Author : Yeonhwa
Cast : Park Jimin (Jimin BTS), Shin Hye Eun (OC)
Genre : Romance (little), Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Dislaimare : BTS itu milik Tuhan dan author hanya punya jalan cerita
serta OC
Warning ! Sorry for typo(s) and dont copy paste, i hate plagiarism.
“pejamkan matamu sebentar” aku mencondongkan
tubuhku untuk merapikan tatanan eye
makeup dari pria di hadapanku ini.
“Kau memakai parfum lain hari ini”
aku tersentak kaget, ruapanya dia mengetahui bahwa aku memakai parfum yang
tidak seperti biasa.
Park Jimin, pria sempurna itu
membuka mata, dan membuat mata kami saling beradu.
“Mengapa kau ganti parfummu?” oh
Tuhan dari jarak sedekat ini aku bisa merasakan deru nafas Jimin, dan itu
membuat jantungku kehilangan ritme normalnya.
“Eoh?” aku masih gugup
“Hei ada apa dengan wajahmu?”
tangannya terulur menyentuh pipiku yang mulai memerah. Aku memang telah lama
hidup dengan park Jimin, telah lama mengenalnya, namun jika harus berdekatan
dengannya aku masih saja merasa gugup hingga pipiku memanas.
“Ya, sudah selesai.” Aku berdiri
dan mengambil kostum yang akan di gunakan olehnya.
Kaos lengan pendek warna hitam
sudah ia kenakan, celana hitam, dan blazer hitam dengan kombinasi warna putih. Aku
memakaikannya satu persatu, mulai dari baju sampai aksesoris lainnya. Selesai
dengan baju aku menata kembali tatanan rambutnya.
“Sepertinya kau harus sering
merawat rambutmu, Jimin-ah” aku melihat rambutnya yang mulai kusam karena
coloring yang sering dia lakukan. Sedikit menyemprotkan hairspray dan selesai.
“Kemari sebentar” aku
mengisyaratkan agar dia sedikit menunduk.
“Kenapa kau memberiku baju
seperti ini” protesnya sambil memeriksa kostum yang dia pakai.
“bukankah ini nyaman? Kaos itu
menyerap keringat” aku berkacak pinggang, sedikit kesal dengan protesannya. Kau
tahu aku tak ingin orang lain melihat tubuh sempurnamu Jimin-ah.
“Tapi biasanya kau memberiku
Sleeveles”
“Tidak untuk kali ini”
“Kenapa? Bukannya itu sangat
nyaman, aku menyukainya” damn! Dia merengek seperti anak kecil. Oh ayolah Park
Jimin kau itu pria seksi tubuhmu berotot, sempurna, tetpai kenapa kau merengek
seperti ini.
“Hye Eun...eummm” dia mencoba
merayuku,
“Tidak! Dengarkan aku” aku
menatap matanya
“Tidak ada sleeveles, tidak ada
acara robek baju, tidak ada abs. OKE!” aku masih menatapnya dan menemukan ekspresi
kebahagiaan di wajahnya.
“Ya kenapa kau tersenyum?” aku
mencubit perutnya.
“Kau cemburu eoh? Eoh? Eoh?” mulai
dia meledekku.
“Shin Hye Eun cemburu” Lagi jimin
meledekku.
Sebal, aku memilih untuk
merapikan kembali peralatan make up ke dalam tas. Apa kau tak tahu, tubuhmu itu
bukan untuk konsumsi publik. Aku tak rela jika wanita lain harus melihat tubuh
sempurnamu.
“Maaf” Jimin memelukku.
“untuk?” aku masih sibuk dengan
peralatan make up
“Karena telah membuatmu cemburu”
dia semakin menenggelamkan kepalanya di bahuku.
Aku berhenti sebentar dari
aktivitasku, dan melihat ke arah cermin. Nampak jelas kalau Jimin memang
bersungguh-sungguh. Aku mengusap kepalanya lalu membalikkan badanku.
“aku yang seharusnya minta maaf,
aku belum siap, aku mengerti itu adalah resiko pekerjaanmu. Maafkan aku
Jimin-ah” sekarang giliran aku yang bersandar di dada bidangnya.
“Aku janji aku tak akan
melakukannya lagi” dia mengusap rambutku dan itu membuatku nyaman.
“YA...! BUKAN DISINI TEMPATNYA
KALAU KALIAN MAU BERMESRAAN!” Seokjin memprotes aktifitas kami.
“Hyung....!” aku menoleh dan
melihat si maknae menutup matanya.
“Ish, pengganggu” kesal Jimin.
“Sudah sana, besiaplah di
belakang panggung” aku menyuruhnya pergi untuk bersiap-siap.
Hari ini mereka menghadiri acara
akhir tahun yang di selenggarakan oleh salah satu stasiun tv, mereka di minta
untuk menampilkan salah satu lagu dari grup legendaris. Lampu panggung mulai
menyala. Suara merdu Jungkook menjadi pembuka lagu, dan musik mengalun dengan
beat yang cepat, menghentakkan jantung seluruh penonton yang ada. Aku berada di
salah satu kursi penonton. Melihat Jimin dari sini, mengamati setiap
penampilannya, gerakkannya dan suaranya, sungguh sempurna.
Aku tak menyangka dia akan
membunuh banyak wanita dengan penampilannya. Lirikkan matanya yang tajam,
liukkan tubuhnya ketika menari sungguh indah. Belum lagi suara khasnya yang
melengking itu. Sungguh candu tersendiri untukku.
Sorak penonton semakin kencang
ketika dia melepas blazernya. Beruntung aku memakaikannya kaos berlengan, bukan
sleeveles seperti biasanya. Dengan memakai kaos saja dia sudah terlihat
menawan, apalagi jika dia memakai sleeveles, bisa-bisa seluruh penonton akan
terkena serangan jantung.
“Omo...omo...PARK JIMIN.....!!!”
seorang gadis di sampingku berteriak histeris melihat aksi Jimin. Oke aku akui
kau memang pria sempurna, tapi bagiku kau lebih dari kata sempurna Park Jimin.
END

Tidak ada komentar:
Posting Komentar