Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi
(Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Marriage
life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga
and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
I hate plagiarism so
don’t copy paste!
Happy reading ^^
Aku sudah duduk dengan tenang di
sini, di salah satu tribun di mana priaku akan tampil. Aku sudah memposisikan
tubuhku senyaman mungkin, begitu pula dengan Hyunsik. Sengaja aku memlih tempat
yang tak bisa terlihat oleh suamiku, aku memilih sudut tribun yang sedikit
tersembunyi dan tidak terlalu mencolok.
“Eomma, mana appa?” Jagoanku
rupanya sudah tak sabar ingin melihat appanya.
“Sebentar lagi sayang, Hyunsik
yang tenang ya, jangan rewel, kita lihat appa bersama-sama.” Aku membetulkan
letak duduknya.
Musik mulai menggema. Seluruh
penjuru stadium mulai bersorak. Didahului dengan sebuah vcr yang menampilkan
mereka bertujuh, diiringi dengan musik dari live band yang membawakan lagu hits
dari mereka.
“KYAAAA~~!!!” sorak penonton
semakin menjadi ketika ke tujuh pria itu memasuki panggung, tak terkecuali
Hyunsik.
“APPA!!!” dia berteriak dengan
suara cemprengnya yang khas. Dia melompat-lompat girang begitu melihat sosok
appa-nya di atas panggung.
“Eomma, itu appa!” ucapnya bangga.
“Iya sayang,” aku menyahutnya,
dan memeganginya karena dia berontak ingin berdiri.
“APPA...!!!” Sekali lagi dia
berteriak lalu melambai. Entah appanya melihat atau tidak yang jelas dari sorot
matanya aku melihat ada rasa bangga di sana.
Musik kembali berdentum, dentuman
drum dari live band benar-benar membuat suasana semakin memanas. Mereka mulai
meliukkan tubuhnya mengikuti alunan melodi dan lirik-lirik penuh makna tak
berhenti mengalun dari mulut mereka dengan suara indahnya.
“Apa kalian merasa senang?!”
teriak salah satu dari mereka, Hoseok.
“YA!” teriak para penonton.
Namjoon mengambil alih acara, dia
merangkap menjadi seorang mc. Satu persatu dari mereka di beri waktu unutk
mengutarakan apa yang ingin mereka bicarakan di konser ini, konser pertama mereka
dengan panggung yang semegah ini.
“Suga-ya?” nama panggung suamiku
di sebutkan di sana.
“Ya?”
“Giliranmu.”
“Ah ya, eum~, untuk kali ini, tak
seperti biasanya aku ingin menyebutkan tentang keluargaku. Di sana-” ucapannya
terhenti, matanya mengarah ke tribun penonton, aku melihatnya, aku melihatmu
Yoongi-ah, aku disini, aku disini bersama Hyunsik.
“Di sana, ada orang-orang terkasihku
yang hadir. Dua orang tercinta setelah ayah dan ibuku dan harta paling berharga
dalam hidupku. Terimakasih, terimakasih kalian sudah mendukungku hingga saat
ini. Terimakasih karena kalian telah menjadi penyemangatku. Terimakasih, aku
sayang kalian.” Singkat namun itu berhasil membuat jagoan kami berteriak
bangga.
“APPA!!!” untuk kesekian kalinya
Hyunsik berteriak memanggil appanya. Namun sayang Yoongi tak melihat kami.
Konser selesai, aku dan Hyunsik
masih duduk di kurdi tribun. Beberapa anggota kelaurga mereka menghampiriku dan
menyapaku. Aku mengikuti rombongan keluarga menuju belakang panggung.
“Annyeonghaseyo,” sapaku pada
seluruh staff.
Kakiku terus berjalan mencari
sosok ayah dari anakku ini. Aku berhenti di depan pintu yang bertuliskan ruang
tunggu. Tanganku mengetuk pintu, perlahan ku buka kenop pintu itu.
“Appa!” Hyunsik berlari begitu
pintu terbuka, dia menghambur ke appanya.
“Aigo~ anak appa!” sebuah
pelukkan menyambutnya dengan hangat.
“Selamat ya! Kalian sungguh
keren.” Aku meletakkan sebungkus roti dan iced coffee untuk mereka.
“Terima kasih noona.” Ucap Hoseok
yang kemudian membuka bungkusan yang aku bawa.
“Appa keren!” celoteh Hyunsik
dengan bangga.
“Woaah~ benarkah?” ucap Yoongi
tak kalah bangga.
“Eumm.” Hyunsik mengangguk.
“Tentu saja, siapa dulu PD Min~”
cih, mulai lagi orang ini.
“Kalau samcheon bagaimana? Keren
tidak?” Jungkook mulai tertarik dengan pembicaraan Hyunsik dan Yoongi.
“Kereeeennnn,,, kalian
kereeenn...” dia memberikan double tumb ke arah Jungkook yang membuat semuanya tertawa karena gemas dengan
polahnya. Aku seibuk bercakap-cakap dengan para staff dan keluarga yang lain,
sementara Hyunsik sibuk dengan bocah ajaib bernama Jungkook. Dia seolah menjadi
hiburan tersendiri bagi Jungkook mengingat tak ada anggota keluarganya yang
bisa hadir di konsernya ini.
“Hyunsik-ah ayo, biarkan samcheon
istirahat,” aku mengajak Hyunsik keluar.
“Tidak mau~” oh, rupanya dia
sudah betah berada di samping Jungkook.
“Tak apa noona, biarkan dia
disini dulu, lagi pula aku juga merindukannya.” Ucap Jungkook sambil asik
bermain dengan Hyunsik.
“Baiklah, nanti kalau mau
menyusul eomma bilang ke appa ya, jangan nakal ya sayang.” Aku mengacak anak
rambutnya.
Kakiku melangkah meniggalkan
ruangan itu. Tanganku membuka pintu besar yang sedikit terbuka,pintu yang
menjadi akses keluar masuk dari tempat pentas ke ruang tunggu. Aku berdiri di
ambang pintu, menatap panggung megah yang kini tampak sepi. Ku edarkan mataku
ke setiap sudutnya. Ada rasa bangga yang membuncah di hati ini, bangga karena
suamiku berhasil melakukannya dengan lancar, bangga karena apa yang dia impikan
telah terwujud. Sebuah konser tunggal yang benar-benar berhasil, semua tiketnya
ludes terjual habis, dan venue ini terisi penuh oleh para penggemar yang
berhasil dia hibur dengan karya-karyanya.
“Sedang apa?” ucapnya, tangannya
melingkar erat di pinggangku.
“Aku sedang melihat keajaiban,” aku
berucap asal, sejujurnya aku sedang memutar kembali konser yang baru saja usai,
sebuah konser yang membuatku dan anakmu merasa bangga karena memilikimu.
“Apa?”
“Iya sebuah keajaiban, ajaib
sekali suamiku yang pemalas ini bisa membius ribuan penoton dalam sekali
tepuk.”
“Sialan kau Jung Hana!”
“Memang benar kan kau pemalas,
hahahaha...” aku tertawa puas meledeknya.
“Ya! Awas kau ya,” dia
menggelitikki perutku.
“Ya! Yoongi-ah hentikan geli!”
aku berusaha menghindar.
“Ehem...” suara deheman membuat
kami berhenti melakukan kegiatan kekanak-kanakkan ini. Aku menoleh dan mendapati
Jungkook serta Namjoon.
“Kenapa?” tanya Yoongi santai.
“Bisakah di pause sebentar acara
lovely dovey-nya, anak kalian sudah terlelap, dan aku rasa lebih baik noona
segera menidurkannya, dia tampak lelah.” Demi apa Namjoon sekarang bersikap
dewasa di hadapanku.
“Oh, maaf merepotkan kalian.” Aku
menerima tubuh Hyunsik dari tangan Jungkook.
“Ayo sayang kita pulang.” Ucapku
sambil merapatkan jaketnya.
“Kau mau pulang naik apa?” tanya
Yoongi.
“Aku bawa mobil,”
“Tsk, ayo kita pulang sama-sama.
Namjoon-ah aku pulang dulu, sampaikan pada Bang PD-nim ya.” aku mengekor
pasrah, jika Yoongi sudah berkata demikian itu berarti aku harus menurutinya.
END

Tidak ada komentar:
Posting Komentar