Selasa, 27 Oktober 2015

FAR AWAY YOUNG LOVE


FAR AWAY YOUNG LOVE

Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi, Seokjin, Jung Hana (OC)
Genre : Hurt, sad
Disclaimer : Yoongi & Seokjin milik Tuhan dan keluarganya, OC milik author dan jalan cerita milik author.

###############


“Bagaimana? apakah enak?” gadis berparas cantik itu menyuapkan sepotong kimbab buatannya ke mulutku.

“Emmm cukup enak” aku kehabisan kata-kata untuk menjelaskan rasa dari masakkan yang dia suapkan.

“Benarkah?” lalu dia mencicipi sendiri masakkannya itu, memastikkan kalau rasannya memang benar-benar pas.

Aku melenggang pergi, lebih memilih duduk di pojokkan, menatap langit yang perlahan berubah menjadi jingga karena matahari sudah ingin kembali ke bersinar.

“Oppa bantu aku mengangkat ini” adikku Yoonri menyadarkanku dari lamunanku. Aku menengok ke arah suara itu, dan ku lihat dua orang gadis sedang berkemas menyiapkan segala makanan yang meraka packing. Dengan setegah hati aku melangkah menghampiri mereka,

“Apa semuanya sudah kau kemas?” aku bertanya ke pada adikku Yoonri, namun mataku masih tertuju pada gadis yang bernama Jung Hana.

“Sudah” Yoonri memeriksa semua bungkusan yang akan di bawa. Sementara Hana masih berkutat di depan cermin, sedikit memperbaiki penampilannya. Surai hitamnya di biarkan terurai, sementara matanya yang bulat membuat siapa saja yang melihatnya merasa kagum dihiasi dengan polesan tipis maskara, dan bibir cerry-nya dipoles sedikit dengan lipbalm, dan menambah kesempurnaan keindahan ciptaan dari sang Maha Cinta.

“Jin Oppa!” Hana menghambur ke arah Jin, sahabatku sejak kami menginjakkan kaki di Seoul. Dan Jin lah yang membuatku mengenal apa itu cinta yang sebenarnya adalah menyakitkan.

“Kalian sudah siap?”, aku mengangguk membalas pertanyaan Jin. 

“Kalian bersenang-senanglah aku akan bekerja keras menggantikan tugas Hana” ucap Yoonri mengantar kepergian kami.

Ya, sekarang kami berada di mobil yang di kemudikan Jin, dan tujuan kami adalah Pantai. Menurutku tidak ada yang spesial, tapi bagi mereka mungkin ini sangat spesial. Bagi Jin dan Hana tentunya. Andai saja perasaan ini tidak muncul, tentu saja perjalanan ini akan sangat menyenangkan bagiku, melakukan piknik dengan sahabat-sahabat yang sudah lama tidak berjumpa.

“Yoongi-ah terima kasih” ucap Jin dan aku mengernyitkan dahi “Terimakasih karena telah menemani Hana”Jin tersenyum. Senyum itu, senyum yang benar-benar membuatku muak. Dan aku lebih memilih memadang pemandangan diluar jendela sana. Melihat Senyum Jin membuat memori-memori itu bermain di kepalaku, seperti sebuah film lawas yang kembali diputar.

BUK, aku melirik kearah pundakku dan ku lihat Hana sedang tertidur pulas. Ku pandangi sebentar paras cantiknya, dan kembali aku mengalihkan pandanganku, sementara Jin masih sibuk dengan kegiatan menyetirnya. Aku memejamkan mata membiarkan Hana merasa nyaman di pundakku. Hingga tak sadar akupun tertidur pulas.

Flash Back

“Hyung tangkap ini!” aku melempar bola basket ke arah Jin dan kami berkolaborasi menerobos pertahanan lawan. Semua anggota tim bersorak menyemangati kami dan HAP dua point berhasil kami cetak.

“Aaaahhh lelahnya” aku menjatuhkan diriku, membiarkan rasa lelah dan peluh ini bercucuran.
“Minum ini!” Jin melemparkan sebotol soft drink.

“Gumawo” aku meneguk minuman itu tanpa ampun dan BUK!

“YAK MIN YOONGI!!!!” Seseorang melempariku dengan bola basket dan sudah bisa kupastikan itu adalah bocah selalu membuat telingaku pecah, Min Yoonri, adikku.

“YA...APA YANG KAU UCAPKAN? KAU MEMANGGILKU APA?” balasku sambil melemparkan handuk yang kugunakan unutk mengelap keringat.

“Apa yang kau lakukan! Sudah jam berapa ini? Dan kau masih belum selesai berpacaran dengan bola orang itu? Aku sudah lelah opppaaaaaa!” dan kini dia mulai merengek.

“Aish kau ini,” aku hampir saja meninju wajahnya yang menjijikkan jika sudah merengek-rengek.

“Sudahlah, ayo kita pulang saja” Jin menengahi kami.

Bertiga, kami berjalan menyusuri lorong menuju tempat parkir. Dan disana aku melihat seorang gadis tengah duduk dengan seragam sekolah, dia sibuk dengan ponselnya, sepertinya dia sedang menunggu seseorang.

“Hana-ya...!” Yoonri melambaikan tangan ke gadis itu.

“Itu temanmu?” tanya Jin, dan Yoonri mengangguk. Gadis yang dipanggil Hana itu membalas lambaian tangan Yoonri dan tersenyum ke arah kami. Oh Tuhan apakah kau yang mengirimkan dewi secantik dia ke bumi?. Itulah awal bagaiamana aku merasakan jatuh cinta, meski pada awalnya aku enggan untuk mengungkapkannya.

Musim gugur, inilah saat dimana perasaan yang telah bersemi turut jatuh berguguran satu persatu. Pertandingan basket di musim gugur menjadi saksi bagaimana aku mengenal cinta yang sebenarnya.

“Yoongi-ah maukah kau membantuku?” pinta Jin

“Apa yang harus ku bantu hyung?”

“Bisakah kau membantuku untuk mengungkapkan perasaanku pada seorang gadis seusai pertandingan nanti?” Jin mulai menjlaskan skenario yang telah dia siapkan. Semnatara aku menyetujuinya tanpa bertanya siapa gadis uang dia maksud.

“TERIMA...TERIMA...TERIMA...” semua penonton bersorak mendukung dua manausia berbeda jenis ini untuk menjadi sepasang kekasih. Mataku menatap nanar gadis yang kini telah berada di hadapan Jin.

“Aku juga mencintaimu oppa” kata-kata itu bagaikan petir yang menyambar disisang hari. Hatiku remuk, perasaanku hancur, benih cinta yang sudah ku pupuk denga hati-hati kini hancur berserakkan.

“Selamat hyung” aku berusaha menyembunyikan kehancuranku dengan senyuman palsu dihadapan mereka.

Meski Hana kini menjadi milik Jin hyung namun perasaanku padanya tak pernah berubah. Aku selalu menyimpannya dihatiku, sebagai kenangan yang tak akan pernah ku hapus begitu saja. Aku selalu mengingat kenangan-kenangan manisku bersama Jin dan Hana, tidak tepatnya kenanganku bersama Hana di bawah bayang-bayang Jin tentunya.

“Oppa bisakah kau antar pesanan ini?” suara Hana membuatku buru-buru menyembunyikan selembar foto kenangan kami. Dia menyodorkan sebuah bungkusan berisi cake berwarna pink dengan hiasan berbentuk hati diatasnya.

“Kemana aku harus mengantarnya?” aku mengambil bungkusan itu

“Ini alamatnya,” dia memberikanku selembar kertas, “Yoonri tidak bisa mengantarkannya, dia sdang mengerjakkan tugas, jadi tidak bisa melakukan DO, maaf merepotkanmu”

“Tidak apa-apa, kalian sudah bisa membagi waktu antara bekerja dan belajar saja aku sudah bersyukur” aku mengacak sedikit pucuk rambut Hana lalu pergi meninggalkan mereka berkutat dengan para pelanggan. Kami berkerja sebagai pelayan paruh waktu di sebuah toko kue milik orang tua Jin.

Aku mengantarpesanan dengan berjalan kaki karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dengan toko. Sepanjang jalan aku mengamati kertas yang diberikan Hana dan mengamati lingkungan sekitar, berusaha menyocokkan alamat yang dimaksud, hngga BUK aku menabrak seseorang.

“Maaf, maafkan saya,saya tidak melihat anda” aku membungkuk minta maaf.

“ish” aku mendengar dengan jelas pemilik tubuh yang ku tubruk tadi marah, dan begitu aku mendongakkan kepala sungguh ini pemandangan mengesalkan yang pernah ada. Jin, kekasih Jung Hana menggadeng mesra seorang gadis.

“Hyung apa....” belum selesai aku berbicara, Jin menarikku ke tempat sepi.

“Ssst, jangan katakan ini pada Hana, gadis itu dan aku tidak seperti yang kau fikirkan, ini hanya skenario saja, hanya terjadi di depan ibuku, kumohon jangan katakkan pada Hana” Jin memohon dan aku hanya bisa mengeluarkan helaan nafas panjang, mengeluarkan rasa kesal yang sudah tertahan, aku tak mengatakan iya atau tidak. Yang jelas kini hatiku tengah dikuasai emosi. Ku buang kue yang sedari tadi berada di gengganam tangan kiriku, ku tarik lengan Jin dan ku hempaskan tubuhnya menubruk tembok keras,

“APA MAKSUDNYA HYUNG? KATAKAN?” tanganku terkepal, sebuah tinju sudah siap menyapa wajah tampan Jin. Namun aku urung melakukannya dan aku memilih melampiaskannya pada tembok tepat disamping wajah Jin.

Hari-hari aku lalui dengan emosi yang ku tutupi dengan wajah penuh senyum palsu. Aku menjadi pria bodoh, seperti seorang pengawal yang selalu mendampingi tuan dan nyonyanya. Kemana Jin dan Hana pergi, aku selalu mengikuti mereka. Bukan mengekor tapi Hana lah yang lebih sering mengajakku untuk ikut.

“Oh, kau tak pulang?” aku melihat Hana duduk di pinggir lapangan, ku berikan dia soft drink yang tadinya hendak kuminum.

“Tidak” jawabnya singkat, lalu meneguk minuman yang kuberikan.

“Kenapa kau belum pulang?” Jin datang dan menagcak rambut Hana. Aku memalingkan mukaku tak ingin melihat mereka seperti itu, Jin yang palsu dan Hana yang malang.

“Aku masih ingin melihatmu berlatih” ucapnya manja, tapi manis.

 "Tapi ini akan memakan waktu cukup lama, lebih baik kau pulang saja dulu" Jin berusaha membujuk Hana. Memuakkan, aku membatin.

" Tidak, aku akan melihatmu berlatih walau sampai malam aku ingin menemanimu berlatih" 

“Baiklah kalau itu maumu, tunggu saja disini dan jangan ke mana-mana” Jin berlari menghampiri pelatih.

“Hana-ya, apa kau begitu menyukai Jin?” pertanyaan bodoh itu meluncur begitu saja dari mulutku.

“tentu” jawabnya singkat karena matanya masih disibukkan dengan kekasih pujaannya.

“lalu apa kau juga menyukaiku?” lagi-lagi mulut ini dengan santainya mengucapkan kata-kata bodoh. Hingga gadis itu berbalik menatapku dan tersenyum polos.

“Ya aku juga menyukai Yoongi oppa”

“Tapi aku benar-benar menyukaimu” lanjutku dan kini mata kami saling beradu.

“Aku juga sungguh-sungguh” jawabnya dengan senyum,

“tapi ini beda” aku berusaha menyampaikan maksud perkataanku.

“Oppa, dengarkan aku,” Hana memposisikan tubuhnya agar bisa menatapku dengan nyaman “aku menyukaimu karena kau adalah kakakku dan aku adalah sahabatku, paham?” aku bisa melihat kejujuran dari raut mukanya dan mata bulatnya.

“baiklah aku mengerti” aku berpaling darinya, dan meneguk softdrink yang tadi kuberikan pada Hana.

Kini aku mengerti bagaimana perasaan Hana yang sebenarnya pada Jin, dan aku sendiri tak tega jika harus mengatakkan yang sebenarnya tentang Jin. Aku tak ingin menghancurkan kebahagiaannya, aku berharap waktu segera memnunjukkan yang sebenarnya.

Flashback end

TOK TOK TOK...!!!

Seseorang mengetuk jendela berusaha membangunkaku dari mimpi indahku, ya setidaknya dengan tidur aku bisa bermimpi manis tentang cintaku dan Hana.

“Oppa ayo turun, kita sudah sampai” ucapnya penuh semangat.

Aku menegerjapkan mata menyesuaikan cahaya yang masuk ke pupil mataku. Samar aku melihat sahabat-sahabatku tengah menanti, sementara senyum Hana terlihat jelas di depanku. Kubuka pintu mobil dan Hana langsung menarik tanganku, dia tidak sabar ingin bertemu dengan sahabat-sahabat kami.

Hangat itulah yang kurasakan dari tangan Hana, dan aku berharap dia bisa terus memegang tanganku seperti ini.

END

Bagaimana? Jelek ya? Ini ff muncul begitu saja setelah nonton mv-nya c-clown. Jalan cerita di mv itu nyesek banget gaes. Dan maaf kalau disini aku pasangin Yoongi dan Yoonri sebagai kakak adek, karena aku seneng banget sama Yoongi yang menurutku itu dia kakak yang negmong banget sama adek-adeknya. Oke sekian dulu dan terima kritik serta saran kalian di kolom komentar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar