Minggu, 03 Januari 2016

FF iKon ll GONE

Author : Yeonhwa
Cast : Kim Hanbin (B.I iKon), You
Genre : romance (litlle), fluuff (little), Angst
Rated : G
Length : Ficlet
Disclaimare : iKon member milik Tuhan sedangkan alur cerita milik author
Sorry for typo(s), i hate copy paste and also plagiarism
Happy reading ^^

“Menyebalkan!” ku buang  ponselku sembarangan. Aku muak, aku teralu lelah untuk mengetahui semua ini. Aku akui Hanbin memang tampan dia mempunyai kharisma tersendiri hingga banyak gadis-gadis yang tersihir olehnya, tapi kenapa harus gadis itu, kenapa harus gadis yang berada di satu agensi dengannya. Tidak bisakah kalian memisahkannya. Hei...lihatlah aku disini jeuh darinya harus memendam rasa rindu yang teramat sangat.

“Omo...omo...lihat ini!” bahkan teman-teman satu kelas membicarakan kedekatan Hanbin dengan gadis itu.

“Kau tak apa?” tanya Jisoo dan aku menggeleng lalu membuang muka.

Pandanganku terfokus pada langit biru diluar sana. Aku membayangkan wajah Hanbin, senyumnya, teriakannya, ekspresi bosannya, ekpresi cemberutnya yang lengkap dengan bibir pout-nya. Oh Tuhan rindu kepadanya hanya akan membunuhku secara perlahan.

“Jisoo-ya bisakah kau temani aku nanti? Aku ingin-“ belem selesai dengan ucapanku Jisoo memotongnya.

“Aku mengerti, baiklah akan ku temani asalkan nanti beri aku imbalan”

“apa?”

“Biarkan aku mengambil selca dengan Han-“ aku membungkam mulut Jisoo sebelum dia menyebut nama itu dengan lantang.

Aku membawa beberapa bungkus makanan kesukaannya dan juga titipan dari bibi Kim. Seperti biasa aku selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi Hanbin, kalaupun tidak sempat bertemu biasanya aku menitipkan surat dan bingkisannya ke staff di sana.

“Ya...lihat itu” Jisoo menunjuk Hanbin dan Gadis itu, mereka sedang berjalan bersama di sekitar perusahaan.

“Ah mungkin mereka akan latihan bersama” aku menepis semua pikiran buruk yang mulai menghinggap.

“Oh...itu Hanbin dan Lee Hi,” ucap seorang fans yang sedari tadi menunggu idol mereka di depan gedung.

“Lihat mereka...aigoo sangat serasi” Oke ucapan itu sedikit menyulut api cemburuku.

“Hanbin-ssi....” seseorang lagi memangggilnya dan dia menoleh, memberikan senyum manisnya

“Oh Hanbin-lee Hi, bisakah kalian berfoto bersama?” cih permintaan konyol macam apa itu? Aku menarik nafas panjang, berusaha untuk bersabar.

“Apa sebaiknya kita pulang saja?” Jisoo menawari solusi agar aku tak lebih merasakan sakit lagi.

“Tidak apa, aku harus memberikan ini” aku bersihkukuh untuk tetap menemuinya.

Aku di temani Jisoo menunggu di depan pintu masuk perusahaan, dan orang yang ku tunggu belum juga menampakkan batang hidungnya. Aku mulai menyibukkan diri dengan ponselku. Sementara Jisoo sibuk dengan dunianya, berfangirling ria.

To: Hanbin
Apa kau sibuk?
From: Hanbin
Sedikit, kenapa?
To :Hanbin
Aku disuruh bibi Kim mengantarkan sesuatu untukmu
From : Hanbin
Tunggu sebentar

10 menit...

15 menit...

30 menit...

45 menit...

1 jam...

Dan ini sudah lama aku menunggunya tapi dia belum datang juga.

“Ya....” Jisoo menyenggol lenganku dan menunjuk ke arah ruangan di dalam sana.

Aku melihat dengan jelas bahwa mereka sedang bercanda, saling melempar tawa, saling memberikan ledekan-ledekan yang membuat mereka tampak begitu dekat. Damn! Aku benar-benar tidak tahan lagi.

“Permisi, bisakah aku menitipkan ini untuk Hanbin?” aku memberikan bungkusan kepada seorang staff yang kebetulan lewat di depanku. Setelah mendapat persetujuan aku melangkah pergi meninggalkan tempat itu.

Kau tahu hanbin-ah, sebentar lagi aku harus pergi meninggalkanmu untuk waktu yang cukup lama, tapi kau tak bisa menemuiku barang sebentar, bahkan kau tampak bahagia dengan gadis itu. Aku disini merindukanmu Hanbin-ah, tapi kau justru saling melempar tawa dengannya.

Sudah satu minggu aku tak berkomunikasi dengannya, aku berusaha untuk berpikiran positif. Mungkin dia sedang sibuk, mungkin perusahaan telah membatasinya untuk menggunakan ponsel, mungkin dia tidak sempat untuk membuka pesanku, mungkin batteray-nya habis, dan masih banyak mungkin-mungkin yang lainnya.

Aku memutuskan untuk berselancar di internet, mencari video-video tentangnya. Aku sungguh merindukannya. Bukannya berkurang rasa rinduku tapi rasa cemburu justru memenuhi dada ini, sesak, itulah yang kurasakan ketika melihat banyak sekali video-videonya dengan gadis itu.

Malam ini sebelum esok menyuruhku untuk segera pergi aku memutuskan untuk menulis surat untuknya, karena percuma kalau aku mengirimnya pesan.

To : Hanbin
Aku membuatnya karena aku tahu kau tidak tahan dengan udara dingin. Pakailah agar tubuhmu hangat.
Hanbin-ah, maaf kalau aku tidak bisa menemuimu. Hari ini aku akan pergi, doakan agar aku bisa menyelesaikan studiku dengan cepat dan bisa lekas bertemu lagi denganmu.
Jangan pernah menangis karenaku eoh, jangan pernah melakukan hal bodoh lagi, ingatlah ada teman-teman yang menyayangimu, berbagilah masalahmu dengannya.
Hanbin-ah fighting, annyeong...^^

Aku menyelipkan surat biru itu dalam bungkusan kado yang berisi sweater yang ku rajut sendiri. Aku harap musim dingin ini aku bisa mengahangatkannya walau dengan sebuah sweater berwarna merah ini.

“Terimakasih” aku membungkuk setelah seorang staff mau menolongku untuk menyampaikan kadoku itu kepada Hanbin.

Aku melanjutkan langkahku, jam menunjukkan pukul 7 pagi dan artinya aku harus bergegas jika tak ingin ketinggalan penerbangan. Dengan langkah berat aku memasukki bangunan yang penuh sesak dengan orang-orang yang akan pergi.

“ha~” aku menghembuskan nafas, berat rasanya. Aku menoleh ke belakag sebentar berharap ada Hanbin di sana.

“Nona?” seorang petugas menyadarkan lamunanku.

“Oh” aku tersenyum lalu menyerahkan paspor dan tiket pesawatku kepada petugas itu.

Kakiku melangkah maju dengan beban yang berlipat ganda. Beban yang berada di hatiku tentunya lebih berat dr beban yang ku bawa di tanagnku sekarang. aku berharap Hanbin bisa menungguku hingga aku kembali.

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar