Rabu, 13 Januari 2016

FF BTS ll FLU


Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Family, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga and othe member belongs to God, but stiryline and OC belongs to me.
I hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^

“ Yoongi-ah !” Hana membangunkanku malam-malam begini.

“Ada apa?” Aku masih mengucek mata,

“Hyunsik demam” dia masih menggendong Hyunsik yang rewel karena demamnya

“MWO?” mataku membulat sempurna mendengar jawaban dari mulut Hana

“Ayo kita bawa ke rumah sakit!” tanpa ba-bi-bu aku langsung menyambar jaket dan kunci mobil, masa bodo dengan penampilanku. Rambut acak-acakan, celana santai dan kaos oblong yang kututupi dengan jaket.

Kakiku terus menekan pedal gas hingga mencapai kecepatan tinggi. Sesekali kulihat raut wajah Hana menyiratkan kekhawatiran yang teramat sangat. Terlebih Hyunsik sama sekali tak mau meminum ASI dari ibunya.

“Tenanglah sayang, jangan menangis, cup cup cup” Hana menciumi kening Hyunsik.

Tanganku terulur mengusap pucuk kepalanya, jagoanku benar-benar dalam kondisi tak baik. Aku merasakan suhu tubuhnya yang meningkat.

“Sabar sebentar ya sayang, appa akan membawamu ke  dokter”

Tak lama kami sampai di depan pintu IGD, dua orang perawat dan seorang dokter menyambut kedatangan kami. Dengan cekatan mereka memeriksa kondisi Hyunsik. Hana terus mengenggam tangan Hyusik. Anak itu benar-benar tak mau diam, mungkin karena merasa tak nyaman.

“Anak pintar, dokter nakal sebentar ya sayang” aku memejamkan mata, tak tega melihat Hyunsik di suntik cairan obat oleh dokter.

Segara setelah suntikkan itu berakhir Hana menggendong Hyunsik yang masih merengek tak nyaman.

“Apa dia baik-baik saja dok?” aku khawatir.

“Dia tak apa-apa, hanya flu, saya sudah memberinya antibiotik injeksi dan akan saya resepkan beberapa obat untuk penurun demamnya serta antibiotik dan vitamin. Setelah sembuh saya sarankan untuk memberinya imunisasi flu agar tidak mudah terserang flu” jelas dokter sambil menuliskan beberapa coretan abstrak yang entah apa itu aku tak bisa membacanya.

“Ini resepnya” aku menerima secarik kertas yang telah dicoret-coret itu.

Jam menunjukkan pukul dua dini hari, aku dan Hana masih terjaga. Hyunsik sudah meminum obatnya, hanya saja obatnya belum bereaksi, dia masih rewel menangis di pelukan ibunya.

“Kemarikan” aku mengambil Hyunsik dari gendongan Hana.

“apa tak apa? Kau istirahat saja, besok kan kau harus ke kantor” istriku yang satu ini benar-benar dia keras kepala.

“Aku juga ingin menjaganya.”ucapku sambil menepuk nepuk punggung Hyunsik.

“Kau istirahatlah” aku menyuruh hana unutk istirahat namun dia tak menghiraukannya, dia malah sibuk memerah ASIPnya.

“Kenapa?” aku melihat Hana kesakitan saat memerah ASIP

“Mungkin karena seharian tadi Hyunsik tak mau menyusu jadi ini sedikit nyeri”

“Mau ku ambilkan kompres hangat?”

“Boleh, tolong ya” aku pergi ke dapur untuk membuatkan kompres hangat untuk Hana. Perjuangan seorang wanita benar-benar hebat. Dia bisa menanggu rasa sakit sehebat apapun demi anak.

“Ini” aku memberikan kompresan itu pada Hana.

“Apa dia sudah tidur?”

“Sepertinya” aku melirik Hyunsik dalam dekapanku. Sepertinya dia sudah tertidur.

Aku merasa lelah. Sedikit beristirahat, aku menyandarkan tubuhku pada headboard ranjang. Ku turunkan Hyunsik dari gendonganku, dan menidurkanya disampingku. Namun baru saja menyentuh kasur, dia kembali merengek. Kembali ku gendong dia.

“Sepertinya dia ingin bersamamu” Hana tersenyum melihat polah Hyunsik.

“Anak appa manja sekali” aku meninabobokan Hyunsik.

Jarum jam berputar lambat sekali, rasanya aku benar-benar melihat seberapa panjangnya malam. Pukul empat dini hari, aku benar-benar lelah. Hana sudah terbaring, dan aku masih dalam keadaan terduduk bersandar pada headboard dengan Hyunsik dalam dekapanku.

“Appa lelah sayang, ayo kita tidur” aku merebahkan diri dan Hyunsik tetap ku peluk erat. Anak ini benar-benar tak mau jauh dariku. Padahal sebentar lagi aku harus ke Jepang, lalu bagaimana dengannya. Ah, membayangkannya saja membuatku benar-benar merasa khawatir.

Perlahan mataku terpejam. Nyaman sekali rasanya, tidur bertiga dalam satu kasur.

“Sayang, bangun! Bukankah kau harus ke kantor?” Hana menggoyang-goyangkan tubuhku.

“Eung” aku hanya melenguh pelan. Entahlah kepalaku rasanya begitu berat.

PLUK PLUK PLUK

Tangan mungil Hyunsik turut meramaikan acara membangunkanku.

“Ada apa sayang?” aku menoleh ke arah Hyunsik yang sedang tengkurap di sampingku

PLUK PLUK PLUK

Tangannya kembali memukul-mukul wajahku.

“iya iya appa akan bangun” aku berusaha bangun namun sedetik kemudian semuanya serasa berputar-putar.

“Kau tak apa?” Hana menyentuh dahiku

“Aku rasa aku tertular flu hyunsik”

Refleks Hana menjauhkan Hyunsik dariku. Dan menggendongnya.

“Jangan dekat-dekat dengan appa” Hana benar-benar menjauhkan Hyunsik

“Ya!” aku sedikit kesal denga Hana

“Tidak!” Hana meletakkan Hyunsik dalam Babycot.

“Istirahatlah! Hari ini kau harus cuti besar dari acara kantormu!”

Oke mari kita ambil sisi positifnya. Hari ini aku terbebas dari pekerjaan dan bisa tidur selama aku mau. Terima kasih Hyunsik karena flumu appa bisa sedikit istirahat.


END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar