Senin, 29 Februari 2016

FF BTS ll Let Me Know (Explain it)


 

Author : Yeonhwa
Cast : Jeon Jungkook (Jungkook BTS), Min Yoonri (OC)
Genre : Romance (little), fluff (little)
Lenght : two shoot
Rated : G
Disclaimare : Member BTS belongs to God but OC and storyline belongs to me
Sorry for typo(s), and dont copy paste because i hate plagiarism
Happy reading ^^



“Hyerin-ah apa aku lihat Yoonri?” tanyaku masih dengan nafas yang terengah-engah.

“Tidak tahu,” Jawabnya ketus. Aku memutuskan untuk kembali ke kelas. Mengikuti kegiatan sekolah hingga usai.

Semalaman suntuk aku tak bisa tidur, aku terus memikirkan perkataan Yoongi hyung dan juga memikirkan perubahan dari Yoonri akhir-akhir ini.

“Arrghhh!” aku mengusap wajahku kasar. Tuhan, maafkan aku, aku bersalah padanya.

Apa terjadi sesuatu pada kalian?”

“Aku tidak tahu hyung, kau rasa aku bersikap seperti biasanya, dan entahah kenapa Yoonri tiba-tiba saja marah padaku.”

“Kau yakin dia marah padamu tanpa sebab?”

“Entahah hyung, aku bersikap biasa, aku bergaul dnegan teman-temanku, semuanya aku lakukan seperti biasa.”

“Bagaimana kau bergaul dengan teman-teman perempuanmu? Apa kau bersikap seperti biasa pada mereka?”

“...”

“Aku mendengar dari Hana kalau Yoonri marah karena perubahan sikapmu semenjak kau dekat dengan seorang teman gadismu.”

Percakpan itu kembali terngiang. Sungguh bodoh aku ini, tak menyadari bahawa sikapku pada Sewon nunna pada akhirnya membawa bencana. Jungkoook bodoh!

Aku menggeliat malas, melirik celak jendela yang sudah nampak terang oleh sinar mentari. Heol, ini sudah siang dan aku hanya tidur 2 jam saja.

“Eungh~”  kembali menggeliat lalu terbangun. Tanganku terulur meraih ponsel yang tergeletak begitu saja di samping bantal. Sebuah pesan dari Sewon nunna membuat mataku sedikit terbuka. Sebuah pesan yang berisi ajakan agar aku memnemaninya mencari buku.

To Sewon Nunna:
Maaf sekali nunna hari ini aku ada acara jadi tidak bisa menemanimu, sekali lagi maaf.

Tombol send berhasil aku klik, selanjutnya jemariku kembali menari untuk Yoonri.

To Yoonri:
Aku ingin bicara, temui aku di taman jam  10 nanti.

Selesai dengan pesan untuknya aku bergegas mandi dan mempersiapkan diri. Tak ada motor maupun mobil, aku mengandalkan kakiku unutk berjalan menuju taman, toh jaraknya lumayan dekat.
Aku memilih bangku yang menghadap ke sekumpulan bunga krisan berwarna warni. Aku mendongak, menatap langit yang cukup cerah hari ini. Ha~, aku menghembuskan nafasku kasar, melirik jam yang melingkar di tanganku, dan ini sudah hampir satu jam aku menunggunya.

“Kemana dia?” aku bergumam. Ku keluarkan  ponselku dan menekan tuts-tuts nomor yang terpampang di sana.

“Yoonri-ah, kau di mana? Aku di bangku biasa.”

“...” hening, tak ada jawaban.

“Min Yoonri?”

“...”

“Yoonri-ah, kau di sana?”

“...”

“Min Yoonri, maafkan aku,” akhirnya suaraku melirih. Dan tombol berwarna merah itu aku tekan hingga sambungan teleponku terputus.

“Aku ingin mengatakan itu, datanglah, aku benar-benar merindukanmu.” Aku tertunduk pasrah. Kakiku memaksaku untuk berdiri dan berjalan menyusuri hiruk pikuk kota yang penuh dengan lalu-lalang kendaraan. Aku tetap berjalan, kali ini rumah Yoongi hyung adalah tujuanku. Aku rasa aku benar-benar membutuhkan Yoongi hyung.

Langkahku terhenti ketika melihat dua orang sedang asik bercengkrama di depan sana. Dia, Min Yoonri, orang yang aku tunggu sedang asik dengan seorang pria yang aku tahu dia adalah sunae di sekolahan kami.

Aku membungkuk, sekedar basa-basi ke arahnya, lalu masuk rumah mencari keberadaan Yoongi hyung.

“Hyung~” Aku menjatuhkan pantatku tepat di atas kursi di samping Yoongi hyung.

“Ada apa?” ucapnya santai sambil terus menatap ke arah monitor dan tangannya yang masih sibuk dengan mouse.

“Siapa pria itu?”

“Pria yang mana?”

“Itu, yang sekarang sedang asik bercengkrama dengan adikmu.”

“Oh~ dia sunbae Yoonri,”

“Iya aku tahu itu sunbae kami, yang kutanyakan-“

“Jungkook-ah,” belum sleesai aku berucap, Yoongi hyung sudah membalikkan badan dan menatapku lekat-lekat. “Temui Yoonri, bicarakan semuanya, bicarakan dengan baik-baik, jujur aku sedih melihat kalian yang biasanya dekat sekarang menjadi seperti ini. Jelaskanlah semuanya sejelas-jelasnya, aku ingin masalah ini selesai tanpa ada yang tersakiti. Kau mengerti?” aku mengangguk mendengar nasehat dari Yoongi hyung.

Aku menunggu Yoonri sampai selsai dengan pria itu. Ku dudukan diriku di atas sofa, sambil memainkan remote tv mengganti-ganti channel yang membosankan.

“Yoonri-ah,” aku memanggilnya,  dai berhenti sejenak, lalu menatapku.

“Aku ingin bicara,” lanjutku, namun kata-kataku justru membuatnya menjauh.

GREP...! Sebelum dia semakin menjauh, kuraih lengannya lalu ku rengkuh dia dalam pelukanku.

“Aku mohon dengarkan aku Yoonri-ah.” Aku masih memeluknya.

“Jungkook-ah~” dai mulai berbicara, tapi hanya namaku saja yang keluar dari mulunya, selebihnya airmatanya-lah yang berbicara.

“Maafkan aku Yoonri-ah. Maaf karena telah mengabaikanmu,” aku mengelus rambutnya.

“...”

“Maafkan aku Yoonri-ah,” ucapku lirih. Dia mendongak, melepaskan pelukanku.

“Jungkook-ah, siapa gadis itu?” tanyanya.

“Dia Sewon nunna, kakak kelasku dulu sewaktu di busan, dan dia pindah ke sekolah kita,” jelasku.

“Lalu?” dia mulai menginterogasiku.

“Lalu aku hanya ingin membantunya untuk beradaptasi di sekolah barunya, tidak lebih.”

“Benarkah?”

“YA! Kau tak percaya padaku hah?” ini gila gadis di depanku ini sekarang sudah kembali ke wujud aslinya.

“Bagaimana aku bisa percaya begitu saja? Sementara kau terlihat asik sekali dengannya, bahkan kau bisa dengan pedenya berjalan berdua dengannya, mengantarkannya pulang dan bahkan makan bersama.” Cerocosnya dengan wajah yang masih ditekuk.

“YA!”

“YA JEON JUNGKOOK!”

“Lalu siapa pria itu hah? kenapa kau terlihat akrab sekali dengannya?”

“Oh~ kau cemburu oh?”  Godanya. Ya aku cemburu!

“Tsk! Bukankah kau juga cemburu pada Sewon nunna?”

“YA~”

“Jelaskan padaku SEKARANG!”

“Tsk!” Yoonriku masih cemberut, dia mengubah posisinya membelakangiku. Ku putar kembali tubuhnya agar menghadapku.

“Jelaskan apa tidak!”

“Baiklah. Dia Seung Yoon sunbae, siswa tingkat tiga, dan dialah yang justru menghiburku di saat aku menjauhiku dan asik dengan Sewon nunnamu itu.” Wajahnya kembali menunduk ketika menyebut nama Sewon nunna.

Aku kembali memeluknya, “Hei, jangan bersedih lagi, semuanya sudah jelas kan? aku sudah menjelaskannya padamu dan kau juga sudah menjelaskannya padaku. Sekarang jangan sedih lagi oh. Aku tak akan menjauhimu lagi, aku janji, aku akan selalu berada di dekatmu Yoonri-ah. Maaf, karena telah membuatmu sakit.” Aku memeluknya erat.

“Ngomong-ngmong kenapa kau tak menjawab teleponku?” ucapku masih memeluknya.

“Oh! Kau meneleponku?” dia melepaskan pelukanku.

“Iya,”

“Ponselku, ada di kamar,”

“Tapi tadi teleponnya terangkat, lalu siapa yang menjawabnya?” tanyaku.

“Imo~” Hyunsik berjalan menghampiriku, dia jagoan kecil Yoongi oppa. Tangannya mungilnya terulur memberikan ponselku.

“Jadi dia yang menjawabnya? Aish!” sedikit lega karena yang menjawab teleponku adalah bocah kecil ini yang berarti tak ada yang tahu kalau aku merengek-rengek tadi.

END







Tidak ada komentar:

Posting Komentar