Kamis, 11 Oktober 2012

on the rainy days (chapter 1)


Title : on the rainny days
aothor : yeohwa
genre : romantic,sad,and other (lumayan geje)
cast : member B2st (DooJoon,KiGwang,Hyunseung,YoSeob,JunHyung,DongWoon) 

****

Annyeong chingu,
perkenalkan penulis baru nih,tapi sebelumnya minta maaf ya kalo ceritanya agak geje

tapi semoga fanfic ini dapat menjadi hiburan bagi chingu deul

selamat menikmati ceritanya...


Mentari kembali menyapa. Dengan sinarnya yang menerobos masuk dibalik tirai, mentari mulai nakal dan seolah ingin membuat mataku untuk segera terbuka dan bergegas ke sekolah. Pagi ini sungguh membuatku malas berangkat ke sekolah.
“Ayo Yoo Ri bangun, matahari sudah mulai beranjak tinggi” seret umma  sembari melepaskan cover bed tebal yang menyelimuti tubuhku
 Ne,,,”jawabku dengan nada sedikit malas
Meski sudah terbangun tapi mataku masih saja tertutup rapat dan tak ingin terbuka. Sebentar saja ku duduk di kursi dapur sebelum tubuh ini ku guyur dengan air. Langkah gontai seperti orang mabuk akhirnya mengantarku ke kamar mandi, tempat dimana aku bisa bebas bernyayi ria.
Puas rasanya aku mengguyur tubuh ini dengan air. Segar sekali rasanya. Bergegas aku mempersiapkan segalanya sebelum oppaku berteriak dengan nada do tingginya. Buku catatan dan alat tulis serta bekal buatan umma ku masukkan ke tas, setelah berpamitan dengan umma aku begegas berlari menuju oppa yang sudah siap dengan mobil merahnya.
“Kau ini, selalu saja terlambat. Kau tau ini sudah jam berapa hah…?!!” omel Doo Joon oppa dengan gaya matanya yang melotot, tapi bagiku  oppa tetap saja baik meskipun ia kerap memarahiku.
mian, semalaman aku mengerjakan tugas jadi bangunnya kesiangan” jawabku dengan nada sedikit manja
“ya sudahlah, kau sudah siap? Tak ada yang tertinggal?” tanya Doo Joon oppa sembari mengacak-acak rambutku
“ah,,,oppa jadi berantakkan tau,,” kataku sedikit kesal karena tatanan rambutku yang sudah tata selama 15 menit harus sedikit berantakkan karena tangan jahil oppaku tersayang
Cukup 45 menit saja akhirnya sampai juga ke sekolah. Bergegas ke kelas dan mengikuti setiap pelajaran dengan sungguh-sungguh itulah hal yang harus dilakukan saat ini. Dengan penuh perjuangan akhirnya aku mampu bertahan hingga bel istirahat berbunyi. Bekal yang sudah umma siapkan aku buka bersama teman-teman di halaman belakang sekolah. Sup rumput laut, nasi daging dan telur dadar adalah menu makan siang kali ini. Umma  sengaja membawakan dengan porsi yang sidikit banyak karena oppa juga sering makan bersama denganku.
“Yoo Ri-ah….” Panggil Doo Joon oppa sembari melambaikan tangannya
ne….kemarilah” balasku sembari melambaikan tangan juga
“Doon Joon-ah, siapa dia?” tanya So Ran, sahabatku
“Oh  ya, kenalkan dia Dong Woon, dia pindahan dari Amerika tapi dia asli warga Negara Korea” jawab  oppa sambil menagajak Dong Woon berkenalan dengan kami.
Anneyonghaseyo,, Yoo Ri imnida,” sambil membungkukkan badan aku memperkenalkan diri pada pria itu
Anneyonghaseyo, So Ran imnida, sahabatnya Yoo Ri”
Anneyoghaseyo, Dong Woon imnida” balasnya yang juga sambil membungkukkan badan
Seperti biasa kami makan siang bersama, tapi karena kali ini oppa mengajak teman barunya suasana makan siag kali ini jadi semakin seru saja. Banyak hal yang Dong Woon ceritakan kepada kami, terutama kehidupannya selama di Amerika. Dong Woon lahir di Korea tapi ketika kelas 5 SD sia harus pindah ke Amerika mengikuti appa dan umma-nya yang seorang pengusaha yang bisnisnya berkembang pesat di Amerika.
Perkenalanku dengan Dong Woon ketika makan siang ternyata membawa hal baru dalam hidupku. Entah mengapa aku merasa secepat itu akrab dengan orang lain, padahal sebelumnya aku adalah perempuan yang cuek terutama terhadap orang baru kukenal. Apa karena dia adalah teman dari oppaku? Tapi yang jelas aku merasa seperti mempunyai seorang malaikat yang selalu membuatku tertawa.
Hari-hari ku lalui seperti biasa sekolah, ekschool dan les vocal. Mungkin ini terlihat membosankan tapi sebenarnya tidak sama sekali, karena semua hal yang ku akukan adalah pilahnku sendiri. Selain itu sahabatku So Ran juga megikuti les dan ekschool yang sama denganku sehingga semuanya menjadi sangat menyenangkan.
Hari ini tidak seperti biasanya oppa mengajakku pergi dengannya untuk melihat oppa latihan sepak bola. Dan di sana aku bertemu dengan Dong Woon, aku dititpkan ke Dong Woon oleh oppa. Dia memang selalu menitipkan aku pada sahabatnya setiap kali aku ditinggal olehnya. Pernah suatu hari ketika kami sedang jalan-jalan bersama dengan teman oppa, dia lalu menitipanku pada sahabatya,
Hyun Seung, katanya sih aku adalah adik perempuan satu-satunya jadi dia tidak mau kalau aku hilang apalagi sampai lecet sedikit saja. Memangya aku ini bayi yang belum tahu apa-apa atau mobil oppa yang tergores sedikit saja lalu lecet dan marah-marahnya samapai berhari-hari. Tapi apapun itu yang jelas dia memang sangat menyayangiku.
“Tolong ya Dong Woon-ah,jaga dia jangan sampai hilang..” perintahnya kepada temannya sambil mengulurkan tanganku ke tangan Dong Woon diiringi raut muka yang mengejek ke arahku
Ne,tenang saja hyung aku akan menjaganya dengan baik” jawabnya sambl memegang tanganku erat
Aku hanya bisa terdiam memasang muka sok imutku sambil melotot kearah oppa. Pantas saja oppa mengajakku, ternyata hari ini adalah pertandingan ujicoba yang dilakukan oleh sekolah kami dengan sekolah sahabat. Aku sungguh bangga mempunyai oppa  seperti dia, tak hanya pandai memasak dia juga pandai olah raga dan dia sangat sayang padaku.
“Yoo Ri-ah kau sengaja masuk ke SMU ini supaya bisa bersama kakakmu atau karena SMU ini terkenal dengan segudang prestasinya?” Tanya Dong Woon yang berusaha mnecairkan suasana
“Ehmmm,,,karena keduanya, karena ketenaran SMU ini dan karena oppa yang juga bersekolah di sini” jawabku singkat
“Lalu…” tanpa sengaja kami berdua melontarkan kata yang sama secara bersamaan, dan membuatku jadi malu.
Mian kau duluan saja” tawar Dong Woon
Anniya kau saja oppa” balasku
“baiklah, lalu mengapa kau mengambi ekschool musik?” tanya lagi
“karena aku suka sekali dengan music, music adalah sesuatu yang hidup dan bisa membuatku menjadi hidup. Sejak kecil aku dan oppa  sudah menyukai music, tak jarang kami sering bermain piano dan gitar bersama bahkan kami juga sering bernyayi bersama di rumah. Apa kau juga mengikuti ekschool music?” tanyaku kembali untuk membuat suasana menjad lebih akrab
Ne aku juga ikut ekscool itu, sama seperti kau aku juga mencintai music, tetapi selain itu aku juga mengikuti ekschool dance,sama seperti Doo Joon” jawabnya
Obrolan-pun terus berlangsung hingga akhirnya semua mata tertuju kepada oppa yang sedang menggiring bola kearah gawang lawan. Dan dengan sedikit gocekan oppa akhirya menciptakan skor, goal yang dia bawa berhasil menembus pertahanan lawan dan menjebol gawang lawan. Sorak penonton pecah seketika itu juga apalagi peluit panjang dari wasit tanda permainan berakhir ditiupkan. Semua bersorak gembira terutama perempuan-perempuan penghuni kelas 3, perempuan-perempuan teman-teman oppa yang dengan setia menunggu oppa bermain bola. Aku heran mengapa oppa mempunyai banyak fans perempuan, apa karena tampangnya yang tampan atau karena kepandaiannya dalam menari dan bermain bola?
Chukkae  Doo Joon-ah….” Ucap salah seorang perempuan yang berada di saping oppa-ku persis
Senyuman dari oppa langsung membalas ucapannya. Dan tak lama kemudian perempuan-perempuan lain yang menggila mulai berdatangan dan meminta foto atau sekedar mengucapkan selamar kepada oppa  dan teamnya. Ini masih belum seberapa jika dibandingkan oppa  ketika dia dan teman-temannya mengikuti pertandingan dance, waaaahhhhhhh seperti seorang bintang saja oppa  dan teman-temannya langsung di kerubuti perempuan-perempuan.
“Doo Joon-ah……..ahhh…. Doo Joon…!!!!” teriak salah seorang fans perempuan yang terhimpit diantara fans-fans yang lain.
Tapi seolah tak mendengarnya oppa  langsung saja pergi berlalu dari mereka dan berganti baju lalu bergegas menghampiri kami. Sekolah kami memang terkenal dengan segudang prestasinya, maka tak heran jika sekolah kami menjadi favorit dan mempunyai banyak penggemar terutama para siswa dari ekschool dance, menyayi ataupun ekschool yang berkaitan dengan olah raga sudah bisa dipastikan mereka mempunyai penggemar diluar sana.
“Dong Woon…..!!!!” panggil oppa  sembari melambaikan tangannya lantas berlari kecil menuju tempat kami duduk.
Ya !!!!… kemarilah, kamu memang hebat hyung  aku rasa kau pantas menjadi atlet sepak bola. Kau sangat berbakat.” Puji Dong Woon pada hyung-nya
“ah tidak, kau ini berlebihan, kau juga waktu kemarin aku melihatmu bermain piano dan kau juga berbakat dalam hal menyanyi.” Balas Doo  Joon
Senyum simpul malu-malu terukir di wajah Dong Woon. Dan itu sangat lucu di mataku hingga ku juga ikut tersenyum simpul merasa geli melihat tingkahnya.
“Oh ya, hyung adikmu ini orangnya asik juga ya, dia sangat lucu dan juga dia mudah sekali bergaul dengan orang lain.”
“Apa kau bilang???!! Aku tak salah mendengarnya???!!!” celetuk Doo Joon sambil memasang muka ledek
OPPPAAAAAAA…!!!”  aku membalasnya dengan teriakan kecil karena aku kesal oppa  selalu memperlakukanku seperti itu didepan teman-temannya. Pukulan kecilpun mendarat di lengan oppa yang lumayan keras untuk dipukul olehku, maka tak salah justru tanganku yang merasa sakit jika memukulnya.
“Sudahlah,” lerai Dong Woon sembari tertawa melihat tingkahku yang seperti anak kecil.
“Oh ya Yoo Ri, hari ini aku ada urusan sebentar dengan teman-teman danceku, apakah kau mau ikut?, dan kau DongWoon, hari ini ada seleksi untuk mengikuti dance competition di Busan, dan kau harus mengikutinya karena ku lihat kau sangat berbakat.” Ucap Doo Joon
“aku ikut denganmu saja oppa dari pada akau harus di rumah dan tak ada pekerjaan lebih baik ikut denganmu” jawabku atas pertanyaan oppa
“baiklah hyung aku akan ikut, sudah lama aku tak mengikuti kompetisi seperti ini” jawaban Dong Woon pertanda setuju.
Tanpa basa-basi kami bertiga langsung menuju tempat audisi berlangsung. Tempatnya yang cukup jauh dari tempat kami semula berada meskipun masih dalam satu lingkungan sekolah tapi karena luasnya sekolahan kami, membuat oppa  Doo Joon dan Dong Woon harus memindahkan kendaraan mereka ke tempat parkir yang lebih deat dengan tempat audisi. Di sana Jung Hyung, Hyun Seung, Yo Seob dan Gi Kwang sudang menanti. Mereka merupakan teman akrab oppaku, Doo Joon, tetapi baik mereka ataupun oppa sudah tak perlu mengikuti audisi karena mereka merupakan team tetap dari dance sekolahan kami tidak hanya team oppa tapi juga ada team yang lain yang juga team tetap dari sekolah kami. Audisi hanya diperlukan bagi member baru dari ekschool dance dan ingin mengikuti kompetisi.
Aku langsung mengambil posisi duduk yang nyaman dan bisa melihat para peserta audisi menunjukkan kemampuan mereka dihadapan juri. Disampingku oppa duduk dengan santai sambil meminum softdrink-nya bersama teman satu teamnya. Mungkin oppa cukup lelah karena tanpa istirahat yang cukup setelah pertandingan ujicoba tadi dia langsung menuju ke tempat ini.
“Yoo Ri-ah, kau ikut dengan hyung kemari? Tumben? Apa kau juga akan mengikuti audisi ini?”tanya Yoseob setelah mencubit pipiku
oppa….jangan suka mencubit pipiku ahh…bukankah pipimu itu juga bisa kau cubit sendiri…” balasku sambil membalas cubitan Yoseob.
“Kau ini, semakin menggemaskan saja,,,jawab dulu pertanyaanku anak kecil…”ledeknya lagi
“auuwww…ooppppaaaa…!!! anniya aku kesini hanya ikut dengan Doo Joon oppa saja, karena tadi aku ikut dengannya untuk melihat pertandingan ujicobanya. Dan kau tahu apa yang terjadi disaat pertandingan yang seru tadi…????” ucapku dengan muka yang serius untu meledek oppa  yang satu ini, karena aku tahu dia paling gampang sekali dibohongi.
“Apa apa apa???? Apakah hyung kalah atau cedera atau dicurangi?” tanya Yoseob penasaran
“Oh tidak….bukan itu ini lebih parah lagi…”jawabku dengan muka yang lebih serius lagi
“ lalu apa?”
oppa Doo Joon emmmm….dia….dia….dia….dia menang…..hahahhhahahaha” jawabku dengan tertawa
“ah kau ini kan dia memang sudah sepantasnya mendapatkan kemenangan itu, karena dia adalah hyungku yang sangat berbakat dalam hal sepak bola, dia adalah pemain sepak bola favoritku di SMU ini,” Puji Yoseob sambil belagak menceremahiku
“ohhhh jelasss oppa siapa dulu..” jawabku sambil menyombongkan diri.
“hai anak kecil makan ini,kau pasti lapar kan?” Ucap Jun Hyung sambil memberikan sebungkus roti padaku
Gumawo oppa…kau tahu saja kalau aku sudah lapar dari tadi” balasku sambil menerima roti coklat kesukaanku.
Mereka memang tahu apa kesukaanku karena mereka adalah sahabat-sahabat Doo Joon oppa dan mereka juga sering bermain ke rumahku bahkan tak jarang aku juga sering meminta mereka mengajariku dalam hal bermusik ataupun pelajaran disekolah. Jun Hyung yang terlihat judes dan galak sebenarnya sangat baik dan dia selalu menjagaku ketika aku ditinggal oleh Doo Joon oppa dan aku dititipkan ke dia. Hyun Seung, dia sebenarnya sebaya denganku, tapi karena kepandaiannya yang melebihi anak seusiaku sehingga waktu SMP dia dipindahkan ke kelas Akselerasi atau kelas percepatan sehingga dia lulus lebih dulu dan masuk ke SMU yang sama dengan oppaku. Sementara itu Gi Kwang dan Yo Seob adalah siswa kelas akselerasi di SMU kami sehingga mereka sekarang berada satu tingkat dengan oppaku.
Oppa dan teman-temannya sibuk dengan pembicaraan mereka. Mereka mulai mendiskusikan tentang peserta audisi yang lain, salah satu diantara mereka yang ikut audisi akan menjadi anggota di team oppa sehingga jumlah mereka menjadi genap 6 orang. Karena terlalu lama menunggu akhirnya aku putuskan untuk beralan-jalan sebentar melihat-lihat lingkungan diluar tempat audisi.
Aku berjalan menuju lapangan basket yang tempatnya tidak jauh dari tempat audisi. Disana ada sahabatku ternyata yang sedang menemani kekasihnya berlatih basket. Dan aku langsung saja menghampirinya. Aku terlarut dalam pembicaraan sampai aku tak sadar bahwa akau sudah terlalu lama menngalkan oppa dan mingkin dia sudah menungguku.
RINNGGGGG…..RRIIIINGGGG…!!!!!
Ponselku berdering. Mungkin ini telepon dari oppa yang telah menungguku. Dan ternyata benar oppa meneleponku
Ne oppa,,ada apa?” ucapku
“Yoo Ri-ah, kau dimana? Aku tunggu kau di tempat ku memarkirkan mobil, cepat ya..!” omel oppa.
Belum sempat aku menjawab dia sudah menutup teleponnya, dasar orang pelit, mentang-mentang ngirit pulsa pulsa puas mengomel langsung menutup telepon. Di tengah perjalanan menuju tempat oppa  berada aku mrasa pusing tiba-tiba saja pandanganku seperti berputar-putar. Aku mencoba untuk membenarkan pandanganku, aku mengucek mataku, ku pejamkan sebentar lalu ku buka lagi dan ku mencoba untuk melihat sekitarku, sedikit berkurang rasa pusing ini. Aku melanjutkan langkahnku namun tiba-tiba pandanganku kembali berputar, apakah ini kibat dari aku belum makan atau karena aku terlalu lelah karena akhir-akhir ini jam tidurku semakin sedikit.
“Ah,,kenapa dengan aku?apakah minus mataku bertambah lagi?atau aku belum makan?ah kalau begitu aku akan meminta oppa untuk mengantarku makan sebentar” gumamku sendiri
Perlahan akau melangkah menuju oppa. Oppa  yang sedari menunggu dan ingin megomel karena lahku yang suka menghilang akhirnya urung setelah memperhatikan langkahku yang seperti orang mabuk.
“Yoo Ri-ah, kau tidak apa-apa?apa kau sakit?” tanya Doo Joon oppa
Ya anak kecil kau seperti orang sakit?” tanya Gi kwang
Anniyo oppa aku tidak apa-apa?”
Jinjja?” tanya oppa yang berusaha meyakinkanku
Ne, jeongmal oppa. Tenang saja mungkin aku terlalu lapar sehingga aku terlihat seperti orang sakit seperti ini” jawabku sambil berusaha menenangkan diri
“baiklah kalau kau merasa sehat, oh ya kebetulan kami akan makan siang lebih baik kau juga makan sekalian bersama kami” tawar YoSeob
ne, aku ikut saja” jawabku sambil menganggukan kepala
“Oh ya, Dong Woon, kau juga ikut saja dengan kami sekalian kau bisa berjalan-jalan bekeliling tempat ini” ajak Hyun Seung pada Dong Woon
Gumawo, dengan senang hati aku akan ikut.” Jawab Dong Woon seraya membungkukan badan
Tanpa basi-basi lagi kami langsung meluncur ke tempat makan siang favaorit kami, sebuah kedai makan dengan menu andalan daging panggangnya dan kimchinya yang enak. Butuh waktu 30 menit untuk sampai ditempat itu. Sapaan hangat dari paman penjaga kedai menyambut kedatangan kami.  Oppa memang sudah menjadi langganan tetap kedai ini hingga paman dan bibi penjaga kedai hafal betul dengan menu favorit oppa.
Hwanyeonghamnida…seperti biasakan?” sapa paman penjaga kedai
Ne… kali ini untuk 7 orang,,” balas Hyun Seung
Tempat di pinggir jendela dengan pemandangan laut yang indah disiang itu menjadi tempat pilihan kami bersantap siang. Aku memandang lautan dan ingin sekali rasanya aku bisa bermain dengan ombak yang sedari tadi melambai memanggilku untuk bermain bersamanya. Tidak beberapa lama pesanan kami datang.
“Ini pesanannya..” ucap bibi penjaga kedai dengn senyumnya yang hangat sembari memberikan pesanan kami
Gamsahamnida,,” ucap kami bersamaan
“Oh yan Dong Woong-ah, kau harus coba makanan disini, rasanya sangat enak” ucap YoSeob sambil mengambilkan beberapa makanan ke mangkuk Dong Woon
Gumawo hyung, pasti aku akan mencoba makanan disini, sudah lama rasnya lidahku tak pernah merasakan makanan enak asli korea” balas Dong Woon
Oppa, selesai makan bolehkah aku bermain sebentar ke pantai itu?” rengekku kepada Doo Joon oppa
“Ne,,” jawab oppa dengan nada sedikit ketus
Aku paham benar nada bicara oppa kerena dia tengah asik menikmati makan siangnya. Untuk urusan makan oppa memang tak pernah kalah apalagi jika dia makan bersama dengan Yo Seob, pasti yang lainnya akan kalah saing.
Selesai makan aku langsung berpamitan kepada oppa untuk bernmain sejenak ke pantai, kaki ini rasanya sudah gatal ingin bermain dengan riak ombak yang telah memanggilku sedari tadi. Meski matahari tetap bersemangat bersinar dan memberikan panasnya ke penjuru pantai tapi aku tidak memperdulikannya. Aku tatap asik dengan pasir dan ombak. Aku tak mengerti mengapa aku senang sekali bermain di pantai, hembusan angin dan deburan ombak seolah menjadi melodi yang indah yang sangan menenangkan.
YA…Yoo Ri-ah, aku akan pulang dahulu, apakah kau ingin pulang?” tanya Doo Joon oppa
“Anniya..!!!! nanti saja aku ingin melihat matahari terbenam dulu, nanti aku pulang dengan taksi saja” jawabku membalas teriakan oppa
“ baiklah kalau begitu ajak juga Dong Woon biarkan dia bekeliling sekitar sini dan nanti kau bisa pulang bersamanya” tawar oppa
“Ne,oppa..” balasku
YA…anak kecil…!!! jangan hilang lagi ya..kasihan nanti kalau hyung harus mencarimu” ledek Yo Seob
Acungan jempol dan anggukan serta juluran lidah menjadi jawabanku atas ledekan dari YoSeob. Dong Woon lantas menghampiriku dan kami duduk berdua di bibir pantai. Percakapan sederhana menjadi pembuka sekat diantara kami, maklumlah kami baru saja kenal dan oppa sudah terlanjur pecaya dengan Dong Woon untuk menjagaku kali ini. Cukup banyak yang kami bicarakan mulai dari tempat ini sampai kebiasaan masing-masing ketika penat menghinggap.
“Yoo Ri-ah, kau mau ini” tawar Dong Woon sambil memberika es krim yang baru saja dia beli dari kedai tadi
gumawo oppa, aku sangat suka ini” ucapku sembari menerima es krim vanilla kesukaanku
Aku tak tahu kenapa dia bisa tahu es krim kesukaanku apa ini karena kebetulan. Tak beberapa lama setelah obrolan sederhana itu tangan jahilkku mulai beraksi. Pipi Dong Woong menjadi sasaran colekan es krim-ku. Tak mau kalah Dong Woon membalasnya. Aku berlari menghindar. Tetapi tiba-tiba saja rasa pusing itu datang lagi, hingga akhirnya langkahku terhenti dan Dong Woon yang berada di belakangku menangkap tubuhku yang hampir saja terjatuh.
“Yoo Ri-ah, kau tidak apa-apa?” tanyanya sembari memgang pundakku agarku tak terjatuh
Gwenchanna oppa”  jawabku sambil tersenyum pada Dong Woon
Jinjja?” Dong Woon berusaha menyakinkan
Ne, Jeongmal oppa” jawabku sambil menganggukan kepala
“Kalau begitu lebih baik kita pulang saja Yoo Ri, aku tajut kau kenapa-napa” tawar Dong Woon yang sambil memapahku ke tempat kami duduk semula
Gumawo oppa, mian telah merepotkan, tapi sunguh aku tidak apa-apa, aku masih ingin disini sampai matahari terbenam, aku ingin melihat matahari tengelam” ucaku sambil berusaha menyembangkan langkahku.
“Baiklah kalau begitu aku akan menemanimu” ucap Dong Woon sambil menuntunku untuk duduk
Oppa  kau tahu, aku sangat suka sekali dengan matahari terbenam di pantai, sangat indah, apalagi ditemani dengan debur ombak dan semilir angin, seolah pantai bernyanyi untukku, tenang sekali rasanya” ucaku pada Dong Woon
“Dan kau tahu  Yoo Ri-ah aku juga sangat menyukai matahari terbit dari balik bukit di dekat sekolahku dulu, indah rasanya, aku sampai rela berangat pagi sekali sebelum mentari terbit dari balik bukit, bahkan tak jarang umma memarahiku karena aku tak sempat sarapan di rumah” balas Dong Woon
Suasana waktu itu begitu hangat, ada yang berbeda yang kurasa. Tanpa sadar aku bersandar dipundaknya karena rasa pusing ini tak mampu lagi ku tahan. Aku telah berusaha untuk menahannya tapi rasanya kepalaku ini sangat berat hingga akhirnya setelah matahari benar-benar tenggelam aku meminta Dong Woon untuk mengantarku pulang
Oppa, tolong antarkanku pulang sekarang,” pintaku pada Dong woon dengan menahan rasa sakit yang terus memenuhi kepalaku
Gurae  Yoo Ri-ah, aku akan mengantarmu pulang, tapi tolong aku tunjukan jalan ke rumahmu ya” jawab Dong Woon
Gurae oppa, gumawo” jawabku
Dong Woon memapahku ke mobil hitamnya, dan menginjak pedal gasnya menuju rumahku, khawatir dengan keadaanku, diam-diam dia telah mengirim sms ke Doo Joon oppa mengenai kondisiku. Tak beberapa lama kemudian sampailah aku dirumah dan Dong Woon menggendongku yang lemah karena menahan rasa sakit ini. Doo Joon yang sedari tadi menungguku di pintu langsung menunjukan kepada Dong Woon dimana kamarku dan aku akhirnya tergeletak begitu saja di tempat tidur tanpa sanggup membuka mataku seketika itu juga.
Gomawo oppa, mian  telah merepotkanmu. Seharusnya akulah yang mengntarkanmu berkeliling daerah sini tetapi kau harus mengantarkan aku pulang,” ucapku ambil berusaha tersenyum dan membuka mata
Gwaenchanayo kan masih bisa esok hari setelah kau merasa sehat lagi” jawabnya dengan senyumnya yang berusaha menyembunyikan rasa khawatirnya.
“Yoo Ri-ah kau isirahat saja dahulu biar semua pekerjaan rumahmu kau kerjakan esok hari saja, oh ya, apakah kau sudah makan?” Tanya Doo Joon oppa sambil membenarkan selimutku
Gurae oppa, anniyo aku belum makan” jawabku sambil membenarkan posisi tidurku
“aku akan buatkan bubur dan sup ayam kesukaanmu lalu kau minum obat ya,” tawar Doo Joon oppa
Mereka berdua lantas meninggalkanku dan aku tegeletak dengan rasa sakit yang terus menyiksa kepalaku. Doo Joon yang sebenarnya telah tahu keadaanku berusaha menjelaskannya kepada Dong Woon. Sambil memasak bubur dan sup ayam, dia menjelaskan semuanya kepada Dong Woon. Dia mengatakan semuanya mengapa aku sering sakit seperti itu.
Hyung apa sebenarnya yang terjadi dengan Yoo Ri?” tanya Dong Woon
“Dia dulu pernah kecelakaan dan kepalanya mengalami luka yang cukup parah, bahkan dia sempat koma selama 3 minggu karena benturannya itu, tapi untunglah dia tidak mengalami amnesia seperti yang sering terjadi pada pasien koma dengan trauma dikepala. Oleh karena ituah aku sangat menyayanginya, aku tak ingin kehilanagn dia” Jawab Doo Joon sambil terus memasak
“Kasihan sekali Yoo Ri, tapi ngomong-ngomong kemana umma-mu?” tanya Dong Woon lagi
Umma sedang menemani appa menghadiri pertemuan antar pemegang saham” jawabnya singkat
“Oh ya Dong Woon-ah kalau haus ambil saja di lemari es ada beberapa soft drink, kau bisa mengambiknya sendiri sesuai pilihanmu” ucap Doo Joon lagi sambil menata bubur dan sup ke nampan
gumawo hyung aku akan mengambilnya nanti” jawab Dong Woon sambil membantu Doo Joon membereskan peralatan masak
“Tak usah biarkan saja pelayanku nanti yang membereskannya” ucap Doo Joon sambil menyingkirkan tangan Dong Woon dari panci-panci yang masih tergeletak diatas kompor
Tanpa diperintah, Dong Woon lantas membawakan makanan buatan Doo Joon ke kamar Yoo Ri. Doo Joon yang mengikutinya dari belakang lalu mebantu Yoo Ri duduk dan menyuapinya bubur. Beberapa suap saja perut sudah terasa kenyang. Dan suapan berikutnya terpaksa kutolak. Dong Woon yang sedari tadi menemaniku lalu mebantuku meminum obat yang sudah disiapkan oleh Doo Joon oppa.
“gumawo oppa,mian  aku merepotkan kalian” ucapku sambil mebenarkan posisi tidurku lagi
Gwaenchanayo Yoo Ri, istirahatlah supaya cepat sembuh, annyeonghijumusipsio” jawab Dong Woon
Sementara Doo Joon oppa membereskan selimutku, Dong Woon membawa mangkuk makanku ke dapur. Kembali aku berada dalam kesendirian dengan ditemani rasa sakit ini. Aku berusaha untuk kuat, aku tak ingin lemah lagi seperti dulu. Aku berusaha memejamkan mata, berusaha untuk menerbangkan diriku ke alam mimpi yang indah, dimana semuanya terasa sangat menyenangkan.
Jam telah menunjukkan pukul 20.30 tapi umma dan appa belum juga pulang. Doo Joon mengajaka sahabatnya ngobrol di halaman belakang sambil menikmati semilir angin musim semi yang begitu sejuk. Dong Woon yang sama sekali belum mengetahui apa-apa mengenai daerah ini dan juga sekolah barunya saat ini berusaha mencari tahu dari Doo Joon. Mulai dari beberapa mata pelajaran yang belum ia ketahui hingga peraturan-peraturan yang akan ia hadapi selama ia disini.
“Doo Joon-ah mana Yoo Ri?” tanya umma yang ternyata sudah pulang
“Apa dia sudah tidur? sayang sekali padahal aku membelikannya panganan kesukaannya” ucap appa sambil melonggarkan dasinya lalu pergi begitu saja menuju kamarnya.
ne, appa  dia sudah tidur,umma, Yoo Ri kembali merasakan sakit dikepalanya, aku khawatir dengannya tapi tadi aku sudah memberikannya obat yang dulu dokter berikan kepada Yoo Ri” jawab Doo Joon
“Apa sekarang dia baik-baik saja? Oh Doo Joon-ah siapa dia?temanmu?” tanya umma lagi
Ne umma, kenalkan dia teman baruku, dia baru saja pindah dari Amerika” jawab Doo Joon sambil memperkenalkan Dong Woon kepada umma
“oh ajumma, annyeonghaseyo, Dong Woon imnida” jawab Dong Woon sambil membungkukkan badan
“Panggil saja aku umma seperti teman-teman Doo Joon yang lain, silahkan lanjutkan belajar kalian” ucap umma  sambil berlalu pergi dari kami
gumawo,gurae umma” balas Dong Woon
Hyung  sepertinya aku harus pamit sekarang, aku takut kalau kemalaman karena aku tak hafal jalan pulang kerumah karena aku masih terasa asing disini” pamit Dong Woon
Gurae, Annyeonghi gasipsio balas Doo Joon
******
TBC
Mian ceritanya sampai sini dulu ya,,,
kalau author sudah ada waktu lagi author janji deh dilanjutin lagi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar