Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi
(Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Marriage
life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga
and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
I hate plagiarism so
don’t copy paste!
Sorry for typo(s)
Happy reading ^^
Hari ini aku sedikit sibuk. Ada
acara spesial sederhana di rumah kami. Ayah dan Ibu Yoongi berkunjung ke Seoul
hari ini, dan karena itu aku harus menyiapkan semuanya sebaik mungkin,
menunjukkan pada mereka kalau aku ini adalah menantu yang bisa diandalkan.
Aku dan Yoonri sibuk di dapur,
Yoongi masih di kantor sedangkan jagoanku asik sendiri dengan mainannya.
Kulirik jarum jam yang kini menunjukkan pukul satu siang.
“Yoonri-ah, tadi eomma-mu bilang
mau dijemput jam berapa?” tanyanku.
“Jam dua, oh astaga eonni, ini
sudah jam satu. Eum, sebaiknya aku saja yang menjemputnya.”
Aku menyetujui perkataan Yoonri.
Aku mengambil alih masakan yang dia kerjakan.
“Tidak usah, biar aku saja.” Ucap
seseorang dari ujung pintu.
“Appa~” Hyunsik menghambur ketika
melihat Yoongi pulang.
“Baiklah kalau begitu.”
“Hyunsik sini saja ya, main sama
imo, ayo.” Yoonri menggandeng Hyunsik. Aku lantas menyambutnya sebentar,
menerima tas yang dia bawa, lalu meletakkannya ke kamar.
Acara memasak selesai dan kini
saatnya semuanya dia tas meja. Karena meja makan di ini terlalu kecil untuk
keluarga besar yang akan berkumpul hari ini, maka aku menatanya di meja depan
televisi.
“Mana Hyunsik?” tanyaku pada
Yoonri yang baru saja bergabung denganku.
“Dia tidur.”
“Oh, syukurlah.” Aku bernafas
lega, karena ‘biang rusuh’ itu akhirnya tertidur juga.
Lauk pauk, kue, buah, mangkuk,
sumpit, sendok, dan nasi sudah ku siapkan semuanya. Aku menatap bangga hasil
masakanku yang telah rapi di atas meja.
“Eonnie, ini ketinggalan.” Yoonri
menyodorkan setumpuk gelas dan botol berisi air putih serta jus.
“Apa ayah masih suka minum soju?”
tanyaku.
“eung~, aku rasa masih.”
“Baiklah keluarkan juga soju yang
ku beli tadi.” Yoonri menurut.
Tepat pukul tiga orang yang kami
tunggu datang. Appa, Eomma dan suamiku. Mereka memasuki rumah bergantian.
Syukurlah mereka datang tepat waktu jadi makanan belum terlalu dingin.
“Ibu~” aku menghambur ke pelukan
hangat wanita yang begitu berharga bagi suamiku.
“Bagaimana kabarmu?” tanyanya
lembut.
“Baik, ibu bagaimana?”
“Seperti yang kau lihat, aku
sehat sekali.”
“Mana Hyunsik?” tanya Yoongi.
“Di kamar.” Jawabku singkat
sambil mempersilahkan kedua orang tua ku ini duduk. Boleh kan aku menyebut
mereka orang tuaku, karena bagaimanapun juga orang tua Yoongi juga orang tuaku
bukan?
“Hyunsik sudah bangun~” ucap
Yoongi yang keluar dari kamar Hyunsik. bocah itu sedang menempel di gendongan
appa-nya. “Ayo beri salam pada kakek dan nenek.” Lanjutnya seraya mengajari
jagoan kami membungkuk hormat.
Kuraih tubuh mungilnya yang kini
padat berisi, ku usap rambutnya. Ku cium pipi tembabnya. Hyunsik masih belum
sadar penuh dari tidurnya. Dia masih menekuk mukanya, bahkan masih enggan untuk
beranjak dari pelukanku. Terpaksa Yoonri dan Yoongi mengambil alih tugasku
untuk melayani kakek dan nenek Hyunsik.
Acara makan malam berlangsung
nikmat, untunglah tak ada suara protes keluar dari mulut mereka. aku sungguh
gugup. Terlebih masakanku yang sederhana ini akan dicicipi oleh sang maestro,
ibu mertuaku, dia sangat pandai dalam hal memasak.
“Yoongi-ah, bagaimana
pekerjaanmu?” tanya pria yang sekarang beruban itu.
“Semuanya berjalan lancar, jangan
khawatir.” Jawabnya dingin sambil memasukkan makanan ke mulutnya. Ish pria ini,
tak bisa sopan sedikit apa.
Obrolan-obrolan santai terus
terlontar dari mulut kami, hingga suasana benar-benar menghangat. Sudah lama
aku merindukan suasana ini. Makan bersama dan bercanda bersama ayah dan ibu.
Ah, andai saja ayahku masih ada.
Aku membereskan sisa-sisa acara
makan bersama tadi. Meletakkan perabot kotor di bak cuci piring lantas segera
ku bersihkan. Pekerjaan menjamu ayah dan ibu diambil alih oleh Yoonri.
“Kelihatannya asik sekali,” aku
berbaur dengan mereka, duduk disamping suamiku.
“Ya, Hana-ya kemarilah!” ibu
mertuaku menyuruhku untuk duduk di dekatnya. Akupun beringsut menghampirinya.
Ku pandangi tubuh rentanya, wajahnya mulai menampakkan keriput disana, namun
tetap terlihat cantik. Tangannya masih sibuk dengan jagoanku, mengajaknya
bermain.
“Ada apa bu?” ucapku lirih.
“Ya, Hana-ya, kau masih bekerja
di cafe itu?” tanya ibu mertuaku.
“Ya, sesekali aku datang ke
sana.”
“Lalu Hyunsik?”
“Hyunsik kadang ku ajak ke kantor
kalau tidak Hana bawa dia ke cafe, ada yng salah?” ujar Yoongi ikut menimbrung.
“Kau pasti kesepian ya sayang?”
ucar ibu mertuaku pada Hyunsik.
“eh, hehehehe....” aku tertawa
kecut. Firasatku sudah tidak enak.
“Ya, kapan kau akan memberikannya
adik? Lihatlah dia, kasihan, dia pasti kesepian dirumah sendirian, tak ada
teman bermain.” Ceramah ayah mertuaku.
“Eh?” aku menoleh dan melirik
suamiku.
“Ayahmu benar, kasihan dia kalau
harus sendirian sementara kalian sibuk bekerja,” lanjut ibu mertuaku.
“...” aku hanya terdiam, otakku
buntu untuk berpikir mengenai alasan apa yang harus kuucapkan.
“Ehem!” Yoongi berdehem memecah
suasana canggung diantara kami.
“Eung~itu-“ duh, apaan sih ini?
Pertanyaan ibu, oh ibu~ tolong. Ini baru pertama kalinya aku di beri pertanyaan
seperti ini. Sebelumnya ibu tidak pernah menuntut cucu dariku, karena memang
Hyunsik hadir terlebih dahulu sebelum pernikahan kami berlangsung.
“Ya! Susu Hyunsik mana?” Yoongi
berusaha mengalihkan pembicaraan.
“Eh?” aku menatapnya heran, dan
dia memberikanku kode agar segera menjauh sebelum pertanyaan-pertanyaan aneh
kembali memborbardirku.
“O-oh,” aku mengangguk lalu
beranjak ke dapur.
Gugup, itulah yang ku rasakan
saat ini. Demi apapun ini benar-benar menjadi saat-saat yang paling membuatku
gugup.
END

Tidak ada komentar:
Posting Komentar