Rabu, 19 Juli 2017

FF BTS ll MFS SEASON 2 ll JUST A FRIEND



 

Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC), Min Hyunsik (OC), Min Hyunmi (OC)
Genre : Family,Marriage life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
Sorry for typo and I hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^
===000===


Hana POV

YA! HYUNMI-YA!” Teriak Hyunsik.

Ku lirik kedua bocahku yang sedang berebut crayon. Ulah siapa lagi kalau bukan sibungsu yang selalu penasaran dan selalu ingin meniru apa yang dilakukan oleh kakaknya.

Eomma!”

Dan hanya dalam hitungan detik, tepat setelah piring terakhir ku letakkan di rak piring, teriakan Hyunsik kembali menggema.

“Hyunmi-ya, kembalikan crayon Oppa!” tegasku.

Eomma~,” puteriku merengek.

“Tunggu sebentar! Dan jangan bertengkar!” aku meninggalkan mereka dan mengambil satu set crayon yang sengaja ku beli untuk Hyunmi. Aku sudah terlalu gerah kalau mereka terus berebut.

Eomma~,”  kedua bocahku memanggilku dengan nada memelas.

“Hyunmi-ya, kemari!” ku ulurkan sebuah buku gambar dan crayon pada Hyunmi. “Hyunmi pakai ini dan jangan mengganggu Oppa lagi, mengerti?”

Ne Eomma~,” puteriku mengangguk dan kembali duduk di atas karpet.
Kubiarkan kedua bocahku asik dengan kegiatannya sembari aku memirsa acara infotaiment di tv.

“Eh, Eomma, itukan Ajumma yang kemarin bersama Appa?” Hyunsik menunjuk perempuan yang sedang diwanwancarai di acara televisi yang sedang ku tonton.

Eoh?” aku sedikit tekejut. Bahkan Hyunsik sudah mengenal wanita itu. 

====000===

Aku baru saja menidurkan keluar dari kamar Hyunsik, memastikan bahwa dia sudah terlelap ke alam mimpi. Dan baru saja aku melangkahkan kaki untuk mematikan televisi, telingaku menangkap suara langkah kaki yang berjalan memasuki rumah ini.

“Aku pulang!” suara khas dari suamiku menggema menghampiri gendang telingaku. Membuatku spontan berjalan menghampirinya.

Eoh, kau-, siapa dia?” tanyaku melihat seorang wanita yang berada di belakang Yoongi.

“Dia teman kerjaku, kami akan menyelesaikan lagu kami malam ini.” Ucapnya dingin lalu berjalan melewatiku.

GREB!

Ku raih tangannya sebelum dia pergi masuk ke ruang keluarga.

“SIAPA DIA?” tanyaku dengan nada sedikit tinggi.

“Kau ini kenapa?” Yoongi berusaha melepaskan tanganku.

“Yoongi-ya,” panggilku.

“Setidaknya persilahkan dia masuk dan duduk.” Yoongi mengusap pipiku lalu pergi memasuki kamar kami.

“Maaf, menggangu kalian malam-malam begini.” Ucap wanita yang Yoongi bawa kemari.

“Ah, tidak apa-apa, silahkan duduk, aku akan membuatkan minum untukmu.” Aku beranjak menuju dapur.

“Tidak usah repot-repot, Hana-ssi,”

“Tidak apa-apa, kalian pasti lelah. Ini minumlah.” Aku meletakka secangkir teh hangat yang sejujurnya aku membuatkan itu untuk Yoongi.

“Terimakasih,”

Aku hanya tersenyum membalas ucapannya. Senyum yang aku paksakan karena hatiku terlalu berat untuk melakukan itu dengan tulus.

===000===

“Yoongi-ya,” aku memasuki kamar dan ku dapati suamiku tengah memakai kausnya.

“Hm,” jawabnya.

Aku memeluknya dari belakang. Mencium aroma sabun yang menempel di tubuhnya. Ku tenggelamkan wajahku di punggunggnya seiring tanganku yang semakin mengerat di pinggangnya.

“Kau kenapa?” tanyanya sembari menggenggam tanganku.

“Siapa dia?” ucapku to the point.

“Dia partner kerjaku. Dia penyanyi pertamaku, maksudku dia adalah penyanyi pertamaku di luar perusahaan. Dan dia akan menyanyikan lagu buatanku.”

“Tapi, apa perlu kau mengajaknya ke rumah? bahkan ke studiomu malam-malam begini?”

“Kau cemburu hm?” dia membalikkan tubuhnya menghadapku. Menatapku yang masih tertunduk.

“Aku, aku hanya,” aku tidak bisa melanjutkan kembali kalimatku. Air mataku jatuh begitu saja.

Tangannya menangkup wajahku. Menghapus cairan bening yang meleleh tanpa permisi hingga membasahi pipiku.

“Kau cemburu? Kau takut?” tanyanya sekali lagi, dan aku hanya bisa mengangguk.

Aigoooo~,” dia malah merengkuhku dalam pelukannya membuatku semakin kesal.

YA!” aku memukul dadanya dan dia justru terkekeh melihatku yang bertingkah seperti bocah.

CHU~

Dia mendaratkan ciumannya di dahiku. “Bodoh!”

Aku mengerutkan dahiu mendengar ucapannya. 

CHU~

Dua kecupan kembali dia daratkan di kedua mataku. “Cengeng!”

Aku semakin bingung.

CHU~

Satu kecupan berhasil membungkam mulutku yang hendak menyumpahi pria yang berstatus sebagai suamiku ini.

“Aku sudah mempunyai dua anak, dan aku sudah memiliki seorang istri. Dan aku sudah memiliki cincin ini sebagai bukti bahwa aku sudah menjadi milikmu. Jadi,”

“Jadi?” aku mengulangi kata terakhirnya.

“Jadi apa yang kau tangisi?” dia kembali memelukku. “Maafkan aku. Aku terlalu sibuk dengan wanita itu, hingga membuatmu cemburu dan menangis seperti ini. Tapi aku mohon, buang jauh-jauh semua prasangkamu ini Hana-ya. Aku mencintaimu dan hanya akan mencintaimu. Aku tidak akan tertarik dengan wanita lain. Bukankah aku sudah mengatakannya. Bahwa hatiku sudah ku kunci dan hanya kaulah yang bisa membukanya.”

“Tapi dia,” aku berusaha melepas pelukannya.

“Namanya Suran, dia akan menyelesaikan laguku malam ini, dan jika kau tidak keberatan kau boleh menemani kami. Kau mau?” tawarnya.

“Apa boleh buat. Baiklah akan kutemani kalian.” Aku mengecup pipi suamiku.

“Ayo kita ke studio,” ajak suamiku.

Aku mengamit lengan suamiku. Kami berjalan beriringan keluar kamar, menghampiri Suran, teman kerja Yoongi, yang sudah menunggu di ruang keluarga.

“Ah, sepertinya aku menganggu kalian,” ucapnya begitu melihat kami keluar dari kamar dengan tangan yang  saling bergandengan.

“Tidak apa-apa,” jawab Yoongi. “Ayo kita ke ruang kerjaku.”

===000===
Yoongi POV

Malam ini aku terpaksa meminta istriku unutk menemaniku lembur menyelesaikan laguku yang sedang ku garap bersama dengan Suran Noona. Yah, demi kebaikannya aku memintanya untuk menemani kami. aku tidak ingin dia terlalu tenggelam dalam rasa cemburunya.

“Bagaimana dengan ini Hana-ya?” sesekali aku meminta pendapat Hana mengenai bagian-bagian yang harus aku edit. Dan nampaknya Suran juga setuju untuk meminta pendapat dari Hana. Kami anggap pendapat Hana sebagai pendapat pendengar yang nantinya akan mendengarkan lagu ini secara utuh.

“Bagus.”

“Enak didengar.”

“Ah, aku rasa begini lebih baik.”

Yah, kalimat-kalimat itu sering ia lontarkan. Aku tahu dia sudah mulai bosan, tapi setidaknya mengajaknya ikut aktif di kegiatanku malam bisa menjadi bagian dari rasa maafku karena telah membuatnya cemburu hingga menangis.

“Hana-ya?” aku memanggil namanya, dan dia tak menjawab. Ku balikkan tubuhku dan ku dapati dia udah terpejam diatas kursi.

“Sepertinya sudah cukup Yoongi-ssi, akuharus pulang dan lagu ini sudah bisa kita serahkan ke pihak produksi,” pamit Suran Noona.

“Oh, baiklah.” Aku beranjak dari kusiku dan mengantar Suran Noona sampai kedepan rumah.

Aku kembali pada istriku yang masih terpejam diruang kerjaku. Aku tatap sebentar wajahnya sebelum aku memindahkannya ke kamar.

“Cantik.” Gumamku saat tanganku menyingkirkan rambut yang menutupi paras ayunya.

“Eungh,” dia melenguh tak nyaman. 

“Ayo pindah ke kamar.” Ucapku seraya menggendong tubuhnya.

Jarak kamar kami dari ruang kerjaku tidaklah jauh, tapi heol, Hanaku sepertinya bertambah berat.
Dengan hati-hati ku baringkan tubuhnya ke atas kasur, dan ku benarkan kembali letak kepalanya agar dia mendapatkan posisi ternyamannya.

CHU~

Aku mencium pucuk kepalanya sebelum turut memejamkan mata.

“Terimakasih Hana-ya, karena kau telah menjadi pelengkap hidupku. Dan maaf karena telah membuatmu menangis,”

Ku betulkan kembali letak selimut yang membungkus Hyunmi dan juga Hana. Maafkan aku Hana-ya, aku tidak bisa memelukmu malam ini. Hyunmi kita masih belum bisa tidur sendiri. Huft~,

“Cepat besar dan cepatlah tidur sendiri di kamarmu, Hyunmi-ya, ijinkan Appa dan Eomma bisa bermesraan lagi,”

Akupun mencium pipi tembab putriku dan menyusulnya ke alam mimpi.

                END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar