Author : Yeonhwa
Cast : Kihyun (Monsta X), Hye Ah (OC)
Genre : Angst, Hurt
Lenght : Drabble
Discalimare : Member Monsta X itu milik Tuhan sedangkan OC serta alur
cerita adalah murni berasal dari pemikiran author
PS: sorry for typo(s) and dont copy paste (recomeded song Heya by
Jonghyun Shinee or Kihyun vers)
Happy Reading ^^
Suasana begitu menyenangkan,
tentunya bagi mereka. Senyum bahagia merekah sempurna di wajah orang-orang
disekitarku, sungguh berbanding terbalik denganku sekarang ini. Hatiku remuk
hancur. Namun sedikit aku paksakan agar bibir ini mampu untuk melengkung ke
atas, mengukir sedikit senyuman walau terasa amat pahit.
Gadisku berdiri anggun di depan
altar, lengkap dengan busana berwarna putih yang membalut tubuh sempurnanya,
membiarkan punggung mulusnya sedikit terekspos dan membuat setiap mata akan
menatapnya kagum karena parasnya yang begitu sempurna. Di sebelah kanannya ada
sosok yang telah membuatku menjadi hancur. Ya seharusnya akulah yang berdiri
disana bukan dia. Seharusnya akulah yang mengenakan tuxedo hitam itu,
seharusnya akulah yang mengamit lenganmu, menuntunmu menuruni altar, harusnya
hanya aku yang bisa menikmati manisnya bibir cerry milikmu, Hye Ah.
Hye Ah, Maaf tentang apa yang ingin aku
katakan
Aku tidak ingin menunggu lebih lama lagi
Mulai sekarang, waktu terakhir untuk
mengatakkan itu
Bahkan dalam waktu yang menyakitkan
Kita masihakan bisa tertawa
Menciptakan kenangan indah yang baru lagi
bagi kita untuki mengingatnya
Aku memberanikan diri
melangkahkan kaki. Mengambil microphone dan mulai menyanyikan lagu. Hanya ini
kado yang bisa ku berikan untukmu Hye Ah. Dan entahlah sekarang ini hanya ada
lagu ini yang terlintas dibenakku.
“Wooooo....!!!!” sorak tepuk
tangan para tamu undangan menggema ketika aku mulai melantunkan nyayian itu.
Mereka mungkin tak tahu bahwa saat ini hatku benar-benar sakit. Ingin rasanya
aku berteriak. Kulirik sekilas Hye Ah, dia tersenyum manis menyambut sapaan
dari para tamu undangan. Senyum yang dulu selalu menenangkan hatiku, tapi kini
senyum itu justru menambah perih luka yang menganga di hatiku ini.
Hye Ah, kamu mengatakan padaku sebelumnya
Bahwa kamu hanya mencintaiku sebagai teman
yang baik
Dan tetap disampingku selamanya sebagai
seorang sahabat
Jangan katakan kata-kata itu padaku lagi
Bagimu terdengar ringan
Tapi bagiku terdengar berat
Perasaanku pasti telah membuat waktumu
terasa sulit
Aku akan melangkah mundur sedikit, aku akan
menunggu
Sehingga kamu akan merasa nyaman
Aku akan berdiri lebih jauh lagi
Aku mohon padamu seperti ini
Dan entah mengapa cairan bening
ini dengan seenaknya meluncur bebas. Aku sedikit menambahkan emosiku dalam
lantunan kata-kata yang kunyanyikan. Aku membuka mataku sedikit melihat kearah
pasangan bahagia itu. Manik mataku menangkap sosok Hye Ah menatapku dengan ekspresi
yang sulit ku artikan.
“Kihyun-ah” lirihnya, namun aku
dapat melihatnya dengan jelas kalau dia menyebut namaku.
Aku memalingkan pandanganku fokus
kembali pada nyanyiaku. Menahan airmataku sekuat tenaga. Otakku telah berusaha
keras untuk fokus dengan nada-nada yang aku lantunkan namun wajah Hye Ah tetap
saja berkeliaran bebas di setiap sudut pikiranku.
“Terimakasih untuk Kihyun-ssi
yang telah bersedia menyumbangkan suara emasnya” brengsek! Pria itu justru
berterima kasih, kau salah! justru akulah yang harus berterima kasih karena
kaulah yang telah membuatku menjadi seperti ini.
Kakiku melangkah menghampiri
mereka. Aku berusaha tegar di hadapan Hye Ah. Aku menatap prianya dengan
pandangan sinis, lalu pandanganku dan Hye Ah kembali bertemu. Manik mata itu masih
tetap sama, teduh, namun aku melihat gurat kesedihan diwajahnya. Bodohnya kau
Kihyun, andai saja dulu kau membawanya pergi tentunya hal ini tak akan terjadi.
Harusnya dulu aku membawanya kabur ke Nagoya meski dia tetap memberontak tak
mau.
“Selamat menempuh hidup baru Hye
Ah-ssi” ucapku dengan kesedihan yang susah payah ku tahan. Dan kata selamat itu
seperti pedang yang menusukku, senyumnya merekah indah sekaligus menyakitkan.
Lebih baik bersikap seperti aku tidak terjadi
apa-apa
Karena kesedihan seperti ini membuatku gila
“Kihyun-ah” aku mendengar jelas
dia memanggil namaku. Namun aku tak bisa berbuat apa-apa, aku hanya tersenyum
dan membiarkan perasaan kami menjadi sperti ini, asing satu sama lain, padahal
sebelumnya kami saling kenal satu sama lain.
END
Ditunggu kritik dan sarannya ya ^^

Tidak ada komentar:
Posting Komentar