Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre: Romance (little), fluff (little)
Lenght : Ficlet
Rated : G
Disclaimare: BTS belongs to GOD and author owned nothing just the
storyline and OC
Dont copy paste and i hate plagiarism
Happy Reading ^^
“Yoongi-ah” Hana berusaha
membangunkanku.
“eum..” jawabku malas
“aku mau kau membantuku hari ini”
“ada apa?” aku menggeliat malas.
“aku akan pergi ke rumah sakit,
Bibi Han sakit” ucapnya sambil mengemasi beberapa barang ke dalam tasnya.
“apa kau akan pergi lama?”
“tidak tahu, tapi mungkin agak
sedikit lama, karena pulang dari rumah sakit aku ingin mampir sebentar ke cafe
dan belanja beberapa bahan makanan, kau lihat sendiri kan, persediaan di dapur
sudah menipis”
“lalu Hyunsik?” firasatku kali
ini berkata hari ini kan menjadi hari paling merepotkan.
“itulah sebabnya aku minta
tolong. Tolong jaga Hyunsik ya, karena bibi Han sedang sakit jadi ku percayakan
Hyunsik padamu. Aku masih menyimpan ASIP di kulkas, kau tinggal menghangatkannya
saja.”
Aku hanya manggut-manggut
mendengar penjelasan Hana. Pasrah. Itu lah diriku sekarang. setelah semalaman
tak tidur karena deadline pekerjaan
yang harus segera kuselesaikan. Dan hari ini, hari libur yang sangat kunanti,
hari dimana aku bisa tidur sepuasnya justru berganti menjadi hari dimana aku
harus menjadi ibu yang baik bagi Hyunsik.
“hanya ini yang kau bawa?” aku
menenteng paper bag yang ukurannya
tak terlalu besar lalu memasukannya ke mobil. Hana mengangguk.
“Hati-hati.” Aku menutup pintu mobil.
“Oh ya, semuanya sudah ku tulis
di kertas dan ku tempel di kulkas, kau tinggal menjalankannya sesuai instruksi
itu, oke?!” ucapnya dari balik jendela.
“oke...sana pergilah, serahkan
saja Hyunsik padaku”
Aku melangkah masuk.
“MWOYA...!!!! apa-apaan ini?
Banyak sekali. Mencuci baju Hyunsik, memandikkan Hyunsik, memberinya ASIP,
mengajaknya bermain, memberinya Jus Buah, dan astaga Hana...” aku menatap
kertas berwarna kuning itu dengan penuh tanda tanya.
Aku melenggang menuju kamar.
Melihat Hyunsik yang masih tergeletak dia atas baby cots dengan selimut hangatnya. Ku longok dia, dan dia menguap.
Mulut mungilnya menganga lebar dan mata bulatnya terbuka sempurna, sesekali dia
mengusek matanya, menggemaskan.
“Cha...anak appa sudah
bangun eoh?” aku menggendong Hyunsik
yang sudah membuka mata. Kucium pipinya yang chubby. Harum bayi memang berbeda.
Dan aku suka itu.
“ayo kita mandi...” aku
menggendong Hyunsik ke kamar mandi. Air hangat, sabun bayi, shampoo bayi, dan
handuk lembut sudah ku siapkan persis seperti
apa yang Hana lakukan. Aku pernah melihat Hana memandikkan Hyunsik dan sekarang
aku akan mempraktekkannya.
“oh, yang mana parfumnya?” aku
bingung menatap dua botol berwarna pink dan biru. Aromanya sama dan aku tak
tahu mana yang merupakan parfum yang biasa dipakai Hyunsik. Tak mau ambil
pusing, aku pilih saja botol berwarna biru, lalu ku ciprat-cipratkan ke tubuh
Hyunsik. Harum.
“Anak appa sudah wangi sekarang” aku menciumnya memastikan bahwa dia
memang benar-benar sudah harum.
“sekarang Hyunsik makan ya” aku
memberinya ASIP yang sudah kuhangatkan. Aku dan Hana memang berkomitmen untuk
memberikan Hyunsik ASI sampai dia berusia 2 tahun.
Selesai dengan Hyunsik, aku
membereskan rumah dan mencuci baju. Ternyata pekerjaan rumah sungguh melelahkan
dibandingkan pekerjaan kantor. Aku melirik Hyunsik yang tertidur pulas di atas
baby cotsnya. Sementara dia tertidur aku buru-buru menyelesaikan pekerjaan
kantorku yang tertunda.
Haus, aku pun turun ke dapur, dan
aku mendapati Yoonri yang sedang menggendong Hyunsik.
“Oh, aku kapan datang?” ucapku
sambil menenggak air dingin.
“ISH...KAU INI!”
BUK...BUK...BUK...!!!
“YA...KENAPA KAU MENGAMUK! YA!”
amukan Yoonri mendarat sempurna ke tubuhku.
‘Kau gila huh! Anakmu menangis
dari tadi, dan kau tak mendengarnya sama sekali?” ucapnya penuh jengkel.
“aku sedang mengerjakan tugas
kantor” aku menatap Yoonri, aneh, kenapa rambutnya basah?
“apa kau lupa tak mengeringkan
rambutmu?”
“dasar bodoh, diluar hujan
oppaaa”
“astaga...cucianku!” buru-buru
aku berlari mengambil cucian yang ku jemur. Beruntung tak semuanya basah,
karena sebagian memang aku letakkan di bawah canopy.
“Oppa, sepertinya Hyunsik lapar”
aku melongok Hyunsik dalam gendongan Yoonri. Oh aku lupa, aku belum memberinya
jus buah.
“sebentar akan ku buatkan makanan
untuknya”
Aku mengobrak abrik dapur dan
hanya menemukan apel. Aku ragu apakah Hyunsik bisa memakannya.
“apa yang akan kau buat?” Yoonri
menatapku ragu.
“aku harus memberikannya jus,
hanya saja di kulkas aku hanya menemukan ini” aku menunjukkan buah apel.
“kau bisa membuatnya?” dan aku
menggeleng.
“Ya Tuhan, ayah macam apa kau ini
oppa. Kemarikan, dan aku urus Hyunsik!” kami bertukar posisi. Kubiarkan adikku
mengurus urusan dapur. Sementara aku asik dengan Hyunsik.
“Ayo sayang kita makan” Yoonri
datang dengan secangkir jus, oh tunggu itu lebih pantas disebut bubur, karena
masih ada sisa-sisa sari apel di sana.
“tunggu dulu” aku menhentika
suapan pertama Hyunsik
“kenapa?”
“kau yakin ini tak apa? Ini tidak
asam kan?”
“cobalah” yoonri menyuruhku untuk
menyicipnya. Oke aman, dan aku mengijinkan makanan itu memasukki mulut mungil
Hyunsik. Satu suap, dua suap, tiga suap, dan seterusnya, Hyunsik makan sangat
lahap.
“Aigoo...anak appa memang pintar” aku mengusap
mulutnya yang belepotan dengan sari-sari jus apel.
“oppa aku pergi dulu, ada tugas yang harus ku kerjakan dengan
Jungkook, nanti aku kesini lagi”
“oh, hati-hati”
Selesai makan aku menggendong
Hyunsik, meninabobokannya, karena dia mulai menguap. Matanya dia
kerjap-kerjapkan. Sungguh lucu.
“tidurlah yang nyenyak sayang”
aku menidurkan Hyunsik di baby Cotsnya, namu baru saja kakinya menempel ke kasur,
dia kembali menagis, alhasil aku kembali menggendongnya.
TING TONG...
“Siapa itu?”
“ini aku hyung”
“oh kau Namjoon, masuklah” aku
masih sibuk dengan Hyunsik yang tak mau lepas dari gendonganku.
“Hyung, bagaimana dengan
lagunya?” tanya Namjoon. Astaga aku melupakannya.
“Kemarilah” aku menuntun Namjoon
ke ruang kerjaku, yang tak lain juga studio miniku.
“Hyung” Namjoon menunjuk ke arah
Hyunsik.
“Dia tak mau tidur di kasur,” aku
masih menggendong Hyunsik
“baiklah”
Aku terpaksa mengerjkan sisa-sisa
PR yang diberikan perusahaan dengan Hyunsik yang masih berada dalam gendongan.
Untunya dia tak sedikitpun terganggu dengan suara brisik kami.
“Namjoon-ah bisakah kau ambilkan
gendongan Hyunsik di sofa?” aku menyerah jika harus menggedong Hyunsik dengan
kondisi seperti ini, tanganku rasanya mau patah.
Aku meletakkan kain gendongan itu
ke tubuhku dan mengatur posisi Hyunsik senyaman mungkin, tentu saja dengan
bantuan Namjoon.
“Aku rasa sampai sini saja hyung,
besok kita periksa lagi, otakku sudah cukup buntu”
Sepulang Namjoon, aku melanjutkan
pekerjaan rumah yang lain, mencuci piring, mebereskan berkas-berkas, memeriksa
pekerjaanku yang lain lalu memasak ramyun karena perutku surah bernyanyi
kelaparan.
Baru saja satu suapan dan Hyunsik
menggeliat lalu menangis.
“Oh, aku kenapa?” aku mengayun-ayun
Hyunsik, berusaha untuk meredam tangisnya, namun nihil, Hyunsik tetap saja
menangis.
Aku menidurkan Hyunsik di kasur
dan memberikannya ASIP yang telah kuhangatkan tapi dia tetap saja menangis. Oh
aku lupa!
“maafkan appa, appa lupa belum
menggantinya.” Aku melepas popoknya dan menggantinya dengan yang baru. Rupanya
Hyunsik merasa risih karena popoknya yang sudah penuh.
Ku susui dia dengan ASIP sambil
meninabobokan dia, hanya saja kali ini dia mau ku letakkan diatas kasur. Ku
tepuk-tepuk kecil tubuhnya dan sesekali ku usap rambutnya. Mulutku tak berhenti
melantunkan nyanyian nina bobo, walau tak semerdu Hana tapi aku rasa Hyunsik cukup
menyukainya.
“HOAAAMMM....appa juga mengantuk” aku meletakkan kepalaku diasampinya, dan turut
terlela bersama.
HANA POV
“aku pulang” aku memasukki rumah
tapi sepi, aku menengok dapur, hingga ruang kerja Yoongi, namun tak ada dia
disana.
Aku melihat pintu kamar yang
sedikit terbuka. Oh Tuhan rupanya dua Jagoanku sedang terelap.
Ku dekati mereka, Benar-benar
seperti anak kembar, itulah yang kulihat dari mereka saat mereka terlelap. Ku
usap anak rambut yang Yoongi, ku cium keningnya sepintas lalu beralih ke Hyunsik.
“Kau sudah pulang?” rupanya aku
membangunkannya.
“Emm” aku menggendong Hyunsik
memindahkannya ke Baby Cots.
“Maaf sudah merepotkanmu, kau
pasti lelah, makanlah, tadi aku membawa makanan dari cafe” aku menyuruh Yoongi
untuk makan, tapi dia justru memelukku.
“Terimakasih sayang, karena kau
sudah menjadi ibu yang hebat, aku baru tahu rasanya menjadi seorang ibu itu
benar-benar merepotkan” dan CUP dia menciumku pipiku.
“Kau ini, ada Hyunsik” aku
memukul tangannya yang melingkar sempurna diperutku.
“tak apakan Hyunsik, appa mencium Eommamu”
“Eoh...dia tersenyum” dan kami
tertawa, entahlah seolah Hyunsik mengerti perkataan appanya padahal matanya
terpejam.
END

Tidak ada komentar:
Posting Komentar