Jumat, 29 Januari 2016

FF BTS ll THROW BACK


Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Marriage life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
I hate plagiarism so don’t copy paste!
Happy reading ^^



Hari ini seseuai janjinya Yoongi mengambil libur walau hanya tiga hari saja, tapi itu cukup membuat jagoan kami, Hyunsik, senang. Terlebih, dia selalu menempel dengan appanya.

“Cha...ayo kita jalan-jalan. Kau mau kemana hmm?” Yoongi mengajak Hyunsik berbicara, tidak tepatnya dia sedang bermonolog, karena Hyunsik belum bisa berbicara selain kata-kata, maa...maa..maa...atau pa...pa...pa...selain itu tentu saja senyuman dan tangisan yang menjadi balasan jika dia diajak mengobrol.

Meski Hyunsik hanya tersenyum dan memperlihatkan ekspresi lucunya itu cukup membuat Yoongi tersenyum senang. Oh, dasar Yoongi.

“Kau mau membawa ini tidak?” aku menunjukkan buku saku yang biasa dia bawa. Aku mengemasi beberapa barang milik Hyunsik, popok, baju ganti, sepatu, handuk dan sabun bayi serta ASIP.

“Bawa saja, siapa tahu aku bisa mendapatkan ide di sana.” Ucapnya sambil menggendong Hyunsik.
Lihatlah, bahkan disaat liburanpun dia masih setia dengan musik. Inilah kebiasaannya, dia selalu membawa catatn kecil untuk mencatat setiap ide yang terlintas dibenakknya, atau kalau dia lupa tidak membawa buku saktinya itu, dia akan mencatatnya di ponsel.

“Yoongi-ah, memangnya kau mau mengajak kita ke mana?” aku masih heran kenapa tiba-tiba dia mengajakku pergi keluar seperti ini.

“Kau tak merindukkan ibu?” dia menoleh lalu tersenyum.

Oh astaga aku lupa, aku bahkan belum pernah mengunjungi mertuaku semenjak aku melahirkan Hyunsik. Eumm...kira-kira sudah sembilan bulan lebih, ya ampun, menantu macam apa kau ini Jung Hana!

“Kau akan bertemu dengan nenek dan kakek sayang.” Aku bermonolog ria dengan Hyunsik, dia tersenyum sambil meminum ASIPnya.

Butuh waktu cukup lama untuk sampai ke kota asal suamiku, Daegu. Kota kecil yang memiliki alkulturasi kebudayaan yang beragam. Aku sebenarnya lebih menyukai tinggal di Daegu dari pada di Seoul, namun pekerjaan Yoongi lah yang memaksaku untuk tinggal disana. Bukankah sebagai seorang istri yang baik harus mengikuti suaminya kan?

“AIGOOO HANA-YA....!” ucap ibu mertuaku girang melihat kedatanganku.

“Aaaa~ Hyunsik-ah, ini pasti Hyunsik kan? cucu kakek...” Ayah mertuaku lantas merebut Hyunsik dari gendongan appanya.

Aku dan Yoongi serta Hyunsik memasuki rumah hangat ini, rumah sederhana tapi penuh dengan kehangatan. Aku senang akhirnya bisa mengunjungi mereka kembali. Melihat kakek dan nenek Hyunsik bahagia ketika mereka bertemu dengan cucunya unutk yang pertama kalinya.

“Mau jalan-jalan?” Yoongi memberi isyarat untuk keluar rumah.

“Tapi Hyunsik?”

“Sudahlah, kalian jalan-jalan saja sana, biar Hyunsik aku yang menjaganya, lagi pula aku masih merindukannya.” Oh, terimakasih sekali nyonya Min, hihihihi. Aku sedikit senang mendengarnya.

“Terimakasih Ibu.” Aku  memeluk ibu mertuaku.

Kaki kami berjalan menyusuri trotoar. Melihat kesibukan para pejalan kaki. Sedikit bernostalgia, dia, Min Yoongi mengajakku ke sana dan ke sini, ke tempat yang dianggapnya penuh kenangan.

“Kau tau tempat ini?” dia menunjukkan sebuah bangunan kecil, yang aku sendiri tak bisa menebaknya itu bangunan apa.

Aku menggeleng.

“Ayo, nanti kau akan tahu.” Yoongi mengajakku memasuki bangunan itu.

Sebuah ruangan yang err, sedikit gelap, dan oh, banyak sekali pengunjung disini rupanya. Eum, kalau aku tebak ini lebih mirip seperti studio atau sebuah tempat pentas mini. Semakin kakiku memasukinya lebih dalam, semakin ku rasakan bahwa ini memang tempat bersejarah bagi Yoongi. Lihat saja, hentakkan beat yang memandu alunan lirik dari para rapper yang sedang beradu di depan sana.

Aku melirik sekilas ke arah Yoongi. Kulihat matanya membentuk eye smile ketika melihat sekumpulan orang di depan sana. Bibirnya juga ketika mengukirkan senyuman yang menampakkan gigi jagungnya.

“YA!” teraknya sambil melambai ke arah orang-orang yang aku rasa itu teman-temannya.

“Apa kabar? Sudah cukup lama kita tidak berjumpa.” Salah seorang dari mereka memeluk Yoongi.

“Baik. Maafkan aku, aku sudah tidak memiliki banyak waktu luang sekarang.” jawab Yoongi dengan raut wajah kecewa.

“Istrimu?” tanya temannya lagi.

“Oh, Annyeonghaseyo.” Aku membungkuk memberi salam pada teman-temannya.

“Ya, seleramu oke juga.” Timpal seorang temannya lagi. Aku hanya bisa tersenyum kikuk.

“Kapan kau menikah? Kenapa tak mengundangku?”

“Ah, sudah cukup lama, bahkan aku sudah memliki seorang anak.” Yoongi tertawa ketika membicarakan statusnya.

“YA! BENARKAH? WOAAHHH..kau hebat juga!”

Heol, justru kalianlah yang sudah seharusnya segera mengkuti langkah Yoongi bukan terus terusan mengoceh di tempat seperti ini. Aku sedkit kesal dengan candaan mereka. candaan para pria memang seperti itu terlalu vulgar.

“Mau bernostalgia?” ajak teman Yoongi.

“Oh ya, Nyonya Min, kau bisa duduk disana dan memesan apapun yang kau inginkan,” mereka mempersilahkanku untuk duduk di salah satu sudut tempat ini.

Duduk dan menikmati penampilan spesial dari Yoongi. Benar-benar, dia memang seorang rapper yang tidak bisa dianggap remeh. Sering dia menolak dan mengaku tak bisa melakukan freestyle tapi apa, nyatanya sekarang dia melakukan freestyle dan itu tidak main-main.

“WOOWW...WOOOWWW...WOOOWWW!!!” aku ikut bersorak bersama dengan penonton yang lain. Penampilan Yoongi benar-benar hebat.

Aku dan Yoongi kembali menyusuri jalanan. Menyempatkan diri untuk sekedar icip-icip di kedai langganannya hingga kaki kami berhenti pada sebuah tempat keramaian seperti sebuah alun-alun. Eum, biar ku jelaskan, disini terlihat seperti sebuah taman, tapi hanya menyisakan sedikit tumbuh-tumbuhan, dan disini banyak sekali seniman jalanan yang mengelar pentas kecil mereka.

“Kau tau, tempat ini juga sangat bersejarang bagiku.” dia menunjuk sebuah kerumunan orang.

“Aah, pasti dulu kau pernah pentas di sana kan?” aku menebaknya.

“Ya, dulu tempat itu adalah panggung pertamaku. Show pertamaku aku gelar di sana.” Dia menariku untuk berbaur dengan kerumunan orang disana.

“ Kau pasti sangat keren.” Bisikku padanya, karena terlalu bersik jika berbicara dengan volume normal disini.

“Tentu saja, dan banyak gadis-gadis yang terpesona.” Ucapnya penuh percaya diri.

Cih, dasar playboy. Aku tersenyum sinis.

“YA!” aku sedikit berteriak dan memukul lengannya.

“Hahaha, kau cemburu oh?” dia merangkulku. Tentu saja, aku inikan istrimu.

“KYAAA...YOONGI OPPA...!!!” oh tidak, rupanya kepopuleran Yoongi masih tersisa disini. Aku melangkah mundur ketika melihat beberapa gadis berlari menuju suamiku.

“Selamat menikmati tuan Min.” Ledekku lalu pergi menuju mesin minuman yang terletak tak jauh dari sini.

“Sudah selesai?” aku menyindirnya begitu dia menghampiriku. Aku mengulurkan sekaleng kopi panas untuknya.

“Sekarang kau tau kan betapa populernya diriku.” Masih sombong rupanya.

Aku menatap wajah suamiku. Sedikit nampak gurat kelelahan disana. Kantung matanya semakin membuat mata sipitnya tak terlihat.

“Perjuanganmu luar biasa sayang.” Ku genggam tangannya dan mengucapkan kata sayang yang jarang sekali kulakukan padanya.

Dia menoleh dan tersenyum. “Dari sinilah mimpiku itu ku rajut. Dari tempat inilah awal aku menyulam impianku. Impian yang semula tak pernah disetujui oleh ayah dan ibuku.” Ucapnya masih dengan pandangan lurus ke depan.

Aku kembali menatapnya. Rasa bangga muncul begitu saja di hatiku. Bangga memiliki suami seperti dia, tampak dingin diluar tapi hangat jika kau telah mengenalnya lebih dalam.Suami pekerja keras dan selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik. Ku sandarkan kepalaku di bahunya, bergelayut manja. Tangannya terulur mengelus pucuk kepalaku.

“Dan aku tau Min Yoongi, dari sini pula lah untuk pertama kalinya aku melihatmu.” Untuk pertama kalinya aku mengatakan ini, membiarkan dia mengetahui kenangan masa laluku yang lama kusimpan. Yoongi menatapku heran, dan aku memberinya senyuman. Karena biar bagaimanapun di tempat ini pula aku memulai semua kenangan itu. Kenanganku bersamanya.

END





Tidak ada komentar:

Posting Komentar