Selasa, 05 Januari 2016

FF BTS ll SUPER DADDY


Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre: Romance (little), fluff (little)
Lenght : Ficlet
Rated : G
Disclaimare: BTS belongs to GOD and author owned nothing just the storyline and OC
Dont copy paste and i hate plagiarism
Happy Reading ^^


“Yoongi-ah” Hana berusaha membangunkanku.

“eum..” jawabku malas

“aku mau kau membantuku hari ini”

“ada apa?” aku menggeliat malas.

“aku akan pergi ke rumah sakit, Bibi Han sakit” ucapnya sambil mengemasi beberapa barang ke dalam tasnya.

“apa kau akan pergi lama?”

“tidak tahu, tapi mungkin agak sedikit lama, karena pulang dari rumah sakit aku ingin mampir sebentar ke cafe dan belanja beberapa bahan makanan, kau lihat sendiri kan, persediaan di dapur sudah menipis”

“lalu Hyunsik?” firasatku kali ini berkata hari ini kan menjadi hari paling merepotkan.

“itulah sebabnya aku minta tolong. Tolong jaga Hyunsik ya, karena bibi Han sedang sakit jadi ku percayakan Hyunsik padamu. Aku masih menyimpan ASIP di kulkas, kau tinggal menghangatkannya saja.”

Aku hanya manggut-manggut mendengar penjelasan Hana. Pasrah. Itu lah diriku sekarang. setelah semalaman tak tidur karena deadline pekerjaan yang harus segera kuselesaikan. Dan hari ini, hari libur yang sangat kunanti, hari dimana aku bisa tidur sepuasnya justru berganti menjadi hari dimana aku harus menjadi ibu yang baik bagi Hyunsik.

“hanya ini yang kau bawa?” aku menenteng paper bag yang ukurannya tak terlalu besar lalu memasukannya ke mobil. Hana mengangguk.

“Hati-hati.” Aku menutup pintu mobil.

“Oh ya, semuanya sudah ku tulis di kertas dan ku tempel di kulkas, kau tinggal menjalankannya sesuai instruksi itu, oke?!” ucapnya dari balik jendela.

“oke...sana pergilah, serahkan saja Hyunsik padaku”

Aku melangkah masuk.

“MWOYA...!!!! apa-apaan ini? Banyak sekali. Mencuci baju Hyunsik, memandikkan Hyunsik, memberinya ASIP, mengajaknya bermain, memberinya Jus Buah, dan astaga Hana...” aku menatap kertas berwarna kuning itu dengan penuh tanda tanya.

Aku melenggang menuju kamar. Melihat Hyunsik yang masih tergeletak dia atas baby cots dengan selimut hangatnya. Ku longok dia, dan dia menguap. Mulut mungilnya menganga lebar dan mata bulatnya terbuka sempurna, sesekali dia mengusek matanya, menggemaskan.

Cha...anak appa sudah bangun eoh?” aku menggendong Hyunsik yang sudah membuka mata. Kucium pipinya yang chubby. Harum bayi memang berbeda. Dan aku suka itu.

“ayo kita mandi...” aku menggendong Hyunsik ke kamar mandi. Air hangat, sabun bayi, shampoo bayi, dan handuk lembut sudah ku siapkan persis  seperti apa yang Hana lakukan. Aku pernah melihat Hana memandikkan Hyunsik dan sekarang aku akan mempraktekkannya.

“oh, yang mana parfumnya?” aku bingung menatap dua botol berwarna pink dan biru. Aromanya sama dan aku tak tahu mana yang merupakan parfum yang biasa dipakai Hyunsik. Tak mau ambil pusing, aku pilih saja botol berwarna biru, lalu ku ciprat-cipratkan ke tubuh Hyunsik. Harum.

“Anak appa sudah wangi sekarang” aku menciumnya memastikan bahwa dia memang benar-benar sudah harum.

“sekarang Hyunsik makan ya” aku memberinya ASIP yang sudah kuhangatkan. Aku dan Hana memang berkomitmen untuk memberikan Hyunsik ASI sampai dia berusia 2 tahun.

Selesai dengan Hyunsik, aku membereskan rumah dan mencuci baju. Ternyata pekerjaan rumah sungguh melelahkan dibandingkan pekerjaan kantor. Aku melirik Hyunsik yang tertidur pulas di atas baby cotsnya. Sementara dia tertidur aku buru-buru menyelesaikan pekerjaan kantorku yang tertunda.
Haus, aku pun turun ke dapur, dan aku mendapati Yoonri yang sedang menggendong Hyunsik.

“Oh, aku kapan datang?” ucapku sambil menenggak air dingin.

“ISH...KAU INI!”

BUK...BUK...BUK...!!!

“YA...KENAPA KAU MENGAMUK! YA!” amukan Yoonri mendarat sempurna ke tubuhku.

‘Kau gila huh! Anakmu menangis dari tadi, dan kau tak mendengarnya sama sekali?” ucapnya penuh jengkel.

“aku sedang mengerjakan tugas kantor” aku menatap Yoonri, aneh, kenapa rambutnya basah?

“apa kau lupa tak mengeringkan rambutmu?”

“dasar bodoh, diluar hujan oppaaa”

“astaga...cucianku!” buru-buru aku berlari mengambil cucian yang ku jemur. Beruntung tak semuanya basah, karena sebagian memang aku letakkan di bawah canopy.

“Oppa, sepertinya Hyunsik lapar” aku melongok Hyunsik dalam gendongan Yoonri. Oh aku lupa, aku belum memberinya jus buah.

“sebentar akan ku buatkan makanan untuknya”

Aku mengobrak abrik dapur dan hanya menemukan apel. Aku ragu apakah Hyunsik bisa memakannya.

“apa yang akan kau buat?” Yoonri menatapku ragu.

“aku harus memberikannya jus, hanya saja di kulkas aku hanya menemukan ini” aku menunjukkan buah apel.

“kau bisa membuatnya?” dan aku menggeleng.

“Ya Tuhan, ayah macam apa kau ini oppa. Kemarikan, dan aku urus Hyunsik!” kami bertukar posisi. Kubiarkan adikku mengurus urusan dapur. Sementara aku asik dengan Hyunsik.

“Ayo sayang kita makan” Yoonri datang dengan secangkir jus, oh tunggu itu lebih pantas disebut bubur, karena masih ada sisa-sisa sari apel di sana.

“tunggu dulu” aku menhentika suapan pertama Hyunsik

“kenapa?”

“kau yakin ini tak apa? Ini tidak asam kan?”

“cobalah” yoonri menyuruhku untuk menyicipnya. Oke aman, dan aku mengijinkan makanan itu memasukki mulut mungil Hyunsik. Satu suap, dua suap, tiga suap, dan seterusnya, Hyunsik makan sangat lahap.

“Aigoo...anak appa memang pintar” aku mengusap mulutnya yang belepotan dengan sari-sari jus apel.

oppa aku pergi dulu, ada tugas yang harus ku kerjakan dengan Jungkook, nanti aku kesini lagi”
“oh, hati-hati”

Selesai makan aku menggendong Hyunsik, meninabobokannya, karena dia mulai menguap. Matanya dia kerjap-kerjapkan. Sungguh lucu.

“tidurlah yang nyenyak sayang” aku menidurkan Hyunsik di baby Cotsnya, namu baru saja kakinya menempel ke kasur, dia kembali menagis, alhasil aku kembali menggendongnya.

TING TONG...

“Siapa itu?”

“ini aku hyung”

“oh kau Namjoon, masuklah” aku masih sibuk dengan Hyunsik yang tak mau lepas dari gendonganku.

“Hyung, bagaimana dengan lagunya?” tanya Namjoon. Astaga aku melupakannya.

“Kemarilah” aku menuntun Namjoon ke ruang kerjaku, yang tak lain juga studio miniku.

“Hyung” Namjoon menunjuk ke arah Hyunsik.

“Dia tak mau tidur di kasur,” aku masih menggendong Hyunsik

“baiklah”

Aku terpaksa mengerjkan sisa-sisa PR yang diberikan perusahaan dengan Hyunsik yang masih berada dalam gendongan. Untunya dia tak sedikitpun terganggu dengan suara brisik kami.

“Namjoon-ah bisakah kau ambilkan gendongan Hyunsik di sofa?” aku menyerah jika harus menggedong Hyunsik dengan kondisi seperti ini, tanganku rasanya mau patah.

Aku meletakkan kain gendongan itu ke tubuhku dan mengatur posisi Hyunsik senyaman mungkin, tentu saja dengan bantuan Namjoon.

“Aku rasa sampai sini saja hyung, besok kita periksa lagi, otakku sudah cukup buntu”

Sepulang Namjoon, aku melanjutkan pekerjaan rumah yang lain, mencuci piring, mebereskan berkas-berkas, memeriksa pekerjaanku yang lain lalu memasak ramyun karena perutku surah bernyanyi kelaparan.

Baru saja satu suapan dan Hyunsik menggeliat lalu menangis.

“Oh, aku kenapa?” aku mengayun-ayun Hyunsik, berusaha untuk meredam tangisnya, namun nihil, Hyunsik tetap saja menangis.

Aku menidurkan Hyunsik di kasur dan memberikannya ASIP yang telah kuhangatkan tapi dia tetap saja menangis. Oh aku lupa!

“maafkan appa, appa lupa belum menggantinya.” Aku melepas popoknya dan menggantinya dengan yang baru. Rupanya Hyunsik merasa risih karena popoknya yang sudah penuh.

Ku susui dia dengan ASIP sambil meninabobokan dia, hanya saja kali ini dia mau ku letakkan diatas kasur. Ku tepuk-tepuk kecil tubuhnya dan sesekali ku usap rambutnya. Mulutku tak berhenti melantunkan nyanyian nina bobo, walau tak semerdu Hana tapi aku rasa Hyunsik cukup menyukainya.

“HOAAAMMM....appa juga mengantuk” aku meletakkan kepalaku diasampinya, dan turut terlela bersama.

HANA POV

“aku pulang” aku memasukki rumah tapi sepi, aku menengok dapur, hingga ruang kerja Yoongi, namun tak ada dia disana.

Aku melihat pintu kamar yang sedikit terbuka. Oh Tuhan rupanya dua Jagoanku sedang terelap.
Ku dekati mereka, Benar-benar seperti anak kembar, itulah yang kulihat dari mereka saat mereka terlelap. Ku usap anak rambut yang Yoongi, ku cium keningnya sepintas lalu beralih ke Hyunsik.

“Kau sudah pulang?” rupanya aku membangunkannya.

“Emm” aku menggendong Hyunsik memindahkannya ke Baby Cots.

“Maaf sudah merepotkanmu, kau pasti lelah, makanlah, tadi aku membawa makanan dari cafe” aku menyuruh Yoongi untuk makan, tapi dia justru memelukku.

“Terimakasih sayang, karena kau sudah menjadi ibu yang hebat, aku baru tahu rasanya menjadi seorang ibu itu benar-benar merepotkan” dan CUP dia menciumku pipiku.

“Kau ini, ada Hyunsik” aku memukul tangannya yang melingkar sempurna diperutku.

“tak apakan Hyunsik, appa mencium Eommamu

“Eoh...dia tersenyum” dan kami tertawa, entahlah seolah Hyunsik mengerti perkataan appanya padahal matanya terpejam.

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar