Author : Yeonhwa
Cast : Jeon Jungkook
(Jungkook BTS), Min Yoonri (OC)
Genre : Romance
(little), fluff (little)
Lenght : two shoot
Rated : G
Disclaimare : Member
BTS belongs to God but OC and storyline belongs to me
Sorry for typo(s),
and dont copy paste because i hate plagiarism
Happy reading ^^
“Jung-“ suaraku melirih seketika.
Aku melihatnya tak jauh dariku, dia tersenyum lebar, tertawa lepas dengan
seorang gadis di depan sana. Sontak aku memundurkan langkahku. Berusaha untuk
pergi menjauh agar mataku tak melihatnya.
“Hei!” Kaget Hyerin,
“Oh,” aku hanya ber-oh ria
menanggapinya.
“Kau melamun?”
“Tidak, hanya sedang berpikir.”
“Tsk, masih mengelak.” Gerutunya
lalu kembali sibuk dengan buku-buku yang ada dihadapannya.
Pikiranku masih berjalan-jalan
mencari sebuah jawaban dari pertanyaan yang sudah hampir seminggu ini terus
menerus menghuni pikiranku. Membuat memoriku mengenai pelajaran sekolah sedikit
tergeser di ruang otakku, rumus-rumus dan hukum-hukum yang seharusnya aku hafalkan
kini sedikit terpojokkan karena pertanyaan itu.
“Siapa sebenarnya gadis itu?”
pertanyaan itulah yang kini menggerogotiku.
Dua jam ku lalui dengan penuh
perjuangan. Mataku tertuju ke arah Kim ssaem yang sedang menjelaskan tentang
fisika tapi sialnya pikiranku masih berlarian ke sana kemari. Hingga
berkali-kali aku disadarkan oleh Hyerin dari lamunanku sebelum Kim ssaem
menyadari kecerobohanku.
“SELAMAT SIANG!” salam
murid-murid di kelasku dan menjadi alarm tersendiri bagi alam sadarku.
Lorong sekolah masih ramai. Aku
berjalan menuju kelas sebelah berniat menemui priaku, Jeon Jungkook. Aku
memainkan ponselku, menarikan jemariku di atas layarnya.
To : Jungkook
Jungkook-ah aku tunggu di atap
sekolah.
Sebuah pesan kukirimkan untuknya.
Kali ini aku ingin sekali menayakannya langsung menganai gadis yang akhir-akhir
ini selalu membuatnya begitu sibuk hingga sejenak dia melupakanku.
Disini aku berdiri di atas
sekolah yang sepi, jarang sekali ada siswa yang bermain ke sini, mungkin hanya
aku dan Jungkook yang sering menyambangi tempat ini. Aku menengadah menatap langit yang tak
secerah kemarin. Sinar matahri tertutup awan hingga siang ini terasa tak
sepanas kemarin.
Hampir setengah jam aku
menunggunya, bahkan pesanku pun tak dia balas. Ada dengannya? Kau kenapa
Jungkook-ah?.
Aku melongok ke bawah sana.
Beberapa siswa saling berlarian, dan diantara mereka juga ada yang sedang asik
berlovely dovey ria. Ah~ andai saja Jungkook ada disini.
“Sedang apa disini?” tanya
seorang siswa.
Aku menolehkan kepalaku ke kiri
dan ke kanan mencari asal suara itu. Pandanganku berhenti di pojok kanan atap
sekolah. Seseorang sedang duduk disana dengan santainya sambil menghisap
sebatang rokok.
“Hei, kau merokok? Buang rokokmu
atau aku laporkan ke kepala sekolah!” ancamku.
“Tsk, rewel!” dia kembali
menghisap rokoknya dan mengepulkan asapnya dengan santainya.
Aku kembali mengacuhkannya.
Kembali memandang kumpulan siswa yang asik beraktivitas di bawah sana. Mataku
terus mengedarkan pandangannya, sampai aku memfokuskan pada satu titik di mana
aku melihat sosok yang ku cari.
“Masih memperhatikannya?” tanya
siswa yang tak ku kenal itu.
“Tsk, ikut campur saja!” kesalku.
“Hei, Min Yoonri, apa kau tak
tahu siapa gadis itu? Dia siswi baru disini.” ucapnya lagi.
Aku menoleh, “ dari mana kau tahu
namaku?”, dia mengarahkan dagunya ke arah name tag-ku.
“Aku tak tahu siapa dia, yang
jelas aku sedang dalam keadaan tidak baik!” aku menghentakkan kakiku lalu
menjauh darinya.
Untuk yang pertama kali hatiku
benar-benar sakit, rasa kecewa singgah cukup lama, dan itu membuatku tidak bisa
fokus untuk melakukan segalanya. Termasuk dengan tugas sekolahku. Dan dua hari
ini aku terus kena omel baik dari kakakku maupun dari guru-guruku.
“Apa yang sedang kau pikirkan
Yoon?” suara Hyerin membuatku menoleh, dan melihatnya duduk disampingku
membuatku tak bisa unutk membendung airmataku lagi.
“Hyerin-ah....hiks...” akhirnya
semuanya luruh seketika, pertahananku jebol, airmataku berbicara.
“Hei, ada apa?” Hyerin menepuk
pundakku. Kepalaku masih setia bersandar di pundaknya, Hyerin membiarkan air mataku
ini membanjiri bajunya.
“Apa ini karena Jungkook?”
tanyanya lagi. Aku mendongak, menatap wajah Hyerin yang di penuhi oleh rasa
khawatir. Aku pun mengangguk menanggapi pertanyaannya.
“Tsk, bocah itu benar-benar!”
kali ini Hyerim geram. “Katakan padaku apa yang telah perbuat padamu?”
lanjutnya.
“Aku tak bisa mengatakannya
Hyerin-ah, aku hanya ingin kau melihatnya sendiri, aku tak ingin menagmbil
kesimpulan bodoh hanya bedasarkan apa yang aku lihat.” Aku menyeka sisa
airmataku.
“Maksudmu?”
“Jungkook dengan siswi itu.” Aku
emnoleh menunjuk ke arah luar jendela, di sana aku melihat Jungkook berjalan
dengan gadis itu. Bahkan aku melihat dengan jelas wajahnya yang ebgitu cerah
ceria.
“YA, JUNG-!”
“Jangan Hyerin-ah aku mohon, aku
tak ingin yang lain tahu tentang hubunganku dengannya.” Aku mencegah Hyerin
sebelum kemarahannya meledak. Hyerin saja marah apa lagi aku, oh Jungkook-ah
mengapa kau berubah seperti ini.
“Tsk!” Hyerin kembali memelukku,
“yang sabar ya Yoonri-ah, aku yakin semuanya akan segera berakhir dan kalian
akan baik-baik saja.” Aku mengangguk dalam pelukannya.
Aku memutuskan untuk kembali ke
atap sekolah. Kembali disana aku menjumpai siswa itu, menoleh sebentar lahu
mengacuhkannya.
“Hai Min Yoonri, kita ketemu
lagi.” Sapanya.
“...”aku tetap tak
memperdulikannya.
“Ya! Jangan cemberut seperti itu,
jelek!” ucapnya
“Apa? Kau mengataiku jelek?” dia
benar-benar keterlaluan.
“Nah begitu lebih baik, kau
sedikit terlihat cantik kalau marah,” ucapnya lalu mengeluarkan gitar,
memangkunya lalu menatapku sekilas.
Perlahan aku mendengar alunan
melodi yang berasal dari petikan gitar. Aku menoleh, dan mau tak mau akhirnya
aku memperhatikannya. Jari lentiknya dengan lihai memetik senar-senar gitar itu
dan menciptakan alunan nada dan melodi yang indah, terlebih ketika dia
mengeluarkan suaranya, Oh Tuhan, ini mengingatkanku pada Jungkook.
“Hei, kenapa menangis?” dia
menghentikkan permainannya.
“Hiks, Jungkook-ah...” namanya
lolos begitu saja dari mulutku.
“Jadi kau kekasih pria itu?”
Aku merespon pertanyaannya dengan
mengangguk. Masih dengan wajah tertunduk, aku merasakan tangannya mengelus
rambutku berusaha membuatku tenang. namun justru rasa bersalahlah yang muncul
di hatiku, bersalah karena membiarkan pria lain selain Jungkook berusaha untuk
membuatku nyaman.
“Sunbae?” aku mendongak. Dia
tersenyum.
“Sudah menangisnya?” tanyanya,
mengusap kasar pipiku yang basah.
“Lebih baik kau dengarkan ini.”
Tangannya kembali menari di atas senar-senar gitar, suaranya yang merdu kembali
melantunkan lirik-lirik indah yang berpadu dengan melodi dari gitarnya. Itu
sedikit menghiburku.
“Panggil saja aku Seung Yoon,
Kang Seung Yoon” ucapnya.
“Terimakasih Seung Yoon sunbae,”
aku tersenyum sebagai tanda terimakasihku karena dia telah menghiburku.
“Tak usah sungkan begitu,
besok-besok kita bisa bermain gitar seperti ini lagi, datang saja ke sini, aku
selalu ada disini.”
“Memangnya sunbae tidak masuk
kelas?”
“Hahaha...” dia tertawa,” tentu
saja aku masuk kelas, tapi hanya di kelas musik saja, karena kelas yang lain membosankan.”
“Oh...” aku ber oh ria, sekarang
aku paham, dia memang anak nakal, bad boy tapi dia memiliki hati yang baik. Tak
seburuk yang ku bayangkan.
Sejak saat itulah aku bisa
melupakkan sedikit kekecewaanku terhadap Jungkook. Meski tak terlintas
sekalipun di benakku untuk melupakan Jungkook, tapi aku sudah sedikit merasa
nyaman dengan sunbae itu.
“Terimakasih Sunbae.” Aku
membungkuk berterimakasih atas tumpangannya, ya akhir-akhir ini aku lebih
banyak menghabiskan waktuku dengan Seung Yoon sunbae.
“Hati-hati!” aku melambaikan
tangan ke arahnya.
“Baru pulang?” suara khas dari
seseorang yang sangat ku kenal. Jeon Jungkook dia duduk dengan santainya di
kursi teras rumah kakakku. Sengaja aku pulang ke rumah kakakku, aku tak ingin
Seung Yoon sunbae mengetahui alamat rumahku.
“Bukan urusanmu!” BLAM! Aku
membanting pintu.
“YA MIN YOONRI!” dia berteriak.
“Ada apa ini?” Hana eonni
menghampiriku yang sedang gusar.
“Tanyalah pada Jungkook,” ucapku
kesal
“Hei, Jungkook-ah, ada apa ini?”
“Aku hanya ingin penjelasan
darinya noona,”
“YA! KALIAN!” Hana eonni
berteriak kali ini.
“Aku lelah eonni, aku ingin
istirahat.” Ucapku masih dengan menahan emosi.
“Oh, pakai saja kamar itu.” Hana eonni
seperinya tahu apa yang aku rasakan, dia membiarkanku memasukki kamar tamunya,
membiarakanku sendiri di sana. Samar aku mendengar suara Yoongi oppa. Aku rasa
mereka sedang membicarakan kami.
Aku menghempaskan tubuhku ke
kasur. Menatap ponselku, ada fotoku dan Jungkook di sana. Aku merindukannya,
merindukkan tawanya, merindukan ledekannya, merindukkan polahnya yang
menyebalkan, aku rindu bedekatan dengannya. Aku tak ingin dia terus menjauh
seperti ini. Aku harp kau segera kembali seperti dulu Jungkook-ah.
TBC

Tidak ada komentar:
Posting Komentar