Kamis, 24 September 2015

UNDER THE MOONLIGHT (Part 4)



UNDER THE MOONLIGHT (Part 4)

Author : Yeonhwa
Genre : Action gagal, romance gaje
Rate : RBO (Rate apaan tuh?)
Main Cast : Kim Joon Myeon, Xi Luhan, Oh Sehun, Kim Aiko (OC/ as You)
Annyeong readers, author datang lagi dengan kelanjutan dari ff abal-abal yang sebelumnya udah pernah dipost. FF Ini murni dari hasil pemikiran author sendiri yang lagi iseng gara-gara ketagihan nonton film action.

Hati-hati ada typo yang bergentayangan dan ada beberapa kata-kata kasar serta adegan-adegan yang sebaiknya jangan ditiru ya....

Happy reading dan jangan lupa RCL... ^^


Aiko POV

“Yak, Aiko, apa yang sedang kau fikirkan, kajja kita harus segera pergi dari sini” ucap Sehun lalu menarik tanganku.

“Ah ne,” aku tergagap sambil mengikuti langkah Sehun.


DORR...DORR...DORR...

Suara senapan terus saja mengikuti langkah kami. Siapa sebenarnya yang menyuruh mereka?. Aku terus mengikuti langkah Sehun sambil sesekali menembaki mereka yang menyerang. Entah apa motiv mereka, hingga mereka datang tiba-tiba dan menyerang kami. Dan

Slashh...

Sebuah shuriken melayang tepat menuju Sehun dan aku reflek melindungi Sehun dan benda tajam itu.

“Akkhhh....” aku merasa perih di bagian lengan dan bahu.

“Gwenchana?” ucapnya khawatir sambil memeriksa lenganku.

“Gokjongmal, ayo kita harus cepat-cepat pergi dari sini” aku berlari, kali ini aku yang menarik tangan Sehun. Kami terus berlari entah kemana, yang penting kami mendapatkan tempat untuk berlindung. Setidaknya sebuah tempat yang bisa kami gunakan untuk berteduh.

“Akkhhh...” aku merasakan perih yang terlebih ketika air hujan mulai turun.

“Tahanlah sebentar, sebentar lagi kita sampai” ucap Sehun sambil memapahku.

Kami melihat sebuah bangunan, mungkin itu adalah tempat penjaga hutan ini. Kami memasuki bangunan itu.

“Permisi, apakah ada orang?” Sehun dengan hati-hati. Sambil tetap menggengggam tanganku dia berjalan memasuki bangunan itu,

“Permisi...” dia berteriak kali ini, namun tetap sama, tak ada jawaban.

“Sepertinya tak ada orang disini” ucapku sambil menahan perih.

“Sepertinya kau benar, kajja, kau duduk disini, jangan kemana-mana aku akan mencari sesuatu untuk mengobati lukamu” dia, namja yang bernama Oh Sehun itu lalu menyimpan senapannya, menyelipkannya di punggung dan membantuku duduk sanyaman mungkin sebelum dia menghilang dari pandanganku.

Aku memejamkan mata menahan perih. Sialnya mengapa aku sungguh lambat dalam menghindar, padahal tak biasanya aku gagal. Apakah karena namja itu?. Aiko yang terkenal selalu berhasil dan tak pernah tertangkap kini berhasil dilukai oleh orang lain. Sungguh sebuah prestasi besar bagi orang yang berhasil membuat lenganku tergores.

“Buka pakaianmu, aku akan mengobati lukamu” perintah Sehun sambil menata obat-obatan yang dia temukan.

“APA?! Kau mesum! Kemarikan! aku bisa mengobatinya sendiri!” aku merebut handuk kecil dari tangannya.

“BODOH! Kau pikir tanganmu punya mata hah?! Bagaimana bisa kau mengobati lenganmu sedangkan letaknya saja sulit kau lihat” dia kembali merebut handuk itu. Memang benar, lukaku ini letaknya di lengan tapi letaknya terlalu  sulit, tepatnya di lengan atas bagian belakang.

“Aaakkhh...” aku kembali mengerang menahan sakit saat aku membuka pakaianku.

“Apakah sesakit itu?” ucapnya, lalu membantuku melepaskan pakaianku.

“Emmm...” aku menggigit bibir bawahku dan mengangguk lemah. Benar-benar perih, sial!

“Aku bantu” dia berusaha membantuku membuka pakaianku dengan hati-hati.

Sehun POV

“Tahan sebentar ne” aku membukakan pakaiannya dengan hati-hati, aku tak ini yeojaku ini merasakan sakit karena dapat kupastikan dia merasakan perih yang teramat sangat. Tunggu sebentar, tadi aku bilang yeojaku?, ralat dia bukanlah yeojaku tapi dia adalah yeoja yang harus ku awasi, dan sepertinya dia lumayan juga untuk dijadikan kekasih.

GLEK...

Aku menelan ludahku dengan susah payah. Tak kusangka aku bisa melihat pemandangan yang indah ini.

“Oh Sehun apa yang kau lakukan? Cepat obati lukaku!” dia mengomel dan itu berhasil menyadarkanku dari khayalanku.

“Ah ne..” aku tergagap, dan melanjutkan kembali aktifitasku dengan telaten aku membersihkan luka di tubuh Aiko.

“Akhhh... pelan-pelan, sakit bodoh!” ucapnya

“Mian, tahan sebentar” aku membersihkan lukanya, dan ini bukan luka ringan, orang yang berhasil melemparkan shuriken sepertinya benar-benar orang yang terlatih, lukanya cukup dalam dan sayatannya cukup lebar, harusnya aku berterimakasih kepada Aiko, karena jika dia tidak menarikku justru shuriken itu telah menancap tepat di jantungku.

“Aiko, bisakah kau membuka bajumu sedikit lebih lebar? Sepertinya lukamu tak hanya disini saja” perintahku. Dan tanpa ragu-ragu, Aiko membuka bajunya, membiarkan punggungnya yang mulus terekspos jelas di hadapanku.

DEG...DEG...DEG..

Jantungku, mengapa berdegup kencang seperti ini?  Oh ayolah, aku ini namja normal, siapa sih yang tak akan tergiur dengan tubuh molek seorang wanita yang sedang terekspos jelas didepan matanya? Bukankah ini pemandangan yang indah, dan sayang untuk di lewatkan?

“Jangan berpikiran yang maca-macam Sehun! Cepat obati lukaku atau aku akan...”

“Atau apa eum...” aku berbisik tepat disamping telinganya. Menghirup harum feromon yang menguar dari tubuhnya. Dan PLETAK..!

“Yak APPO...!” aku mengelus kepalaku. Tak kusangka yeoja ini liar juga. Dengan seenak jidatnya dia memukul kepalaku.

“Sudah ku bilang jangan macam-macam!” bentaknya lagi. Aku mendengus kesal.

“Ckk, merusak suasana saja” aku bergumam sendiri.

“Apa kau bilang?!” kali ini dia menoleh dengan death glarenya. Glek... yeoja ini menakutkan sekali bila marah. Awas saja akan aku buat kau bertekuk lutut dihadapanku, Aiko.

“Sudahlah, jangan banyak bergerak ini akan sedikit sakit tahan sebentar”aku mengoleskan salep antiseptik ke lukanya dan kemudian menutupnya dengan kasa.

“Cha Sudah selesai” ucapku bangga. “ Besok kau pergilah ke dokter, aku khawatir shuriken itu mengandung racun” lanjutku sambil membereskan kembali obat-obatan yang telah kupakai.

“Tak usah khawatir, shuriken seperti itu tak beracun, itu hanyalah shuriken biasa” ucapnya enteng.

“Dari mana kau tahu?” aku mulai mengintimidasinya. Ku lihat dia menahan rasa terkejutnya.

“Apa kau tak pernah melihat film ninja? Anni, atau jangan-jangan kau bahkan belum pernah membaca komik ninja?” dia mengalihkan pembicaraan.

“Aku tak begitu menyukai hal-hal seperti itu. Terlalu konyol dan tak masuk akal” aku membuang muka lalu menata beberapa bantal dan juga selimut.

“Dari mana kau menemukan semua itu?” tanyanya

“Sudahlah kajja tidur, badanku sudah tah bisa diajak kompromi lagi” aku menepuk bantal di sebelahku, mengisyaratkan agar Aiko tidur di situ.

“Aku tak mau!” dia berjalan menuju perapian, menyandarkan tubuhnya ke tembok. Berkali-akali aku membujuknya tetap saja dia tak mau.

“Sudahlah, kalau kau tak mau, selamat malam” aku menarik selimut dengan kesal. Susah payah aku memejamkan mata, dan berusaha untuk memasuki alam mimpi, tapi Aiko, yeoja itu terus saja melayang-layang di benakku. Ku balikkan tubuhkuku, mengubah posisi tidurku, berharap aku bisa menemukan posisi tidur yang pas,sehingga aku bisa terlelap.

“Argghhh....!!!” aku mengerang frustasi. Kuambil ponsel berharap aku menemukan sinyal, dan hasilnya “sial, bahkan ponselku tak menunjukkan tanda-tanda kehidupan apapun”

Ku lirik sebentar yeoja yang bernama Aiko. Dia nampak begitu lelah. Dengan hati-hati aku mendekat ke arahnya. Dan ku lihat dia tengah tertidur.

“Bodoh, bahkan kau memilih menyusahkan dirimu sendiri, tidur seperti ini sungguh tak mengenakkan bodoh!” aku kembali mengambil selimut, dan ku posisikan tubuhku tepat disampingnya, namun disisi yang tak menyakitkan lukanya. Ku tarik tubuhnya, ku biarkan pundakku menjadi sandarannya. Dan ku selimuti tubuhnya agar nyaman.

Aiko POV

Pagi menjelang, suara burung mendominasi nyanyian pagi ini. Meski sianar mentari belum memasukki rumah ini, namun dapat ku pastikan geliat kehidupan sudah di mulai.
Aku membuka mata, berusaha untuk mengenali lingkungan sekitar, dan apa yang ku dapatkan pagi ini sungguh membuat jantungku berdegup berkali-kali lipat. Aku trtidur di bahu namja yang bernama Oh Sehun.

“eungh.....” ku lihat dia melenguh dan aku bergegas memposisikan tubuhku seperti semula.

“Sudah pagi rupanya....aigoo bahakan pundakku yang kurus ini cukup nyaman bagimu” dia bergumam tak jelas, dan aku harus berakting sebagus mungkin agar dia tak curiga. Ku rasakan dia menyingkirkan anak rambutku yang menutupi sebagian wajahku, dan dia juga merebahkan tubuhku dan kembali menyelimutiku. Perlahan dia memiringkan tubuhku, memeriksa lukaku.

“Oh Sehun apa yang kau lakukan?” aku mulai bersuara.

“Diamlah aku hanya memeriksa lukamu” dia tetap fokus mengamati lukaku

“Sudah ku bilang lukaku tak apa-apa, shuriken itu tak beracun” aku membalikkan tubuhku dan bodohnya aku justru posisi ini membuat jarakku dan namja itu semakin memendek hingga aku bisa merasakan hembusan nafasnya.

CEKLEK...

“YA...APA YANG KALIAN LAKUKAN DI SINI!!!” teriak seorang ahjussi penjaga hutan.

“Tenang ahjussi kami tak melakukan apapun, kami...” ucap Sehun, sementara aku, aku menutupi tubuhku yang hanya berbalut tanktop, sementara pakaianku telah sobek dan berlumuran darah.

“TENANG BAGAIMANA, KALIAN HANYA BERDUA, DAN DI SISNI SANGAT SEPI, DAN APALAGI ITU, KAU,,YEOJA,,,KAU HANYA MEMAKAI PAKAIAN SEPERTI ITU, KALIAN IKUT AKU SEKARANG..!!!!” ahjussi itu berteriak dengan nada tertinggi sepertinya itu bisa mencapai 5 oktaf.

“Ne...” aku dan sehun mendengus kesal. Tapi benar saja siapa yang tak akan berpikiran macam-macam melihat yeoja dan namja berada di sebuah ruangan yang sepi dan mempunyai pencahayaan yang remang-remang di tambah lagi melihat pakaianku yang err... tak pantas ku sebut berpakaian. Bagaimana tidak, sebelum kejadian itu aku memekai pakaian lengkap, tapi sekarang, penampilanku lebih mirip seperti seorang yeoja yang berusaha kabur karena di perkosa, rambut acak-acakan, muka kusut, dan aku hanya memakai tanktop, itupun  salah satu talinya ku lepas.

“Baiklah, jelaskan padaku apa yang terjadi?” perintah ahjussi. Dia menyuruh kami duduk dan menyodorkan secangkir teh hangat kepada kami.

“A...” baru saja aku membuka mulut, Sehun menggengggam tanganku memberi tanda diam kepadaku, aku langsung mengurungkan diri dan memilih untuk diam sambil menyeruput teh hangat yang diberikan oleh ahjussi.

“Jadi begini, kami sedang melakukan latihan di klub menembak, tapi kami teresat dan kami hampir saja jatuh ke jurang, lihatlah ahjussi, lengan yeojaku itu, aigoo....apakah ahjussi masih tega untuk memarahi kami eoh...” jelas Sehun sambil memasang muka, yang huekk sungguh menjijikan dan menggelikan.

“Baikalah, aku tak akan memarahi kalian, tetapi berikan aku kartu identitas kalian, agar aku  bisa menghubungi orangtua kalian”

“Anni, tak usah menghubungi orang tua kami” ucapku dan Sehun bersamaan. Dan ahjussi itu mengernyitkan dahi.

“Memangnya kenapa?” tanyanya lagi

“Tidak apa, hanya saja kami tak ingin merepotkan orang tua kami, kasihan eommaku jika dia harus meninggalkan pekerjaannya hanya untuk menjemput aku di sini” Sehun memelas.

“Dia benar ahjussi” aku meng-iyakan pernyataan Sehun. Bohong, bohong besar, sebenarnya aku takut kalau ayahku marah dan menyuruh orang-orangnya untuk menghabisi orang yang berhasil melukaiku. Dan aku tak ingin hal itu terjadi, aku baru saja memulai kehidupan normalku.

“uhm, ahjussi, bolehkan aku meminjam teleponmu? Aku ungun menghubungi hyung-ku agar bisa menjemputku, ponselku mati”

“Baiklah, segera kau hubungi hyungmu, keluargamu pasti sangat mencemaskanmu.”

“ah, gamsahamnida” ucap Sehun Girang. Aku hanya terdiam aku bingung siapa yang harus ku hubungi. Haruskah aku menghubungi orang ayahku unutk menjemputku, tapi rasanya tak mungkin. Aku tak hafal nomor ponsel mereka, dan ponselku bernasib sama dengan ponsel Sehun, mati.

Setelah menunggu, akhirnya hyung yang di maksud oleh Sehun datang juga. Aku membungkuk sopan menyambut kedatangannya. Ku lihat dia berbicara dengan ahjussi penjaga hutan dan juga dengan Sehun. Namja itu, jika bersama hyung-nya terlihat sedikit berbeda, manja, itulah  kesan yang kutangkap.

“Kau mau tinggal disini saja eoh?” ucapnya

“Eh?” aku tergagap bingung,

“Kajja ikut aku” Sehun menarik tanganku. Aku pasrah mengikutinya memasuki mobil.

“Siapa namamu yeoja cantik?” tanya namja yang dipanggil hyung oleh Sehun.

“Aiko” jawabku

“Namanya Aiko hyung, dia teman sekolahku, kami sekelas dan kami juga sama-sama mengikuti klub menembak, kau tahu hyung, dia sangat pandai dalam memanah, dan dia juga dia galak hyung” dia membisikkan kata-kata terakhirnya pada hyung-nya, itu sukses membuatku mendaratkan death glare sekaligus jitakan khusus ke kepalanya.

“Oh ya, di mana rumahmu?” tanya hyung Sehun

“Aku...” aku bingung harus menjawab apa

“Aku akan mengajaknya ke rumah dulu hyung, kasihan dia aku takut dia justru akan dimaraih oleh orang tuanya, nanti biar aku saja yang mengantarnya.” Ucap Sehun. Oh Tuhan mengapa kau harus mengenalkanku pada namja seperti Oh Sehun?

“Baiklah” namja itu menuruti permintaan adiknya.

“Hyung aku pulang” teriak Sehun sambil menarik tanganku

“Yak! Kau dari mana saja eoh, dan apa-apaan ini? Kau pulang dengan membawa seorang yeoja, kau benar-benar OH SEHUN...!” pletak, jitakan yang kurasa cukup keras mendarat dengan mulus di kepala Sehun, bahkan aku ikut meringis kesakitan, dan sepertinya itu benar-benar sakit.

“Hyung, ini sakit...” rajuk Sehun.

“ Sudahlah kalain jangan bertengkar, cepat bawa temanmu ke kamar, biarkan dia istirahat dan emm, sepertinya kau harus mengobatinya, dia terluka iyakan?” ucap namja yang tadi menjemput Sehun.

“Ne hyung gumawo” Sehun tersenyum sumringah dan menuntunku memasuki ruangan yang ku tebak ini adalah kamarnya.

Kyung Soo POV

“Aku rasa Sehun sudah mulai berhasil mendekati anak tuan Kim, dan aku harap ini adalah langkah awal yang baik” aku menepuk pundak Luhan

“Ya aku harap, dan aku juga berharap dia tak berada dalam situasi yang membahayakan dirinya” lirih Luhan

“Aku benar-benar khawatir ketika aku menadapat kabar bahwa dia diserang oleh sekelompok orang tak dikenal ketika sedang berlatih softgun bersama dengan teman-temannya” lanjutnya dengan mimik wajah khawatir.

“Aku juga sama khawatirnya denganmu, namun apa daya kita hanya bisa mengandalkan kemampuannya, kita tak mungkin mengirimkan bala bantuan hanya untuk menangani penyerangan seperti itu? Terlebih lagi Sehun sedang dalam tugas penyamaran” lanjutku

“Kau benar” ucap luhan sambil berlalu dari hadapanku.

“Luhan....hosh....hoshhh...hoshhh...” teriak Yi Xing.

“Ada apa?” tanyaku

“Ini, aku menemukannya...”

TBC (Again) ya readers,,,hehehehe....
Author udah capek ngetiknya. Bagaimana? Jelek ya ceritanya? Mononton banget ya?, kasih komennya ya, dan likenya jangan lupa, di tunggu part selanjutnya ya...?!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar