Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi
(Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Marriage
life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga
and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
I hate plagiarism so
don’t copy paste!
Happy reading ^^
“Kau tak lupa hari ini kan?”
tanyaku pada seseorang di sebrang sana.
“Tentu saja tidak, tenang saja, aku janji akan datang.” Jawabnya.
“Baiklah, jangan sampai
terlambat. Kami akan menunggumu.”
“Eum, Aku pasti datang, jangan khawatir.” Akupun memutuskan
sambungan telepon kami.
Hari ini tepat satu tahun usia
jagoan kecil kami, Min Hyunsik. Dan hari ini sengaja aku menyiapkan seseuatu
yang spesial untuknya.
“Hmmm, anak eomma sudah wangi,”
aku memakaikan pakaian pada Hyunsik yang baru saja selesai mandi. “Ayo kita
pergi.” Aku menggendongnya dan menyetop taksi di pinggir jalan.
Aku mampir sebentar di cafeku,
sekedar untuk menyapa para karyawan dan juga memeriksa beberapa dokumen yang
sudah tertata rapi di meja kerjaku. Beruntung aku mempunyai pegawai seperti
Hyejin yang bisa ku andalkan.
“Aigooo....Hyunsik sudah besar
sekarang ya~” ucap Hyejin gemas. Aku hanya tersenyum melihat kedekatan mereka.
Hyusnik sudah sering ku bawa kesini dan bermain bersama karyawan-karyawan
disini.
“Sudah selsai. Aku pamit dulu ya
Hyejin-ah, aku titip cafe ini padamu. Bye~” Aku melambai ke arahnya.
Kali ini aku memilih untuk
berjalan kaki menuju toko pakaian tradisional
yang sudah kuhubungi beberapa waktu yang lalu.
“Selamat datang!” ucap seorang
prmauniaga ketika aku memasuki toko.
“Oh, Hana-ya!” sang pemilik toko
menyapa kami.
“Eonnie!” aku menghambur dalam
pelukannya, dia adalah seniorku saat masih kuliah dan sekarang dia memiliki
sebuah toko pakaian ternama disini.
“Ayo naik, bajunya sudah
kusiapkan di atas.” Ajaknya dan aku mengekornya.
Aku memilih-milih pakaian yang
akan kami gunakan. Hanbok kecil untuk Hyunsik, dan dua Hanbok dewasa untukku
juga Yoongi. Ngomong-ngomong Yoongi, kenapa dia belum menghubungiku lagi?
“Yoongi-ah kau benar-benar tak
lupa kan?” ucapku di sambungan telepon.
“Iya, iya, aku tak lupa ini aku sedang dijalan,tunggu sebentar.” Aku
menghembuskan nafas lega mendengar jawabannya darinya. Aku hanya khawatir
kegiatannya akan membuatnya lupan akan janjinya hari ini.
“Appa datang!” teriaknya di
lantai atas toko dan membuat kami, aku, Hyunsik dan pemilik toko menoleh ke
arahnya. Ck, dasar muka tembok, dengan Pdnya dia berjalan sok cool menghampiri
Hyunsik yang segera berdiri begitu melihat Appanya.
“YA...MIN HYUNSIK KAU?!” kembali
Yoongi berteriak. Aku menoleh dan mendapati putraku sedang tertatih berjalan
sendiri tanpa bantuan siapapun.
“YA! PEGANGI DI-“ aku melongo
melihat ekspresi Hyunsik yang terus berjalan tanpa rasa takut.
“PA..PA...PA...” dia memanggil
Appanya girang.
“Kemari sayang, ayo!” Yoongi
melebarkan tangannya, memberi isyarat agar Hyunsik berjalan ke arahnya. Dan
HAP! Rasa khawatirku berakhir setelah tangan Yoongi berhasil merengkuh Hyunsik
dalam pelukannya.
“Aigoo~ anak appa sudah pandai
berjalan sekarang.” dia menciumi pipi tembeb Hyunsik.
“Aku tak menyangka anakmu akan
senekat itu.” Ucapku ketika dia duduk di sampingku.
“Persisi denganmu.” Cibirnya.
“Oh Eonni, aku pilih yang ini
saja.” Aku mengulurkan sebuah hanbok kecil dan hanbok dewasa untukku.
“Biarkan istriku saja yang
memilihnya.” Aku menatap Yoongi sekilas lalu beralih memilih hanbok untuknya.
“Bagaimana kalau yang ini,
warnanya bagus.” Aku menempelkan Hanbok itu ke tubuh Yoongi. Beruntung suamiku
ini memiliki kulit yang putih jadi gampang untuk memilihkannya pakaian.
Perjalanan hari ini berlanjut di
studio foto. Seorang teman Yoongi menyarankan untuk melakukan photoshoot di
sana, tempatnya bekerja. Eumm, kalau dipikir-pikir kami ini beruntung skeali
memiliki teman di yang bekerja di tempat-tempat penting sehingga memudahkan
segalanya, dan tentu saja bisa mendapatkan potongan harga, hihihihi...
“Ayo bergaya yang lucu!” arahan
sang fotografer, dan beberapa jepretan kamera berhasil mengabadikan senyum
kebahagiaan kami juga polah menggemaskan dari Hyunsik.
Satu lagi acara perayaan spesial
bagi Hyunsik, Doljanchi. Perayaan ulang tahun bagi anak yang berusia satu
tahun. Kami sengaja merayakannya di rumah, mengundamh kerabat dekat serta
teman-teman termasuk orang tua kami.
“Kami pulang!” ucapku dan Yoongi
bersamaan.
Sambutan meriah langsung memenuhi
ruangan keluarga rumah sederhana ku. senyum bahagia terpancar dari wajah mereka yang ada disini. Semua perhatian kami tertuju pada satu bocah yang sedang
duduk di depan sana.
“Pa..pa...pa..” Hyunsik terus mengucapkan kata-kata itu. Dia hanya mengucapkan kata-kata untuk memanggil
appanya, padahal aku ingin mendengarnya memanggilku juga.
Seperti kebiasaaan pada umumnya, Hyunsik yang sedang berulang tahun di sodori beberapa benda yang tertata rapi
di depannya. Kakek neneknya meletakkan uang dan kue beras di hadapannya,
sementara Yoonri, bibinya meletakkan sebuah buku dan crayon, sementara Yoongi
meletakkan bola basket dan aku meletakkan sebuah piano mini.
Mata kecilnya menatapku, seolah
bertanya, eomma haruskah aku memilihnya?, aku mengangguk dan tersenyum.
Semuanya bersorak menyuruh Hyunsik unutk memilih benda yang mereka sodorkan.
Tapi dasar bocah, dia dengan wajah riangnya memilih bola basket dan juga piano
mainan pemberian eomma appanya.
“Pilihan bagus sayang!” Yoongi
dengan segera menyambar Hyunsik dan menggendongnya.
“Kelak kau akan seperti appa
hmm.” Dia mengangkat Hyunsik tinggi-tinggi, bersorak girang karena Hyunsik
memilih apa yang appanya berikan.
“Pa...pa...pa...appa...”
“Oh, kau bilang apa?” Yoongi
mencoba memperjelas pendengarannnya.
“A..ap..appa.” ucap Hyusnik
terbata-bata. Aku pun segera menghampirinya sambil menatapnya dan mengajarinya
unutk berkata “eo..mma...”
Hyunsik masih terdiam mengamati
gerak bibirku. Sesekali mulutnya ikut bergerak.
“Ayo katakan eomma~” aku mulai
gemas, ayolah Min Hyunsik katakan eomma, aku ingin mendengarnya.
“Ma..ma..maaaaa~” sial! dia masih
saja belum mengatakan eomma. Aku beringsut menjauhi kedua jagoanku.
“EOMMAAAAA~~~!” teriak Hyusnik,
dan membuatku berbalik kearahnya. Mataku membulat tak percaya akan apa yang aku
dengar.
“Ayo katakan sekali lagi anak
pintar,” aku menggenggam tangan mungilnya.
“Eomma~” ucapnya lalu tertawa.
Akhirnya aku mendapatkannya. Di
hari ulang tahunmu nak, bukannya eomma yang memberimu hadiah tapi justru kau
yang memberikannya pada eomma. Terimakasih sayang, tumbuhlah menjadi anak yang
cerdas dan bijaksana seperti namamu sayang.
END

Tidak ada komentar:
Posting Komentar