Sabtu, 19 Desember 2015

FF iKon II THANK YOU



Author : Yeonhwa
Cast : Hanbin (B.I iKon), You
Genre : Romance (little), Fluff (little)
Length : Ficlet
Disclaimare : member iKon milik Tuhan sedangkan alur cerita milik author
PS: Sorry for typo(s) and please dont copy paste
Happy reading ^^

Hari ini aku berdandan cukup rapih, dress warna krem selutut dan flat shoes senada serta tas selempang warna peach menjadi item fashionku hari ini. Rambutku kubiarkan tergerai bebas sedangkan unutk urusan wajah aku hanya memolesnya dengan make up natural cukup dengan bedak dan lip balm. Okay ini memang hari istimewa karena itulah aku berdandan cukup cantik kali ini.

Pagi-pagi sekali aku sudah siap di rumah bibi Kim, ibu dari pria bernama Kim Hanbin. Bolehkah aku memanggilnya bibi bukan nyonya, karena aku sudah mengangganya seperti keluargaku sendiri.

“Unnie cantik sekali seperti Hanbyul” celoteh dari mulut mungil Hanbyul menyambut kedatanganku.

“Kau sudah siap?” tanya paman Kim, aku mengangguk dan aku segera menggandeng Hanbyul keluar rumah.

Hari ini adalah hari dimana Hanbin akan menghadapi final battle dari program survival yang dia ikuti, dan aku tak sabar ingin melihatnya berada di atas pentas. Sesekali aku mematut diri di depan cermin kecil yang sengaja ku bawa.

“Hari ini kau bedandan sangat cantik” Paman Kim mengintipku dari kaca spion dalam mobil. Aish sungguh memalukan, aku justru malu dengan pujian itu.

“Hanbyul-ah liat kemari!” aku mengambil selca bersama Hanbyul lalu kukirmkan pada Hanbin.
Hanbin-ah fighting! Itulah pesan yang kutulis untukknya.

“Woaahhhh....” aku berdecak kagum melihat panggung yang sangat megah dihadapan mataku, dan di sanalah dia akan menunjukkan bakatnya.

Aku sengaja mengambil kursi di tribun penonton yang tidak terlalu mencolok. Aku duduk bersama paman Kim, sementara Hanbyul duduk bersama Bibi Kim berbaur dengan para keluarga member yang lain.

Itu dia Hanbin, dia sungguh luar biasa diatas pentas. Tubuhnya meliuk sempurna mengikuti hentakakn irama musik, bibirnya melantunkan kata demi kata yang dia susun menjadi sebuah lirik dari sebuah rap yang dia bawakan. Musik berhenti sejenak, Hanbin berada di ujung panggung, semua cahaya menyorot kearahnya. Tuhan, dia sungguh sempurna. Namun tiba-tiba semua penonton menangis haru, lirik yang di lontarkan olehnya benar-benar membuat hati semua orang yang hadir bergetar malam itu. Hanbin-ah aku tahu itu benar-benar berat untukmu hingga kau mengutarakkannya melalui lirik ini, namun aku berterimakasih karena dia sudah begitu sempurna malam ini.

Pertunjukkan telah usai dan menyisakan tangis bagi kami. Tangis haru bahagia sekaligus tangis sedih kekecewaan. Ya, bagi pemenang tangis mereka adalah tangis bahagia sedangkan bagi Hanbin, meskipun dia berusaha untuk tegar namun gurat kekecewaan nampak jelas tertangkap olehku.

“Hanbin oppa” Hanbyul berlari menghambur ke pelukkan kakaknya. Tentu saja tangan Hanbin terbuka lebar menyambutnya. Paman Kim dan Bibi Kim, mereka berhasil mendapatkan pelukkan hangat dari seorang Hanbin, sedangkan aku? Aku hanya berdiri di hadapannya dengan jarak yang cukup jauh. Aku tak ingin merusak momen bahagia mereka. Aku melihat paman dan bibi tersenyum bangga atas perjuangan Hanbin. walau sejujurnya akupun ingin mendapatkan pelukkan itu juga.

“Kemarilah!” Hanbin memanggilku dan satu tangannya terbuka lebar untukku. Tapi aku tak mau berbesar kepala. Aku tersenyum malu menanggapinya. Tapi paman Kim justru mendorong Hanbin untuk menghapiriku. Dan aku semakin tersenyum kearahnya.

“Aku Bilang kemarilah!” sekali lagi dia menyuruhku.

“Unni!” Hanbyul yang masih berada di gendongan Hanbin turut menyuruhku tangannya melambai memanggilku. Terpaksa aku menghampirinya. Dan GREP...tanpa aba-aba dan masih dihadapan paman dan bibi dengan lancang dia memelukku. Hangat. Itulah yang aku rasakkan sekarang.

“Aigoooo anak muda jaman sekarang” ledek paman Kim. Sialan kau Hanbin, kau membuatku malu dihadapan ayahmu.

“Ayo kita pergi” Dengan jelas bibi memberikan waktu untuk kami bertiga, aku, Hanbin dan Hanbyul, karena Hanbyul memang tak ingin lepas dari kakaknya.

“Maaf” bisiknya masih dengan memelukku

“Untuk apa?” aku melepaskan pelukannya dan menatapnya sebentar.

“Karena aku tidak bisa menjadi pemenang”

Aku menggeleng lantas tersenyum lalu kembali memeluknya erat.

“terimakasih” bisikku kembali dalam pelukannya

“Untuk?” dia melepaskan pelukanku dan menatapku heran.

“Karena kau telah menjadi pemenang dihati kami, bagi kami kau lah pemenangnya. Kau tahu semua penonton menangis karena takjub melihat penampilanmu, kaulah pemenangnya Hanbin-ah” senyum merekah begitu saja dari bibirku. Dan kulihat dia turut tersenyum atas ucapanku.

“Terimakasih juga karena kau telah hadir dalam pertunjukanku kali ini” dia mengelus rambutku pelan, pandangan kami bertemu dan senyum saling terukir di wajah kami.

“Hanbinnie jjang!” mulut mungil Hanbyul berceloteh ria, memuji penampilan kakaknya yang hebat lengkap dengan ibu jarinya yang mengarah ke wajah Hanbin. Melihat polahnya membuat kami saling bertukar pandang, Menatap heran Hanbyul yang tiba-tiba berkata seperti itu seolah paham akan perasaan kakaknya dan ingin menghiburnya.

“Aigooo Hanbyul-ah” Hanbin mengayun-ayun Hanbyul alam gendongannya dan itu membuat kami tertawa.

Hanbin-ah terima kasih karena kau telah memenangkan hatiku, dan kini hatiku telah menjadi milikmu spenuhnya, aku harap suatu saat nanti aku bisa melihatmu kembali tampil diatas pentas, menjadi superstar yang sesungguhnya.

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar