Author : Yeonhwa
Cast : Jeon Jungkook
(Jungkook BTS), Min Yoonri (OC)
Genre : Romance
(little), fluff (little)
Lenght : two shoot
Rated : G
Disclaimare : Member
BTS belongs to God but OC and storyline belongs to me
Sorry for typo(s),
and dont copy paste because i hate plagiarism
Happy reading ^^
“Hyerin-ah apa aku lihat Yoonri?”
tanyaku masih dengan nafas yang terengah-engah.
“Tidak tahu,” Jawabnya ketus. Aku
memutuskan untuk kembali ke kelas. Mengikuti kegiatan sekolah hingga usai.
Semalaman suntuk aku tak bisa
tidur, aku terus memikirkan perkataan Yoongi hyung dan juga memikirkan
perubahan dari Yoonri akhir-akhir ini.
“Arrghhh!” aku mengusap wajahku
kasar. Tuhan, maafkan aku, aku bersalah padanya.
“Apa terjadi sesuatu pada kalian?”
“Aku tidak tahu hyung, kau rasa aku bersikap seperti biasanya, dan entahah
kenapa Yoonri tiba-tiba saja marah padaku.”
“Kau yakin dia marah padamu tanpa sebab?”
“Entahah hyung, aku bersikap biasa, aku bergaul dnegan teman-temanku,
semuanya aku lakukan seperti biasa.”
“Bagaimana kau bergaul dengan teman-teman perempuanmu? Apa kau bersikap
seperti biasa pada mereka?”
“...”
“Aku mendengar dari Hana kalau Yoonri marah karena perubahan sikapmu
semenjak kau dekat dengan seorang teman gadismu.”
Percakpan itu kembali terngiang.
Sungguh bodoh aku ini, tak menyadari bahawa sikapku pada Sewon nunna pada
akhirnya membawa bencana. Jungkoook bodoh!
Aku menggeliat malas, melirik
celak jendela yang sudah nampak terang oleh sinar mentari. Heol, ini sudah
siang dan aku hanya tidur 2 jam saja.
“Eungh~” kembali menggeliat lalu terbangun. Tanganku
terulur meraih ponsel yang tergeletak begitu saja di samping bantal. Sebuah
pesan dari Sewon nunna membuat mataku sedikit terbuka. Sebuah pesan yang berisi
ajakan agar aku memnemaninya mencari buku.
To Sewon Nunna:
Maaf sekali nunna hari ini aku
ada acara jadi tidak bisa menemanimu, sekali lagi maaf.
Tombol send berhasil aku klik,
selanjutnya jemariku kembali menari untuk Yoonri.
To Yoonri:
Aku ingin bicara, temui aku di taman
jam 10 nanti.
Selesai dengan pesan untuknya aku
bergegas mandi dan mempersiapkan diri. Tak ada motor maupun mobil, aku
mengandalkan kakiku unutk berjalan menuju taman, toh jaraknya lumayan dekat.
Aku memilih bangku yang menghadap
ke sekumpulan bunga krisan berwarna warni. Aku mendongak, menatap langit yang
cukup cerah hari ini. Ha~, aku menghembuskan nafasku kasar, melirik jam yang melingkar
di tanganku, dan ini sudah hampir satu jam aku menunggunya.
“Kemana dia?” aku bergumam. Ku
keluarkan ponselku dan menekan tuts-tuts
nomor yang terpampang di sana.
“Yoonri-ah, kau di mana? Aku di
bangku biasa.”
“...” hening, tak ada jawaban.
“Min Yoonri?”
“Yoonri-ah, kau di sana?”
“...”
“Min Yoonri, maafkan aku,”
akhirnya suaraku melirih. Dan tombol berwarna merah itu aku tekan hingga
sambungan teleponku terputus.
“Aku ingin mengatakan itu,
datanglah, aku benar-benar merindukanmu.” Aku tertunduk pasrah. Kakiku
memaksaku untuk berdiri dan berjalan menyusuri hiruk pikuk kota yang penuh
dengan lalu-lalang kendaraan. Aku tetap berjalan, kali ini rumah Yoongi hyung adalah
tujuanku. Aku rasa aku benar-benar membutuhkan Yoongi hyung.
Langkahku terhenti ketika melihat
dua orang sedang asik bercengkrama di depan sana. Dia, Min Yoonri, orang yang
aku tunggu sedang asik dengan seorang pria yang aku tahu dia adalah sunae di
sekolahan kami.
Aku membungkuk, sekedar basa-basi
ke arahnya, lalu masuk rumah mencari keberadaan Yoongi hyung.
“Hyung~” Aku menjatuhkan pantatku
tepat di atas kursi di samping Yoongi hyung.
“Ada apa?” ucapnya santai sambil
terus menatap ke arah monitor dan tangannya yang masih sibuk dengan mouse.
“Siapa pria itu?”
“Pria yang mana?”
“Itu, yang sekarang sedang asik
bercengkrama dengan adikmu.”
“Oh~ dia sunbae Yoonri,”
“Iya aku tahu itu sunbae kami,
yang kutanyakan-“
“Jungkook-ah,” belum sleesai aku
berucap, Yoongi hyung sudah membalikkan badan dan menatapku lekat-lekat. “Temui
Yoonri, bicarakan semuanya, bicarakan dengan baik-baik, jujur aku sedih melihat
kalian yang biasanya dekat sekarang menjadi seperti ini. Jelaskanlah semuanya
sejelas-jelasnya, aku ingin masalah ini selesai tanpa ada yang tersakiti. Kau
mengerti?” aku mengangguk mendengar nasehat dari Yoongi hyung.
Aku menunggu Yoonri sampai selsai
dengan pria itu. Ku dudukan diriku di atas sofa, sambil memainkan remote tv
mengganti-ganti channel yang membosankan.
“Yoonri-ah,” aku
memanggilnya, dai berhenti sejenak, lalu
menatapku.
“Aku ingin bicara,” lanjutku,
namun kata-kataku justru membuatnya menjauh.
GREP...! Sebelum dia semakin
menjauh, kuraih lengannya lalu ku rengkuh dia dalam pelukanku.
“Aku mohon dengarkan aku
Yoonri-ah.” Aku masih memeluknya.
“Jungkook-ah~” dai mulai
berbicara, tapi hanya namaku saja yang keluar dari mulunya, selebihnya
airmatanya-lah yang berbicara.
“Maafkan aku Yoonri-ah. Maaf
karena telah mengabaikanmu,” aku mengelus rambutnya.
“...”
“Maafkan aku Yoonri-ah,” ucapku
lirih. Dia mendongak, melepaskan pelukanku.
“Jungkook-ah, siapa gadis itu?”
tanyanya.
“Dia Sewon nunna, kakak kelasku
dulu sewaktu di busan, dan dia pindah ke sekolah kita,” jelasku.
“Lalu?” dia mulai
menginterogasiku.
“Lalu aku hanya ingin membantunya
untuk beradaptasi di sekolah barunya, tidak lebih.”
“Benarkah?”
“YA! Kau tak percaya padaku hah?”
ini gila gadis di depanku ini sekarang sudah kembali ke wujud aslinya.
“Bagaimana aku bisa percaya
begitu saja? Sementara kau terlihat asik sekali dengannya, bahkan kau bisa
dengan pedenya berjalan berdua dengannya, mengantarkannya pulang dan bahkan
makan bersama.” Cerocosnya dengan wajah yang masih ditekuk.
“YA!”
“YA JEON JUNGKOOK!”
“Lalu siapa pria itu hah? kenapa
kau terlihat akrab sekali dengannya?”
“Oh~ kau cemburu oh?” Godanya. Ya aku cemburu!
“Tsk! Bukankah kau juga cemburu
pada Sewon nunna?”
“YA~”
“Jelaskan padaku SEKARANG!”
“Tsk!” Yoonriku masih cemberut, dia
mengubah posisinya membelakangiku. Ku putar kembali tubuhnya agar menghadapku.
“Jelaskan apa tidak!”
“Baiklah. Dia Seung Yoon sunbae,
siswa tingkat tiga, dan dialah yang justru menghiburku di saat aku menjauhiku
dan asik dengan Sewon nunnamu itu.” Wajahnya kembali menunduk ketika menyebut
nama Sewon nunna.
Aku kembali memeluknya, “Hei,
jangan bersedih lagi, semuanya sudah jelas kan? aku sudah menjelaskannya padamu
dan kau juga sudah menjelaskannya padaku. Sekarang jangan sedih lagi oh. Aku
tak akan menjauhimu lagi, aku janji, aku akan selalu berada di dekatmu
Yoonri-ah. Maaf, karena telah membuatmu sakit.” Aku memeluknya erat.
“Ngomong-ngmong kenapa kau tak
menjawab teleponku?” ucapku masih memeluknya.
“Oh! Kau meneleponku?” dia
melepaskan pelukanku.
“Iya,”
“Ponselku, ada di kamar,”
“Tapi tadi teleponnya terangkat,
lalu siapa yang menjawabnya?” tanyaku.
“Imo~” Hyunsik berjalan
menghampiriku, dia jagoan kecil Yoongi oppa. Tangannya mungilnya terulur
memberikan ponselku.
“Jadi dia yang menjawabnya?
Aish!” sedikit lega karena yang menjawab teleponku adalah bocah kecil ini yang
berarti tak ada yang tahu kalau aku merengek-rengek tadi.
END

Tidak ada komentar:
Posting Komentar