Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi
(Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Family, Fluff
(little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga
and othe member belongs to God, but stiryline and OC belongs to me.
I hate plagiarism so
don’t copy paste!
“ Yoongi-ah !” Hana
membangunkanku malam-malam begini.
“Ada apa?” Aku masih mengucek
mata,
“Hyunsik demam” dia masih
menggendong Hyunsik yang rewel karena demamnya
“MWO?” mataku membulat sempurna
mendengar jawaban dari mulut Hana
“Ayo kita bawa ke rumah sakit!”
tanpa ba-bi-bu aku langsung menyambar jaket dan kunci mobil, masa bodo dengan
penampilanku. Rambut acak-acakan, celana santai dan kaos oblong yang kututupi
dengan jaket.
Kakiku terus menekan pedal gas
hingga mencapai kecepatan tinggi. Sesekali kulihat raut wajah Hana menyiratkan
kekhawatiran yang teramat sangat. Terlebih Hyunsik sama sekali tak mau meminum
ASI dari ibunya.
“Tenanglah sayang, jangan
menangis, cup cup cup” Hana menciumi kening Hyunsik.
Tanganku terulur mengusap pucuk
kepalanya, jagoanku benar-benar dalam kondisi tak baik. Aku merasakan suhu
tubuhnya yang meningkat.
“Sabar sebentar ya sayang, appa
akan membawamu ke dokter”
Tak lama kami sampai di depan
pintu IGD, dua orang perawat dan seorang dokter menyambut kedatangan kami. Dengan
cekatan mereka memeriksa kondisi Hyunsik. Hana terus mengenggam tangan Hyusik.
Anak itu benar-benar tak mau diam, mungkin karena merasa tak nyaman.
“Anak pintar, dokter nakal
sebentar ya sayang” aku memejamkan mata, tak tega melihat Hyunsik di suntik
cairan obat oleh dokter.
Segara setelah suntikkan itu
berakhir Hana menggendong Hyunsik yang masih merengek tak nyaman.
“Apa dia baik-baik saja dok?” aku
khawatir.
“Dia tak apa-apa, hanya flu, saya
sudah memberinya antibiotik injeksi dan akan saya resepkan beberapa obat untuk
penurun demamnya serta antibiotik dan vitamin. Setelah sembuh saya sarankan
untuk memberinya imunisasi flu agar tidak mudah terserang flu” jelas dokter
sambil menuliskan beberapa coretan abstrak yang entah apa itu aku tak bisa membacanya.
“Ini resepnya” aku menerima
secarik kertas yang telah dicoret-coret itu.
Jam menunjukkan pukul dua dini
hari, aku dan Hana masih terjaga. Hyunsik sudah meminum obatnya, hanya saja
obatnya belum bereaksi, dia masih rewel menangis di pelukan ibunya.
“Kemarikan” aku mengambil Hyunsik
dari gendongan Hana.
“apa tak apa? Kau istirahat saja,
besok kan kau harus ke kantor” istriku yang satu ini benar-benar dia keras
kepala.
“Aku juga ingin
menjaganya.”ucapku sambil menepuk nepuk punggung Hyunsik.
“Kau istirahatlah” aku menyuruh
hana unutk istirahat namun dia tak menghiraukannya, dia malah sibuk memerah
ASIPnya.
“Kenapa?” aku melihat Hana
kesakitan saat memerah ASIP
“Mungkin karena seharian tadi
Hyunsik tak mau menyusu jadi ini sedikit nyeri”
“Mau ku ambilkan kompres hangat?”
“Boleh, tolong ya” aku pergi ke
dapur untuk membuatkan kompres hangat untuk Hana. Perjuangan seorang wanita
benar-benar hebat. Dia bisa menanggu rasa sakit sehebat apapun demi anak.
“Ini” aku memberikan kompresan
itu pada Hana.
“Apa dia sudah tidur?”
“Sepertinya” aku melirik Hyunsik
dalam dekapanku. Sepertinya dia sudah tertidur.
Aku merasa lelah. Sedikit
beristirahat, aku menyandarkan tubuhku pada headboard ranjang. Ku turunkan
Hyunsik dari gendonganku, dan menidurkanya disampingku. Namun baru saja
menyentuh kasur, dia kembali merengek. Kembali ku gendong dia.
“Sepertinya dia ingin bersamamu”
Hana tersenyum melihat polah Hyunsik.
“Anak appa manja sekali” aku
meninabobokan Hyunsik.
Jarum jam berputar lambat sekali,
rasanya aku benar-benar melihat seberapa panjangnya malam. Pukul empat dini
hari, aku benar-benar lelah. Hana sudah terbaring, dan aku masih dalam keadaan
terduduk bersandar pada headboard dengan Hyunsik dalam dekapanku.
“Appa lelah sayang, ayo kita
tidur” aku merebahkan diri dan Hyunsik tetap ku peluk erat. Anak ini
benar-benar tak mau jauh dariku. Padahal sebentar lagi aku harus ke Jepang,
lalu bagaimana dengannya. Ah, membayangkannya saja membuatku benar-benar merasa
khawatir.
Perlahan mataku terpejam. Nyaman
sekali rasanya, tidur bertiga dalam satu kasur.
“Sayang, bangun! Bukankah kau
harus ke kantor?” Hana menggoyang-goyangkan tubuhku.
“Eung” aku hanya melenguh pelan.
Entahlah kepalaku rasanya begitu berat.
PLUK PLUK PLUK
Tangan mungil Hyunsik turut
meramaikan acara membangunkanku.
“Ada apa sayang?” aku menoleh ke
arah Hyunsik yang sedang tengkurap di sampingku
PLUK PLUK PLUK
Tangannya kembali memukul-mukul
wajahku.
“iya iya appa akan bangun” aku
berusaha bangun namun sedetik kemudian semuanya serasa berputar-putar.
“Kau tak apa?” Hana menyentuh
dahiku
“Aku rasa aku tertular flu
hyunsik”
Refleks Hana menjauhkan Hyunsik
dariku. Dan menggendongnya.
“Jangan dekat-dekat dengan appa”
Hana benar-benar menjauhkan Hyunsik
“Ya!” aku sedikit kesal denga
Hana
“Tidak!” Hana meletakkan Hyunsik
dalam Babycot.
“Istirahatlah! Hari ini kau harus
cuti besar dari acara kantormu!”
Oke mari kita ambil sisi
positifnya. Hari ini aku terbebas dari pekerjaan dan bisa tidur selama aku mau.
Terima kasih Hyunsik karena flumu appa bisa sedikit istirahat.
END

Tidak ada komentar:
Posting Komentar