Sabtu, 19 Desember 2015

FF Monsta X II HYE AH


Author : Yeonhwa
Cast : Kihyun (Monsta X), Hye Ah (OC)
Genre : Angst, Hurt
Lenght : Drabble
Discalimare : Member Monsta X itu milik Tuhan sedangkan OC serta alur cerita adalah murni berasal dari pemikiran author
PS: sorry for typo(s) and dont copy paste (recomeded song Heya by Jonghyun Shinee or Kihyun vers)
Happy Reading ^^


Suasana begitu menyenangkan, tentunya bagi mereka. Senyum bahagia merekah sempurna di wajah orang-orang disekitarku, sungguh berbanding terbalik denganku sekarang ini. Hatiku remuk hancur. Namun sedikit aku paksakan agar bibir ini mampu untuk melengkung ke atas, mengukir sedikit senyuman walau terasa amat pahit.

Gadisku berdiri anggun di depan altar, lengkap dengan busana berwarna putih yang membalut tubuh sempurnanya, membiarkan punggung mulusnya sedikit terekspos dan membuat setiap mata akan menatapnya kagum karena parasnya yang begitu sempurna. Di sebelah kanannya ada sosok yang telah membuatku menjadi hancur. Ya seharusnya akulah yang berdiri disana bukan dia. Seharusnya akulah yang mengenakan tuxedo hitam itu, seharusnya akulah yang mengamit lenganmu, menuntunmu menuruni altar, harusnya hanya aku yang bisa menikmati manisnya bibir cerry milikmu, Hye Ah.

Hye Ah, Maaf tentang apa yang ingin aku katakan
Aku tidak ingin menunggu lebih lama lagi
Mulai sekarang, waktu terakhir untuk mengatakkan itu
Bahkan dalam waktu yang menyakitkan
Kita masihakan bisa tertawa
Menciptakan kenangan indah yang baru lagi bagi kita untuki mengingatnya

Aku memberanikan diri melangkahkan kaki. Mengambil microphone dan mulai menyanyikan lagu. Hanya ini kado yang bisa ku berikan untukmu Hye Ah. Dan entahlah sekarang ini hanya ada lagu ini yang terlintas dibenakku.

“Wooooo....!!!!” sorak tepuk tangan para tamu undangan menggema ketika aku mulai melantunkan nyayian itu. Mereka mungkin tak tahu bahwa saat ini hatku benar-benar sakit. Ingin rasanya aku berteriak. Kulirik sekilas Hye Ah, dia tersenyum manis menyambut sapaan dari para tamu undangan. Senyum yang dulu selalu menenangkan hatiku, tapi kini senyum itu justru menambah perih luka yang menganga di hatiku ini.

Hye Ah, kamu mengatakan padaku sebelumnya
Bahwa kamu hanya mencintaiku sebagai teman yang baik
Dan tetap disampingku selamanya sebagai seorang sahabat
Jangan katakan kata-kata itu padaku lagi
Bagimu terdengar ringan
Tapi bagiku terdengar berat
Perasaanku pasti telah membuat waktumu terasa sulit
Aku akan melangkah mundur sedikit, aku akan menunggu
Sehingga kamu akan merasa nyaman
Aku akan berdiri lebih jauh lagi
Aku mohon padamu seperti ini

Dan entah mengapa cairan bening ini dengan seenaknya meluncur bebas. Aku sedikit menambahkan emosiku dalam lantunan kata-kata yang kunyanyikan. Aku membuka mataku sedikit melihat kearah pasangan bahagia itu. Manik mataku menangkap sosok Hye Ah menatapku dengan ekspresi yang sulit ku artikan.

“Kihyun-ah” lirihnya, namun aku dapat melihatnya dengan jelas kalau dia menyebut namaku.

Aku memalingkan pandanganku fokus kembali pada nyanyiaku. Menahan airmataku sekuat tenaga. Otakku telah berusaha keras untuk fokus dengan nada-nada yang aku lantunkan namun wajah Hye Ah tetap saja berkeliaran bebas di setiap sudut pikiranku.

“Terimakasih untuk Kihyun-ssi yang telah bersedia menyumbangkan suara emasnya” brengsek! Pria itu justru berterima kasih, kau salah! justru akulah yang harus berterima kasih karena kaulah yang telah membuatku menjadi seperti ini.

Kakiku melangkah menghampiri mereka. Aku berusaha tegar di hadapan Hye Ah. Aku menatap prianya dengan pandangan sinis, lalu pandanganku dan Hye Ah kembali bertemu. Manik mata itu masih tetap sama, teduh, namun aku melihat gurat kesedihan diwajahnya. Bodohnya kau Kihyun, andai saja dulu kau membawanya pergi tentunya hal ini tak akan terjadi. Harusnya dulu aku membawanya kabur ke Nagoya meski dia tetap memberontak tak mau.

“Selamat menempuh hidup baru Hye Ah-ssi” ucapku dengan kesedihan yang susah payah ku tahan. Dan kata selamat itu seperti pedang yang menusukku, senyumnya merekah indah sekaligus menyakitkan.

Lebih baik bersikap seperti aku tidak terjadi apa-apa
Karena kesedihan seperti ini membuatku gila

“Kihyun-ah” aku mendengar jelas dia memanggil namaku. Namun aku tak bisa berbuat apa-apa, aku hanya tersenyum dan membiarkan perasaan kami menjadi sperti ini, asing satu sama lain, padahal sebelumnya kami saling kenal satu sama lain.

END

Ditunggu kritik dan sarannya ya ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar