Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi
(Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Marriage
life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga
and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
I hate plagiarism so
don’t copy paste!
Happy reading ^^
Hari ini seseuai janjinya Yoongi
mengambil libur walau hanya tiga hari saja, tapi itu cukup membuat jagoan kami,
Hyunsik, senang. Terlebih, dia selalu menempel dengan appanya.
“Cha...ayo kita jalan-jalan. Kau
mau kemana hmm?” Yoongi mengajak Hyunsik berbicara, tidak tepatnya dia sedang
bermonolog, karena Hyunsik belum bisa berbicara selain kata-kata,
maa...maa..maa...atau pa...pa...pa...selain itu tentu saja senyuman dan
tangisan yang menjadi balasan jika dia diajak mengobrol.
Meski Hyunsik hanya tersenyum dan
memperlihatkan ekspresi lucunya itu cukup membuat Yoongi tersenyum senang. Oh,
dasar Yoongi.
“Kau mau membawa ini tidak?” aku
menunjukkan buku saku yang biasa dia bawa. Aku mengemasi beberapa barang milik
Hyunsik, popok, baju ganti, sepatu, handuk dan sabun bayi serta ASIP.
“Bawa saja, siapa tahu aku bisa
mendapatkan ide di sana.” Ucapnya sambil menggendong Hyunsik.
Lihatlah, bahkan disaat liburanpun
dia masih setia dengan musik. Inilah kebiasaannya, dia selalu membawa catatn
kecil untuk mencatat setiap ide yang terlintas dibenakknya, atau kalau dia lupa
tidak membawa buku saktinya itu, dia akan mencatatnya di ponsel.
“Yoongi-ah, memangnya kau mau
mengajak kita ke mana?” aku masih heran kenapa tiba-tiba dia mengajakku pergi
keluar seperti ini.
“Kau tak merindukkan ibu?” dia
menoleh lalu tersenyum.
Oh astaga aku lupa, aku bahkan
belum pernah mengunjungi mertuaku semenjak aku melahirkan Hyunsik.
Eumm...kira-kira sudah sembilan bulan lebih, ya ampun, menantu macam apa kau
ini Jung Hana!
“Kau akan bertemu dengan nenek
dan kakek sayang.” Aku bermonolog ria dengan Hyunsik, dia tersenyum sambil
meminum ASIPnya.
Butuh waktu cukup lama untuk
sampai ke kota asal suamiku, Daegu. Kota kecil yang memiliki alkulturasi
kebudayaan yang beragam. Aku sebenarnya lebih menyukai tinggal di Daegu dari
pada di Seoul, namun pekerjaan Yoongi lah yang memaksaku untuk tinggal disana.
Bukankah sebagai seorang istri yang baik harus mengikuti suaminya kan?
“AIGOOO HANA-YA....!” ucap ibu
mertuaku girang melihat kedatanganku.
“Aaaa~ Hyunsik-ah, ini pasti
Hyunsik kan? cucu kakek...” Ayah mertuaku lantas merebut Hyunsik dari gendongan
appanya.
Aku dan Yoongi serta Hyunsik
memasuki rumah hangat ini, rumah sederhana tapi penuh dengan kehangatan. Aku
senang akhirnya bisa mengunjungi mereka kembali. Melihat kakek dan nenek
Hyunsik bahagia ketika mereka bertemu dengan cucunya unutk yang pertama
kalinya.
“Mau jalan-jalan?” Yoongi memberi
isyarat untuk keluar rumah.
“Tapi Hyunsik?”
“Sudahlah, kalian jalan-jalan
saja sana, biar Hyunsik aku yang menjaganya, lagi pula aku masih
merindukannya.” Oh, terimakasih sekali nyonya Min, hihihihi. Aku sedikit senang
mendengarnya.
“Terimakasih Ibu.” Aku memeluk ibu mertuaku.
Kaki kami berjalan menyusuri
trotoar. Melihat kesibukan para pejalan kaki. Sedikit bernostalgia, dia, Min
Yoongi mengajakku ke sana dan ke sini, ke tempat yang dianggapnya penuh
kenangan.
“Kau tau tempat ini?” dia
menunjukkan sebuah bangunan kecil, yang aku sendiri tak bisa menebaknya itu
bangunan apa.
Aku menggeleng.
“Ayo, nanti kau akan tahu.”
Yoongi mengajakku memasuki bangunan itu.
Sebuah ruangan yang err, sedikit
gelap, dan oh, banyak sekali pengunjung disini rupanya. Eum, kalau aku tebak
ini lebih mirip seperti studio atau sebuah tempat pentas mini. Semakin kakiku
memasukinya lebih dalam, semakin ku rasakan bahwa ini memang tempat bersejarah
bagi Yoongi. Lihat saja, hentakkan beat yang memandu alunan lirik dari para
rapper yang sedang beradu di depan sana.
Aku melirik sekilas ke arah
Yoongi. Kulihat matanya membentuk eye smile ketika melihat sekumpulan orang di
depan sana. Bibirnya juga ketika mengukirkan senyuman yang menampakkan gigi
jagungnya.
“YA!” teraknya sambil melambai ke
arah orang-orang yang aku rasa itu teman-temannya.
“Apa kabar? Sudah cukup lama kita
tidak berjumpa.” Salah seorang dari mereka memeluk Yoongi.
“Baik. Maafkan aku, aku sudah
tidak memiliki banyak waktu luang sekarang.” jawab Yoongi dengan raut wajah
kecewa.
“Istrimu?” tanya temannya lagi.
“Oh, Annyeonghaseyo.” Aku
membungkuk memberi salam pada teman-temannya.
“Ya, seleramu oke juga.” Timpal
seorang temannya lagi. Aku hanya bisa tersenyum kikuk.
“Kapan kau menikah? Kenapa tak
mengundangku?”
“Ah, sudah cukup lama, bahkan aku
sudah memliki seorang anak.” Yoongi tertawa ketika membicarakan statusnya.
“YA! BENARKAH? WOAAHHH..kau hebat
juga!”
Heol, justru kalianlah yang sudah
seharusnya segera mengkuti langkah Yoongi bukan terus terusan mengoceh di
tempat seperti ini. Aku sedkit kesal dengan candaan mereka. candaan para pria
memang seperti itu terlalu vulgar.
“Mau bernostalgia?” ajak teman
Yoongi.
“Oh ya, Nyonya Min, kau bisa
duduk disana dan memesan apapun yang kau inginkan,” mereka mempersilahkanku
untuk duduk di salah satu sudut tempat ini.
Duduk dan menikmati penampilan
spesial dari Yoongi. Benar-benar, dia memang seorang rapper yang tidak bisa
dianggap remeh. Sering dia menolak dan mengaku tak bisa melakukan freestyle
tapi apa, nyatanya sekarang dia melakukan freestyle dan itu tidak main-main.
“WOOWW...WOOOWWW...WOOOWWW!!!”
aku ikut bersorak bersama dengan penonton yang lain. Penampilan Yoongi
benar-benar hebat.
Aku dan Yoongi kembali menyusuri
jalanan. Menyempatkan diri untuk sekedar icip-icip di kedai langganannya hingga
kaki kami berhenti pada sebuah tempat keramaian seperti sebuah alun-alun. Eum,
biar ku jelaskan, disini terlihat seperti sebuah taman, tapi hanya menyisakan
sedikit tumbuh-tumbuhan, dan disini banyak sekali seniman jalanan yang mengelar
pentas kecil mereka.
“Kau tau, tempat ini juga sangat
bersejarang bagiku.” dia menunjuk sebuah kerumunan orang.
“Aah, pasti dulu kau pernah
pentas di sana kan?” aku menebaknya.
“Ya, dulu tempat itu adalah
panggung pertamaku. Show pertamaku aku gelar di sana.” Dia menariku untuk
berbaur dengan kerumunan orang disana.
“ Kau pasti sangat keren.”
Bisikku padanya, karena terlalu bersik jika berbicara dengan volume normal
disini.
“Tentu saja, dan banyak
gadis-gadis yang terpesona.” Ucapnya penuh percaya diri.
Cih, dasar playboy. Aku tersenyum
sinis.
“YA!” aku sedikit berteriak dan
memukul lengannya.
“Hahaha, kau cemburu oh?” dia
merangkulku. Tentu saja, aku inikan istrimu.
“KYAAA...YOONGI OPPA...!!!” oh
tidak, rupanya kepopuleran Yoongi masih tersisa disini. Aku melangkah mundur
ketika melihat beberapa gadis berlari menuju suamiku.
“Selamat menikmati tuan Min.”
Ledekku lalu pergi menuju mesin minuman yang terletak tak jauh dari sini.
“Sudah selesai?” aku menyindirnya
begitu dia menghampiriku. Aku mengulurkan sekaleng kopi panas untuknya.
“Sekarang kau tau kan betapa
populernya diriku.” Masih sombong rupanya.
Aku menatap wajah suamiku.
Sedikit nampak gurat kelelahan disana. Kantung matanya semakin membuat mata
sipitnya tak terlihat.
“Perjuanganmu luar biasa sayang.”
Ku genggam tangannya dan mengucapkan kata sayang yang jarang sekali kulakukan
padanya.
Dia menoleh dan tersenyum. “Dari
sinilah mimpiku itu ku rajut. Dari tempat inilah awal aku menyulam impianku.
Impian yang semula tak pernah disetujui oleh ayah dan ibuku.” Ucapnya masih
dengan pandangan lurus ke depan.
Aku kembali menatapnya. Rasa
bangga muncul begitu saja di hatiku. Bangga memiliki suami seperti dia, tampak dingin
diluar tapi hangat jika kau telah mengenalnya lebih dalam.Suami pekerja keras
dan selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik. Ku sandarkan kepalaku di
bahunya, bergelayut manja. Tangannya terulur mengelus pucuk kepalaku.
“Dan aku tau Min Yoongi, dari
sini pula lah untuk pertama kalinya aku melihatmu.” Untuk pertama kalinya aku
mengatakan ini, membiarkan dia mengetahui kenangan masa laluku yang lama
kusimpan. Yoongi menatapku heran, dan aku memberinya senyuman. Karena biar
bagaimanapun di tempat ini pula aku memulai semua kenangan itu. Kenanganku bersamanya.
END

Tidak ada komentar:
Posting Komentar