Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi
(Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Family, Fluff
(little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga
and othe member belongs to God, but stiryline and OC belongs to me.
I hate plagiarism so
don’t copy paste!
Happy reading ^^
“Kau yakin tak apa membawa
Hyunsik ke sana?” Hana mencoba meyakinkan kembali niatku untuk mengajak
jagoanku ke kantor.
“Tidak apa-apa, hanya ada urusan
sebentar setelah itu aku berencana untuk hang out dengan yang lain, makannya aku
mengajak Hyunsik jadi bisa menjadi alasanku supaya bisa pulang cepat.” Jelasku.
“Tsk! Dasar!” Hana melempar jaket
Hyunsik ke arahku.
Hari ini memang berencana untuk
mengajak jagoanku ke kantor. Sekedar mengenalkannya pada dunia musik, entah
nantinya dia akan memilihnya atau tidak, tapi setidaknya dia tahu pekerjaan
appa-nya.
“Yoongi-ah, lihat dia!” seru
Hana. Aku berbalik dan melihat putraku bergaya ala swag. Lucu, hanya satu kata
yang dapat menggambarkannya.
“Aigo~, anak appa, mau bergaya
seperti appa uh?” aku mengelus kepalanya yang masih di tumbuhi rambut tipisnya.
Dia tersenyum.
“Cha, pakai ini,” aku memakaikan
jaket kulit mini yang modelnya sama persis dengan milikku.
“Ya ampun~ kenapa selera kalian
benar-benar mirip?” Hana berkacak pinggang melihatku dan Hyunsik yang sedang
mematut diri di depan cermin.
Hana mengemasi beberapa barang
yang mungkin sangat di perlukan oleh Hyunsik, susu, popok dan baju ganti,
semuanya dia masukkan ke tas ranselku.
“Dah sayang, baik-baik ya sama
appa, jangan nakal, jangan merepotkan appa hmm.” Hana merapatkan jaket Hyunsik
lalu memeriksa seatbeltnya. Hyunsik mengangguk dan mengulas senyum.
“Aku pergi dulu,” ucapku.
“Bye eomma~ mmmuaach...” pamit
Hyunsik disertai flyingkiss khas darinya.
“Hati-hati!” teriak Hana.
Sepanjang perjalanan mulutku tak
berhenti menanggapi pertanyaan dari bocah yang satu ini. Meski bicaranya belum
terlalu lancar, tapi rasa penasarannya terlalu tinggi, hingga aku harus
berpikir dua kali untuk mencerna kata-katanya.
“Samcheon!” Teriak Hyunsik girang
saat matanya melihat sosok paman yang sangat dia kenal, siapa lagi bukan Jeon
Jungkook. Dia memang lebih dekat dengan Jungkook dibandingkan yang lain.
“WAAAAA...HYUNSIK-AH!” ck, dua
bocah kecil mulai beraksi. Bayiku dan bayi besar kami.
“Ayo beri salam pada, eum...apa
dia sudah mengenal mereka hyung?” tanya Jungkook sambil menggendong Hyunsik.
“Belum terlalu dekat, kenalkan
saja.” Aku menurunkan ranselku lalu mengeluarkan flashdisk yang berisi
arrangement dari lagu kami.
“Ayo beri salam pada, ini Hoseok samcheon.”
Jungkook mulai mengenalkan Hyunsik pada teman-temanku yang lainnya.
“Annyeong-ha-seyo~” salam lucu
khas anak-anak meluncur dari mulut mungil Hyunsik dan sukses membuat kami semua
disini tertawa gemas.
“Ini Namjoon samcheon, ini
Seokjin samcheon, yang ini Jimin samcheon dan satu lagi ini Tehyung samcheon.”
Papar Jungkook dan diikuti dengan salam dari Hyunsik. Aku tersenyum melihat
mereka, untunglah Hyunsik tidak rewel seperti yang ku khawatirkan.
“Ayo ikut samcheon,” Taehyung
mengulurkan tangannya. Anak yang satu ini selalu bisa mendekati anak-anak dan
membuatnya betah berada di dekatnya, aku rasa itulah bakat terpendam dari
seorang bocah ajaib bernama Taehyung.
“Tolong ya Tae!” aku meminta
tolong pada Taehyung untuk menjaga Hyunsik sementara aku latihan dengan Hoseok
dan juga Namjoon.
Alunan musik khas hip hop mulai
berdentum, menggema ke seluruh ruangan yang yang tertempel dengan cermin di
dindingnya. Hentakan yang menggebu membuatku meliuk bergerak sambil mengucapkan
lirik-lirik penuh makna yang tersusun dalam sebuah rap.
Sekilas aku melirik kearah
Taehyung yang sedang memangku Hyunsik. dia diam di sana tangannya memegang
botol susu dan matanya tetap melihat kami.
“APPA!” Serunya saat melihatku
mulai beraksi, dan sontak membuatku tersenyum kearahnya melalui pantulan
cermin.
“Appamu keren kan?” ucapku bangga
setelah latihan melelahkan itu. Aku ambruk di samping Taehyung. Anakku masih
menempel padanya. Dia mengerjap melihatku kelelahan. Kakinya bergerak turun
dari pangkuan Taehyung dan menghampiri cermin besar di depan sana.
“Oh Hyung! Anakmu!” Hoseok heboh
melihat anakku yang sedang menirukan aktivitasku tadi. Aku menoleh dan membiarkannya
berulah.
“Na..na...na...ma...ma....pa...pa...pa...pa....paaaaaa!!!!”
celoteh Hyunsik dengan gayanya yang sok-sokkan menari. Oh Min Hyunsik, kau itu
sedang bernyanyi dengan bahasa planet mana sayang?, dia berteriak girang dia akhir
celotehnya.
PROK...PROK....PROK...Riuh tepuk
tangan dari paman-pamannya membuatnya kembali bertingkah menggemaskan. Tertawa
lebar menunjukkan gigi jagungnya, lalu tersipu malu kemudian berlari ke
pelukanku.
“Aigo~ anak appa!” aku
menangkapnya lalu menciumi pipinya.
“Ayo!” Seokjin menyenggol bahuku.
“Oh, aku ganti baju dulu. Hyunsik
ikut Seokjin samcheon dulu ya.” Aku menyerahkan Hyunsik pada Seokjin, kemudian
aku menuju ke ruang ganti, menukarkan pakaianku yang basah dengan keringat ini
dengan pakaian yang kering.
Kami beralih tempat ke sebuah
kafe dekat kantor yang menjadi langganan kami. Mengganjal perut kami dengan
makanan favorit kami disini. Akupun sedkit sibuk, menyuapi diriku sendiri dan
menyuapi jagoanku secara bergantian. Sedikit repot, karena Hyunsik selalu
berlari kesana ke mari tak bisa diam, namun tangan para pamannya dengan
sukarela terulur untuk menangkapnya dan mengembalikannya ke tempat duduknya.
“Kami pulang!” aku berteriak
ketika memasuki rumah.
“Bagaimana hari ka-“ sambut Hana
“Ssstt, dia tidur,” aku memberi
isyarat agar Hana diam.
“Bawa dia ke kamar, aku sudah
menyipakan tempat tidurnya, dan kau mandilah, airnya juga sudah kusiapkan.”
Hana mengekorku.
Aku memberikan handukku ke Hana
dan duduk bersila di atas karpet, Hana yang mengerti maksudku langsung
mengerjakkan tugasnya.
“Bagaimana Hyunsik? apa tak
rewel?” tanyanya sambil mengeringkan rambutku.
“Tidak, sama sekali tidak
merepotkan, justru yang lain merasa senang karena dia menjadi moodbooster kami
hari ini.” Jelasku sambil bermain-main dengan ponselku.
“Lihat ini.” Aku meyodorkan
ponselku pada Hana, Namjoon tadi sedikit kreatif mengabadikan polah Hyunsik
yangsedang beraksi di ruang latihan.
“Benar-benar kau ini, sampai
segitunya kah kau menurunkan jiwa musikmu itu?”
“Ya begitulah, dia kan anakku.
Anak dari PDMin.” Sedikit menyombongkan diri boleh kan.
“Dasar!” Hana melemparkan handuk
ke mukaku.
“YA!” aku berusaha membalas Hana
dengan menggodanya, mendekatkan wajahku padanya dan menguncinya diantara
tanganku. Aku melihat ekspresi wajahnya yang berubah karena perlakuanku ini.
“Jangan macam-macam atau kau
tidur di luar!” ancam Hana. Oke oke aku menyerah.
END

Tidak ada komentar:
Posting Komentar