Author : Yeonhwa
Cast : Kim Hanbin (B.I iKon), You
Genre : romance (litlle), fluuff (little), Angst
Rated : G
Length : Ficlet
Disclaimare : iKon member milik Tuhan sedangkan alur cerita milik
author
Sorry for typo(s), i hate copy paste and also plagiarism
“Menyebalkan!” ku buang ponselku sembarangan. Aku muak, aku teralu
lelah untuk mengetahui semua ini. Aku akui Hanbin memang tampan dia mempunyai
kharisma tersendiri hingga banyak gadis-gadis yang tersihir olehnya, tapi
kenapa harus gadis itu, kenapa harus gadis yang berada di satu agensi
dengannya. Tidak bisakah kalian memisahkannya. Hei...lihatlah aku disini jeuh
darinya harus memendam rasa rindu yang teramat sangat.
“Omo...omo...lihat ini!” bahkan
teman-teman satu kelas membicarakan kedekatan Hanbin dengan gadis itu.
“Kau tak apa?” tanya Jisoo dan
aku menggeleng lalu membuang muka.
Pandanganku terfokus pada langit
biru diluar sana. Aku membayangkan wajah Hanbin, senyumnya, teriakannya,
ekspresi bosannya, ekpresi cemberutnya yang lengkap dengan bibir pout-nya. Oh
Tuhan rindu kepadanya hanya akan membunuhku secara perlahan.
“Jisoo-ya bisakah kau temani aku
nanti? Aku ingin-“ belem selesai dengan ucapanku Jisoo memotongnya.
“Aku mengerti, baiklah akan ku
temani asalkan nanti beri aku imbalan”
“apa?”
“Biarkan aku mengambil selca
dengan Han-“ aku membungkam mulut Jisoo sebelum dia menyebut nama itu dengan
lantang.
Aku membawa beberapa bungkus
makanan kesukaannya dan juga titipan dari bibi Kim. Seperti biasa aku selalu
menyempatkan diri untuk mengunjungi Hanbin, kalaupun tidak sempat bertemu
biasanya aku menitipkan surat dan bingkisannya ke staff di sana.
“Ya...lihat itu” Jisoo menunjuk
Hanbin dan Gadis itu, mereka sedang berjalan bersama di sekitar perusahaan.
“Ah mungkin mereka akan latihan
bersama” aku menepis semua pikiran buruk yang mulai menghinggap.
“Oh...itu Hanbin dan Lee Hi,”
ucap seorang fans yang sedari tadi menunggu idol mereka di depan gedung.
“Lihat mereka...aigoo sangat
serasi” Oke ucapan itu sedikit menyulut api cemburuku.
“Hanbin-ssi....” seseorang lagi
memangggilnya dan dia menoleh, memberikan senyum manisnya
“Oh Hanbin-lee Hi, bisakah kalian
berfoto bersama?” cih permintaan konyol macam apa itu? Aku menarik nafas
panjang, berusaha untuk bersabar.
“Apa sebaiknya kita pulang saja?”
Jisoo menawari solusi agar aku tak lebih merasakan sakit lagi.
“Tidak apa, aku harus memberikan
ini” aku bersihkukuh untuk tetap menemuinya.
Aku di temani Jisoo menunggu di
depan pintu masuk perusahaan, dan orang yang ku tunggu belum juga menampakkan
batang hidungnya. Aku mulai menyibukkan diri dengan ponselku. Sementara Jisoo
sibuk dengan dunianya, berfangirling ria.
To:
Hanbin
Apa kau sibuk?
From:
Hanbin
Sedikit, kenapa?
To
:Hanbin
Aku disuruh bibi Kim mengantarkan sesuatu
untukmu
From
: Hanbin
Tunggu sebentar
10 menit...
15 menit...
30 menit...
45 menit...
1 jam...
Dan ini sudah lama aku
menunggunya tapi dia belum datang juga.
“Ya....” Jisoo menyenggol
lenganku dan menunjuk ke arah ruangan di dalam sana.
Aku melihat dengan jelas bahwa mereka
sedang bercanda, saling melempar tawa, saling memberikan ledekan-ledekan yang
membuat mereka tampak begitu dekat. Damn! Aku benar-benar tidak tahan lagi.
“Permisi, bisakah aku menitipkan
ini untuk Hanbin?” aku memberikan bungkusan kepada seorang staff yang kebetulan
lewat di depanku. Setelah mendapat persetujuan aku melangkah pergi meninggalkan
tempat itu.
Kau tahu hanbin-ah, sebentar lagi
aku harus pergi meninggalkanmu untuk waktu yang cukup lama, tapi kau tak bisa
menemuiku barang sebentar, bahkan kau tampak bahagia dengan gadis itu. Aku
disini merindukanmu Hanbin-ah, tapi kau justru saling melempar tawa dengannya.
Sudah satu minggu aku tak
berkomunikasi dengannya, aku berusaha untuk berpikiran positif. Mungkin dia
sedang sibuk, mungkin perusahaan telah membatasinya untuk menggunakan ponsel,
mungkin dia tidak sempat untuk membuka pesanku, mungkin batteray-nya habis, dan
masih banyak mungkin-mungkin yang lainnya.
Aku memutuskan untuk berselancar
di internet, mencari video-video tentangnya. Aku sungguh merindukannya.
Bukannya berkurang rasa rinduku tapi rasa cemburu justru memenuhi dada ini,
sesak, itulah yang kurasakan ketika melihat banyak sekali video-videonya dengan
gadis itu.
Malam ini sebelum esok menyuruhku
untuk segera pergi aku memutuskan untuk menulis surat untuknya, karena percuma
kalau aku mengirimnya pesan.
To :
Hanbin
Aku membuatnya karena aku tahu kau tidak
tahan dengan udara dingin. Pakailah agar tubuhmu hangat.
Hanbin-ah, maaf kalau aku tidak bisa menemuimu.
Hari ini aku akan pergi, doakan agar aku bisa menyelesaikan studiku dengan
cepat dan bisa lekas bertemu lagi denganmu.
Jangan pernah menangis karenaku eoh, jangan
pernah melakukan hal bodoh lagi, ingatlah ada teman-teman yang menyayangimu,
berbagilah masalahmu dengannya.
Hanbin-ah fighting, annyeong...^^
Aku menyelipkan surat biru itu
dalam bungkusan kado yang berisi sweater yang ku rajut sendiri. Aku harap musim
dingin ini aku bisa mengahangatkannya walau dengan sebuah sweater berwarna
merah ini.
“Terimakasih” aku membungkuk
setelah seorang staff mau menolongku untuk menyampaikan kadoku itu kepada
Hanbin.
Aku melanjutkan langkahku, jam
menunjukkan pukul 7 pagi dan artinya aku harus bergegas jika tak ingin
ketinggalan penerbangan. Dengan langkah berat aku memasukki bangunan yang penuh
sesak dengan orang-orang yang akan pergi.
“ha~” aku menghembuskan nafas,
berat rasanya. Aku menoleh ke belakag sebentar berharap ada Hanbin di sana.
“Nona?” seorang petugas
menyadarkan lamunanku.
“Oh” aku tersenyum lalu
menyerahkan paspor dan tiket pesawatku kepada petugas itu.
Kakiku melangkah maju dengan
beban yang berlipat ganda. Beban yang berada di hatiku tentunya lebih berat dr
beban yang ku bawa di tanagnku sekarang. aku berharap Hanbin bisa menungguku
hingga aku kembali.
END

Tidak ada komentar:
Posting Komentar