Rabu, 09 Desember 2015

JEON SAJANGNIM


Author : Yeonhwa
Genre : romance + comedy (= gak jelas)
Lenght : Ficlet
Cast : Jeon Jungkook (Jungkook BTS), Min Yoonri (OC)
Disclaimer : Member BTS adalah milik Tuhan sedangkan OC serta alur adalah milik author
Happy reading dan awas typo berserakan dimana-mana
###


Ini hari pertamaku bekerja di dunia entertain, bukan menjadi seorang selebritis tetapi justru di tangankulah seorang selebriti bisa terlihat memukau di hadapan kamera.

“YA...BISAKAH KAU SOPAN SEDIKIT!” kurang ajar masih sepagi ini dan belum sempat aku memasuki kantorku dan lihatlah ini bahkan masih berada di depan lift dan aku sudah dibuat baadmood oleh seorang pemuda yang benar-benar tidak mempunyai sopan santun.

“maaf...” pemuda itu, aish...dia hanya menunduk meminta maaf sedangkan aku harus sibuk memungut kertas-kertas yang berserakan

“YA...” sial...sial...sial...pintu lift yang dari tadi ku tunggu sekarang tertutup rapat. Semuanya gara-gara bocah sialan itu.

RUANG MEETING...

masih dengan nafas terengah-engah aku bergegas menuju ruangan yang  berada paling pojok dan dekelilingi oleh kaca setengah transparan. Untunglah meeting belum dimulai dan aku datang datang tepat waktu.

“Kau dari mana saja huh?” bisik Hana.

“Nanti ku ceritakan..semua ini gara-gara bocah sialan itu” jawabku sambil tergesa-gesa merapikan urutan dokumen yang tercecer tadi.

Meeting harian dimulai dan ini merupakan meeting perdanaku. Meskipun aku bukanlah seorang rookie lagi tetapi bagi mereka aku adalah seorang junior yang masih bau kencur. Mereka mungkin tak tahu kalau aku adalah seorang freelance  make up artis dan juga desainer kostum para artis, hanya saja waktu itu profesiku masih serabutan, belum terarah dan belum ada yang mau menampungku.

“Yoonri-ssi silahkan jelaskan apa konsepmu? Kudengar kau sudah tak asing lagi dengan hal ini” perintah Kim Bujangnim.

Helai demi helai kain dan juga bebrapa coretan sampel diatas kertas ku jelaskan kpada mereka. Dan aku rasa mereka semua mengerti apa maksudku. Banyak diantara mereka yang mengangguk menyetujui perkataanku.

“Yoonri-ah kau harus mempersiapkan kesabaran yang lebih, ini akan menjadi tantangan terbesarmu dan juga kami” Hana  melirik ke arah sekumpulan bocah yang sedang asik dengan dunianya masing-masing.

“Apakah aku harus mengurus mereka semua?” aku menghela nafas panjang. Ini baru hari ketigaku dan aku sudah merasakan kesibukkan yang luar biasa. Tetapi kali ini aku merasakan firasat buruk.

“tidak, kau hanya perlu mengurus itu” Hana menunjuk pemuda dengan wajah imut.

“baiklah” aku lemas seketika. Bukannya aku tidak suka, tapi jujur aku memang sungguh malas, terlebih lagi semua staff stylish mereka bilang kalau pemuda itulah yang susah diatur. Dari luar memang tampak diam tapi jika kau sudah mengenalnya maka kau akan tahu kalau pemuda itu memang menyebalkan.

“Ya...bangunlah! buka matamu sebentar saja” aku berusaha keras menegakkan kepala pemuda itu dan sepertinya ini memang sulit.

“ayolah buka matamu sebentar saja, aku kesulitan memakaikan make up ke matamu kalau kau tertidur seperti itu” aku kehabisan akal, aku mengalah mencari akal agar bisa memakaikan eye make up ke pemuda ini meski dirinya dlaam kondisi tertidur.

Hari-hariku terasa semakin berat. Dan aku merasa sedikit menyesal karena telah menerima pekerjaan di perusahaan itu. Aku merasa berat badanku berkurang meski aku sudah makan banyak, tapi tetap saja tubuhku masih kurus padahal penghasilanku kali ini jauh lebih besar dari penghasilanku yang dulu.

“Kau tahu aku harap aku bisa menemuimu secepatnya” aku mengelus gambar pria yang sejak kecil aku rindukan. Dia meninggalkanku ketika usiaku masih 13 tahun, dan foto ini adalah satu-satunya kenangan yang aku miliki. Selalu, sebelum tidur aku selalu berbicara dengannya melalui foto ini, dan itu sungguh membuatku merasa tak kesepian mengingat hanya aku seorang diri di apartemen sederhana ini.

“apa katamu? Saham kita turun drastis?” oh Tuhan apa lagi ini? Baru saja satu bulan disini bahkan aku belum menikmati gaji pertamaku dan aku harus menerima kenyataan bahwa kondisi perusahaan sedang tidak stabil.

“iya, bahkan kabar yang kudengar akan ada perombkan pegawai. Oh...aku harap tidak ada pemecatan lagi” Hye Rin berceloteh ria dan hanya Hana yang menanggapinya sedangkan aku, pikiranku melayang-layang membayangkan hal-hal buruk yang akan terjadi. Meja kerja kami tidak memiliki sekat-sekat seperti meja kerja kantor lainnya, di ruang ini hanya ada empat buah meja yang berada di tengah ruangan sementara sebuah meja milik bujangnim berada di ujung meja ini. Hal itu tentu saja membuat para karyawan wanita menjadi mudah jika ingin mengobrol atau bergosip, seperti sekarang ini.

Mendengar hal itu, spontan aku mengeluarkan foto kenanganku itu dan menatapnya lesu.

“aku harus bagaimana?”

“oh siapa itu?” Aku menoleh malas ke arah Hana

“dia?”

“iya siapa anak itu? Lucu sekali” Hye Rin menimpali.

“dia masa laluku”

“masa lalumu atau cinta pertamamu?” goda Hana

“sudahlah, aku terlalu lemas untuk bercanda”

“YA....kalian baca ini” Hye Rin menyodorkan ponselnya. Sepertinya ada gosip baru yang beredar di dunia maya.

“Pergantian direktur?” dan kami saling melempar pandang.

Karena heran dan memang saat ini belum ada pekerjaan tanpa pikir panjang aku berlari menuju layar lebar yang terpampang di looby. Berita menganai anjloknya saham dan pergantian direktur menjadi topik hangat yang dibicarakan hampir seantero dunia hiburan saat ini. Nampaknya perusahaah tempatku bekerja tengah menjadi bintang utama.

“Bukankah dia maknae kita?” Hana menunjuk seseorang di ujung pintu utama.

“Dia terlihat berbeda, dia nampak dewasa dan berwibawa” wanita-wanita lain sibuk berbisik mengagumi pria yang dikenal sebagai maknae kebanggaan mereka. Dan aku sibuk mengamati wajahnya. Sosoknya begitu sempurna dimataku. Tubuhnya yang gegap dan tinggi serta matanya yang bulat dan tajam, hidungnya yang mancung, dan senyumnya yang menawan, oh Tuhan sadarkanlah aku. Tapi tunggu dulu, sepertinya senyum itu tak asing lagi bagiku. Senyumnya yang khas dengan gigi kelincinya itu terasa familiar, apakah dia Jeonku yang selama ini aku rindukan?.

“Oh Hana-ya mereka akan melakukan konfrensi pers. Tapi di mana member yang lain?” tanya Hyerin.

Aku mengikuti langkah pemuda itu, dan di belakangku ada Hana juga Hye Rin yang sibuk dengan ponselnya, tentu saja mereka asik bergosip di dunia maya.

“Jeon Sajangnim silahkan” Seorang pria yang aku tebak itu adalah Kwajang disini memanggil pria bernama Jeon itu. Dan detik itu pula Hana dan Hye Rin langusng berkutat dengan ponsel mereka.
Kesempatan baik bagiku, aku mengambil foto itu dan mengamatinya, membandingkannya dengan makhluk nyata yang berdiri di depan mataku saat ini.

“Ya, kenapa mereka begitu mirip?” Hana membuyarkan konsentrasiku

“entahlah” jawabku lalu kembali membandingkan mereka.

“omo....jangan-jangan...” Hye Rin dan Hana memekik pelan.

“Jeon Kaukah itu?” aku bertanya lirih tapi sepertinya dia sadar akan kehadiranku. Jeon sedikit tersenyum padaku, senyu yang khas yang bisa ku kenal.

“Apa kau mengenali Jeon Jungkook?” Hana berusaha meyakinkan kenyataan dihadapannya sekarang.

“aku rasa dia Jeonku” aku menitikkan airmata, senang, rindu dan benci semuanya bercampur menjadi satu saat itu. Aku benci karena aku terlalu bodoh, mengapa aku tak mengenalinya sejak awal. Padahal hampir setiap hari aku bertemu dengannya, bahkan aku memegang wajahnya, memakaikannya baju serta merapikan penampilannya, tapi kenapa aku tak mengenalinya sama sekali. Yoonri bodoh!

Setengah jam berlalu dan konfrensi pers itu selesai semua orang pergi dari ruangan ini hanya menyisakan aku, Hana, Hyerin dan Jeon.

“ Selamat siang Jeon sajangnim” Hana dan Hye Rin membungkuk memberika salam kepada direktur baru di perusahaan ini. Aku hanya bisa berdiri, mengumpulkan semua keyakinanku untuk menatap pria yang kini benar-benar ada dihadapanku.

“Maafkan aku Yoonri-ah”

Kenapa kata maaf yang pertama kali terucap dari mulutmu? Apakah kau tak merindukanku?. Bibirku kelu, banyak hal yang igin aku ucapkan padanya tapi tubuhku tiba-tiba membeku.
Tangan Jeon terulur membelai surai hitamku. Aku memjamkan mata, berharap ini bukanlah mimpi atau khayalanku saja.

“Maaf karena aku telah merepotkanmu. Aku telah membuatmu kesal, aku sering menjahilimu, aku sering tak patuh padamu, aku sering menyusahkanmu ketika kau berusaha untuk memakaikan make up diwajahku, maaf karena aku terlalu keras kepala, aku terlalu egois  hingga kau terpaksa mengalah mengikuti aturanku” oceh Jeon yang kemudian diakhiri dengan cengiran kudanya.

Kurang ajar! seluruh bayangan romantisku hilang seketika. Semua ekspetasi yang melayang-layang dalam benakku buyar sudah. Oh Jeon Jungkook kau masih sama seperti dulu, seperti seorang bocah, padahal sekarang kau sudah dipanggil dengan sebutan sajangnim.

“YA KAU..!” aku merasa kesal karena telah di bodohinya, harusnya dia mengatakan kalau dia mengenalku, alhasil ku tendang kakinya lalu melangkah pergi, namun sebelum itu aku tersenyum kecut ke arah Hana yang masih memasang muka kagetnya dan temannya yang berada di sampingnya Hye Rin yang kini lengkap dengan mulutnya yang menganga dan mata mereka membulat dengan sempurna.

“YA....MIN YOONRI TUNGGU AKU...!” aku mendengar jelas teriakan Jeon Jungkook, tapi tak ku hiraukan. Kakiku tetap melangkah kedepan.

“YA....MIN YOONRI...!!!” kali ini bisa ku pastika Jungkooksetengah berlari kearahku.

Rasakan itu Jeon Jungkook, kau sungguh keterlaluan.

END
Bagaimana ff gak jelas ini?  Tolong kritik dan sarannya
Tahnks a alot dear ^^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar