Jumat, 04 Maret 2016

FF BTS ll We Proud of You


Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Marriage life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
I hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^



Aku sudah duduk dengan tenang di sini, di salah satu tribun di mana priaku akan tampil. Aku sudah memposisikan tubuhku senyaman mungkin, begitu pula dengan Hyunsik. Sengaja aku memlih tempat yang tak bisa terlihat oleh suamiku, aku memilih sudut tribun yang sedikit tersembunyi dan tidak terlalu mencolok.

“Eomma, mana appa?” Jagoanku rupanya sudah tak sabar ingin melihat appanya.

“Sebentar lagi sayang, Hyunsik yang tenang ya, jangan rewel, kita lihat appa bersama-sama.” Aku membetulkan letak duduknya.

Musik mulai menggema. Seluruh penjuru stadium mulai bersorak. Didahului dengan sebuah vcr yang menampilkan mereka bertujuh, diiringi dengan musik dari live band yang membawakan lagu hits dari mereka.

“KYAAAA~~!!!” sorak penonton semakin menjadi ketika ke tujuh pria itu memasuki panggung, tak terkecuali Hyunsik.

“APPA!!!” dia berteriak dengan suara cemprengnya yang khas. Dia melompat-lompat girang begitu melihat sosok appa-nya di atas panggung.

“Eomma, itu appa!” ucapnya bangga.

“Iya sayang,” aku menyahutnya, dan memeganginya karena dia berontak ingin berdiri.

“APPA...!!!” Sekali lagi dia berteriak lalu melambai. Entah appanya melihat atau tidak yang jelas dari sorot matanya aku melihat ada rasa bangga di sana.

Musik kembali berdentum, dentuman drum dari live band benar-benar membuat suasana semakin memanas. Mereka mulai meliukkan tubuhnya mengikuti alunan melodi dan lirik-lirik penuh makna tak berhenti mengalun dari mulut mereka dengan suara indahnya.

“Apa kalian merasa senang?!” teriak salah satu dari mereka, Hoseok.

“YA!” teriak para penonton.

Namjoon mengambil alih acara, dia merangkap menjadi seorang mc. Satu persatu dari mereka di beri waktu unutk mengutarakan apa yang ingin mereka bicarakan di konser ini, konser pertama mereka dengan panggung yang semegah ini.

“Suga-ya?” nama panggung suamiku di sebutkan di sana.

“Ya?”

“Giliranmu.”

“Ah ya, eum~, untuk kali ini, tak seperti biasanya aku ingin menyebutkan tentang keluargaku. Di sana-” ucapannya terhenti, matanya mengarah ke tribun penonton, aku melihatnya, aku melihatmu Yoongi-ah, aku disini, aku disini bersama Hyunsik.

“Di sana, ada orang-orang terkasihku yang hadir. Dua orang tercinta setelah ayah dan ibuku dan harta paling berharga dalam hidupku. Terimakasih, terimakasih kalian sudah mendukungku hingga saat ini. Terimakasih karena kalian telah menjadi penyemangatku. Terimakasih, aku sayang kalian.” Singkat namun itu berhasil membuat jagoan kami berteriak bangga.

“APPA!!!” untuk kesekian kalinya Hyunsik berteriak memanggil appanya. Namun sayang Yoongi tak melihat kami.

Konser selesai, aku dan Hyunsik masih duduk di kurdi tribun. Beberapa anggota kelaurga mereka menghampiriku dan menyapaku. Aku mengikuti rombongan keluarga menuju belakang panggung.

“Annyeonghaseyo,” sapaku pada seluruh staff.

Kakiku terus berjalan mencari sosok ayah dari anakku ini. Aku berhenti di depan pintu yang bertuliskan ruang tunggu. Tanganku mengetuk pintu, perlahan ku buka kenop pintu itu.

“Appa!” Hyunsik berlari begitu pintu terbuka, dia menghambur ke appanya.

“Aigo~ anak appa!” sebuah pelukkan menyambutnya dengan hangat.

“Selamat ya! Kalian sungguh keren.” Aku meletakkan sebungkus roti dan iced coffee untuk  mereka.

“Terima kasih noona.” Ucap Hoseok yang kemudian membuka bungkusan yang aku bawa.

“Appa keren!” celoteh Hyunsik dengan bangga.

“Woaah~ benarkah?” ucap Yoongi tak kalah bangga.

“Eumm.” Hyunsik mengangguk.

“Tentu saja, siapa dulu PD Min~” cih, mulai lagi orang ini.

“Kalau samcheon bagaimana? Keren tidak?” Jungkook mulai tertarik dengan pembicaraan Hyunsik dan Yoongi.

“Kereeeennnn,,, kalian kereeenn...” dia memberikan double tumb ke arah Jungkook yang  membuat semuanya tertawa karena gemas dengan polahnya. Aku seibuk bercakap-cakap dengan para staff dan keluarga yang lain, sementara Hyunsik sibuk dengan bocah ajaib bernama Jungkook. Dia seolah menjadi hiburan tersendiri bagi Jungkook mengingat tak ada anggota keluarganya yang bisa hadir di konsernya ini.

“Hyunsik-ah ayo, biarkan samcheon istirahat,” aku mengajak Hyunsik keluar.

“Tidak mau~” oh, rupanya dia sudah betah berada di samping Jungkook.

“Tak apa noona, biarkan dia disini dulu, lagi pula aku juga merindukannya.” Ucap Jungkook sambil asik bermain dengan Hyunsik.

“Baiklah, nanti kalau mau menyusul eomma bilang ke appa ya, jangan nakal ya sayang.” Aku mengacak anak rambutnya.

Kakiku melangkah meniggalkan ruangan itu. Tanganku membuka pintu besar yang sedikit terbuka,pintu yang menjadi akses keluar masuk dari tempat pentas ke ruang tunggu. Aku berdiri di ambang pintu, menatap panggung megah yang kini tampak sepi. Ku edarkan mataku ke setiap sudutnya. Ada rasa bangga yang membuncah di hati ini, bangga karena suamiku berhasil melakukannya dengan lancar, bangga karena apa yang dia impikan telah terwujud. Sebuah konser tunggal yang benar-benar berhasil, semua tiketnya ludes terjual habis, dan venue ini terisi penuh oleh para penggemar yang berhasil dia hibur dengan karya-karyanya.

“Sedang apa?” ucapnya, tangannya melingkar erat di pinggangku.

“Aku sedang melihat keajaiban,” aku berucap asal, sejujurnya aku sedang memutar kembali konser yang baru saja usai, sebuah konser yang membuatku dan anakmu merasa bangga karena memilikimu.

“Apa?”

“Iya sebuah keajaiban, ajaib sekali suamiku yang pemalas ini bisa membius ribuan penoton dalam sekali tepuk.”

“Sialan kau Jung Hana!”

“Memang benar kan kau pemalas, hahahaha...” aku tertawa puas meledeknya.

“Ya! Awas kau ya,” dia menggelitikki perutku.

“Ya! Yoongi-ah hentikan geli!” aku berusaha menghindar.

“Ehem...” suara deheman membuat kami berhenti melakukan kegiatan kekanak-kanakkan ini. Aku menoleh dan mendapati Jungkook serta Namjoon.

“Kenapa?” tanya Yoongi santai.

“Bisakah di pause sebentar acara lovely dovey-nya, anak kalian sudah terlelap, dan aku rasa lebih baik noona segera menidurkannya, dia tampak lelah.” Demi apa Namjoon sekarang bersikap dewasa di hadapanku.

“Oh, maaf merepotkan kalian.” Aku menerima tubuh Hyunsik dari tangan Jungkook.

“Ayo sayang kita pulang.” Ucapku sambil merapatkan jaketnya.

“Kau mau pulang naik apa?” tanya Yoongi.

“Aku bawa mobil,”

“Tsk, ayo kita pulang sama-sama. Namjoon-ah aku pulang dulu, sampaikan pada Bang PD-nim ya.” aku mengekor pasrah, jika Yoongi sudah berkata demikian itu berarti aku harus menurutinya.

END



Tidak ada komentar:

Posting Komentar