UNDER THE MOONLIGHT (Part 3)
Author : Yeonhwa
Genre : Action gagal, romance gaje
Rate : RBO (Rate apaan tuh?)
Main Cast : Kim Joon Myeon, Xi Luhan, Oh Sehun, Kim Aiko (OC/ as You)
Annyeong readers, author datang lagi dengan kelanjutan dari ff
abal-abal yang sebelumnya udah pernah dipost. FF Ini murni dari hasil pemikiran
author sendiri yang lagi iseng gara-gara ketagihan nonton film action.
Hati-hati ada typo yang bergentayangan dan ada beberapa kata-kata kasar
serta adegan-adegan yang sebaiknya jangat ditiru ya....
Happy reading dan jangan lupa RCL... ^^
Pagi menjelang siang, para siswa
berhamburan di luar kelas menikmati waktu istirahat yang terbilang singkat. Ada
yang sibuk di perpustakaan, atau ada yang sibuk mengganjal perut mereka di
kantin serta tak jarang pula para namja menghabiskan waktu luang tersebut untuk
bermain basket.
AikoPOV
Aku duduk di bangku tribun
lapangan basket, di sekolahan ini memiliki dua lapangan basket, indoor dan
outdoor, namun yang sering dipakai untuk bermain para namja adalah lapang
outdoor. Sudah lewat satu minggu aku bersekolah di sini dan sepertinya ayahku
memang bersunguh-sungguh untuk tidak memberikanku misi-misi anehnya itu, tetapi
ini juga membuatku bosan.
“Aiko...!” panggil Hye Rin
“...” mataku masih tertuju pada
namja yang kata Hye Rin adalah namja sombong.
“YAK!...A.I.K.O....!!!” Hye Rin
mulai mengeraskan suaranya dan itu membuatku tersadar bahwa ada orang lain di
sampingku.
“Kau kenapa eoh? Kau sedang
memperhatikan siapa? kau tau aku sedari tadi mengajakmu berbicara dan kau hanya
terdiam saja tanpa memberikan respon apapun selain oh...oh...dan oh...” mulai
Hye Rin memberikan muka bebeknya.
“Mianhe, Hye Rin-ah...aku hanya
sedang asik melihat permainan mereka,” aku memamerkan senyum kudaku.
“aish,,,” Hye Rin mendengus
kesal.
“Aku heran mengapa namja suka
sekali bermain permainan yang menurutku itu hanya membuang-buang tenaga” aku
berusaha mengalihkan pembicaraan agar Hye Rin tak curiga kalau aku tengah
memperhatikan namja yang bernama Sehun.
Namja itu sungguh aneh, sepertinya dia memiliki kemampuan fisik yang
tak sama seperti namja lainnya. Sepanjang pelajaran aku tak begitu fokus
dengan penjelasan seosangnim, fikiranku masih terbagi menjadi dua, pelajaran
dan namja bernama Sehun. Sesekali ku lirik dia, dia juga sama sepertiku
tampaknya dia tak begitu tertarik dengan pelajaran fisika ini.
Sehun POV
Aku sungguh tak begitu tertarik
dengan pelajaran fisika yang arghhh....ini
benar-benar membuatku pusing, penjelasan dari seosangnim sungguh tak mudah ku
mengerti, mengapa tak langsung pada contoh pemecahan soalnya saja, mengapa
harus di jelaslkan dulu asal-usul rumusnya...kenapa...?!. aku berteriak
frustasi dalam hati.
KRING...KRING.....KRING...!!!!
Oh Tuhan terima kasih kau telah
membunyikan bel, hingga aku bisa
terlepas dari semua rumus yang memuakkan itu.
“Bersiap!..beri salam!” ucap
ketua kelas.
“Gamsahamnida...” ucap semua
siswa serempak
“Setalah ini cepatlah berganti
baju, dan segera menuju ruang olah raga” perintah ketua kelas.
Ah...ini dia pelajaran yang aku
tunggu-tunggu, salah satu mata pelajaran favoritku setelah seni tari. Dan kali
ini materi yang diajarkan adalah tentang olah raga memanah, olah raga yang
gampang bagiku.
Satu persatu siswa mencoba
mempraktikkannya dengan panduan dari seosangnim. Dan sekarang giliran Aiko,
gadis yang menurut hyung dia adalah gadis yang harus aku dekati.
Sret....slash...jleb...
Bidikan Aiko tepat mengenai
sasaran, berkali-kali dia mencoba dan nilainya selalu sempurna, tepat di tengah
sasaran. Aku semakin penasaran seperti apa dia sebenarnya.
“Oh Sehun sekarang giliranmu”
ucap seosangnim
“Ne” aku melangkahkan kakiku
mantap. Dan seketika perasaan aneh muncul ketika Aiko berpapasan denganku.
Sekilas aku melihat sorot matanya yang tajam dan juga dingin, matanya seolah
menyiratkan kebencian dan juga ekspresinya yang dingin seolah dia tak memiliki
perasaan belas kasihan sedikitpun.
Sret....slash...jleb...
Dan bidikanku tak kalah bagusnya
dengan Aiko. Tiga kali mencoba aku selalu berhasil dengan poin sempurna. Aku
tersenyum puas dengan hasil bidikanku. Sudah
pasti aku bisa menyelesaikannya dengan baik. Aku melangkahkan kaki kembali
duduk bersama teman-teman. Sambil menenteng busur panah aku berjalan dengan
bangga dan ketika sampai di hadapan Aiko, aku memelankan langkahku dan sekilas
ku melihat kearahnya. Nampak dia sedang tersenyum bersama teman-teman yang
lainnya. Sungguh ekpresi yang berbeda.
“Murid-murid, karena ada rapat
mendadak maka kalian bisa berlatih sendiri” ucap seosangnim lantas meninggalakn
kami semua di ruang olah raga.
“Bagaimana kalu kita berlomba
memanah? Siapa yang menang berhak meminta hadiah dari yang kalah” ucap salah
seorang namja.
“Ye...aku setuju...bagaimana?”
ucap namja yang lainnya.
“Baiklah kami para yeoja juga
setuju...” ucap salah seorang yeoja yang kemudian diikuti oleh yang lainnya.
Aishh permainan macam apa ini, sudah pasti permainan ini akan berujung
pada pertandinganku dan Aiko. Satu persatu mulai sibuk menentukan wakil
dari masing-masing gender. Dan akhirnya ditentukanlah 5 orang yeoja dan 5 orang
namja. Dan benar sesuai dugaanku pertandingan konyol ini berujung padaku dan
Aiko.
“Baiklah nona Kim Aiko, tunjukkan
kemampuan memanahmu yang hebat itu” tantangku pada Aiko, dan dia hanya
tersenyum menanggapi tantanganku. Matanya mulai memicing, membidik kearah papan
dan menarik busur panahnya. Tubuhnya gegap, dengan kuda-kuda yang sempurnya,
dan itu sungguh membuatnya sangat berbeda di mataku.
Akupun tak mau kalah dengannya,
gadis besurai hitam bernama Aiko. Ku posisikan tubuhku dengan kuda-kuda yang
sempurna, tangan kiri yang memegang busur panah, serta tangan kananku yang mulai
mengarahkan anak panah agar tepat sasaran.
Habis sudah anak panah yang
tersedia, dan salah seorang namja mulai menghitung poin untuk menentukkan siapa
pemenangnya.
“DAEBAK....OH SEHUN,KIM
AIKO...kalian memang benar-benar daebak!” teriak namja yang sedang menghitung
poin di ujung sana.
“BAGAIMANA POINNYA?” tanya namja
yang lain.
“SEMPURNA! PERFECT!” teriaknya
lagi.
“sepertinya kita mempunyai
pasangan pemanah handal” teriak salah seorang yeoja dan diikuti oleh gemuruh
siswa yang lainnya.
“Yak Oh Sehun!” seorang namja
memanggilku, “Apa kau hari ini free?” tanyanya sambil merangkul pundakku.
“Sepertinya, mamangnya kenapa?”
tanyaku balik.
“Apa kau mau ikut dengan kami?
Kami akan mengadaan pertandingan softgun sore ini. Bukankah kau juga ikut dalam
klub menembak?” tanyanya lagi.
“Baiklah akan aku pikirkan”
ucapku sembari menyampirkan jas sekolahku ke pundak.
“Ayolah, kalau kau tak ikut kau
pasti akan menyesal. Ada Aiko juga di sana. Dia juga akan mengikuti klub
menembak, jadi dia juga ikut dalam pertandingan kali ini” jelas namja itu.
Sepertinya ini kesempatan bagus, dengan begitu aku bisa mendekati Aiko.
“Baiklah aku akan ikut.” Ucapku lalu mesuk ke dalam mobil.
“Oke, kalau begitu kita bertemu
sore ini di tempat latihan biasa.” Ucap namja itu.
Jam tanganku sudah menunjukkan
pukul tiga sore dan aku tak punya banyak waktu untuk pulang sekedar berganti pakaian.
Untung saja aku selalu membawa baju ganti di mobil. Sambil menunggu waktu aku
memilih makan di cafe dekat sekolah. Cafe yang sederhana namun suasananya
sangatlah pas untuk anak muda. Maka tak heran jika cafe ini sangat ramai.
“Selamat datang, ada yang bisa
saya bantu” ucap seorang palayan namun suaranya tak asing bagiku.
“Ah ye..aku memesan...MWO
HYUNG?!” Ucapku kaget,
“Sssstt...tak bisakah kau diam,?”
Kyung So hyung melotot ke arahku dan juga membekap mulutku.
“Tmmphhh kenphhhh...hffttt...”
aku berusaha berbcara dengan mulut yang terbekap
“Diamlah,aku sedang menjalanakan
misi yang sama sepertimu bodoh” ucap Kyung So hyung berbisik.
“Aish...”hosh...hosh...hosh... aku menghirup oksigen sebanyak mungkin.
“Jadi apa yang bisa saya bantu?”
ucap Kyung Soo hyung.
“Aku memesan bubble tea dan juga
strawberry shortcake” ucapku, lalu Kyung Soo hyung mencatatnya di buku
pemesanan.
“Ne, tunggu sebentar” ucapnya
lalu pergi meninggalkau, menjalankan tugas penyamarannya.
KRING....
Bel pintu masuk kafe berbunyi, ku
lihat sekelompok gadis memasuki cafe, dan disana ada Aiko gadis yang mengganggu
pikiranku akhir-akhir ini.
“Oh, Sehun-ah!” seseorang
menyapaku
“Eoh, Hye Jong-ah, sedang apa aku
disini?” tanyaku berbasa-basi
“Seharusnya aku yang bertanya,
sedang apa kau di sini?”
“Aku sedang menunggu makananku,
perutku, aigoo...perutku sudah meronta ingin di beri makan” ucapku sambil
mengelus perutku yang sebenarnya tak terlalu lapar.
“Ah ini pesanan anda, selamat
menikmati” ucap seprang pelayan sambil menata pesananku di meja
“Ne gamsahamnida” aku melahap
strawberry shortcake pesananku. Sesekali aku mencuri pandang ke arah Aiko yang
kebetulan duduk menghadapku, meski terhalang oleh beberapa pengunjung tapi aku
masih bisa mengamatinya dengan jelas.
“Kau mengamati Aiko? Dia cantik
bukan?” Hye Jong mengangguku.
“Ah ye, aku penasaran gadis
seperti apa dia, aku dengar dia mempunyai sifat yang sangat dingin.” Ucapku
sambil menyesap bubble tea.
“Cobalah untuk mendekatinya” Hye
Jong menepuk pelan bahuku dan aku tersenyum miring menanggapinya.
“Kajja kita akan terlambat,
bukankah kau juga ikut pertandinagn softgun?” ajak Hye Jong
“Ah matta...kajja” aku beranjak
dari tempat dudukku dan membayar semua pesananku. “Hye Jong-ah lebih baik kau
ikut denganku” ajakku
“Memang aku dari tadi sedang
menunggumu, aku menumpang mobilmu ya Sehun-ah...” rengek Hye Jong dengan
tampang memuakkan.
“Cih,,,kau ini, gurae, kajja” aku
menyalahkkan mobil dan segera meluncur ke tempat latihan yang dimaksud.
Aiko POV
Sepertinya ini menarik. Aku mendengarkan penjelasan dari ketua klub.
Dan akhirnya kami semua di bagi menjadi dua kelompok, dan beruntungnya aku. Aku
menjadi lawan dari namja bernama Oh Sehun. Aku ingin mengetahui siapa
sebenarnya namja itu. Kemampuannya dalam memanah sungguh diluar dugaanku, dia
memiliki kemampuan diatas rata-rata, semua sasarannya tepat.
“BAIKLAH,,,SEMUANYA BERSIAP!”
perintah ketua regu kami
“Aiko, aku dengar kau jago sekali
dalam membidik, aku harap aku bisa mengambil poin yang banyak untuk regu kita”
ucap ketua regu.
“Cih” aku melengos pergi begitu saja.
Mulai bersembunyi diantara pepohonan dan juga kegelapan. Hari semakin sore dan
sang surya mulai menyembunyikan sianarnya, kini sang bulan telah bersiap untuk
menggantikan tugas sang surya
“Aiko, aku ke sana dan kau sana
ne..?” perintah seorang namja dari kelompokku.
“Ne” aku mengangguk,
mengendap-endap mendekati pertahanan dari regu lawan. Dan kini aku sudah dekat
dengan mereka. Dan DOR..!
“Shit...” aku berguling kesamping
menghindari tembakan dari kelompok lawan, dan
“HYAAA.....!!!!” aku bereriak ketika
kakiku terpeleset dan aku kini bergelantunagn di tepi tebing.
Srett...Grep...
Seketika dapat kurasakan tangan
seseorang menahanku.
“Bertahanlah, aku akan menarikmu”
ucapnya.
“Nuguya?!” bentakku.
“Aihshhh....kenapa...disaat...seperti...ini...engggghhh...kau
enghhh...masih...enghh...menanyakan hal itu pabbo!” dia berusaha menarik
tubuhku. Hingga akhirnya aku berhasil kembali ke atas.
“Gumawo” aku berusaha
menyembunyikan wajah panikku.
hosh...hosh...hosh...”apa yang aku lakukan di tepi sana? Apa kau
mau mati eoh? Hosh...hosh...hosh...”
namja itu mengatur nafasnya yang masih terengah-engah.
“Aku hanya sedang...”
DOR...DOR...DOR...!!!
Kami di serbu tembakan
bertubu-tubi. Tunggu dulu aku bilang kami? Yah tak apalah untuk saat ini aku
bisa menyebutku dan namja ini sebagai kami.
“Menunduk Aiko!” dia merengkuh
tubuhku ke dalam pelukannya dan berusaha melindungiku dari tembakkan itu.
“Sial..ini bukan peluru softgun”
geramnya. “Diamlah aku akan melindungimu” ucapnya lagi.
Aku berusaha setenang mungkin
meski tak kupungkiri bahwa jantungku mulai berdenyut tak menentu. Perasaan ini
muncul begitu saja. Aku menghirup harum feromonnya, dan seolah menjadi candu
bagiku.
“Sialan...kajja” dia membuka helm
berserta alat pelindung diri yang lainnya
“Oh Sehun?” aku bergumam
“Ne, naega Oh Sehun dan sekarang
kau...” DOR...! dia menembak pelaku itu dengan senapan yang dia sembunyikan di
balik punggungnya.
“Yak Oh Sehun awas!” aku menarik
tubuhnya dan ku lemparkan pisau lipat seperti shuriken yang selalu ku bawa
kearah penembak yang siap menembakkan pelurunya ke arah Sehun.
“Gumawo” ucapnya
“Sekarang lebih baik kita mencari
tempat bersembunyi setelah itu baru kita mencari teman-teman yang lain”
lanjutnya.
“Euhm...” aku mengangguk mengikuti
perintah Sehun, dan baru kali ini aku menuruti perintah namja yang baru ku
kenal.
Sambil berlari mencari tempat
yang aman dia terus menembakkan peluru ke arah pelaku. Hingga aku rasa dia
mulai kehabisan peluru.
“Yak, ambil ini!” aku melemparkan
senapan yang aku temukan di samping mayat pelaku.
“Gumawo....” dia mengambil
senapan yang ku berikan dan membawa mayat pelaku sebagai pelindung kami.
Sementara aku mengamati wajah mayat itu dan
“Orang ini?”
TBC (Again) ya readers,,,hehehehe....
Author udah capek ngetiknya. Bagaimana? Jelek ya ceritanya? Mononton
banget ya?, kasih komennya ya, dan likenya jangan lupa, di tunggu part
selanjutnya ya...^^

Tidak ada komentar:
Posting Komentar