Minggu, 14 Februari 2016

FF BTS ll DOLJANCHI


 

Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Marriage life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
I hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^


“Kau tak lupa hari ini kan?” tanyaku pada seseorang di sebrang sana.

“Tentu saja tidak, tenang saja, aku janji akan datang.” Jawabnya.

“Baiklah, jangan sampai terlambat. Kami akan menunggumu.”
Eum, Aku pasti datang, jangan khawatir.” Akupun memutuskan sambungan telepon kami.

Hari ini tepat satu tahun usia jagoan kecil kami, Min Hyunsik. Dan hari ini sengaja aku menyiapkan seseuatu yang spesial untuknya.

“Hmmm, anak eomma sudah wangi,” aku memakaikan pakaian pada Hyunsik yang baru saja selesai mandi. “Ayo kita pergi.” Aku menggendongnya dan menyetop taksi di pinggir jalan.

Aku mampir sebentar di cafeku, sekedar untuk menyapa para karyawan dan juga memeriksa beberapa dokumen yang sudah tertata rapi di meja kerjaku. Beruntung aku mempunyai pegawai seperti Hyejin yang bisa ku andalkan.

“Aigooo....Hyunsik sudah besar sekarang ya~” ucap Hyejin gemas. Aku hanya tersenyum melihat kedekatan mereka. Hyusnik sudah sering ku bawa kesini dan bermain bersama karyawan-karyawan disini.

“Sudah selsai. Aku pamit dulu ya Hyejin-ah, aku titip cafe ini padamu. Bye~” Aku melambai ke arahnya.

Kali ini aku memilih untuk berjalan kaki menuju toko pakaian tradisional  yang sudah kuhubungi beberapa waktu yang lalu.

“Selamat datang!” ucap seorang prmauniaga ketika aku memasuki toko.

“Oh, Hana-ya!” sang pemilik toko menyapa kami.

“Eonnie!” aku menghambur dalam pelukannya, dia adalah seniorku saat masih kuliah dan sekarang dia memiliki sebuah toko pakaian ternama disini.

“Ayo naik, bajunya sudah kusiapkan di atas.” Ajaknya dan aku mengekornya.

Aku memilih-milih pakaian yang akan kami gunakan. Hanbok kecil untuk Hyunsik, dan dua Hanbok dewasa untukku juga Yoongi. Ngomong-ngomong Yoongi, kenapa dia belum menghubungiku lagi?

“Yoongi-ah kau benar-benar tak lupa kan?” ucapku di sambungan telepon.

Iya, iya, aku tak lupa ini aku sedang dijalan,tunggu sebentar.” Aku menghembuskan nafas lega mendengar jawabannya darinya. Aku hanya khawatir kegiatannya akan membuatnya lupan akan janjinya hari ini.

“Appa datang!” teriaknya di lantai atas toko dan membuat kami, aku, Hyunsik dan pemilik toko menoleh ke arahnya. Ck, dasar muka tembok, dengan Pdnya dia berjalan sok cool menghampiri Hyunsik yang segera berdiri begitu melihat Appanya.

“YA...MIN HYUNSIK KAU?!” kembali Yoongi berteriak. Aku menoleh dan mendapati putraku sedang tertatih berjalan sendiri tanpa bantuan siapapun.

“YA! PEGANGI DI-“ aku melongo melihat ekspresi Hyunsik yang terus berjalan tanpa rasa takut.

“PA..PA...PA...” dia memanggil Appanya girang.

“Kemari sayang, ayo!” Yoongi melebarkan tangannya, memberi isyarat agar Hyunsik berjalan ke arahnya. Dan HAP! Rasa khawatirku berakhir setelah tangan Yoongi berhasil merengkuh Hyunsik dalam pelukannya.

“Aigoo~ anak appa sudah pandai berjalan sekarang.” dia menciumi pipi tembeb Hyunsik.

“Aku tak menyangka anakmu akan senekat itu.” Ucapku ketika dia duduk di sampingku.

“Persisi denganmu.” Cibirnya.

“Oh Eonni, aku pilih yang ini saja.” Aku mengulurkan sebuah hanbok kecil dan hanbok dewasa untukku.

“Eung kau?” tanya eonni pemilik toko.

“Biarkan istriku saja yang memilihnya.” Aku menatap Yoongi sekilas lalu beralih memilih hanbok untuknya.

“Bagaimana kalau yang ini, warnanya bagus.” Aku menempelkan Hanbok itu ke tubuh Yoongi. Beruntung suamiku ini memiliki kulit yang putih jadi gampang untuk memilihkannya pakaian.
Perjalanan hari ini berlanjut di studio foto. Seorang teman Yoongi menyarankan untuk melakukan photoshoot di sana, tempatnya bekerja. Eumm, kalau dipikir-pikir kami ini beruntung skeali memiliki teman di yang bekerja di tempat-tempat penting sehingga memudahkan segalanya, dan tentu saja bisa mendapatkan potongan harga, hihihihi...

“Ayo bergaya yang lucu!” arahan sang fotografer, dan beberapa jepretan kamera berhasil mengabadikan senyum kebahagiaan kami juga polah menggemaskan dari Hyunsik.

Satu lagi acara perayaan spesial bagi Hyunsik, Doljanchi. Perayaan ulang tahun bagi anak yang berusia satu tahun. Kami sengaja merayakannya di rumah, mengundamh kerabat dekat serta teman-teman termasuk orang tua kami.

“Kami pulang!” ucapku dan Yoongi bersamaan.

Sambutan meriah langsung memenuhi ruangan keluarga rumah sederhana ku. senyum bahagia terpancar dari wajah mereka yang ada disini. Semua perhatian kami tertuju pada satu bocah yang sedang duduk di depan sana.

“Pa..pa...pa..” Hyunsik terus mengucapkan kata-kata itu. Dia hanya mengucapkan kata-kata untuk memanggil appanya, padahal aku ingin mendengarnya memanggilku juga.

Seperti kebiasaaan pada umumnya, Hyunsik yang sedang berulang tahun di sodori beberapa benda yang tertata rapi di depannya. Kakek neneknya meletakkan uang dan kue beras di hadapannya, sementara Yoonri, bibinya meletakkan sebuah buku dan crayon, sementara Yoongi meletakkan bola basket dan aku meletakkan sebuah piano mini.

Mata kecilnya menatapku, seolah bertanya, eomma haruskah aku memilihnya?, aku mengangguk dan tersenyum. Semuanya bersorak menyuruh Hyunsik unutk memilih benda yang mereka sodorkan. Tapi dasar bocah, dia dengan wajah riangnya memilih bola basket dan juga piano mainan pemberian eomma appanya.

“Pilihan bagus sayang!” Yoongi dengan segera menyambar Hyunsik dan menggendongnya.

“Kelak kau akan seperti appa hmm.” Dia mengangkat Hyunsik tinggi-tinggi, bersorak girang karena Hyunsik memilih apa yang appanya berikan.

“Pa...pa...pa...appa...”

“Oh, kau bilang apa?” Yoongi mencoba memperjelas pendengarannnya.

“A..ap..appa.” ucap Hyusnik terbata-bata. Aku pun segera menghampirinya sambil menatapnya dan mengajarinya unutk berkata “eo..mma...”

Hyunsik masih terdiam mengamati gerak bibirku. Sesekali mulutnya ikut bergerak. 

“Ayo katakan eomma~” aku mulai gemas, ayolah Min Hyunsik katakan eomma, aku ingin mendengarnya.

“Ma..ma..maaaaa~” sial! dia masih saja belum mengatakan eomma. Aku beringsut menjauhi kedua jagoanku.

“EOMMAAAAA~~~!” teriak Hyusnik, dan membuatku berbalik kearahnya. Mataku membulat tak percaya akan apa yang aku dengar.

“Ayo katakan sekali lagi anak pintar,” aku menggenggam tangan mungilnya.

“Eomma~” ucapnya lalu tertawa.

Akhirnya aku mendapatkannya. Di hari ulang tahunmu nak, bukannya eomma yang memberimu hadiah tapi justru kau yang memberikannya pada eomma. Terimakasih sayang, tumbuhlah menjadi anak yang cerdas dan bijaksana seperti namamu sayang.


END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar