Author : Yeonhwa
Cast : Hanbin (B.I iKon), You
Genre : Romance (little), Fluff (little)
Length : Ficlet
Disclaimare : member iKon milik Tuhan sedangkan alur cerita milik
author
PS: Sorry for typo(s) and please dont copy paste
Happy reading ^^
Pagi-pagi sekali aku sudah siap
di rumah bibi Kim, ibu dari pria bernama Kim Hanbin. Bolehkah aku memanggilnya
bibi bukan nyonya, karena aku sudah mengangganya seperti keluargaku sendiri.
“Unnie cantik sekali seperti
Hanbyul” celoteh dari mulut mungil Hanbyul menyambut kedatanganku.
“Kau sudah siap?” tanya paman
Kim, aku mengangguk dan aku segera menggandeng Hanbyul keluar rumah.
Hari ini adalah hari dimana
Hanbin akan menghadapi final battle dari program survival yang dia ikuti, dan
aku tak sabar ingin melihatnya berada di atas pentas. Sesekali aku mematut diri
di depan cermin kecil yang sengaja ku bawa.
“Hari ini kau bedandan sangat
cantik” Paman Kim mengintipku dari kaca spion dalam mobil. Aish sungguh
memalukan, aku justru malu dengan pujian itu.
“Hanbyul-ah liat kemari!” aku
mengambil selca bersama Hanbyul lalu kukirmkan pada Hanbin.
Hanbin-ah fighting! Itulah pesan
yang kutulis untukknya.
“Woaahhhh....” aku berdecak kagum
melihat panggung yang sangat megah dihadapan mataku, dan di sanalah dia akan
menunjukkan bakatnya.
Aku sengaja mengambil kursi di
tribun penonton yang tidak terlalu mencolok. Aku duduk bersama paman Kim,
sementara Hanbyul duduk bersama Bibi Kim berbaur dengan para keluarga member
yang lain.
Itu dia Hanbin, dia sungguh luar
biasa diatas pentas. Tubuhnya meliuk sempurna mengikuti hentakakn irama musik,
bibirnya melantunkan kata demi kata yang dia susun menjadi sebuah lirik dari
sebuah rap yang dia bawakan. Musik berhenti sejenak, Hanbin berada di ujung
panggung, semua cahaya menyorot kearahnya. Tuhan, dia sungguh sempurna. Namun tiba-tiba
semua penonton menangis haru, lirik yang di lontarkan olehnya benar-benar
membuat hati semua orang yang hadir bergetar malam itu. Hanbin-ah aku tahu itu
benar-benar berat untukmu hingga kau mengutarakkannya melalui lirik ini, namun
aku berterimakasih karena dia sudah begitu sempurna malam ini.
Pertunjukkan telah usai dan
menyisakan tangis bagi kami. Tangis haru bahagia sekaligus tangis sedih
kekecewaan. Ya, bagi pemenang tangis mereka adalah tangis bahagia sedangkan
bagi Hanbin, meskipun dia berusaha untuk tegar namun gurat kekecewaan nampak
jelas tertangkap olehku.
“Hanbin oppa” Hanbyul berlari
menghambur ke pelukkan kakaknya. Tentu saja tangan Hanbin terbuka lebar
menyambutnya. Paman Kim dan Bibi Kim, mereka berhasil mendapatkan pelukkan
hangat dari seorang Hanbin, sedangkan aku? Aku hanya berdiri di hadapannya
dengan jarak yang cukup jauh. Aku tak ingin merusak momen bahagia mereka. Aku
melihat paman dan bibi tersenyum bangga atas perjuangan Hanbin. walau
sejujurnya akupun ingin mendapatkan pelukkan itu juga.
“Kemarilah!” Hanbin memanggilku
dan satu tangannya terbuka lebar untukku. Tapi aku tak mau berbesar kepala. Aku
tersenyum malu menanggapinya. Tapi paman Kim justru mendorong Hanbin untuk
menghapiriku. Dan aku semakin tersenyum kearahnya.
“Aku Bilang kemarilah!” sekali
lagi dia menyuruhku.
“Unni!” Hanbyul yang masih berada
di gendongan Hanbin turut menyuruhku tangannya melambai memanggilku. Terpaksa
aku menghampirinya. Dan GREP...tanpa aba-aba dan masih dihadapan paman dan bibi
dengan lancang dia memelukku. Hangat. Itulah yang aku rasakkan sekarang.
“Aigoooo anak muda jaman
sekarang” ledek paman Kim. Sialan kau Hanbin, kau membuatku malu dihadapan
ayahmu.
“Ayo kita pergi” Dengan jelas
bibi memberikan waktu untuk kami bertiga, aku, Hanbin dan Hanbyul, karena
Hanbyul memang tak ingin lepas dari kakaknya.
“Maaf” bisiknya masih dengan
memelukku
“Untuk apa?” aku melepaskan
pelukannya dan menatapnya sebentar.
“Karena aku tidak bisa menjadi
pemenang”
Aku menggeleng lantas tersenyum
lalu kembali memeluknya erat.
“terimakasih” bisikku kembali
dalam pelukannya
“Untuk?” dia melepaskan pelukanku
dan menatapku heran.
“Karena kau telah menjadi
pemenang dihati kami, bagi kami kau lah pemenangnya. Kau tahu semua penonton
menangis karena takjub melihat penampilanmu, kaulah pemenangnya Hanbin-ah”
senyum merekah begitu saja dari bibirku. Dan kulihat dia turut tersenyum atas
ucapanku.
“Terimakasih juga karena kau
telah hadir dalam pertunjukanku kali ini” dia mengelus rambutku pelan,
pandangan kami bertemu dan senyum saling terukir di wajah kami.
“Hanbinnie jjang!” mulut mungil
Hanbyul berceloteh ria, memuji penampilan kakaknya yang hebat lengkap dengan
ibu jarinya yang mengarah ke wajah Hanbin. Melihat polahnya membuat kami saling
bertukar pandang, Menatap heran Hanbyul yang tiba-tiba berkata seperti itu
seolah paham akan perasaan kakaknya dan ingin menghiburnya.
“Aigooo Hanbyul-ah” Hanbin
mengayun-ayun Hanbyul alam gendongannya dan itu membuat kami tertawa.
Hanbin-ah terima kasih karena kau
telah memenangkan hatiku, dan kini hatiku telah menjadi milikmu spenuhnya, aku
harap suatu saat nanti aku bisa melihatmu kembali tampil diatas pentas, menjadi
superstar yang sesungguhnya.
END

Tidak ada komentar:
Posting Komentar