Author : Yeonhwa
Genre : romance + comedy (= gak jelas)
Lenght : Ficlet
Cast : Jeon Jungkook (Jungkook BTS), Min Yoonri (OC)
Disclaimer : Member BTS adalah milik Tuhan sedangkan OC serta alur
adalah milik author
Happy reading dan awas typo berserakan dimana-mana
###
Ini hari pertamaku bekerja di dunia entertain, bukan menjadi seorang selebritis tetapi justru di tangankulah seorang selebriti bisa terlihat memukau di hadapan kamera.
“YA...BISAKAH KAU SOPAN SEDIKIT!”
kurang ajar masih sepagi ini dan belum sempat aku memasuki kantorku dan
lihatlah ini bahkan masih berada di depan lift dan aku sudah dibuat baadmood oleh
seorang pemuda yang benar-benar tidak mempunyai sopan santun.
“maaf...” pemuda itu, aish...dia
hanya menunduk meminta maaf sedangkan aku harus sibuk memungut kertas-kertas
yang berserakan
“YA...”
sial...sial...sial...pintu lift yang dari tadi ku tunggu sekarang tertutup
rapat. Semuanya gara-gara bocah sialan itu.
RUANG MEETING...
masih dengan nafas terengah-engah
aku bergegas menuju ruangan yang berada paling
pojok dan dekelilingi oleh kaca setengah transparan. Untunglah meeting belum
dimulai dan aku datang datang tepat waktu.
“Kau dari mana saja huh?” bisik
Hana.
“Nanti ku ceritakan..semua ini
gara-gara bocah sialan itu” jawabku sambil tergesa-gesa merapikan urutan
dokumen yang tercecer tadi.
Meeting harian dimulai dan ini
merupakan meeting perdanaku. Meskipun aku bukanlah seorang rookie lagi tetapi
bagi mereka aku adalah seorang junior yang masih bau kencur. Mereka mungkin tak
tahu kalau aku adalah seorang freelance make up artis dan juga desainer kostum para
artis, hanya saja waktu itu profesiku masih serabutan, belum terarah dan belum
ada yang mau menampungku.
“Yoonri-ssi silahkan jelaskan apa
konsepmu? Kudengar kau sudah tak asing lagi dengan hal ini” perintah Kim
Bujangnim.
Helai demi helai kain dan juga
bebrapa coretan sampel diatas kertas ku jelaskan kpada mereka. Dan aku rasa
mereka semua mengerti apa maksudku. Banyak diantara mereka yang mengangguk
menyetujui perkataanku.
“Yoonri-ah kau harus
mempersiapkan kesabaran yang lebih, ini akan menjadi tantangan terbesarmu dan
juga kami” Hana melirik ke arah
sekumpulan bocah yang sedang asik dengan dunianya masing-masing.
“Apakah aku harus mengurus mereka
semua?” aku menghela nafas panjang. Ini baru hari ketigaku dan aku sudah
merasakan kesibukkan yang luar biasa. Tetapi kali ini aku merasakan firasat
buruk.
“tidak, kau hanya perlu mengurus
itu” Hana menunjuk pemuda dengan wajah imut.
“baiklah” aku lemas seketika.
Bukannya aku tidak suka, tapi jujur aku memang sungguh malas, terlebih lagi
semua staff stylish mereka bilang kalau pemuda itulah yang susah diatur. Dari
luar memang tampak diam tapi jika kau sudah mengenalnya maka kau akan tahu
kalau pemuda itu memang menyebalkan.
“Ya...bangunlah! buka matamu
sebentar saja” aku berusaha keras menegakkan kepala pemuda itu dan sepertinya
ini memang sulit.
“ayolah buka matamu sebentar
saja, aku kesulitan memakaikan make up ke matamu kalau kau tertidur seperti
itu” aku kehabisan akal, aku mengalah mencari akal agar bisa memakaikan eye
make up ke pemuda ini meski dirinya dlaam kondisi tertidur.
Hari-hariku terasa semakin berat.
Dan aku merasa sedikit menyesal karena telah menerima pekerjaan di perusahaan
itu. Aku merasa berat badanku berkurang meski aku sudah makan banyak, tapi
tetap saja tubuhku masih kurus padahal penghasilanku kali ini jauh lebih besar
dari penghasilanku yang dulu.
“Kau tahu aku harap aku bisa
menemuimu secepatnya” aku mengelus gambar pria yang sejak kecil aku rindukan.
Dia meninggalkanku ketika usiaku masih 13 tahun, dan foto ini adalah
satu-satunya kenangan yang aku miliki. Selalu, sebelum tidur aku selalu
berbicara dengannya melalui foto ini, dan itu sungguh membuatku merasa tak
kesepian mengingat hanya aku seorang diri di apartemen sederhana ini.
“apa katamu? Saham kita turun
drastis?” oh Tuhan apa lagi ini? Baru saja satu bulan disini bahkan aku belum
menikmati gaji pertamaku dan aku harus menerima kenyataan bahwa kondisi
perusahaan sedang tidak stabil.
“iya, bahkan kabar yang kudengar
akan ada perombkan pegawai. Oh...aku harap tidak ada pemecatan lagi” Hye Rin
berceloteh ria dan hanya Hana yang menanggapinya sedangkan aku, pikiranku
melayang-layang membayangkan hal-hal buruk yang akan terjadi. Meja kerja kami
tidak memiliki sekat-sekat seperti meja kerja kantor lainnya, di ruang ini
hanya ada empat buah meja yang berada di tengah ruangan sementara sebuah meja
milik bujangnim berada di ujung meja ini. Hal itu tentu saja membuat para
karyawan wanita menjadi mudah jika ingin mengobrol atau bergosip, seperti
sekarang ini.
Mendengar hal itu, spontan aku
mengeluarkan foto kenanganku itu dan menatapnya lesu.
“aku harus bagaimana?”
“oh siapa itu?” Aku menoleh malas
ke arah Hana
“dia?”
“iya siapa anak itu? Lucu sekali”
Hye Rin menimpali.
“dia masa laluku”
“masa lalumu atau cinta
pertamamu?” goda Hana
“sudahlah, aku terlalu lemas
untuk bercanda”
“YA....kalian baca ini” Hye Rin
menyodorkan ponselnya. Sepertinya ada gosip baru yang beredar di dunia maya.
“Pergantian direktur?” dan kami
saling melempar pandang.
Karena heran dan memang saat ini
belum ada pekerjaan tanpa pikir panjang aku berlari menuju layar lebar yang
terpampang di looby. Berita menganai anjloknya saham dan pergantian direktur
menjadi topik hangat yang dibicarakan hampir seantero dunia hiburan saat ini. Nampaknya
perusahaah tempatku bekerja tengah menjadi bintang utama.
“Bukankah dia maknae kita?” Hana
menunjuk seseorang di ujung pintu utama.
“Dia terlihat berbeda, dia nampak
dewasa dan berwibawa” wanita-wanita lain sibuk berbisik mengagumi pria yang
dikenal sebagai maknae kebanggaan mereka. Dan aku sibuk mengamati wajahnya.
Sosoknya begitu sempurna dimataku. Tubuhnya yang gegap dan tinggi serta matanya
yang bulat dan tajam, hidungnya yang mancung, dan senyumnya yang menawan, oh
Tuhan sadarkanlah aku. Tapi tunggu dulu, sepertinya senyum itu tak asing lagi
bagiku. Senyumnya yang khas dengan gigi kelincinya itu terasa familiar, apakah
dia Jeonku yang selama ini aku rindukan?.
“Oh Hana-ya mereka akan melakukan
konfrensi pers. Tapi di mana member yang lain?” tanya Hyerin.
Aku mengikuti langkah pemuda itu,
dan di belakangku ada Hana juga Hye Rin yang sibuk dengan ponselnya, tentu saja
mereka asik bergosip di dunia maya.
“Jeon Sajangnim silahkan” Seorang
pria yang aku tebak itu adalah Kwajang disini memanggil pria bernama Jeon itu.
Dan detik itu pula Hana dan Hye Rin langusng berkutat dengan ponsel mereka.
Kesempatan baik bagiku, aku
mengambil foto itu dan mengamatinya, membandingkannya dengan makhluk nyata yang
berdiri di depan mataku saat ini.
“Ya, kenapa mereka begitu mirip?”
Hana membuyarkan konsentrasiku
“entahlah” jawabku lalu kembali
membandingkan mereka.
“omo....jangan-jangan...” Hye Rin
dan Hana memekik pelan.
“Jeon Kaukah itu?” aku bertanya
lirih tapi sepertinya dia sadar akan kehadiranku. Jeon sedikit tersenyum
padaku, senyu yang khas yang bisa ku kenal.
“Apa kau mengenali Jeon
Jungkook?” Hana berusaha meyakinkan kenyataan dihadapannya sekarang.
“aku rasa dia Jeonku” aku
menitikkan airmata, senang, rindu dan benci semuanya bercampur menjadi satu
saat itu. Aku benci karena aku terlalu bodoh, mengapa aku tak mengenalinya
sejak awal. Padahal hampir setiap hari aku bertemu dengannya, bahkan aku
memegang wajahnya, memakaikannya baju serta merapikan penampilannya, tapi kenapa
aku tak mengenalinya sama sekali. Yoonri bodoh!
Setengah jam berlalu dan
konfrensi pers itu selesai semua orang pergi dari ruangan ini hanya menyisakan
aku, Hana, Hyerin dan Jeon.
“ Selamat siang Jeon sajangnim”
Hana dan Hye Rin membungkuk memberika salam kepada direktur baru di perusahaan
ini. Aku hanya bisa berdiri, mengumpulkan semua keyakinanku untuk menatap pria
yang kini benar-benar ada dihadapanku.
“Maafkan aku Yoonri-ah”
Kenapa kata maaf yang pertama
kali terucap dari mulutmu? Apakah kau tak merindukanku?. Bibirku kelu, banyak
hal yang igin aku ucapkan padanya tapi tubuhku tiba-tiba membeku.
Tangan Jeon terulur membelai
surai hitamku. Aku memjamkan mata, berharap ini bukanlah mimpi atau khayalanku
saja.
“Maaf karena aku telah
merepotkanmu. Aku telah membuatmu kesal, aku sering menjahilimu, aku sering tak
patuh padamu, aku sering menyusahkanmu ketika kau berusaha untuk memakaikan
make up diwajahku, maaf karena aku terlalu keras kepala, aku terlalu egois hingga kau terpaksa mengalah mengikuti aturanku”
oceh Jeon yang kemudian diakhiri dengan cengiran kudanya.
Kurang ajar! seluruh bayangan romantisku
hilang seketika. Semua ekspetasi yang melayang-layang dalam benakku buyar
sudah. Oh Jeon Jungkook kau masih sama seperti dulu, seperti seorang bocah,
padahal sekarang kau sudah dipanggil dengan sebutan sajangnim.
“YA KAU..!” aku merasa kesal
karena telah di bodohinya, harusnya dia mengatakan kalau dia mengenalku,
alhasil ku tendang kakinya lalu melangkah pergi, namun sebelum itu aku
tersenyum kecut ke arah Hana yang masih memasang muka kagetnya dan temannya
yang berada di sampingnya Hye Rin yang kini lengkap dengan mulutnya yang
menganga dan mata mereka membulat dengan sempurna.
“YA....MIN YOONRI TUNGGU AKU...!”
aku mendengar jelas teriakan Jeon Jungkook, tapi tak ku hiraukan. Kakiku tetap
melangkah kedepan.
“YA....MIN YOONRI...!!!” kali ini
bisa ku pastika Jungkooksetengah berlari kearahku.
Rasakan itu Jeon Jungkook, kau
sungguh keterlaluan.
END
Bagaimana ff gak jelas ini?
Tolong kritik dan sarannya
Tahnks a alot dear ^^

Tidak ada komentar:
Posting Komentar