Rabu, 09 Desember 2015

UNDER THE MOONLIGHT (Part 11)


Author : Yeonhwa
Genre : Action (gagal), romance (gaje)
Rate : RBO (Rate apaan tuh?)
Main Cast : Kim Joon Myeon, Xi Luhan, Oh Sehun, Kim Aiko (OC/ as You)
Annyeong readers, author datang lagi dengan kelanjutan dari ff abal-abal yang sebelumnya udah pernah dipost. FF Ini murni dari hasil pemikiran author sendiri yang lagi iseng gara-gara ketagihan nonton film action.
Hati-hati ada typo yang bergentayangan dan ada beberapa kata-kata kasar serta adegan-adegan yang sebaiknya jangan ditiru ya....
Happy reading dan jangan lupa RCL... ^^


Sehun POV

Lagi-lagi ini seperti nyata. Aku berlalri dengan menggadeng tangan Yeon Hwa. Ini tak asing, tapi otakku kenapa sulit sekali untuk memutar kembali memori itu. Sesekali aku menngelengkan kepalaku. Sedikit pusing. Tapi aku tak mau langkahku harus berhenti, aku tak ingin Yeon Hwa terluka.

“Kau tak apa?” aku menegamati tubuh gadis itu. Segera setelah menemukan tempat yang aman yakni bagian paling belakang dari kuli ini, aku memeriksa keadaan Yeon Hwa. Dan sial, mereka berhasil melukai lengan Yeon Hwa.

“Tak apa hanya luka kecil” Yeon Hwa menyingkirkan tanganku ketika aku berusaha untuk memeriksanya.

“BRENGSEK!” aku terpaksa mengeluarkan senapan yang sedari tadi siaga di sakuku.

DORRR....

Aiko POV

Hoon mengeluarkan senapannya. Sementara aku masih sibuk berkutat dengan lenganku. Sungguh sial kenapa aku menjadi selemah ini setiap berhadapan dengan pria ini.

SLASH...

Aku melemparkan beberpa shuriken kearah mereka.

“KAU...” Hoon menatapku heran, aku membalasnya dengan senyuman kecut.

“Ayo!” aku memberikan aba-aba agar kami dapat lari.

Benar-benar sial segerombolan pria berbaju hitam itu sepertinya tak lelah untuk memburu kami, dan terpaksa aku memasukki wilayah seperti hutan bambu.

“Apa aku punya ide?” ucapku spontan.

Kakiku dan kaki Hoon berhenti melangkah. Kami terpojok, ini jalan buntu, dan pikiranku juga buntu. Sial!

“YA...KALIAN PENGECUT! KEMARI KALAU BERANI!” Hoon dengan gagahnya memprovokasi mereka. Aiko sadarlah, ini medan perang.

BUG...BUGH...BUGH...PRAK....

Adu jotos tak terelakkan. Aku tak tinggal diam. Aku memang wanita tapi aku tak selemah itu.
“HYAAAA....!!!” aku mengambil potongan bambu dan kugunakan sebagai senjata. Satu persatu musuh berhasil kami lumpuhkan tapi sialanya mereka sepolah tah pernah habis, sedangkan tenaga kami hampir habis.

DOR...DOR..DOR...

Salah seorang dari mereka menembak kami.

“Hoon-ah terima ini!” aku melemparkan senapan yang ku rampas dari anggota mereka.

DOR...DOR..DOR...

Kini tak hanya adu fisik tapi adu ketrampilan kami dalam ketepatan menembak sasaran.

“AH....” aku melihat Hoon terkapar, perutnya tertembak.

“ANDWEEEE...!” aku menembak mereka membati buta.

DOR...DOR...DOR...

Seseorang menembaki mereka. Samar aku melihat Jong In dan Luhan. Pandanganku kabur tertutup oleh cairan bening yang entah sejak kapan merembes begitu saja.

“Hoon-ah...” aku menutup lukanya, tapi aliran darahnya cukup deras. Kulihat wajahnya tersenyum ke arahku sebelum matanya tertutup sempurna.

Sehun POV

“ ANDWE...!” aku mendengar jeritan Yeon Hwa. Tangan lembutnya meraih tubuhku dan berusaha untuk menyembuhkan lukaku. Sedikit tersenyum, aku merasa lega kalau dia baik-baik saja. Namun semnuanya terasa gelap, mataku terlalu berat, dan kuputuskan untuk membiarkannya terpejam.

“Oppa, tolong dia” aku masih dapat mendengar jelas suaranya. Dan itu membuatku sedih.

“Aiko kau tak apa-apa?” tunggu dulu suara  itu, nama itu semuanya tak asing bagiku. Aku ingin melihat siapa pemilik suara itu namun sekali lagi otakku seperti berhenti hingga tubuhku terlalu berat untuk ku gerakkan.

“eungh...” aku mengerjapkan mataku. Membiasakan sinar lampu merasuki pupil mataku.

“oh kau sudah sadar?” sapa seorang lelaki yang berjas putih.

Aku tersenyum. Ku gerakkan bola mataku menelusuri ruangan ini. Oh, ini rumah sakit dan sepertinya aku benar-benar kalah dalam pertarungan kemarin. Dan entah sejak akpan aku telah menginjakkan kaki di negeri asalku.

“jangan terlalu banyak bergerak, tubuhmu masih lemah” dia, laki-laki itu menahanku untuk bangun dan tersenyum kearahku, senyum yang menenangkan, dan itu tak asing bagiku.

“Hyung...” mulutku ini memanggilnya dengan spontan.

“hm, ada apa?” dia menyahut.

“apa kau mengenaliku?”

“hahahhahhaha,,,,kau ini tentu saja aku mengenalmu. Kau kan pasienku” sahutnya santai sambil menyuntikkan cairan obat ke dalam selang infusku.

“bukan itu maksudku”

“ah, mungkin kau pernah melihatku di jalanan” dan dia berlalu pergi.

Ini sudah hari ke empat aku berdiam diri di kamar serba putih ini. Bosan mulai merayapi. Meski sesekali Yeon Hwa datang menjengukku, namun aku merasa ada yang aneh. Seseorang selalu berjaga diluar sana. Apa aku ini seorang tahanan hingga aku harus mendapatkan pengawalan ekstra ketat?.

“Huh...membosankan”

“apa kau mau bermain denganku Hoon-si?” suara Yeon Hwa membuyarkan rasa bosanku.

“Tentu saja” aku bergegas memakai jaket dan bersiap untuk berjalan ke luar setelah sekian lama terperangkap di ruangan ini.

Yeon Hwa membawaku ke sebuah ruang kosong. Tentunya dengan penerangan minim. Sekilas tempat ni tampak angker namun tak lama kemudian beberapa cahaya lampu mulai menyala dan sedikit gambaran angker itupun hilang.

“Hyung...” lirihku setelah melihat seorang pria berjas hitam datang menghampiriku.

“kau sudah baikkan Hoon-ssi?” pria itu menyapaku.

“seperti inilah” aku menggedikkan bahu pertanda bahwa tubuhku sudah kembali pulih.

“aku tinggalkan kalian berdua” Yeon Hwa melangkah pergi meninggalku dengan pria itu.

“Luhan hyung...ini....sehun...?” seorang pria lagi datang dengan setumpuk dokumen di tangannya.

Aiko POV

“Sehun...” suara Kyung So oppa menghentikkan langkahku. Entah kenapa seperti ada ribuan pisau yang menusuk hatiku. Kutolehkan kepalaku, dan kulihat Hoon menyahut panggilan Kyung So oppa. Ekspresiku tak kalah terkejutnya dengan Kyung So oppa, namun aku memilih untuk menahan diri walau sebenarnya dalam hati, aku ingin sekali berlari memeluknya, memastikan kalau dia Sehun yang ku rindukan.

Kyung So POV

Apa-apaan ini, seorang pria yang mirip dengan Sehun tiba-tiba saja ada di hadapanku. Sungguh tak masuk akal.

“Kenalkan dia Lee Hoon” Luhan memperkenalkan pria itu. Aku mengangguk, masih terasa kikuk bagiku. Aku terus mengamatinya, masa bodoh dengan komentarnya nanti, yang jelas aku masih sulit menerima kenyataan ini. Sehun yang menghilang bahkan dikabarkan sudah meninggal kini ada di depan mataku.

“Maaf apa kau menganalku?” benar kan, dia berkomentar seperti itu.

“Tidak, hanya saja kau mirip dengan adikku”

“Oh”

“Hyung, ada perlu apa kau menyuruhku kemari?” dia memanggil Luhan hyung dengan sebutan hyung, hmm....ini benar-benar rumit.

“Ah, Kyung So tolong kau berikan berkas itu padanya” perintah Luhan

“Nde hyung” aku memberikan setumpuk berkas itu pada pria bermarga Lee itu. Dia menerima dengan ekspresi heran. Tagannya mebuka lembar demi lembar dokumen yang serahkan, sesekali ku lihat dia memegang kepalanya, matanya terkejap, mungkin dokumen itu cukup membuatnya pusing.

“Aku tak tahu tentang ini hyung, ini membuatku pusing” aku melihat tubuh Hoon mulai melemah.

“Kelak kau akan mengerti Hoon-ssi, lebih baik sekarang kau kembali ke Rumah Sakit” Luhan memberikan kode kepadaku agar aku mengantarnya ke kembali ke Rumah Sakit.

“Yeon Hwa-ssi” Pria ini masih mencari wanita itu, dia mengehntikkan langkahnya dan matanya perputar mencari keberadaan wanitanya itu.

“Ai...Yeon Hwa sedang ada di salam, ayo lebih baik kau segera ku antar” ups, hampir saja aku keceplosan. Aku memapah tubuh lemah Hoon ke mobil dan kami berdua meluncur ke Rumah Sakit diikuti beberapa pengawal di belakang kami, dengan penyamaran tentunya.

“Hyung...sebenarnya apakah kalian ini mengenalku?” tubuhnya sudah terbaring di ranjang, namun otaknya masih berjalan-jalan rupanya. Dia terus bertanya apakan aku dan kawan-kawan mengenalnya atau tidak.

“Jangan berpikir macam-macam Hoon-ssi, istirahatlah” aku merapikan selimutnya lalu bergegas pergi namun tangan Hoon mencegahku.

“Hyung...tolong jawab aku dengan jujur. Aku tidak bisa di bodohi oleh orang lain.”

“Haaa...” aku mneghela nafas panjang, ku raih tangan Hoon dan menghangatkannya di balik selimut.

“Baiklah, akan aku ceritakan” aku menjelaskan semuanya mulai dari awal hingga akhir dimana Sehun atau Hoon yang sekarang ini berada.

“Lalu di mana pria yang bernama Suho itu?” sudah ku duga, inilah sifat Sehun. Ketika aku berkata jangan dia malah semakin maju.

“Jangan sekarang, tunggu dulu hingga smeuanya pulih”

Sehun POV

“Kau sudah boleh pulang” ucap dokter dengan senyum ramahnya.

“Terima kasih” tanpa basa-basi aku langsung menyambar jaket dan tas ransel yang memang sejak malam sudah ku persiapkan. Inilah awal pembalasanku. Aku bergegas keluar dari bangunan yang di sebut Rumah Sakit ini. Rencana sempurna sudah ku susun bersama dengan Kyung So hyung tetnya, dan aku rasa hanya dia yang tahu bahwa aku sudah sadar sepenuhnya.

“Kris bajingan tunggu pembalasanku.!”

TBC

Ditunggu chapter berikutnya ya...dan maaf kalo kelamaan soalnya susah nyari inspirasinya. BTW kritik dan saran mohon di coret-coret ya...

Thanks a lot dear ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar