Senin, 29 Februari 2016

FF BTS ll Let Me Know (Who is she?)


Author : Yeonhwa
Cast : Jeon Jungkook (Jungkook BTS), Min Yoonri (OC)
Genre : Romance (little), fluff (little)
Lenght : two shoot
Rated : G
Disclaimare : Member BTS belongs to God but OC and storyline belongs to me
Sorry for typo(s), and dont copy paste because i hate plagiarism
Happy reading ^^



“Jung-“ suaraku melirih seketika. Aku melihatnya tak jauh dariku, dia tersenyum lebar, tertawa lepas dengan seorang gadis di depan sana. Sontak aku memundurkan langkahku. Berusaha untuk pergi menjauh agar mataku tak melihatnya.

“Hei!” Kaget Hyerin,

“Oh,” aku hanya ber-oh ria menanggapinya.

“Kau melamun?”

“Tidak, hanya sedang berpikir.”

“Tsk, masih mengelak.” Gerutunya lalu kembali sibuk dengan buku-buku yang ada dihadapannya.
Pikiranku masih berjalan-jalan mencari sebuah jawaban dari pertanyaan yang sudah hampir seminggu ini terus menerus menghuni pikiranku. Membuat memoriku mengenai pelajaran sekolah sedikit tergeser di ruang otakku, rumus-rumus dan hukum-hukum yang seharusnya aku hafalkan kini sedikit terpojokkan karena pertanyaan itu.

“Siapa sebenarnya gadis itu?” pertanyaan itulah yang kini menggerogotiku.

Dua jam ku lalui dengan penuh perjuangan. Mataku tertuju ke arah Kim ssaem yang sedang menjelaskan tentang fisika tapi sialnya pikiranku masih berlarian ke sana kemari. Hingga berkali-kali aku disadarkan oleh Hyerin dari lamunanku sebelum Kim ssaem menyadari kecerobohanku.

“SELAMAT SIANG!” salam murid-murid di kelasku dan menjadi alarm tersendiri bagi alam sadarku.

Lorong sekolah masih ramai. Aku berjalan menuju kelas sebelah berniat menemui priaku, Jeon Jungkook. Aku memainkan ponselku, menarikan jemariku di atas layarnya.

To : Jungkook
Jungkook-ah aku tunggu di atap sekolah.

Sebuah pesan kukirimkan untuknya. Kali ini aku ingin sekali menayakannya langsung menganai gadis yang akhir-akhir ini selalu membuatnya begitu sibuk hingga sejenak dia melupakanku.
Disini aku berdiri di atas sekolah yang sepi, jarang sekali ada siswa yang bermain ke sini, mungkin hanya aku dan Jungkook yang sering menyambangi tempat ini.  Aku menengadah menatap langit yang tak secerah kemarin. Sinar matahri tertutup awan hingga siang ini terasa tak sepanas kemarin.
Hampir setengah jam aku menunggunya, bahkan pesanku pun tak dia balas. Ada dengannya? Kau kenapa Jungkook-ah?.

Aku melongok ke bawah sana. Beberapa siswa saling berlarian, dan diantara mereka juga ada yang sedang asik berlovely dovey ria. Ah~ andai saja Jungkook ada disini.

“Sedang apa disini?” tanya seorang siswa.

Aku menolehkan kepalaku ke kiri dan ke kanan mencari asal suara itu. Pandanganku berhenti di pojok kanan atap sekolah. Seseorang sedang duduk disana dengan santainya sambil menghisap sebatang rokok.

“Hei, kau merokok? Buang rokokmu atau aku laporkan ke kepala sekolah!” ancamku.

“Tsk, rewel!” dia kembali menghisap rokoknya dan mengepulkan asapnya dengan santainya.

Aku kembali mengacuhkannya. Kembali memandang kumpulan siswa yang asik beraktivitas di bawah sana. Mataku terus mengedarkan pandangannya, sampai aku memfokuskan pada satu titik di mana aku melihat sosok yang ku cari.

“Masih memperhatikannya?” tanya siswa yang tak ku kenal itu.

“Tsk, ikut campur saja!” kesalku.

“Hei, Min Yoonri, apa kau tak tahu siapa gadis itu? Dia siswi baru disini.” ucapnya lagi.
Aku menoleh, “ dari mana kau tahu namaku?”, dia mengarahkan dagunya ke arah name tag-ku.

“Aku tak tahu siapa dia, yang jelas aku sedang dalam keadaan tidak baik!” aku menghentakkan kakiku lalu menjauh darinya.

Untuk yang pertama kali hatiku benar-benar sakit, rasa kecewa singgah cukup lama, dan itu membuatku tidak bisa fokus untuk melakukan segalanya. Termasuk dengan tugas sekolahku. Dan dua hari ini aku terus kena omel baik dari kakakku maupun dari guru-guruku.

“Apa yang sedang kau pikirkan Yoon?” suara Hyerin membuatku menoleh, dan melihatnya duduk disampingku membuatku tak bisa unutk membendung airmataku lagi.

“Hyerin-ah....hiks...” akhirnya semuanya luruh seketika, pertahananku jebol, airmataku berbicara.

“Hei, ada apa?” Hyerin menepuk pundakku. Kepalaku masih setia bersandar di pundaknya, Hyerin membiarkan air mataku ini membanjiri bajunya.

“Apa ini karena Jungkook?” tanyanya lagi. Aku mendongak, menatap wajah Hyerin yang di penuhi oleh rasa khawatir. Aku pun mengangguk menanggapi pertanyaannya.

“Tsk, bocah itu benar-benar!” kali ini Hyerim geram. “Katakan padaku apa yang telah perbuat padamu?” lanjutnya.

“Aku tak bisa mengatakannya Hyerin-ah, aku hanya ingin kau melihatnya sendiri, aku tak ingin menagmbil kesimpulan bodoh hanya bedasarkan apa yang aku lihat.” Aku menyeka sisa airmataku.

“Maksudmu?”

“Jungkook dengan siswi itu.” Aku emnoleh menunjuk ke arah luar jendela, di sana aku melihat Jungkook berjalan dengan gadis itu. Bahkan aku melihat dengan jelas wajahnya yang ebgitu cerah ceria.

“YA, JUNG-!”

“Jangan Hyerin-ah aku mohon, aku tak ingin yang lain tahu tentang hubunganku dengannya.” Aku mencegah Hyerin sebelum kemarahannya meledak. Hyerin saja marah apa lagi aku, oh Jungkook-ah mengapa kau berubah seperti ini.

“Tsk!” Hyerin kembali memelukku, “yang sabar ya Yoonri-ah, aku yakin semuanya akan segera berakhir dan kalian akan baik-baik saja.” Aku mengangguk dalam pelukannya.

Aku memutuskan untuk kembali ke atap sekolah. Kembali disana aku menjumpai siswa itu, menoleh sebentar lahu mengacuhkannya.

“Hai Min Yoonri, kita ketemu lagi.” Sapanya.

“...”aku tetap tak memperdulikannya.

“Ya! Jangan cemberut seperti itu, jelek!” ucapnya

“Apa? Kau mengataiku jelek?” dia benar-benar keterlaluan.

“Nah begitu lebih baik, kau sedikit terlihat cantik kalau marah,” ucapnya lalu mengeluarkan gitar, memangkunya lalu menatapku sekilas.

Perlahan aku mendengar alunan melodi yang berasal dari petikan gitar. Aku menoleh, dan mau tak mau akhirnya aku memperhatikannya. Jari lentiknya dengan lihai memetik senar-senar gitar itu dan menciptakan alunan nada dan melodi yang indah, terlebih ketika dia mengeluarkan suaranya, Oh Tuhan, ini mengingatkanku pada Jungkook.

“Hei, kenapa menangis?” dia menghentikkan permainannya.

“Hiks, Jungkook-ah...” namanya lolos begitu saja dari mulutku.

“Jadi kau kekasih pria itu?”

Aku merespon pertanyaannya dengan mengangguk. Masih dengan wajah tertunduk, aku merasakan tangannya mengelus rambutku berusaha membuatku tenang. namun justru rasa bersalahlah yang muncul di hatiku, bersalah karena membiarkan pria lain selain Jungkook berusaha untuk membuatku nyaman.

“Sunbae?” aku mendongak. Dia tersenyum.

“Sudah menangisnya?” tanyanya, mengusap kasar pipiku yang basah.

“Lebih baik kau dengarkan ini.” Tangannya kembali menari di atas senar-senar gitar, suaranya yang merdu kembali melantunkan lirik-lirik indah yang berpadu dengan melodi dari gitarnya. Itu sedikit menghiburku.

“Panggil saja aku Seung Yoon, Kang Seung Yoon” ucapnya.

“Terimakasih Seung Yoon sunbae,” aku tersenyum sebagai tanda terimakasihku karena dia telah menghiburku.

“Tak usah sungkan begitu, besok-besok kita bisa bermain gitar seperti ini lagi, datang saja ke sini, aku selalu ada disini.”

“Memangnya sunbae tidak masuk kelas?”

“Hahaha...” dia tertawa,” tentu saja aku masuk kelas, tapi hanya di kelas musik saja, karena kelas yang lain membosankan.”

“Oh...” aku ber oh ria, sekarang aku paham, dia memang anak nakal, bad boy tapi dia memiliki hati yang baik. Tak seburuk yang ku bayangkan.

Sejak saat itulah aku bisa melupakkan sedikit kekecewaanku terhadap Jungkook. Meski tak terlintas sekalipun di benakku untuk melupakan Jungkook, tapi aku sudah sedikit merasa nyaman dengan sunbae itu.

“Terimakasih Sunbae.” Aku membungkuk berterimakasih atas tumpangannya, ya akhir-akhir ini aku lebih banyak menghabiskan waktuku dengan Seung Yoon sunbae.

“Hati-hati!” aku melambaikan tangan ke arahnya.

“Baru pulang?” suara khas dari seseorang yang sangat ku kenal. Jeon Jungkook dia duduk dengan santainya di kursi teras rumah kakakku. Sengaja aku pulang ke rumah kakakku, aku tak ingin Seung Yoon sunbae mengetahui alamat rumahku.

“Bukan urusanmu!” BLAM! Aku membanting pintu.

“YA MIN YOONRI!” dia berteriak.

“Ada apa ini?” Hana eonni menghampiriku yang sedang gusar.

“Tanyalah pada Jungkook,” ucapku kesal

“Hei, Jungkook-ah, ada apa ini?”

“Aku hanya ingin penjelasan darinya noona,”

“YA! KALIAN!” Hana eonni berteriak kali ini.

“Aku lelah eonni, aku ingin istirahat.” Ucapku masih dengan menahan emosi.

“Oh, pakai saja kamar itu.” Hana eonni seperinya tahu apa yang aku rasakan, dia membiarkanku memasukki kamar tamunya, membiarakanku sendiri di sana. Samar aku mendengar suara Yoongi oppa. Aku rasa mereka sedang membicarakan kami.

Aku menghempaskan tubuhku ke kasur. Menatap ponselku, ada fotoku dan Jungkook di sana. Aku merindukannya, merindukkan tawanya, merindukan ledekannya, merindukkan polahnya yang menyebalkan, aku rindu bedekatan dengannya. Aku tak ingin dia terus menjauh seperti ini. Aku harp kau segera kembali seperti dulu Jungkook-ah.

TBC



Tidak ada komentar:

Posting Komentar