Author : Yeonhwa
Cast : Jeon Jungkook (Jungkook BTS) and other BTS member
Genre : Family, brothership
Lenght : Ficlet
Disclaimer : Jungkook dan member BTS lainnya milik Tuhan dan alur murni
dari pemikiran author.
Dentuman keras antara daun pintu dan kusennya menggema di seluruh penjuru dorm malam itu. Anak laki-laki yang masih berbalut seragam menjadi pelaku kebisingan itu.
“Aku pulang!” ucapnya ketus.
“Kau tak membawa payung?” Kakak tertua
berlari menghampiri adiknya yang paling muda tersebut Tangannya terulur
menerima jas sekolah yang dikenakan adiknya, basah dan air bercecer di mana-mana.
“Ish! Harusnya kau meneleponku,
aku kan bisa menjemputmu” satu lagi, pria bertubuh lebih kecil dari adiknya itu
menghampiri dan memberikan handuk, bermaksud agar sang adik tak menggigil
kedinginan.
“Aku kan sudah pulang!” dia
menyingkirkan uluran tangan kakaknya dan mengacuhkan handuk pemeberian kakaknya.
“HEIIII!!! JEON JUNGKOOK!” Kali
ini pria ketiga yang masih menyandang sebagai kakaknya berteriak heran dengan
sikap adiknya itu.
BLAAMMM!!!
Lagi suara pintu yang mengagetkan dan sukses menggemparkan seluruh penghuni rumah sedarhana malam itu.
“Jin Hyung dia kenapa?” masih
dengan stik game di tangannya, kakak teraneh itu merasa dirinya sedikit waras
dengan pertanyaan mengenai adiknya.
“entahlah” yang ditanya hanya
bisa menggedikkan bahunya.
Matahari mulai meninggi dan
kesibukkan mulai tampak disana. Jimin dan Taehyung sibuk pecicilan kesana
kemari, maksud hati ingin membantu membereskan kediaman mereka, tetapi malah
mendapat ceramah panjang dari Hoseok.
“STOP HYUNG! Kalau ceramah terus
mana bisa kami berkonsentrasi” protes si pria berjuluk alien 4D.
“Apanya yang berkonsentrasi!!!
Lihat ini! Ini! Ini! Dan ini!!! Apa yang kalian lakukan HAAAAAAHHHH!!!” kali
ini emosi seorang Hoseok sudah meledak.
“YAAAA HYYUUUNGGGG
DIAAAMMM!!!!” Suara falset khas dari
seorang Park Jimin menyudahi ceramah Hoseok saat itu.
“YAKKK JEON JUNGKOOK!” teriakan
paduan suara antara Tehyung, Jimin, dan Hoseok ketika mengetahui bahwa kumpulan
sampah hasil jerih payah mereka kembali bercecer.
“Wae?” yang di teriaki malah
menjawab santai lalu pergi begitu saja, tak peduli dengan kumpulan sampah yang
telah dibereskan oleh kakak-kakaknya itu.
“Kau kenapa?” suara lembut
Seokjin menyapu emosi sang Jungkook.
“Aku tak apa-apa!” jawabnya lalu
pergi kembali ke istananya, kamarnya.
“Chaa.....makanan datang...!!!”
Seokjin selaku juru masak mereka, menghidangkan hasil eksperimennya, itu
sungguh menggugah selera kelima pria yang kini sudah duduk manis di kursi
masing-masing.
“Tunggu dulu, kemana Jungkook?”
interupsi dari Namjoon.
“Masih di kamar” jawab Taehyung
enteng.
“Hyung bisakah kau panggil dia?
Aku sudah lapar” rengek Jimin dengan sendok yang sedari tadi sudah digigitnya.
TOK TOK TOK...
“Jungkook-ak, ayo kita makan!”
teriak Namjoon di balik pintu.
Hening, tak ada suara apapun yang
menyahut.
“Apa dia tidur?” timpal Hoseok.
“Entahlah” Seokjin berdiri,
kakinya berjalan menuju pintu yang sedari kemarin tertutup rapat.
“Jongkook-ah apa kau tidur?” dan
hening tanpa jawaban.
“YAK JEON JUNGKOOK KELUARLAH AKU
SUDAH LAPAR, APA KAU INGIN MEMBUNUH KAMI HAAAAHHH!!!!” kali ini lengkingan
keras Park jimin sukses mendapat hadiah jitakan sedok dari pria-pria yang kini
menatapnya tajam.
“YA....sakit!” lirihnya sambil
mengusap kepalanya.
“Jungkook-ah keluarlah kau belum
makan dari tadi pagi!” Min Yoonggi ikut menggedor pintu kamar Jungkook.
Namun hening masih belum ada
jawaban.
“JEON JUNGKOOOOKKKK!!!!! BUKA
SEKARANG ATAU AKU DOBRAK!” Lagi Yoongi meneriaki adiknya.
“ SATU....DUA...TI....” pria
berkulit putih itu mulai menghitung dan mengambik ancang-ancang.
CEKLEK...
Rupanya sang adik menyerah dan memilih
kasihan terhadap pintu kamarnya.
“Ada apa? Kalian berisik sekali”
masih dengan kaos kusut dan wajah yang tak kalah kusut, Jungkook membuka
sedikit pintu kamarnya, ya hanya sedikit.
“Kau....” sedikit emosi seorang
Min Yoongi mengepalkan tangannya dan hendak menghampiri adiknya untuk
menyalurkan emosinya.
“APA? KAU MARAH?” sahut Jungkook
dengan emosi yang mengkilat jelas d matanya.
“YA...KAU...!” kali ini Yoongi
benar-benar geram. Ia merasa ini adalah hari ke tujuh di mana dirinya
diperlakukan semena-mena oleh adiknya, dan dia tahu kalau Jungkook bukanlah
anak yang nakal seperti yang dia kenal saat ini.
Tangan Seokjin menyambar bahu
Yoongi, dia tahu bahwa ini akan menjadi perang dunia ke tiga jika seorang
Yoongi meluapkan amarahnya. Merasa muak dengan kakaknya, Yoongi, Jungkook
kembali menutup pintu dan Seokjin harus mengorbankan tangannya untuk mencegah
tindakan konyol Jungkook.
“Tunggu dulu...!” sekuat tenaga
Seokjin kembali memaksa pintu kamar Jungkook kembali terbuka agar dia bisa
menulusup masuk ke kamarnya.
“HYUUUUNGGG!” Namjoon panik
melihat adegan dramatis di depannya takut tanagn berharga Seokjin harus terluka
hanya karena adik bungsu mereka. Sementara
yang lain hanya bisa memasang wajah heran melihat perubahan sikap Yoongi dan
Jungkook, tentunya sebuah tanda tanya besar berada di benak mereka.
“Jungkook-ah apa kau ada
masalah?” Seokjin mencairkan suasana, langkah kakinya pelan menuju kursi
belajar Jungkook.
“Katakan padaku apa yang
terjadi?” bujuk Seokjin halus.
Tak ada jawaban dari pria
bermarga Jeon itu, diam, dia hanya dia. Tangan Seokjin terulur, bermaksud
meringankan masalah yang dipikul adiknya.
“Hyung...” bahu Jungkook bergetar
hebat. Dan astaga...seorang Jeon Jungkook yang terkenal cool itu harus menangis
hebat di hadapan kakaknya.
“Tak apa menangislah” tangan
Seokjin masih belum menjauh dari bahu sang adik yang kini terlihat rapuh.
“sudah? Katakan apa masalahmu hm?”
merasa adiknya mulai tenang Seokjin kembali bertanya.
“Aku jatuh cinta pada seorang
gadis hyung” jawab Jungkook masih dengan tangisnya.
“Aigoo....adikku sekarang sudah
besar, sudah bisa merasakkan jatuh cinta” Seokjin sedikit geli dengan pengakuan
Jungkook.
“Hyung~~~” kali ini sikap manja Jungkook
keluar, kakinya dihentakkan ketika melihat kakaknya merasa geli dengan
ucapannya.
“Baiklah-baiklah, lanjutkan lagi”
“Aku mencintai seorang gadis
hyung, tapi aku melihat dia sering bersama Yoongi Hyung. Padahal sebelumnya dia
sangat dekat denganku, tapi semuanya menjadi rusak ketika Yoongi hyung datang”
“Lalu?”
“Apanya yang lalu hyung?
Jelas-jelas aku cemburu hyung, aku cemburu karena gadisku itu lebih dekat
dengan Yoongi hyung, di sekolah dia selalau diantar jemput oleh Yoongi hyung,
di perpustakaan kota dia selalu bertemu dengan Yoongi hyung, bahkan ketika aku
mengajaknya untuk makan bersama dia lebih memilih pulang dengan Yoongi hyung,
Apa itu tidak keterlaluan hyung?” rengek Jungkook.
Hei....apakah ini sifat asli
Jungkook? Dan Seokjin tentu saja merasa geli dengan hal itu. Melihat adiknya
merengek manja, dan itu sungguh membuatnya melongo lengkap dengan matanya yang
melotot.
“eumm....sebenarnya siapa gadis
yang kau sukai itu?” Seokjin berusaha menyatu dengan alur pembicaraan Jungkook.
“Yoonri, Min Yoonri” jawabnya
dengan mata menerawang.
Nama itu tidak asing lagi bagi
Seokjin. Merasa penasaran Seokjin terus mengorek info lain yang Jungkook
ketahui menganai gadis idaman adiknya itu.
“Bisakah kau tunjukkan padaku
foto dari gadismu itu?” pinta Seokjin.
“Dia gadis yang cantik bukan?”
ucap Jungkook sambil menunjukkan foto seorang gadis bersurai coklat di
ponselnya.
Tubuh Seokjin mendekat
memperjelas penglihatannya, sesekali dia melihat ke wajah Jungkook dan
mendapati adiknya itu tersenyum meski masih terlihat sisa-sisa air mata di
pelupuk matanya. Lega dengan Jungkook yang sudah bisa tersenyum kini Seokjin
kembali fokus dengan foto gadis yang bernama Min Yoonri.
“BWAHAHAHAHAHAHAHAHA......!” tawa
Seokjin meledak seketika itu juga, geli dan lucu bercampur jadi satu membuat
tawanya semakin mengeras.
BRAK..!!!
Pintu kamar Jungkook terbuka
tiba-tiba. Dan segerombolan pria yang mengaku sebagai kakak dari Jungkook itu
berbaris rapi di depan pintu.
“Hyung ada apa?”
“Apa kau baik-baik saja?”
“Jungkook tak melakukan sesatu
kepadamu kan hyung?”
“Apa yang kau lakukan kepada
Hyung Jungkook-ah?”
Serentetan pertanyaan absurd
menghujani dua makhluk kakak beradik itu.
“HAHAHAHAHAHA...Jungkook kau
benar-benar lucu” tawa Seokjin masih belum berhenti.
“Hyung~~~” kembali Jungkook
memasang muka kusutnya di tambah rasa kesalnya karena kini kakak-kakaknya yang
lain juga mencuriaginya dengan pikiran-pikiran anehnya.
“Yoongi-ah kemari dan lihat ini”
perintah Seokjin masih dengan tawanya.
“Hyung~~~” Jungkook merajuk.
“Oh ini kan...” Yoongi menatap
Seokjin dan Jungkook penuh tanda tanya.
“Ada apa hyung?” Hoseok,
Taehyung, Namjoon dan Jimin berlari menghampiri Seokjin.
“BWAHAHAHAHAHAAHAHAHAHA.......!!!!!”
gema tawa kembali memenuhi kamar itu.
“Yoongi-ah pertanyaanmu sudah
terjawab sekarang, dan ini adalah penyebabnya” jelas Seokjin yang masih merasa
geli.
“Jadi karena ini, adikku ini kau
marah padaku hah?” Yoongi mengalungkan lengannya ke leher Jungkook dan mengacak
rambut adiknya itu.
“Apa katamu hyung?” Jungkook
kaget mendengar pernyataan Yoongi.
“Kau tahu, gadis yang ada di ponselmu
itu adalah adikku, Min Yoonri, dan kau merasa cemburu karena dia dekat
denganku? Kau ini benar-benar lucu” kembali Yoongi mengacak rambut Jungkook.
“Jungkook-ah lain kali kau harus
lebih memperhatikan kami eoh” oceh Hoseok.
“Kau itu terlalu cuek dengan
hyung-hyungmu bahkan samapai-sampai kau tak tahu kalao Yonggi Hyung mempunyai
adik perempuan....hahahahahha” balas Taehyung.
“aahhh hyung~~~~” merasa malu,
Jungkook memilih selimut tebalnya sebagai penutup rasa malunya karena tingkah
konyolnya itu. Tubuhnya ia gulung rapat dengan teman tidurnya itu, hingga
menyisakan mata bulatnya.
Dan seorang Jungkook tetaplah
seorang bocah yang sedang merasakan
bagaimana konyolnya jatuh cinta pada seseorang.
END
Aloha readers, bagaimana ceritanya, apakah aneh? Harap maklum ya. Mohon
tinggalkan kritik dan saran ya....
Thanks a lot dear ^^

Tidak ada komentar:
Posting Komentar