi ikut menimbrung.

“Kau pasti kesepian ya sayang?” ucar ibu mertuaku pada Hyunsik.

“eh, hehehehe....” aku tertawa kecut. Firasatku sudah tidak enak.

“Ya, kapan kau akan memberikannya adik? Lihatlah dia, kasihan, dia pasti kesepian dirumah sendirian, tak ada teman bermain.” Ceramah ayah mertuaku.

“Eh?” aku menoleh dan melirik suamiku.

“Ayahmu benar, kasihan dia kalau harus sendirian sementara kalian sibuk bekerja,” lanjut ibu mertuaku.

“...” aku hanya terdiam, otakku buntu untuk berpikir mengenai alasan apa yang harus kuucapkan.

“Ehem!” Yoongi berdehem memecah suasana canggung diantara kami.

“Eung~itu-“ duh, apaan sih ini? Pertanyaan ibu, oh ibu~ tolong. Ini baru pertama kalinya aku di beri pertanyaan seperti ini. Sebelumnya ibu tidak pernah menuntut cucu dariku, karena memang Hyunsik hadir terlebih dahulu sebelum pernikahan kami berlangsung.

“Ya! Susu Hyunsik mana?” Yoongi berusaha mengalihkan pembicaraan.

“Eh?” aku menatapnya heran, dan dia memberikanku kode agar segera menjauh sebelum pertanyaan-pertanyaan aneh kembali memborbardirku.

“O-oh,” aku mengangguk lalu beranjak ke dapur.

Gugup, itulah yang ku rasakan saat ini. Demi apapun ini benar-benar menjadi saat-saat yang paling membuatku gugup.

END


Tidak ada komentar:

Posting Komentar