UNDER THE MOONLIGHT (Part 4)
Author : Yeonhwa
Genre : Action gagal, romance gaje
Rate : RBO (Rate apaan tuh?)
Main Cast : Kim Joon Myeon, Xi Luhan, Oh Sehun, Kim Aiko
(OC/ as You)
Annyeong readers, author datang lagi dengan kelanjutan
dari ff abal-abal yang sebelumnya udah pernah dipost. FF Ini murni dari hasil
pemikiran author sendiri yang lagi iseng gara-gara ketagihan nonton film
action.
Hati-hati ada typo yang bergentayangan dan ada beberapa
kata-kata kasar serta adegan-adegan yang sebaiknya jangan ditiru ya....
Happy reading dan jangan lupa RCL... ^^
Aiko
POV
“Yak, Aiko, apa
yang sedang kau fikirkan, kajja kita harus segera pergi dari sini” ucap Sehun
lalu menarik tanganku.
“Ah ne,” aku tergagap sambil mengikuti langkah
Sehun.
Suara senapan terus
saja mengikuti langkah kami. Siapa
sebenarnya yang menyuruh mereka?. Aku terus mengikuti langkah Sehun sambil
sesekali menembaki mereka yang menyerang. Entah apa motiv mereka, hingga mereka
datang tiba-tiba dan menyerang kami. Dan
Slashh...
Sebuah shuriken
melayang tepat menuju Sehun dan aku reflek melindungi Sehun dan benda tajam
itu.
“Akkhhh....” aku
merasa perih di bagian lengan dan bahu.
“Gwenchana?” ucapnya
khawatir sambil memeriksa lenganku.
“Gokjongmal, ayo
kita harus cepat-cepat pergi dari sini” aku berlari, kali ini aku yang menarik
tangan Sehun. Kami terus berlari entah kemana, yang penting kami mendapatkan
tempat untuk berlindung. Setidaknya sebuah tempat yang bisa kami gunakan untuk
berteduh.
“Akkhhh...” aku
merasakan perih yang terlebih ketika air hujan mulai turun.
“Tahanlah sebentar,
sebentar lagi kita sampai” ucap Sehun sambil memapahku.
Kami melihat sebuah
bangunan, mungkin itu adalah tempat penjaga hutan ini. Kami memasuki bangunan
itu.
“Permisi, apakah
ada orang?” Sehun dengan hati-hati. Sambil tetap menggengggam tanganku dia
berjalan memasuki bangunan itu,
“Permisi...” dia
berteriak kali ini, namun tetap sama, tak ada jawaban.
“Sepertinya tak ada
orang disini” ucapku sambil menahan perih.
“Sepertinya kau
benar, kajja, kau duduk disini, jangan kemana-mana aku akan mencari sesuatu
untuk mengobati lukamu” dia, namja yang bernama Oh Sehun itu lalu menyimpan
senapannya, menyelipkannya di punggung dan membantuku duduk sanyaman mungkin
sebelum dia menghilang dari pandanganku.
Aku memejamkan mata
menahan perih. Sialnya mengapa aku sungguh lambat dalam menghindar, padahal tak
biasanya aku gagal. Apakah karena namja itu?. Aiko yang terkenal selalu
berhasil dan tak pernah tertangkap kini berhasil dilukai oleh orang lain.
Sungguh sebuah prestasi besar bagi orang yang berhasil membuat lenganku
tergores.
“Buka pakaianmu,
aku akan mengobati lukamu” perintah Sehun sambil menata obat-obatan yang dia
temukan.
“APA?! Kau mesum!
Kemarikan! aku bisa mengobatinya sendiri!” aku merebut handuk kecil dari tangannya.
“BODOH! Kau pikir
tanganmu punya mata hah?! Bagaimana bisa kau mengobati lenganmu sedangkan
letaknya saja sulit kau lihat” dia kembali merebut handuk itu. Memang benar,
lukaku ini letaknya di lengan tapi letaknya terlalu sulit, tepatnya di lengan atas bagian
belakang.
“Aaakkhh...” aku
kembali mengerang menahan sakit saat aku membuka pakaianku.
“Apakah sesakit
itu?” ucapnya, lalu membantuku melepaskan pakaianku.
“Emmm...” aku
menggigit bibir bawahku dan mengangguk lemah. Benar-benar perih, sial!
“Aku bantu” dia
berusaha membantuku membuka pakaianku dengan hati-hati.
Sehun POV
“Tahan sebentar ne”
aku membukakan pakaiannya dengan hati-hati, aku tak ini yeojaku ini merasakan
sakit karena dapat kupastikan dia merasakan perih yang teramat sangat. Tunggu
sebentar, tadi aku bilang yeojaku?, ralat dia bukanlah yeojaku tapi dia adalah
yeoja yang harus ku awasi, dan sepertinya dia lumayan juga untuk dijadikan
kekasih.
GLEK...
Aku menelan ludahku
dengan susah payah. Tak kusangka aku bisa melihat pemandangan yang indah ini.
“Oh Sehun apa yang
kau lakukan? Cepat obati lukaku!” dia mengomel dan itu berhasil menyadarkanku
dari khayalanku.
“Ah ne..” aku tergagap,
dan melanjutkan kembali aktifitasku dengan telaten aku membersihkan luka di
tubuh Aiko.
“Akhhh...
pelan-pelan, sakit bodoh!” ucapnya
“Mian, tahan
sebentar” aku membersihkan lukanya, dan ini bukan luka ringan, orang yang
berhasil melemparkan shuriken sepertinya benar-benar orang yang terlatih,
lukanya cukup dalam dan sayatannya cukup lebar, harusnya aku berterimakasih
kepada Aiko, karena jika dia tidak menarikku justru shuriken itu telah menancap
tepat di jantungku.
“Aiko, bisakah kau
membuka bajumu sedikit lebih lebar? Sepertinya lukamu tak hanya disini saja”
perintahku. Dan tanpa ragu-ragu, Aiko membuka bajunya, membiarkan punggungnya yang
mulus terekspos jelas di hadapanku.
DEG...DEG...DEG..
Jantungku, mengapa
berdegup kencang seperti ini? Oh ayolah,
aku ini namja normal, siapa sih yang tak akan tergiur dengan tubuh molek
seorang wanita yang sedang terekspos jelas didepan matanya? Bukankah ini
pemandangan yang indah, dan sayang untuk di lewatkan?
“Jangan berpikiran
yang maca-macam Sehun! Cepat obati lukaku atau aku akan...”
“Atau apa eum...”
aku berbisik tepat disamping telinganya. Menghirup harum feromon yang menguar
dari tubuhnya. Dan PLETAK..!
“Yak APPO...!” aku
mengelus kepalaku. Tak kusangka yeoja ini liar juga. Dengan seenak jidatnya dia
memukul kepalaku.
“Sudah ku bilang
jangan macam-macam!” bentaknya lagi. Aku mendengus kesal.
“Ckk, merusak
suasana saja” aku bergumam sendiri.
“Apa kau bilang?!”
kali ini dia menoleh dengan death glarenya. Glek... yeoja ini menakutkan sekali
bila marah. Awas saja akan aku buat kau bertekuk lutut dihadapanku, Aiko.
“Sudahlah, jangan
banyak bergerak ini akan sedikit sakit tahan sebentar”aku mengoleskan salep
antiseptik ke lukanya dan kemudian menutupnya dengan kasa.
“Cha Sudah selesai”
ucapku bangga. “ Besok kau pergilah ke dokter, aku khawatir shuriken itu mengandung
racun” lanjutku sambil membereskan kembali obat-obatan yang telah kupakai.
“Tak usah khawatir,
shuriken seperti itu tak beracun, itu hanyalah shuriken biasa” ucapnya enteng.
“Dari mana kau tahu?”
aku mulai mengintimidasinya. Ku lihat dia menahan rasa terkejutnya.
“Apa kau tak pernah
melihat film ninja? Anni, atau jangan-jangan kau bahkan belum pernah membaca
komik ninja?” dia mengalihkan pembicaraan.
“Aku tak begitu
menyukai hal-hal seperti itu. Terlalu konyol dan tak masuk akal” aku membuang
muka lalu menata beberapa bantal dan juga selimut.
“Dari mana kau
menemukan semua itu?” tanyanya
“Sudahlah kajja
tidur, badanku sudah tah bisa diajak kompromi lagi” aku menepuk bantal di
sebelahku, mengisyaratkan agar Aiko tidur di situ.
“Aku tak mau!” dia
berjalan menuju perapian, menyandarkan tubuhnya ke tembok. Berkali-akali aku
membujuknya tetap saja dia tak mau.
“Sudahlah, kalau
kau tak mau, selamat malam” aku menarik selimut dengan kesal. Susah payah aku
memejamkan mata, dan berusaha untuk memasuki alam mimpi, tapi Aiko, yeoja itu
terus saja melayang-layang di benakku. Ku balikkan tubuhkuku, mengubah posisi
tidurku, berharap aku bisa menemukan posisi tidur yang pas,sehingga aku bisa
terlelap.
“Argghhh....!!!”
aku mengerang frustasi. Kuambil ponsel berharap aku menemukan sinyal, dan
hasilnya “sial, bahkan ponselku tak menunjukkan tanda-tanda kehidupan apapun”
Ku lirik sebentar
yeoja yang bernama Aiko. Dia nampak begitu lelah. Dengan hati-hati aku mendekat
ke arahnya. Dan ku lihat dia tengah tertidur.
“Bodoh, bahkan kau
memilih menyusahkan dirimu sendiri, tidur seperti ini sungguh tak mengenakkan
bodoh!” aku kembali mengambil selimut, dan ku posisikan tubuhku tepat
disampingnya, namun disisi yang tak menyakitkan lukanya. Ku tarik tubuhnya, ku
biarkan pundakku menjadi sandarannya. Dan ku selimuti tubuhnya agar nyaman.
Aiko POV
Pagi menjelang,
suara burung mendominasi nyanyian pagi ini. Meski sianar mentari belum
memasukki rumah ini, namun dapat ku pastikan geliat kehidupan sudah di mulai.
Aku membuka mata,
berusaha untuk mengenali lingkungan sekitar, dan apa yang ku dapatkan pagi ini
sungguh membuat jantungku berdegup berkali-kali lipat. Aku trtidur di bahu
namja yang bernama Oh Sehun.
“eungh.....” ku
lihat dia melenguh dan aku bergegas memposisikan tubuhku seperti semula.
“Sudah pagi
rupanya....aigoo bahakan pundakku yang kurus ini cukup nyaman bagimu” dia
bergumam tak jelas, dan aku harus berakting sebagus mungkin agar dia tak
curiga. Ku rasakan dia menyingkirkan anak rambutku yang menutupi sebagian
wajahku, dan dia juga merebahkan tubuhku dan kembali menyelimutiku. Perlahan
dia memiringkan tubuhku, memeriksa lukaku.
“Oh Sehun apa yang
kau lakukan?” aku mulai bersuara.
“Diamlah aku hanya
memeriksa lukamu” dia tetap fokus mengamati lukaku
“Sudah ku bilang
lukaku tak apa-apa, shuriken itu tak beracun” aku membalikkan tubuhku dan
bodohnya aku justru posisi ini membuat jarakku dan namja itu semakin memendek hingga
aku bisa merasakan hembusan nafasnya.
CEKLEK...
“YA...APA YANG
KALIAN LAKUKAN DI SINI!!!” teriak seorang ahjussi penjaga hutan.
“Tenang ahjussi
kami tak melakukan apapun, kami...” ucap Sehun, sementara aku, aku menutupi
tubuhku yang hanya berbalut tanktop, sementara pakaianku telah sobek dan
berlumuran darah.
“TENANG BAGAIMANA,
KALIAN HANYA BERDUA, DAN DI SISNI SANGAT SEPI, DAN APALAGI ITU,
KAU,,YEOJA,,,KAU HANYA MEMAKAI PAKAIAN SEPERTI ITU, KALIAN IKUT AKU
SEKARANG..!!!!” ahjussi itu berteriak dengan nada tertinggi sepertinya itu bisa
mencapai 5 oktaf.
“Ne...” aku dan
sehun mendengus kesal. Tapi benar saja siapa yang tak akan berpikiran macam-macam
melihat yeoja dan namja berada di sebuah ruangan yang sepi dan mempunyai
pencahayaan yang remang-remang di tambah lagi melihat pakaianku yang err... tak
pantas ku sebut berpakaian. Bagaimana tidak, sebelum kejadian itu aku memekai
pakaian lengkap, tapi sekarang, penampilanku lebih mirip seperti seorang yeoja
yang berusaha kabur karena di perkosa, rambut acak-acakan, muka kusut, dan aku
hanya memakai tanktop, itupun salah satu
talinya ku lepas.
“Baiklah, jelaskan
padaku apa yang terjadi?” perintah ahjussi. Dia menyuruh kami duduk dan
menyodorkan secangkir teh hangat kepada kami.
“A...” baru saja
aku membuka mulut, Sehun menggengggam tanganku memberi tanda diam kepadaku, aku
langsung mengurungkan diri dan memilih untuk diam sambil menyeruput teh hangat
yang diberikan oleh ahjussi.
“Jadi begini, kami
sedang melakukan latihan di klub menembak, tapi kami teresat dan kami hampir
saja jatuh ke jurang, lihatlah ahjussi, lengan yeojaku itu, aigoo....apakah
ahjussi masih tega untuk memarahi kami eoh...” jelas Sehun sambil memasang
muka, yang huekk sungguh menjijikan dan menggelikan.
“Baikalah, aku tak
akan memarahi kalian, tetapi berikan aku kartu identitas kalian, agar aku bisa menghubungi orangtua kalian”
“Anni, tak usah
menghubungi orang tua kami” ucapku dan Sehun bersamaan. Dan ahjussi itu mengernyitkan
dahi.
“Memangnya kenapa?”
tanyanya lagi
“Tidak apa, hanya
saja kami tak ingin merepotkan orang tua kami, kasihan eommaku jika dia harus
meninggalkan pekerjaannya hanya untuk menjemput aku di sini” Sehun memelas.
“Dia benar ahjussi”
aku meng-iyakan pernyataan Sehun. Bohong, bohong besar, sebenarnya aku takut
kalau ayahku marah dan menyuruh orang-orangnya untuk menghabisi orang yang
berhasil melukaiku. Dan aku tak ingin hal itu terjadi, aku baru saja memulai
kehidupan normalku.
“uhm, ahjussi,
bolehkan aku meminjam teleponmu? Aku ungun menghubungi hyung-ku agar bisa
menjemputku, ponselku mati”
“Baiklah, segera
kau hubungi hyungmu, keluargamu pasti sangat mencemaskanmu.”
“ah, gamsahamnida”
ucap Sehun Girang. Aku hanya terdiam aku bingung siapa yang harus ku hubungi.
Haruskah aku menghubungi orang ayahku unutk menjemputku, tapi rasanya tak
mungkin. Aku tak hafal nomor ponsel mereka, dan ponselku bernasib sama dengan
ponsel Sehun, mati.
Setelah menunggu,
akhirnya hyung yang di maksud oleh Sehun datang juga. Aku membungkuk sopan
menyambut kedatangannya. Ku lihat dia berbicara dengan ahjussi penjaga hutan
dan juga dengan Sehun. Namja itu, jika bersama hyung-nya terlihat sedikit
berbeda, manja, itulah kesan yang
kutangkap.
“Kau mau tinggal
disini saja eoh?” ucapnya
“Eh?” aku tergagap
bingung,
“Kajja ikut aku”
Sehun menarik tanganku. Aku pasrah mengikutinya memasuki mobil.
“Siapa namamu yeoja
cantik?” tanya namja yang dipanggil hyung oleh Sehun.
“Aiko” jawabku
“Namanya Aiko
hyung, dia teman sekolahku, kami sekelas dan kami juga sama-sama mengikuti klub
menembak, kau tahu hyung, dia sangat pandai dalam memanah, dan dia juga dia
galak hyung” dia membisikkan kata-kata terakhirnya pada hyung-nya, itu sukses
membuatku mendaratkan death glare sekaligus jitakan khusus ke kepalanya.
“Oh ya, di mana
rumahmu?” tanya hyung Sehun
“Aku...” aku
bingung harus menjawab apa
“Aku akan
mengajaknya ke rumah dulu hyung, kasihan dia aku takut dia justru akan dimaraih
oleh orang tuanya, nanti biar aku saja yang mengantarnya.” Ucap Sehun. Oh Tuhan mengapa kau harus mengenalkanku
pada namja seperti Oh Sehun?
“Baiklah” namja itu
menuruti permintaan adiknya.
“Hyung aku pulang”
teriak Sehun sambil menarik tanganku
“Yak! Kau dari mana
saja eoh, dan apa-apaan ini? Kau pulang dengan membawa seorang yeoja, kau
benar-benar OH SEHUN...!” pletak, jitakan yang kurasa cukup keras mendarat
dengan mulus di kepala Sehun, bahkan aku ikut meringis kesakitan, dan
sepertinya itu benar-benar sakit.
“Hyung, ini
sakit...” rajuk Sehun.
“ Sudahlah kalain
jangan bertengkar, cepat bawa temanmu ke kamar, biarkan dia istirahat dan emm,
sepertinya kau harus mengobatinya, dia terluka iyakan?” ucap namja yang tadi
menjemput Sehun.
“Ne hyung gumawo”
Sehun tersenyum sumringah dan menuntunku memasuki ruangan yang ku tebak ini
adalah kamarnya.
Kyung Soo POV
“Aku rasa Sehun
sudah mulai berhasil mendekati anak tuan Kim, dan aku harap ini adalah langkah
awal yang baik” aku menepuk pundak Luhan
“Ya aku harap, dan
aku juga berharap dia tak berada dalam situasi yang membahayakan dirinya” lirih
Luhan
“Aku benar-benar
khawatir ketika aku menadapat kabar bahwa dia diserang oleh sekelompok orang
tak dikenal ketika sedang berlatih softgun bersama dengan teman-temannya”
lanjutnya dengan mimik wajah khawatir.
“Aku juga sama
khawatirnya denganmu, namun apa daya kita hanya bisa mengandalkan kemampuannya,
kita tak mungkin mengirimkan bala bantuan hanya untuk menangani penyerangan
seperti itu? Terlebih lagi Sehun sedang dalam tugas penyamaran” lanjutku
“Kau benar” ucap
luhan sambil berlalu dari hadapanku.
“Luhan....hosh....hoshhh...hoshhh...” teriak Yi
Xing.
“Ada apa?” tanyaku
“Ini, aku
menemukannya...”
TBC (Again) ya readers,,,hehehehe....
Author udah capek ngetiknya. Bagaimana? Jelek ya
ceritanya? Mononton banget ya?, kasih komennya ya, dan likenya jangan lupa, di
tunggu part selanjutnya ya...?!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar