Minggu, 27 Desember 2015

FF iKon ll IT’S BEGIN


Author : Yeonhwa
Cast : Kim Hanbin (B.I iKon), You
Genre : Romance (litte), fluff (little)
Rated : General
Length : Ficlet
Disclaimare : iKon member milik Tuhan sedangkan alur cerita milik author
Sorry for typo(s), i hate copy paste and also plagiarism
Happy reading ^^


Untuk yang kesekian kalinya Hanbin harus menjalani masa-masa sulit sebelum memulai debutnya. Tak kupingkiri rasa kecewa dan kesal kerap menghampiri tapi semuanya ku tepis, aku percaya setelah ini dia akan terlahir menjadi seorang bintang yang paling bersinar.

“Unnie kajja” tangan mungil Hanbyul menarikku untuk memasukki bangunan yang menjadi konser pamungkas acara survival yang dia ikuti. Kejam, itulah hal yang ku tangkap dari dua acara itu. Tapi bukan Hanbin namanya kalau dia menyerah begitu saja, karena Hanbin yang ku kenal adalah Hanbin yang kuat.

Riuh tepuk tangan disertai teriakkan menggema di seluruh penjuru pentas. Semuanya meneriakkan nama idolanya. Dan bagikku Hanbin adalah satu-satunya bintang yang ku idolakan. Terlebih saat VCR Hanbyul dan bibi Kim di tayangkan. Sebanyak inikah fans wanitamu? Mungkin aku harus lebih melebarkan hatiku agar tak di penuhi oleh rasa cemburu.

Acara diakhiri dengan penampilan super dari mereka, dan sepanjang acara itu pula rasa kagum dan bangga tak henti-hentinya mengalir pada mereka. Satu perasatu muncul dari balik anak tangga, aku tak sabar ingin memeluknya erat, Hanbin, pria yang telah lama mengisi kurindukan.

“Aigoooo” bibi Kim sedikit berteriak melihat kehadiran putranya, melupakkan Hanbyul sejenak yang masih dalam gendonganku.

“UMMAAA!” takut dikira bibi Kim akan pergi, Hanbyul berteriak memanggilnya. Dia meminta untuk turun dari gendonganku dan berlari menuju bibi Kim yang kini sedang memeluk erat putranya.

“Aaaa....Hanbyul-ah” Hanbin melebarkan tangannya, menangkap Hanbyul dan menggedongnya. Menumpahkan seluruh rasa rindunya pada adik semata wayangnya itu. Aku melihatnya penuh rasa bangga.

“Selamat” ucapku singkat, dan dia menjawabnya dengan senyum kudanya yang khas.

Hanbin memeluk bibi Kim sejenak tanpa menurunkan Hanbyul dari gendongannya. Dan mereka saling melepas rindu barang sebenatar.

“Kajja” dia menurunkan Hanbyul lau menggandeng tanganku, dan aku mengikutinya tanpa protes.

“Terimakasih” ucapnya singkat

“Untuk?” tanyaku heran

“Terimakasih karena telah datang ke acara ini”

“Bukan masalah, aku hanya ingin menemani bibi Kim, kasihan kalau harus pergi hanya berdua dengan Hanbyul” dustaku, sebenarnya aku kesini karena aku merindukanmu Hanbin-ah.

“ha.....” dia menghela nafas panjang, air mukanya berubah.

“Wae?”

“Setelah ini akan lebih berat” kembali dia mengela nafas panjang

“Jangan khawatir semuanya pasti akan baik-baik saja” aku berusaha unutk menyakinkannya.
Kini kami hanya berdua, dan dari tempat ini aku bisa melihat pemandangan malam kota seoul yang indah.

“Kau tahu, pertandingan yang sebenarnya akan segera dimulai. Dan aku masih belum mendapat kepastian tanggal debutku”

“bukankah setelah ini kau akan di debutkan?”

“tidak”

“lalu?”

“entahlah, yang pasti setelah ini aku benar-benar harus bertarung untuk dapat bertahan” ucapnya dengan pandangan lurus kedepan, entah apa yang dia lihat disana.

“kau lihat itu?” aku menunjuk pada sebuah bintah yang kebetulan hanya ada satu yang nampak.
“aku yakin kau bisa bertahan, dan kau bisa menjadi seperti itu, bahkan lebih bersinar dari itu” tanganku masih menunjuk ke arah bintang itu, lalu tersenyum kearah Hanbin.

Hanbin menoleh kearahaku,lalu tersenyum, mungkin dia merasa kata-kataku ini sangat konyol, tapi entah kenapa setiap berada didekatnya akal sehatku selalu menghilang dan aku tak bisa berkata-kata dengan baik dan benar, bahkan sering beberapa kosa kata yang tersusun dalam otakku hilag begitu saja.

“bukan itu maksudku” ucapnya lalu kembali tersenyum

“lalu?” aku menatap wajahnya heran.

“aku tak tahu apakah aku bisa bertahan dari rasa rinduku padamu.” Okay, kali ini kata-kata Hanbin benar-benar membuat otakku penuh tanda tanya.

“kau tahukan, setelah ini jadwalku semakin padat, dan mungkin aku tak bisa pulang kerumah untuk sekedar bertemu denganmu” ucapnya lagi tanpa melepas pandangannya dariku.

Aku menunduk, mencerna semua kata-katanya, memang benar, setelah ini survival yang sesungguhnya dimulai, dan setelah ini aku sendiri juga tak tahu apakah bisa bertahan atau tidak dari rasa rinduku pada Hanbin.

Aku membalikkan badan menghadap ke arah ke ramaian di depan sana. Dan otakku kembali berpikir karena kata-katanya. Sesaat kami terdiam, dan hampir saja aku menjatuhka cairan bening yng sudah terkumpul di ujung mata.

“Tolong, tetaplah disampingku” Hanbin memlukku tiba-tiba, membuat cairan bening itu menetes sempurna.

“A-“ baru saja aku akan berbicara, Hanbin mengeratkan pelukannya,

“Diamlah sebentar. Ijinkan aku untuk memelukmu seperti ini agar aku bisa memulainya tanpa rasa rindu yang mendalam” dia semakin meneggelamkan kepalanya ke tengkukku.

Aku hanya bisa terdiam dan pasrah. Walau bagaimanapun itulah jalan yang harus dilalui Hanbin, aku tidak boleh egois, aku harus bisa menepati janjiku padanya untuk selalu berada disampingnya, selalu memberinya dukungan.


Aku menggenggam tangannya yang masih melingkar, berusaha menyalurkan kehangatan yang dia butuhkan menyalurkan semua rasa rindu yang harus kami simpan entah untuk berapa lama.

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar